UJI FITOKIMIIA
A. TUJUAN
Setelah menyelesaikan eksperimen ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Melakukan uji fitokimia pada tumbuh-tumbuhan.
2. Terampil dalam identifikasi senyawa alkaloid, steroid, flavonoid, fenolik dan safonin dan
terpenoid pada sampel biji mahoni, herba sambiloto, buah mahkota dewa dan daun tapak
dara.
3. Melakukan uji fitokimia pada tumbuh-tumbuhan.
B. DASAR TEORI
Analisis fitokimia merupakan bagian dari ilmu farmakognosi yang mempelajari metode
atau cara analisis kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan atau hewan secara
1996).
Penapisan kimia merupakan tahap awal dari pengujian secara kimia metode yang
minimum, mengggunakan reagen yang selektif terhadap suatu golongan senyawa tertentu,
memiliki limit deteksi yang rendah dan memberikan informasi tambahan mengenai ada atau
1. Alkaloid
Alkaloid yaitu senyawa kimia yang biasa ditemukan pada tumbuhan dan digunakan
sebagai bahan dasar untuk pembuatan obat, misalnya morphin, atropin, dan codein.
Alkaloid dapat menembus barier darah otak (blood-brain barrier), apabila kandungan
alkaloid berlebihan dalam tubuh maka alkaloid dapat menyebabkan kerusakan hati.
2. Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa polar sehingga flavonoid dapat larut dalam pelarut
polar seperti etanol, metanol, aseton, dimetil sulfoksida (DMSO), dimetil fonfamida
(DMF), dan air (Markham 1988). Flavonoid merupakan senyawa kimia yang bekerja
3. Tanin
(Harbone1987).
4. Saponin
Saponin adalah suatu glikosida triterpana dan sterol yang mungkin terdapatpada
banyak tanaman. Kata saponin berasal dari bahasa Latin“sapo” yaitu suatu bahan yang
akan membentuk busa jika dilarutkan dalamlarutan yang encer. Saponin berfungsi
sebagai ekspektoran, kemudianemetikum jika dikonsumsi dalam jumlah yang
antibakteri(Harbone 1987).
5. Kuinon
Penelitian yang dilakukan olehEl-Sayyad et al. (1984) secara in vitro assay menemukan
- Genetik (bibit)
- Rekayasa agronomi
2. Sortasi basah
3. Pencucian
4. Sortasi kering
5. Perajangan
6. Pengeringan
7. Penyimpanan
Pemanfaatan prosedur fitokimia telah mempunyai peranan yang mapan dalam semua
cabang ilmu tumbuhan. Meskipun cara ini penting dalam semua telaah kimia dan biokimia
2. Masukkan sampel ke dalam lumping, kemudian tambahkan sedikit pasir yang bersih dan 10
mLkloroform.
6. Ke dalam tabung reaksi yang berisi hasil penyaringan, tambahkan 10-20 tetes
H2SO4 2 N lalu kocok perlahan selama 2-3 menit.
9. Siapkan 2 tabung reaksi bersih (tabung A dan tabung B), masing-masing diisi
dengan sedikit fraksi asam sulfat yang diperoleh pada langkah 8.
10. Lakukan pengujian pada tabung A dengan menambahkan reagen Mayer, amati
endapan/kabut putih yang terbentuk.
11. Pada tabung B tambahkan reagenDragendorf, amati terbentuknya endapan jingga merah.
B. Identifikasi Steroid dan Terpenoid (LibermanBuchard Test)
3. Dalam keadaan panas saring campuran, kemudian uapkan pelarut hingga kering.
5. Saring campuran ke dalam tabung reaksi besar, lalu tambahkan aquades dan
campuran dikocok 2-3 menit
9. Tambahkan ke dalam pelat tetes beberapa anhidrida asam asetat dan asam sulfat
pekat.
10. Sebagai pembanding tambahkan H2SO4 pekat tanpa penambahan anhidrida asetat.
11. Amati warna yang terjadi pada pelat tetes. Warna merah/merah keunguan adalah
terpenoid dan warna hijau/hijau biru adalah steroid.
A. Tahapan Persiapan
3. Dalam keadaan panas, saring campuran, kemudian uapkan pelarut hingga kering.
4. Masukkan ekstrak kering yang diperoleh ke dalam lumpang lalu lalu tambahkan
sedikit pasir dan kloroform, gerus campuran beberapa saat.
5. Saring campuran ke dalam tabung reaksi besar, lalu tambahkan aquades dan
campuran dikocok 2-3 menit.
6. Biarkan campuran hingga terbentuk 2 lapisan yang terpisah, kemudian ambil
fraksi air yang terbentuk untuk dilakukan uji terhadap flavonoid, fenolik dan
safonin.
