Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PRAKTIKUM VOLUMETRI
“IodoIodimetri “

DISUSUN OLEH

NAMA : 1. MutiaSyamharirah (185872)

2. NadilaPutriani (185933)

3. Nuralisa (185936)

4. NurZyaqiaAngreani (185936)

5. PutriAmaliaRahmadani (185940)

6. RahmatSatyawan (185908)

7. SalwaaNuhaaNazhira (185877)

KELAS/KELOMPOK : 2. C / 4

SMK-SMAK MAKASSAR
2019/202
Kata Pengantar

Pujisyukurkehadirat Allah SWT yang telahmemberikanrahmatdanhidayah-


Nyasehinggakamidapatmenyelesaikantugasmakalah yang
berjudul IodoIodimetriinitepatpadawaktunya.

Adapuntujuandaripenulisandarimakalahiniadalahuntukmemenuhitugas padaVolumetriSelainitu,
makalahinijugabertujuanuntukmenambahwawasantentang IodoIodimetribagiparapembacadanju
gabagipenulis.

Kami mengucapkanterimakasihkepada bapak/ibu guru yang


telahmemberikantugasinisehinggadapatmenambahpengetahuandanwawasansesuaidenganbidangs
tudi yang kami tekuni.

Kami jugamengucapkanterimakasihkepadasemuapihak yang


telahmembagisebagianpengetahuannyasehinggakamidapatmenyelesaikanmakalahini.

Makassar , 5 April 2020

Penulis
Daftar Isi
Kata pengantar..................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................. ii

Bab I PENDAHULUAN

a. LatarBelakang........................................................................................... 1

b. RumusanMasalah...................................................................................... 1
c. Tujuan....................................................................................................... 2
d. Manfaat..................................................................................................... 2

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

a. Pengertian titrasi redoks......................................................................... 3


b. Pengertian Iodo-idimetri........................................................................ 3
c. Prinsip Iodo-Iodimetri............................................................................ 4
d. Pembuatan natrium tiosufat.................................................................... 5
e. Metode titrasi Iodo-iodimetri................................................................. 6
f. Larutan standar Iodo-Iodimetri.............................................................. 9
g. Bahan baku pada titrasi Iodo-Iodimetri.................................................. 11

Bab III PENUTUP

a. Kesimpulan.................................................................................... 14
b. Saran .............................................................................................. 14

DaftarPustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Titrimetri, dikenal juga sebagai titrasi, adalah metode analisis
kimia kuantitatif yang umum digunakan untuk menentukan
konsentrasi dari suatu analit yang telah diketahui. Oleh karena
pengukuran volume memainkan peran kunci dalam titrasi, metode
ini dikenal juga dengan analisis volumetri.
Yodometri adalah analisis titrimetri berdasarkan reaksi
redoks, zat yang ditetapkan bersifat reduktor dengan menggunakan
larutan standar tiosulfat. Yodimetri adalah analisis titrimetri
berdasarkan reaksi redoks, zat yang ditetapkan bersifat oksidator
tertentu dibebaskan I2, I2 yang bebas dititar dengan larutan standar
yodium.
Diantara sekian banyak contoh teknik atau dalam analisis
kuanitatif terdapat 2 cara melakukan analisis dengan menggunakan
senyawa pereduksi iodium yaitu secaa lagsung dan tidak langsung.
Cara langsung disebut iodimetri(digunakan larutan iodium untuk
mengoksidasi reduktor-reduktor yang dapat dioksidasi secaa
kuantitatif pada titik ekivalennya). Namun,metode iodimetri ini
jarang dilakukan mengingat iodium sendiri merupakan oksidator
yang lemah. Sedangkan cara tidak langsung disebut
iodometri(oksidator yang dianalisi kemudian direaksikan dengan
ion iodide berlebih dalam keadaan yang sesuai yang selanjutnya
iodium dibebaskan secara kuantitatif dan dititrasi dengan larutan
natrium tiosulfat stndar atau asam arsenit).
Reaksi-reaksi kimia yang melibatkan oksidasi reduksi
dipergunakan secara luas oleh analisis titrimetrik. Ion-ion dari
berbagai unsur dapat hadir dalam kondisi oksidasi yang berbeda-
beda, menghasilkan kemungkinan banyak reaksi redoks. Banyak
dari reaksi-reaksi ini memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam
analisi titrimetrik dan penerapan-penerapannya cukup banyak.
Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak
langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti besi( III),
tembaga (II), dimana zat ini akan mengoksidasi iodida yang
ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan
ditentukn dengan menggunakan larutan baku tiosulfat .
Oksidator + KI → I2 + 2e I2 + Na2 S2O3 → NaI + Na2S4O6
Sedangkan iodimetri adalah merupakan analisis titrimetri
yang secara langsung digunakan untuk zat reduktor atau natrium
tiosulfat dengan menggunakan larutan iodin atau dengan
penambahan larutan baku berlebihan. Kelebihan iodine dititrasi
kembali dengan larutan tiosulfat.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka secara spesifik masalah pokok
dalam penelitian itu dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Apa pengertian dari titrimetri, yodometri, dan yodimetri
b. Apa saja penetapan yang ada pada yodo-yodimetri
c. Bagaimana rumus perhitungan pada penetapan yodo-yodimetri
3. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tjuan dari penelitian
ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengertian dari titrimetri, yodometri, dan
yodimetri
b. Untuk mengetahui penetapan yang ada pada yodo-yodimetri
c. Untuk mengetahui rumus perhitungan pada penetapan yodo-
yodimetri
4. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi, serta dapat
menambah wawasan peserta didik
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN TITRASI REDOS
Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan
reduksi. Kedua proses ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi
redoks biasanya menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik
akhir. Untuk mengetahui kadar vitamin C metode titrasi redoks yang
digunakan adalah titrasi langsung yang menggunakan iodium. Iodium
akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial
reduksi yang lebih kecil dibanding iodium. Vitamin C mempunyai
potensial reduksi yang lebih kecil daripada iodium sehingga dapat
dilakukan titrasi langsung dengan iodium. Pendeteksian titik akhir pada
titrasi iodimetri ini adalah dilakukan dengan menggunakan indikator
amilum yang akan memberikan warna biru pada saat tercapainya titik
akhir (Gandjar, dkk., 2007).

B. PENGERTIAN IODO-IODIMETRI
Titrasi iodometri adalah analisis volumetri berdasarkan reaksi
redoks, zat yang ditetapkan bersifat oksidator dengan adanya KI sebagai
reduktor tertentu (cara tidak langsung) dibebaskan I2, I2 yang bebas
dititar dengan menggunakan larutan standar tiosulfat.
Titrasi iodimetri adalah analisis titrimetri berdasarkan reaksi redoks,
zat yang ditetapkan bersifat reduktor dengan menggunakan larutan
standar iodium.
C. PRINSIP IODO-IODIMETRI
 Berikut ini dasar prinsip iodo adalah :
Dalam suasana asam,kalium yodat/kalium bromide/kalium
dikromat akan mengoksidasi kalium yodida menjadi yod
bebas.kemudian yod bebas dititrasi dengan larutan baku natrium tio
sulfat.
 Berikut ini dasar prinsip iodi adalah :
Bila tembaga (II) mengoksidasi KI menjadi iod bebas.reaksi ini
tersebut merupakan reaksi bolak-balik,tetapi arahnya akan bergeser ke
kanan,karena KI yang dipergunakan berlebihan tembaga(II) iodide yang
terbentuk hamper tidak dapat larut dan iod yang dibebaskan dititar
dengan larutan Na2S2O3.
Titrasi Iod harus dilakukan dengan lambat agar I2 sempurna bereaksi
dengan antalgin, jika titrasi tepat maka I2 tidak bereduksi sempurna
dengan  antalgin sehingga titik akhir lebih cepat, tercapai, dan hasilnya
tidak akurat. Deteksi titik akhir ada iodimetri ini dilakukan dengan
menggunakan indikatir kanji oleh amilum yang akan memberikan warna
biru pada saat terjadinya titik akhir titrasinya.  (Sudjadi, 2007)
Dalam proses analitis, iod digunakan sebagai zat pengoksid
(iodimetri), dan ion iodide digunakan sebagai zat pereduksi (iodometri).
Relatif beberapa zat merupakan pereaksi reduksiyang cukup kuat untuk
dititrasi secara langsung dengan iodium.Maka jumlah penentuan
iodometrik adalah sedikit. Akan tetapi banyak pereaksi oksidasi cukup
kuat untuk bereaksisempurna dengan ion iodida, dan ada banyak
penggunaan proses iodometrik. Suatu kelebihan ioniodida ditambahkan
kepada pereaksi oksidasi yang ditentukan dengan larutan natrium
tiosulfat.Iodometri adalah suatu proses analitis tak langsung yang
melibatkan iod. Ion iodida berlebih ditambahkan pada suatu zat
pengoksid sehingga membebaskan iod, yang kemudian dititrasi dengan
natrium tiosulfat (Underwood : 2002).
Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia dimana
terjadi kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi digunakan untuk
setiap penurunan bilangan oksidasi.Berarti proses oksidasi disertai
hilangnya elektron sedangkan  reduksi memperoleh elektron. Oksidator
adalah senyawa di mana atom yang terkandung mengalami penurunan
bilangan oksidasi.Sebaliknya pada reduktor, atom yang terkandung
mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Oksidasi-reduksi harus selalu
berlangsung bersama dan saling menkompensasi satu sama lain. Istilah
oksidator reduktor mengacu kepada suatu senyawa, tidak kepada
atomnya saja (Khopkar, 2003).
Penggunaan air yang masih mengandung CO2 sebagai pelarut akan
menyebabkan peruraian S2O32- membentuk belerang bebas. Belerang ini
menyebabkan kekeruhan.Terjadinya peruraian itu juga dipicu bakteri
Thiobacillus thioparus. Bakteri yang memakan belerang akhirnya masuk
kelarutan itu, dan proses metaboliknya akan mengakibatkan belerang
koloidal. Belerang ini akan menyebabkan kekeruhan, bila timbul
kekeruhan larutan harus dibuang.

D. PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT


Pembuatan natrium thiosulfat dapat ditempuh dengan cara :
(Underwood : 2002)
 Melarutkan garam kristalnya pada aquades yang mendidih
 Menambahkan 3 tetes kloroform (CHCl3) atau 10 mg merkuri
klorida (HgCl2) dalam 1 liter larutan
 Larutan yang terjadi disimpan pada tempat yang tidak terkena
cahaya matahari.
Biasanya air yang digunakan untuk menyiapkan larutan tiosulfat
dididihkan agar steril, dan sering ditambahkan boraks atau natrium
karbonat sebagai pengawet.Oksidasi tiosulfat oleh udara berlangsung
lambat. Tetapi runutan tembaga yang kadang-kadang terdapat dalam air
suling akan mengkatalis oksidasi oleh udara ini. Tiosulfat diuraikan
dalam larutan asam dengan membentuk belerang sebagai endapan mirip
susu (Underwood : 2002).
S2O32- + 2H+ → H2S2O3 → H2SO3 + S
Tetapi reaksi itu lambat dan tak terjadi bila tiosulfat dititrasikan
kedalam larutan iod yang asam, asal larutan diaduk dengan baik. Reaksi
antara iod dan tiosulfat jauh lebih cepat dari pada reaksi penguraian.
Iodin mengoksidasi tiosulfat menjadi ion tetrationat: (Underwood :
2002)
I2 + 2S2O32- → 2I- + S4O62-
Reaksinya berjalan cepat, sampai selesai, dan tidak ada reaksi
sampingan. Berat ekivalen dari Na2S2O3.5H2O adalah berat molekulnya,
248,17. Tiosulfat teroksidasi secara parsial menjadi sulfat: (Underwood :
2002)
4I2 + S2O32-+ 5H2O → 8I- + 2SO42- + 10H+

