Anda di halaman 1dari 19

MK.

TEKNOLOGI BUDIDAYA
MOLUSKA
BIOLOGI DAN KLASIFIKASI
HALIOTIS
(Abalone )

Musayyadah Tis’in, S.Kel., M.Si


Deskripsi Umum
Haliotis asinina merupakan jenis siput
dengan satu cangkang di bagian atas,
sering disebut kerang mata tujuh.
Cangkangnya
sebagaimana namanya
punya 7 lubang di sisi kiri
yang berfungsi untuk
respirasi, mengeluarkan
kotoran dan bahkan untuk
mengeluarkan sperma atau
ovum.
Morfologi dan Anatomi
Haliotis asinina mempunyai bentuk cangkang
memanjang yang tipis, rata dan tidak simetris.

Ukuran tubuhnya (otot) sangat besar di


bandingkan cangkangnya.

Kepala berwarna kehijauan dan pada pinggir


sekitar kepala berwarna hijau dengan bintik-
bintik hijau gelap dan coklat.
Morfologi dan Anatomi
Kakinya berwarna krem kelihatan berbintik kecoklatan.

Cangkang berbentuk seperti telinga dan berwarna kemerah-


merahan sampai coklat dengan gelombang cincin
pertumbuhan pada permukaannya.

Kaki pada abalone bersifat kaki semu, selain untuk berjalan


juga untuk menempel pada substrat/dasar perairan. Kaki ini
sebagian besar tertutup cangkang dan terlihat jelas bila
abalon dibalik. Sebagian dari kaki yang tidak tertutup
cangkang nampak seperti sepasang bibir.
Morfologi dan Anatomi

Terdapat sirip hitam dan kekuningan pada


permukaan dorsal dan warna kehijauan sampai
keunguan pada strip otot jalannya.

Haliotis asinina memiliki ciri khas lubang terbuka


di cangkangnya sebanyak enam atau tujuh buah
dan kaki yang lebih besar dari bukaan
cangkangnya.

7 lubang ini yang dijadikan alasan bagi


masyarakat di Wilayah Indonesia Timur menyebut
abalon sebagai “siput mata tujuh” (Setyono, 2004)
Morfologi dan Anatomi
•Semua organ dalam
abalon berada tepat di
bawah cangkang. Gonad
abalon menutupi hati yaitu
di bagian kanan (bila dilihat
dari sisi dorsal). Organ ini
melengkung seperti tanduk
melingkari otot dorsal
bagian posterior.

•Pada bagian depan


tubuhnya terdapat
sepasang mata dan
sepasang tentakel yang
panjang.
Morfologi dan Anatomi
Lubang pada cangkang abalon berfungsi sebagai
jalan air. Air akan masuk melalui bukaan cangkang
arterior, seterusnya melalui insang yang bekerja
mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Air kemudian
akan dikeluarkan kembali melalui lubang respirasi
ini.
Ukuran maksimum yang pernah ditangkap yaitu
mencapai 20 cm panjang cangkangnya dengan berat
tubuh kira-kira 1 kg.
Pada cangkang terdapat lubang-lubang
dalam jumlah yang sesuai dengan ukuran
abalone, semakin besar ukuran kerang abalone
maka semakin banyak lubang yang terdapat
pada cangkang.

Kerang abalone juga mempunyai mulut dan


sungut yang terletak di bawah cangkang serta
sepasang mata.

Kepala terdapat di bagian depan dari kaki,


dilengkapi dengan sepasang tentakel panjang
pada bibir. Tentakel ini ukurannya lebih besar
seperti halnya tangkai mata pada siput darat.
Mulut terdapat di bagian dasar dari kepala,
tidak memiliki gigi tapi terdapat lidah yang
ditutupi oleh gigi geligi dan disebut radula yang
digunakan untuk memarut (menghancurkan)
makanan yang menempel di substrat.

Bibir ini ditutup oleh kulit yang keras/kuat berfungsi


sebagai perisai untuk melawan musuhnya.
Makanan dan Cara Makan
Haliotis asinina (Abalon Mata Tujuh) merupakan
organisme herbivore.

Makanannya = alga dan bentik diatom.

Abalon ini merupakan hewan bersifat low trophic


level (larvanya memakan bentik diatom atau
mikroalga dan dewasanya memakan rumput laut
atau makroalga).