B. Identifikasi Flavonoid
2. Tambahkan serbuk logam magnesium (Mg) dan beberapa tetes HCl pekat.
C. Identifikasi Fenolik
2. Tambahkan FeCl3.
3. Amati terbentuknya warna biru atau biru ungu yang menunjukkan positif
terhadap fenolik.
D. Identifikasi Safonin
F. PEMBAHASAN
Jeruk lemon merupakan salah satu jenis jeruk yang berasal dari daerah Birma
bagian Utara Cina Selatan.Jeruk Lemon apat tumbuh dengan baik pada ketinggian kurang
lebih 800 m dibawah permukaan laut.
Jeruk lemon mengandung minyak terbang limonene dan linalool. Selain itu, juga
mengandung senyawa sapoin flavonoid, seperti poncirin, hesperindine, tangeritin,
rhoifolin, naringin, Selain itu, jeruk lemon juga mengandung senyawa saponin dan
flavonoid yaitu hesperedin (hesperetin 7 rutinosida), tangeritin, naringin, eriocitrin,
eriocitrocide. Jeruk nipis juga mengandung 7% minyak essensial yang mengandung
citral, limonene, fenchon, terpineol, bisabolene, dan terpenoid lainnya.
Pengujian fitokimia dapat dilakukan pada sampel yang kering dan yang basah dan
ekstrak yang diperoleh. Pengujian fitokimia ini bertujuan untuk mengetahui secara
kualitatif kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada sampel yang
dipakai pada percobaan ini yaitu kulit jeruk manis. Dimana kulit jeruk tersebut sudah
dikeringkan atau dibiarkan layu agar kadar airnya berkurang dan kulit jeruk yang masih
fresh atau basah. Setelah layu dan yang basah sampel kulit jeruknya, kemudian kedua
sampel ini dihaluskan. Metabolit sekunder yang akan diuji pada percobaan ii adalah
alkaloid,steroid,dan terpenoid, flavpnoid, fenolik dan safonin. Tujuan adanya
penghalusan kulit jeruk ini yaitu untuk menghancurkan dinidng sel yang sifatnya kaku.
Pada analisis fotokimia kulit jeruk manis Citrus siensis dengan menggunakan beberapa
pelarut yang berbeda kepolaran dapat menujukkan adanya senyawa flavonoid, steroid,
terpenoid, alkaloid, tanin,dan saponin, kulit jeruk ini aktif sebagai anti bakteri dan
antioksidan
1. Identifikasi Alkaloid
Alkaloid merupakansenyawa basa yang mengandung nitrogen. Salah satu ciri khas
dari alkaloid adalah memilki nitrogen yang baik sebagai asiklik, siklik, dan heterosiklik yang
memiliki rasa yang pahit seperti koniln pada konsentrasi 10-3 M, dimana telah memiliki rasa
pahit yang signifikan. Pada penyebaran alkaloid ini hampir diseluruh bagian tumbuhan dan
pada umumnya memilki aktivitas fisiologi yang kuat dan luas sehingga alkaloid luas
penggunaannya sebagai racun dan obat-obatan. Penggolongan alkaloid yang dapat diterimas
secara umum adalah berdasarkan efek fisiologisnya yang ditemukan oleh Heugner:
Percobaan uji alkaloid ini, mula-mula sampel atau kulit jeruk lemon dihaluskan terlebih
dahulu dengan cara penggerusan. Setelah itu ditambahkan kloroform dan digerus kembali.
Fungsi digunakannya kloroform yaitu untuk mengambil atau melarutkan senyawa alkaloid pada
kulit jeruk, kemudian ditambahkan dengan larutan kloroform-amonia serta diggerus kembali.
Penambahan kloroform-amonia adalah untuk memutuskan ikatan antar asam tanin dan alkaloid
yang terikat secara ionik dimana atom N dari alkaloid berikatan saling stabil dengan gugus
hidroksi-fenolik dari asan tanin tersebut.
Tabung reaksi yang sudah berisi larutan sampel, ditambhakan dengan larutan H2SO4 yang
bertujuan untuk mengikat kembali alkaloid menjadi garam alkaloid agar dapat bereaksi dengan
pereaksi-pereaksi yang spesifik untuk alkaloid menghasilkan kompleks garam anorganik yang
tidak larut sehingga terpisah dengan metabolit sekunder lainnya. Tabung kemudian dikocok
dengan kuat, lalu dibiarkan beberapa saat hingga terbentuknya 2 lapisan. Pada percobaan yang
dilakukan berdasarkan hasil pengamatan menghasilkan 2 layer larutan bagian atas berwarna
putih kekuningan dan bagian bawah kuning minyak. Layer bagian atas merupakan H2SO4, fraksi
H2SO4 inilah yang akan dilakukan identifikasi alkaloidnya. Fraksi H2SO4 yang terbentuk
dipisahkan ke dalam 2 tabung reaksi. Pada tabung reaksi yang pertama, fraksi H2SO4
ditambhakan dengan reagen mayer. Dimana reagen mayer merupakan HgCl2 yang dilarutkan
dalam larutan KI kemudian diencerkan. Reagen mayer yang ditambahkan pada tabung akan
bereaksi membentuk senyawa kompleks merkuri yang nonpolar dan berwarna putih.
