Menurut Belitz, et al. (2009), fermentasi terbagi atas dua jenis, yakni
homofermentatif dan heterofermentatif. Homofermentatif adalah fermentasi yang
produk akhirnya hanya berupa asam laktat. Contoh homofermentatif adalah proses
fermentasi yang terjadi dalam pembutan yoghurt. Heterofermentatif adalah fermentasi
yang produk akhirnya berupa asam laktat dan etanol sama banyak. Contoh
heterofermentatif adalah proses fermentasi yang terjadi dalam pembuatan tape.
Homofermentatif menggunakan bakteri asam laktat (BAL) karena produk
akhirnya menghasilkan asam laktat. Bakteri asam laktat adalah kelompok bakteri gram
positif berbentuk kokus atau batang, tidak membentuk spora, suhu optimum ± 40°C,
pada umumnya tidak motil, bersifat anaerob, katalase negatif dan oksidase positif,
dengan asam laktat sebagai produk utama fermentasi karbohidrat. Sifat-sifat khusus
bakteri asam laktat adalah mampu tumbuh pada kadar gula, alkohol, dan garam yang
tinggi, mampu memfermentasikan monosakarida dan disakarida (Syahrurahman, 1994).
Menurut (Buckle et al., 1987), bakteri asam laktat dapat dibedakan atas 2
kelompok berdasarkan hasil fermentasinya, yaitu:
1. Bakteri homofermentatif : glukosa difermentasi menghasilkan asam laktat
sebagai satu-satunya produk. Contoh :Streptococus, Pediococcus, dan
beberapa Lactobacillus.
2. Bakteri heterofermentatif : glukosa difermentasikan selain menghasilkan
asam laktat juga memproduksi senyawa-senyawa lainnya yaitu etanol, asam
asetat dan CO2. Contoh :Leuconostoc, dan beberapa spesies Lactobacillus.
Menurut Ray (2004), gula heksosa (glukosa) akan dimetabolisme oleh BAL
yang bersifat homofermentatif melalui jalur glikolisis atau jalur Emden-Meyerhoff-
Parnas (EMP) dengan menggunakan 2 molekul ATP dan enzim fruktosa difosfat
aldolase untuk merubah glukosa menjadi fruktosa 1,6-difosfat. Hidrólisis molekul ini
menghasilkan 2 molekul dengan 3 senyawa karbon. Akibat reaksi dehidrogenasi (untuk
menghasilkan NADH + H+ dari NAD), reaksi fosforilasi dan dihasilkannya 2 molekul
ATP akan terbentuk fosfofenol piruvat yang selanjutnya dikonversi menjadi piruvat.
Asam piruvat kemudian akan dirubah menjadi asam laktat melalui aktifitas dari laktat
dehidrogenase. Jalur homofermentatif dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Fermentasi BAL jalur homofermentatif (Fardiaz, 1992)
Sedangkan bakteri asam laktat heterofermentatif akan memfermentasi heksosa
melalui jalur 6-fosfoglukonat atau fosfoketolase (Rahayu dan Margino, 1997). Jalur ini
mempunyai fase oksidatif awal yang diikuti oleh fase non oksidatif. Pada fase oksidatif,
glukosa melalui proses fosforilasi akan dioksidasi menjadi 6- fosfoglukonat oleh
glukosa fosfat dehidrogenase dan kemudian didekarboksilasi menghasilkan 1 molekul
CO2 dan senyawa dengan 5-karbon serta ribulosa-5-fosfat. Pada fase non oksidatif,
senyawa dengan 5-karbon ini dikonversi menjadi xylulosa-5-fosfat dan dengan proses
hidrolisis akan menghasilkan 1 gliseraldehid 3-fosfat dan 1 asetil-fosfat yang kemudian
gliseraldehid-3-fosfat akan dirubah menjadi asam laktat. Asetil-fosfat dapat dioksidasi
menghasilkan asam asetat atau direduksi menghasilkan etanol (Jay, 1992; Ray, 2004).
Jalur heterofermentatif dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Fermentasi BAL jalur heterofermentatif (Fardiaz, 1992)
Belitz, H. D., Grosch, W., and Schieberle, P. 2009. Food Chemistry 4th Revised and
Extended Edition. Springer.
Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H., dan Wootton, M. 1987. Ilmu Pangan.
( Purnomo, H., dan Adiono, Pentj). Jakarta: UI-Press.
Jay, J. M. 1992. Modern Food Microbiology. Fourth Edition. New York: An AVI
Book.Van Nostrand Reinhold.
Rahayu, E.S. dan Margino. 1997. Bakteri Asam LAktat Isolasi dan Identifikasi.
Yogyakarta: PAU Pangan dan Gizi UGM.
Ray, B. 2004. Fundamental Food Microbiology . 3rd Ed. Florida: CRC Press LLC.
Kunaepah, Uun. 2008. “Pengaruh Lama Fermentasi Dan Konsentrasi Glukosa Terhadap
Aktivitas Antibakteri, Polifenol Total Dan Mutu Kimia Kefir Susu Kacang
Merah”. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Syainah, Ermina. 2014. “Kajian Pembuatan Yoghurt Dari Berbagai Jenis Susu Dan
Inkubasi Yang Berbeda Terhadap Mutu Dan Daya Terima”. Jurnal Skala
Kesehatan Vol. 5 No. 1