Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN WARGA DENGAN MEROKOK DI RW I

KELURAHAN PADANGSARI KECAMATAN BANYUMANIK


SEMARANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Stase Keperawatan Komunitas


Dosen Pembimbing : Megah Andriany, Ph.D,Sp.Kom

Disusun Oleh :
Ika Setyorini 22020119210019
Fransiska C.K Hadjon 22020119210011
Yoka Natalia Matau 22020119210021
Nur Holiza 22020119210067
Putwi Marinesia Nur 22020119210058
Feranika Putri Pratiwi 22020119210037
Gasik Prawestri 22020119210064
Tiffani Erlita Sari 22020119210048
Muliawati Nugrahaningtyas 22020119210038

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXXIV


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
I. PENGKAJIAN MEROKOK
Kelurahan: Padangsari / RW I
Jumlah partisipan: 23 orang
A. DATA SOSIAL
1. Kualitas Hidup
Kualitas hidup partisipan diketahui dari menggunakan
questioner WHOQOL-BREF 2004. Menurut Anastasi & Urbina
(1997) dalam Nofitri (2009) pengelompokan kualitas hidup
terbagi menjadi 4 domain dan pengkategoriannya menjadi 5
domain yaitu, skor 0-20 (Sangat buruk), 21-40 (buruk), 41-60
(sedang), 61-80 (baik),dan 81-100 (sangat baik).
a. Domain 1 (Aktivitas Kesehatan Fisik dalam Aktivitas
Sehari-hari)
Diagram 1.1 Proporsi Aktivitas Kesehatan Fisik pada
Partisipan di RW I Kel. Padangsari, Kec. Banyumanik,
Semarang, Maret 2020 (N=23)

Aktivitas Fisik
22%

43%
Sangat Kurang
Kurang
Sedang
Baik
Sangat Baik

35%

Diagram 1.1 menunjukkan bahwa kualitas hidup partisipan


pada aktivitas kesehatan fisik dalam aktivitas sehari-hari
menunjukkan hasil tertinggi dengan kualitas kurang yaitu 10
orang (43%). Pada kualitas hidup kurang ditunjukkan
dengan item antara lain, rasa sakit kurang mencegah dalam
beraktivitas, kurang membutuhkan terapi medis, kurang
memiliki vitalitas yang cukup dalam beraktivitas, kurang baik

2
kemampuan dalam bergaul, kurang puas dalam tidur, kurang
puas dengan kemampuan menampilkan aktivitas, dan
kurang puas dengan kemampuan untuk bekerja.

b. Domain 2 (Gambaran Psikis Tubuh dan Penampilan)


Diagram 1.2 Proporsi Gambaran Psikis Tubuh dan
Penampilan pada Partisipan di RW I Kel. Padangsari,
Kec. Banyumanik, Semarang, Maret 2020 (N=23)

Gambaran Psikis Tubuh dan Penampilan


17%
30%

Sangat Kurang
Kurang
Sedang
Baik
22% Sangat Baik

30%

Diagram 1.2 menunjukkan bahwa kualitas hidup partisipan


pada gambaran psikis tubuh dan penampilan menunjukkan
tertinggi dengan kualitas sedang yaitu 7 orang (31%). Pada
kualitas hidup sedang ditunjukkan dengan item antara lain,
sedang dalam menikmati hidup, merasa hidup berarti,
merasa mampu dalam berkonsentrasi, sedang dalam
menerima penampilan tubuh, diri sendiri, dan sedang dalam
memiliki perasaan negatif seperti feeling blue, putus asa,
cemas, dan depresi.

3
c. Domain 3 (Hubungan Sosial)
Diagram 1.3 Proporsi Hubungan Sosial pada Partisipan
di RW I Kel. Padangsari, Kec. Banyumanik, Semarang,
Maret 2020 (N=23)

Hubungan Sosial
30% 9%

Sangat Kurang
Kurang
Sedang
Baik
Sangat Baik

9% 52%

Diagram 1.8 menunjukkan bahwa kualitas hidup partisipan


pada hubungan sosial dengan lingkungan menunjukkan
tertinggi dengan kualitas sedang 12 orang (60%). Pada
kualitas hidup sedang ditunjukkan dengan item antara lain,
sedang dalam menjalani hubungan personal/sosial,
kehidupan seksual, dan dukungan yang diperoleh dari
teman.

d. Domain 4 (Sumber Lingkungan Keuangan)


Diagram 1.4 Proporsi Sumber Lingkungan Keuangan
pada Partisipan di RW I Kel. Padangsari, Kec.
Banyumanik, Semarang, Maret 2020 (N=23)

Sumber Lingkungan Keuangan


9% 13%

Sangat Kurang
30% Kurang
Sedang
Baik
Sangat Baik

48%

4
Diagram 1.9 menunjukkan bahwa kualitas hidup partisipan
pada sumber lingkungan keuangan menunjukkan tertinggi
dengan kualitas sedang sebanyak 11 orang (48%). Pada
kualitas hidup sedang ditunjukkan dengan item antara lain,
sedang dalam merasa aman dalam kehidupan sehari-hari,
lingkungan sehat tempat sekitar tinggal, memiliki cukup uang
untuk memenuhi kebutuhan, tersedia informasi bagi
kehidupan, memiliki kesempatan untuk rekreasi, puas
dengan kondisi tempat tinggal, puas dengan akses layanan
kesehatan, dan puas dengan transportasi yang dijalani
dalam sehari-hari.