E. METODE TITRASI IODO-IODIMETRI


Dalam larutan yang netral, atau sedikit alkalin, oksidasi menjadi
sulfat tidak muncul, terutama jika iodin dipergunakan sebagai titran.
Ada dua metode titrasi iodometri, yaitu : (Underwood : 2002)
Secara langsung (iodimetri)
Disebut juga sebagai iodimetri. Menurut cara ini suatu zat reduksi
dititrasi secara langsung oleh iodium, misal pada titrasi Na2S2O3 oleh
I2. 2Na2S2O3 + I2 → 2NaI + Na2S4O6Indikator yang digunakan pada
reaksi ini, yaitu larutan kanji. Apabila larutan thiosulfat ditambahkan
pada larutan iodine, hasil akhirnya berupa perubahan penampakan
dari tak berwarna menjadi berwarna biru. Tetapi apabila larutan
iodine ditambahkan kedalam larutan thiosulfat maka hasil akhirnya
berupa perubahan penampakan dari berwarna menjadi berwarna
biru.
Secara tak langsung (iodometri)
Disebut juga sebagai iodometri.Dalam hal ini ion iodide sebagai
pereduksi diubah menjadi iodium-iodium yang terbentuk dititrasi,
dengan larutan standar Na2S2O3. Jadi cara iodometri digunakan untuk
menentukan zat pengoksidasi, misal pada penentuan suatu zat
oksidator ini (H2O2). Pada oksidator ini ditambahkan larutan KI dan
asam hingga akan terbentuk iodium yang kemudian dititrasi dengan
larutan Na2S2O3. H2O2 + 2HCl → I2 + 2KCl + 2H2O.dan sangat larut
dalam pelarutan yang mengandung ion iodide. Iodium sedikit larut
dalam air (0,00134 mol/liter pada 25oC)
Berdasarkan reaksi : I2 + I- → I3- dengan tetapan kesetimbangan
pada 25 ºC. Larutan baku ion dapat langsung dibuat dari unsur
murninya. Cara titrasi oksidasi reduksi yang dikenal ada dua :
1. Oksidimetri
Yaitu titrasi redoks dengan menggunakan larutan baku yang
bersifat oksidator. Misal: Sulfur dioksida dan hydrogen sulfide, timah
(II) klorida , logam dan amalgam (Underwood : 2002).

2. Reduksimetri
Yaitu titrasi redoks dengan menggunakan larutan baku yang
bersifat reduktor. Misal : Natrium dan Hidrogen Peroksida, Kalium
dan amonium peroksidisulfat,natrium Bismutat (NaBiO3).
 Ada dua proses metode titrasi iodometri, yaitu : (Underwood : 2002)
1) Proses-proses iodometrik langsung
Pada Iodometri langsung sering menggunakan zat pereduksi yang
cukup kuat seperti tiosulfat, Arsen (III), Stibium (III), Antimon (II),
Sulfida, sulfite, Timah (II), Ferasianida. Kekuatan reduksi yang dimiliki
oleh beberapa dari substansi ini tergantung pada konsentrasi ion
hidrogen, dan reaksidengan iodin baru dapat dianalisis secara kuantitatif
hanya bila kita melakukan penyesuaian pH yang repot. Dalam proses
iodometri langsung ini reaksi antara iodium dan thiosulfat dapat
berlangsung sempurna. Kelebihan ion Iodida yang ditambahkan pada
pereaksi oksidasi yang ditentukan, dengan pembebasan iodium,
kelebihan ini dapat dititrasi dengan Natrium Tiosulfat. Menurut cara ini
suatu zat reduksi dititrasi secara langsung oleh iodium, misal pada titrasi
Na2S2O3 oleh I2 .2Na2S2O3 + I2 → 2NaI + Na2S4O6
Indikator yang digunakan pada reaksi ini, yaitu larutan kanji.Apabila
larutan thiosulfat ditambahkan pada larutan iodin, hasil akhirnya berupa
perubahan penampakan dari tak berwarna menjadi berwarna biru.Tetapi
apabila larutan iodine ditambahkan kedalam larutan thiosulfat maka
hasil akhirnya berupa perubahan penampakan menjadi berwarna biru.
2) Proses-proses Tak Langsung atau Iodometrik
Dalam ion iodida sebagai pereduksi diubah menjadi iodium-iodium
yang terbentuk dititrasi, dengan larutan standar Na 2S2O3. Jadi cara
iodometri digunakan untuk menentukan zat pengoksidasi, misal pada
penentuan suatu zat oksidator ini (H2O2). Pada oksidator ini ditambahkan
larutan KI dan asam hingga akan terbentuk iodium yang kemudian
dititrasi dengan larutan Na2S2O3. H2O2 + 2HCl → I2 + 2KCl + 2H2O.
Banyak agen pengoksidasi yang kuat dapat dianalisa dengan
menambahkan kalium iodida berlebih dan menitrasi iodin yang
dibebaskan. Karena banyak agen pengoksidasi membutuhkan suatu
larutan asam untuk bereaksi dengan iodin, natrium tiosulfat biasanya
dipergunakan sebagai titrannya, dalam keadaan pH 3-4.Titrasi dengan
arsenik (III) (di atas) membutuhkan sebuah larutan yang sedikit alkalin.
Proses iodimetri banyak digunakan seperti analisis besih dalam biih
besi maupun paduannya. Selain itu titrasi iodometri juga dapat dilakukan
untuk menentukan oksigen terlarut dalam air (terkenal sebagai metode
klasik dari winkler). Sampel air dilarutkan dengan sejumlah garam
Mn(II), natrium iodide berlebih, dan natrium hidroksida. Endapan yang
dihasilkan berupa Mn(OH2) berwarna putih yang secara cepat dioksidasi
menjadi Mn(OH)3 yang berwarna coklat. Larutannya kemudian
diasamkan dan Mn(OH)3 mengoksidasi iodide menjadi iodin. Iodin yang
dibebaskan selanjutnya dititrasi dengan natrium tiosulfat.