Perubahan kebiasaan makan dari mikroalga ke


makroalga pada abalone daerah tropis terjadi
setelah perkembangan ontogeni pada radulanya.
Makanan dan Cara Makan
Abalon memakan Gracillaria sp. dan Ulva
serta Ecklonia, Laminaria, Macrocystis,
Undaria dan Sargasum dengan cara grazing
dengan menggunakan radula.

Juvenile abalone Haliotis asinina


mengkonsumsi makroalga segar (Gracillaria
sp.)
Penyebaran dan Habitat
Penyebaran abalone sangat terbatas. Tidak semua
pantai yang berkarang terdapat abalone.

Secara umum, abalone tidak ditemukan di daerah


estuaria yaitu pertemuan air laut dan tawar yang
biasa terjadi di muara sungai. Ini mungkin
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
adanya air tawar sehingga fluktuasi salinitas yang
sering terjadi, tingkat kekeruhan air yang lebih tinggi
dan kemungkinan juga karena konsentrasi oksigen
yang rendah.

Habitat : di daerah pasang surut dan berkarang


serta cenderung endemik di Indonesia Timur.
Penyebaran dan Habitat
 Suku Haliotidae memiliki distribusi yang luas dan
meliputi perairan seluruh dunia, yaitu sepanjang
perairan pesisir setiap benua, kecuali perairan pantai
Atlantik di Amerika Selatan, Karibia dan pantai timur
Amerika Serikat.
 Abalon paling banyak ditemukan diperairan dengan
suhu yang dingin, di belahan bumi bagian selatan yaitu
di perairan pantai Selandia Baru, Afrika Selatan dan
Australia. Sedangkan di belahan bumi utara adalah di
perairan pantai barat laut Amerika dan Jepang
(Anonymous, 2007).
 Menurut Setyono (2004), abalon paling banyak
ditemukan di daerah beriklim empat musim, hanya
sedikit jenis yang dapat ditemukan di daerah tropis
(termasuk) Indonesia dan daerah Artik.
Tingkah Laku
Nocturnal, Pada siang hari atau suasana terang,
abalone lebih cenderung bersembunyi di karang-
karang
Bergerak dan berpindah tempat dengan
menggunakan satu organ yaitu kaki.
Gerakan kaki yang sangat lambat sangat
memudahkan predator untuk memangsanya.
Mempunyai toleransi terhadap suhu air yang
berbeda-beda, contoh; H. kamtschatkana dapat
hidup dalam air yang lebih dingin sedangkan H.
asinina dapat hidup dalam air bersuhu tinggi
(300C). Parameter kualitas air yang lainnya yaitu, pH
antara 7-8, Salinitas 31-32 ppt, H2S dan NH3 kurang
dari 1 ppm serta oksigen terlarut lebih dari 3 ppm.
Reproduksi
Dioecious
Kematangan gonad induk jantan maupun
betina berlangsung sepanjang tahun dengan
puncak musim memijah terjadi pada bulan-
bulan Juli dan Oktober.
Perbedaan induk jantan dan betina pada
abalon dapat diketahui dari pengamatan
kematangan gonadnya. Ciri kematangan
gonad induk kerang abalon induk betina
mempunyai warna gonad hijau kebiruan dan
induk jantan berwarna orange (Martha dkk,
2010).
Telur yang siap dipijahkan berdiameter 100 µm, di
laboraturium telur yang dipijahkan berdiameter
rata-rata 183 µm (Cholik et al., 2005).

Proses pemijahan abalone umumnya berlangsung


pada malam hari, yakni sekitar pukul 23.00 – 06.00.

Pemijahan ditandai dengan induk jantan


mengeluarkan sperma dan kemudian diikuti oleh
induk betina dengan mengeluarkan sel telur.
Abalone yang akan melakukan pemijahan merayap
ke permukaan bak, kemudian sperma dan sel telur
di semprotkan ke badan air.
Air akan berubah menjadi bau amis dan menjadi
keruh akibat pengaruh dari sperma dan sel telur
yang dikeluarkan.
Klasifikasi
 Kingdom : Animalia
 Subkingdom : Metazoa
 Phylum : Mollusca
 Kelas : Gastropoda
 Sub kelas : Orthogastropoda
 Superorder : Vetigastropoda
 Family : Haliotidae
 Genus : Haliotis
 Species : Haliotis asinina (Linnaeus, 1758)
 Radula= Lidah parut/lidah bergigi,
fungsinya melumatkan makanan.

Anda mungkin juga menyukai