Anda di halaman 1dari 3

Unsur Jasmaniyah Dan Rohaniyah

Kedua unsur tersebut saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Unsur
jasmani manusia itu berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. Sedangkan unsur ruhani
manusia itu diciptakan oleh Tuhan dan akan kembali kepada-Nya. Dengan adanya roh yang
tinggi yang mengandung akal pikiran yang akan menimbulkan sifat kemanusiaan sehingga dapat
dibedakan manusia itu dengan makhluk lain.

Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an


Alquran menggambarkan tahap-tahap pertumbuhan janin di dalam rahim secara jelas dan akurat,
dan membagikannya kedalam tujuh fase seperti yang tertera dalam QS. Al-Mu'minun ayat 12-14:
"Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik." (QS. Al-Mu'minun : 12-14).

Tujuan Dan Fungsi Penciptaan Manusia


Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menegaskan bahwa, Ia menciptakan manusia tidaklah dengan
main-main tetapi dengan tujuan yang haq. Dengan diberi tugas dan kewajiban yang akan
dimintai pertanggungjawabannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main
(saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?" (QS. Al Mu'minuun : 115).

Tujuan dari diciptakan manusia adalah dalam rangka pengabdian diri kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala, dengan melaksanakan seluruh aturan-Nya yang telah ditetapkan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-
Ku." (QS. Adz Dzariyat : 56).

Fungsi manusia, tidak lain dan tidak bukan adalah sebagai Khalifah dimuka bumi, dalam rangka
menegakkan hukum dan aturan-Nya sebagaimana Firman-Nya :

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak


menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan khalifah..." (QS Al Baqarah : 30).

Arti Khilafah Fiil Ardhi  dalam ayat di atas adalah sebagai mandataris Allah Subhanahu wa


Ta’ala untuk melaksanakan hukum-hukum dan merealisasikan kehendak-kehendak-Nya di muka
bumi. Manusia telah dipilih Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai Khalifah-Nya.
Sedangkan tugas utama manusia adalah memelihara amanah yang Allah Subhanahu wa
Ta’ala pikulkan kepadanya, setelah langit dan gunung enggan memikulnya.

"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung,
maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya,
dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat
bodoh," (QS. Al Ahzab : 72).

Amanat Allah Subhanahu wa Ta’ala itu adalah berupa tanggung jawab memakmurkan bumi


dengan melaksanakan hukum-Nya dalam kehidupan manusia di bumi ini. Sebagaimana Allah
Subhanahu wa Ta’ala tegaskan  kepada Nabi Daus As.

"Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka
berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang
yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari
perhitungan." (QS. As Shaad : 26).

Untuk menunaikan tanggung jawab yang dipikulkan kepadanya ini, manusia harus mengerahkan
segala potensi (baik internal maupun eksternal) yang ada pada dirinya, dan harus sanggup
berkorban dengan segala harta dan jiwanya. Dengan pengerahan potensi dan kesanggupan
berkorban, maka tugas dan peran manusia untuk mewujudkan kekhilafahan dan menegakkan
hukum-Nya pasti dapat terwujud.
Adapun manusia yang tidak mau melaksanakan tugas dan enggan merealisasikan tugas dan
perannya, maka ia adalah manusia yang jahil (bodoh) dan dzalim. Sebagaimana yang disinyalir
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
"... Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh." (QS. Al Ahzab : 72).
http://finaniswati.blogspot.com/2013/11/unsur-unsur-jasmani-dan-ruhni-manusia_24.html
https://www.kompasiana.com/kusumahayu/5df04883d541df20a648bc82/proses-penciptaan-manusia-menurut-al-
qur-an?page=3
http://kadohosriah.blogspot.com/2014/07/tujuan-dan-fungsi-penciptaan-manusia.html
Nama; Sodikul Amri
NIM: 20190201050
Fakultas: Teknik (Teknik Industri)

Anda mungkin juga menyukai