F. INDIKATOR
Amilum merupakan indikator redoks khusus yang digunakan
sebagai petunjuk telah terjadi titik ekuivalen pada titrasi iodometri.Hal
ini disebabkan warna biru gelap dari kompleks iodin – amilum
merupakan warna yang spesifik untuk titrasi iodometri.Mekaismenya
belum diketahui dengan pasti namun ada asumsi bahwa molekul iodin
tertahan di permukaan B-amilosa. Larutan amilum mudah terkomposisi
oleh bakteri, sehingga biasanya ditabahkan sebagai pengawet .

G. LARUTAN STANDAR
Senyawa Natrium tiosulfat mengikat lima molekul air dengan rumus
kimia Na2S2O3.5H2O. natrium tiosulfat merupakan larutan standar karena
tidak sstabil terhadaap oksidasi dari udara, asam, dan bakteri.
Penambahan boraks atau natrium karbonat terhadap larutan natrium
tiosulfat dilakukan untuk sebagai pengawet.Iodin mengoksidasi ion
tiosulfat menjadi ion tetrationat. Pada larutan dengan pH lebih dari 9
menyebabkan ion tiosulfat teroksidasi secara parsial menjadi sulfat :
4I2 + S2O32- + 5H2O  8I- + 2SO42- + 10 H+

Jika sampelnya padat (sampel ditara dengan timbangan analitik)


maka rumus untuk menghitung kadar adalah sebagai berikut:
:v × N × BE
Kadar Mg conto h
×100 %

Jika sampelnya padat (sampel ditara dengan timbangan analitik)


maka rumus untuk menghitung kenormalan adalah sebagai berikut:
Mgconto h
Kenormalan : v × BE

 Larutan Standar yang digunakan dalam titrasi iodo_iodi:


-Larutan standar yang digunakan untuk titrasi iodo adalah natrium
tiosulfat.
-Larutan standar yang digunakan untuk titrasi iodi adalah iodium.

 Perbedaan larutan standar primer dengan larutan standar sekunder:


-Larutan bakuprimer adalah suatu larutan yang telah diketahui
secara tepat konsentrasinya melalui metode gravimetric.
-Larutan baku sekunder adalah suatu larutan dimana
konsentrasinya ditentukan dengan jalan pembakuan menggunakan
larutan baku primair,biasanya melalui metode titrimetric.

H. BAHAN BAKU
 Bahan baku yang digunakan pada titrasi Iodo-Iodi:
-Bahan baku iodo adalah kalium dikromat atau kalium iodat.
Bahan baku iodi adalah larutan tiosulfat yang telah diketahui
konsentrasinya atau kenormalannya,sama bisa juga pakai arsentrioksida.

Anda mungkin juga menyukai