Pada saat ditambahkan dengan reagen mayer, untuk tabung yang kulit jeruk basah warnanya
sedikit kuning dan pada yang kering warnanya kuning keputihan. Seharusnya pada percobaan
yang dilakukan, terbentuk endapan putih pada tabung setelah ditambah dengan reagen mayer
yang berarti uji positif adanya alkaloid.
Pada tabung reaksi yang kedua, fraksi H2SO4 ditambah dengan reagen dragendrof. Dimana
reagen dragendrof dibuat dengan cara melarutkan Bi (NO3)2.5H2O dalam HNO3 dan Ki
dilarutkan dalam air. Hasilnya pada tabung reaksi terbentuk endapan warna merah hati pada
sampel kulit jeruk yang basah dan pada yang kering warna yang dihasilkan merah hati lebih
keruh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa larutan mengandung alkaloid adapun reaksi yang
terjadi:
Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada dua tabung dan menghasilkan uji positif adanya
alkanoid bahwa kulit jeruk dapat menghasilkan metabolit sekunder yang berupa alkaloid.
Percobaan ini digunakan untuk menguji adanya steroid atau terpenoid pada kulit jeruk
manis. Mula-mula kulit jeruk manis yang sudah dihaluskan dimasukkan kedalam tabung reaksi
dan ditambahkan etanol, kemudian dipanaskan adanya pemanasan ini bertujuan untuk
melarutkan senyawa –senyawa metabolit sekunder (steroid,terpenoid,flavonoid, dan safonin)
yang ada pada kulit jeruk manis. Filtrate kemudian diuapkan hingga volumenya tinggal setengah
atau kurang setelah itu filtrate ditambahkan dengan larutan kloroform dan aquades yang
bertujuan untuk memisahkan larutan nonpolar dan polarnya. Dimana steroid dan terpenoid
bersifat nonpolar dan air bersifat polar. Fraksi kloroform yang terbentuk digunakan untuk
identifikasi steroid dan terpenoid sementara fraksi air digunakan untuk identifikasi flavonoid,
fenolik dan safonin.
untuk mengidentifikasi adanya steroid dan terpenoid, fraksi kloroform ditambahkan norit
kemudan dikocok dan dituggu untuk mengendap. Filtrate kemudian diletakkan pada plat tetes di
dua tempat. Pada suatu tempat ditambahkan dengan larutananhidrida asetat dan H2SO4, hasilnya
menujukkan larutan berwarna hijau pada kulit jeruk yang kering. Hal ini menandakan bahwa
filtrate mengandung steroid. Sebagai perbandingan, ditempat lain filtrate itambah dengan larutan
H2SO4 dan hasilnya larutan berwarna tetap.
3. Uji Flavonoid
Flavonoid merupakan kerangka dasar dengan 15 atom karbon yang tersusun dalam
konfigurasi C6-C3-C6, dalam hal ini C6 adalah silkoaromatis yang dihubungkan dengan 3 unit
stom karbon yang rantainya dapat membentuk atau tidak membentuk siklik ketiga pada struktur
flavonoid tersebut. Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi
flavon,flavenol, isoflavonkateksin dan kalkon. Senyawa- senyawa ini dapat digunakan sebagai
pencegah terjadinya penyakit kanker pada mahluk hidup.
Pada iji flavonoid ini, bertujuan untuk menguji ada tidaknya senyawa flavonoid pada kulit
jeruk. Dengan cara memasukka fraksi air yang diperoleh pada percobaan kedua kedalam tabung
reaksi, kemudian menambahkan serbuk Mg dan HCl pekat. Adanya penambahan serbuk Mg dan
HCl bertujuan untuk mereduksi senyawa flavonoid. Flavonoid ini dapat bereaksi dengan logam
Mg dan HCl yang dihasilkan garam flavium. Flavonoid ini dapat diidentifikasi apabila ikatan
glikosidanya terputus hasilnya menunjukkan pada kulit jeruk yang kering ada gelembung
sedangkan pada kulit jeruk yang basah warnanya kuning pudar, seharusnya pada percobaan ini
hasil positif ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna pink atau merah muda, hal ini
disebabkan karena kesalahan saat melakukan praktikum kurang memperhatikan prosedur atau
langkah dalam percobaannya, sehingga warnanya tidak sesuai, selain itu juga kurangnya
menambahkan serbuk logam Mg dan ketika meneteskan HClnya.
