Anda di halaman 1dari 1

Nama: A. M.

Arkan Yarus
NIM: 021811133051
Diabetes melitus adalah gangguan metabolic kronis yang dikarakterisitikan dengan
hiperglikemikia yang disebabkan dengan gangguan produksi isnulin, aksi insulin atau
keduanya. Diabetes mellitus terdapat 2 tipe, yaitu tipe 1 dan tipe 2. Diabetes Mellitus tipe 1
bisa juga disebut insulin-dependent diabetes. Tipe ini merupakan kondisi autoimun. Diabetes
Mellitus tipe 2 bisa juga disebut non-insulin dependent diabetes. Pada tipe ini, sel-sel tubuh
tidak dapat merespon insulin sebagamana harusnya. Diabetes mellitus dan obat-obatanya
dapat mempengaruhi rongga mulut dan kelenjar saliva. Diabetes mellitus tipe 2 dapat diobati
dengan obat-obatan hipoglikemik oral. Terdapat 7 golongan obat hypoglikemik, yaitu
biguanides (contohnya metformin), sulfonylureas, meglitinides, thiazolidinediones, α-
glucosidase inhibitors, incretin mimetics dan DPP-4 inhibitors.
Metofrmin merupakan obat hipoglikemik oral golongan biguanid. Efek farmakologis
dari obat ini adalah menekan gluconeogenesis hati dan meningkatkan sensitivitas insulin.
Metformin mudah terdeteksi pada pemberian oral atau intravena pada saliva. Studi
menunjukan bahwa metformin terakumulasi pada kelenjar saliva dan juga terakumulasi pada
beberapa organ tubuh lainya. Konsentrasi metformin di dalam saliva lebih rendah daripada di
dalam darah, namun penurunanya lebih lambat. Pasien yang diberikan metformin juga sering
mengeluhkan rasa pahit atau rasa logam di dalam mulut. Hal ini disebabkan adanya
metformin yang lama berada dalam saliva. Obat ini juga bisa menyebabkan kondisi kelainan
pada rongga mulut lainya, yaitu xerostamia. Xerostamia yang disebabkan oleh obat ini
mungkin disebabkan oleh disfungsi kelenjar saliva yang disebabkan akumulasi metformin
yang dimediasi oleh Organic cation transporters 3 (OCT3) yang meningkatkan toksisitas
obat pada sel epitel dai kelenjar saliva. Penggunaan obat metformin pada jangka lama dapat
menyebabkan nekrosis dan inflamasi pada kelenjar saliva.
Jadi, peggunaan obat hipoglikemik oral dapat menimbulkan berbagai macam
manifestasi pada rongga mulut. Pada obat metformin yang terdapat pada golongan biguanid,
dapat menimbulkan efek rasa logam pada rongga mulut dan juga dapat menyebabkan
xerostamia.
Daftar Pustaka:
Sung, E. and Hernawan, I., 2018. Tatalaksana serostomia akibat penggunaan metformin:
laporan kasus (Management of metformin-induced xerostomia: case report). MDJ (Makassar
Dental Journal), 7(1), pp.14-14.

Anda mungkin juga menyukai