Reaksi yang terjadi:
4. Identifikasi Fenolik
Uji identifikasi fenolik bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya senyawa metabolit
sekunder fenolik dalam kulit jeruka manis. Fenolik memilki cincin aromatik yang terdiri dari
satu atau lebih gugus hidroksi (-OH) dan gugus lainnya. Dalam keadaan murni senyawa fenol
merupakan zat padat yang tidak berwarna, tetapi apabila teroksidasi akan merubah menjadi
warna gelap. Oleh karena itu pada percobaan ini digunakan larutan FeCl3 yang berfungsi untuk
mengoksidasi senyawa fenolik dan ditandai dengan berubahnya warna larutan , menjadi biru /
biru ungu. Kemudian gugus fenolik dapat bereaksi dengan ion Fe3+ membentuk senyawa
kompleks. Pada percobaan ini sampel yang digunakan yaitu fraksi air pada percobaan kedua
kemudian ditambahkan dengan larutan FeCl3,berdasarkan hasil pengamatan hasilnya
menujukkan pada kulit jeruk yang kering larutannya berwarna orange sedangkan pada kulit jeruk
yang basah warnanya lebih orange, seharusnya hasil uji positifnya menghasilkan warna biru
ungu. Yang menujukkan bahwa sampel kering seharusnya mengandung fenolik dan hasil
negative ditunjukkan sampel basah yang tidak mengandung fenolik.
Reaksi yang terjadi:
5. Identifikasi Safonin
Uji safonin ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya saponin pada kulit jeruk manis.
Saponin merupakan kelompok senyawa dalam bentuk glikosida terpenoid, atau steroid.
Kemudian glikosida merupakan senyawa terdiri dari glikogen (glukosa, fruktosa) dan aglikon
(senyawa bahan alam lainnya). Dimana saponin merupakan glikosida yang memiliki aglikogen
berupa steroid dan triterpen. Saponin dapat larut dalam air dan etanol namun tidak larut dalam
eter. Senyawa ini mengandung inti siklopentana dan sebuah cincin siklopentana. Senyawa ini
tidak dapat berwarna, dan terbentuk Kristal dan bersifat optis aktif.
Pada uji safonin, digunakan fraksi air dari percobaan dua ditambahkan sedikit aquades
kemudian dikocok selama 1-2 menit. Hasilnya menujukkan terbentuk buihatau busa. Timbulnya
buih pada uji safonin menandakan adanya glikosida yang memilki kemampuan untuk
membentuk buih dalam air yang dapat terhidrolisis menjadi glukosa. Secara fisika buih timbul
karena adanya penurunan tegangan permukaan air. Adanya penurunan tegangan permukaan
disebabkan karena adanya senyawa sabun yang dapat memisahkan atau mengacaukan ikatan
hidrogen pada air. Senyawa sabun ini memilki dua bagian yang tidak sama kepolarannya. Reaksi
yang terjadi:
G. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil praktikum uji skrinning yang telah dilakukan praktikan dapat
menyimpulkan bahwa
Buah Lemon positif mengandung beberapa komponen kimia diantaranya yaitu :
1. Alkaloid dengan penambahan pereaksi Dragendorf + HCl
2. Flavonoid dengan penambahan serbuk Mg + HCl
3. Saponin
Saran
Pada praktikum sebaiknya Asisten mengawasi praktikan dan seharusnya praktikan sudah
menyiapkan bahan dari jauh jauh hari
H. DAFTAR PUSTAKA
Muelyono, E. 1996. Karekterilisasi CNSL dan metode ekstraksinya : isolasi kardanol
dan karakteristiknya. Laporan penelitian bogor.
1.
2 gr sampai basah dihaluskan + 5 ml 𝐶𝐻𝐶𝑙3 + dihaluskan
Terdapat filtrat
10 – 20 tetes 𝐻2 𝑆𝑂4 2N
Campuran memisah
Fraksi 𝐶𝐻𝐶𝑙3
3.
2 gr sampel + 15 ml etnol
+ aquades
Campuran memisah
Fraksi 𝐶𝐻𝐶𝑙3
+ Norit
Fraksi Air
+ logam Mg + HCl p
Identifikasi fenolik
Fraksi Air
+𝐹𝑒𝐶𝑙3
Identifikasi safonin
Fraksi air