B. DATA EPIDEMIOLOGI
1. Data Demografi
1. Usia
Diagram 2.1 Proporsi Usia pada Partisipan di RW I Kel.
Padangsari, Kec. Banyumanik, Semarang, Maret 2020
(N= 23)

Usia

Remaja (10-19 Tahun)


13% 9%

26% Dewasa Awal (18-40 Tahun)

Dewasa Madya (40-60 Tahun)

Dewasa Akhir (>60 Tahun)


52%

Pada diagram 1.1 menunjukkan bahwa Partisipan terbanyak


berusia 40-60 tahun yaitu sebesar 12 orang (52%), pada
rentang usia 18-40 tahun sebesar 6 orang (26%), > 60 tahun
sebesar 3 orang (13%), dan usia remaja 10-19 tahun
sebesar 2 orang (9%).

5
2. Jenis Kelamin
Diagram 2.2 Proporsi Jenis Kelamin pada Partisipan di
RW I Kel. Padangsari, Kec. Banyumanik, Semarang,
Maret 2020 (N= 23)
Jenis Kelamin

Laki-Laki

Perempuan

100%

Dari diagram 1.2 menunjukkan bahwa Partisipan mayoritas


berada pada jenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 23 orang
(100%).

3. Pendidikan
Diagram 2.3 Proporsi Pendidikan pada Partisipan di RW I
Kel. Padangsari, Kec. Banyumanik, Semarang, Maret
2020 (N= 23)

Pendidikan
4%

26%
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi

70%

Dari diagram 1.3 menunjukkan bahwa Partisipan terbanyak


memiliki pendidikan terakhir SMA yaitu sebesar 16 orang
(70%), perguruan tinggi yaitu 6 orang (26%), dan SMP yaitu
1 orang (4%).

6
4. Pekerjaan
Diagram 1.4 Proporsi Pekerjaan pada Partisipan di RW I
Kel. Padangsari, Kec. Banyumanik, Semarang, Maret
2020 (N= 23)

9%
9%

PNS Swasta

Pensiunan

83%

Dari diagram 1.4 menunjukkan bahwa partisipan terbanyak


memiliki pekerjaan PNS yaitu sebanyak 19 orang (82%),
swasta dan pensiunan seimbang dengan jumlah masing-
masing 2 orang (9%).

5. Penghasilan per Bulan


Diagram 2.5 Proporsi Penghasilan per Bulan pada
Partisipan di RW I Kel. Padangsari, Kec. Banyumanik,
Semarang, Maret 2020 (N=23)

38%

< UMR (Rp 2.715.000)

≥ UMR (Rp 2.715.000)


62%

Diagram 2.5 menunjukkan bahwa dilihat dari pendapatan per


bulan partisipan mayoritas berada pada kelas menengah ke
atas.

7
2. Penyakit Partisipan
Diagram 2.6 Penyakit Partisipan yang Merokok di RW I Kel.
Padangsari, Kec. Banyumanik, Semarang, Maret 2020 (N=
23)
10

5
Penyakit
4

Diagram 2.6 menunjukkan bahwa penyakit partisipan yang dapat


disebabkan oleh merokok, tertinggi didapatkan pada mag.
Lainnya meliputi pegal-pegal dan asam urat.

3. Penyakit Keluarga
Diagram 2.7 Penyakit Keluarga Partisipan yang Merokok di
RW I Kel. Padangsari, Kec. Banyumanik, Semarang, Maret
2020 (N= 23)
2.5

1.5

Penyakit
1

0.5

0
Jantung Gangguan Nafas Hipertensi Stroke Kanker Mag

Diagram 2.7 menunjukkan bahwa penyakit keluarga partisipan


yang dapat disebabkan oleh merokok, tertinggi didapatkan pada
jantung, hipertensi, kanker, dan mag.

8
C. DATA PERILAKU DAN LINGKUNGAN
1. PERILAKU
a. Jumlah Anggota Keluarga yang Merokok (Perokok Aktif)
dalam Satu Rumah
Diagram 3.1 Proporsi Jumah Perokok Aktif dalam Satu
Rumah di RW I Kel. Padangsari, Kec. Banyumanik,
Semarang, Maret 2020 (N= 23)

Aktif
4%

Jumlah 1 orang anggota keluarga Jumlah 3 orang anggota keluarga

96%

Diagram 3.1 menunjukkan bahwa 4% menunjukkan bahwa


dalam 1 rumah terdapat perokok aktif berjumlah 3 orang, jadi
jumlah perokok aktif di RW I adalah 25 orang. Akan tetapi,
jumlah partisipan dalam pengkajian ini adalah 23 orang
perokok aktif. Hal ini karena 2 orang perokok aktif tidak dapat
dikaji karena keterbatasan waktu.

b. Jumlah Anggota Keluarga dalam Satu Rumah (Perokok


Pasif)
Diagram 3.2 Proporsi Jumah Perokok Pasif dalam Satu
Rumah di RW I Kel. Padangsari, Kec. Banyumanik,
Semarang, Maret 2020 (N= 23)

9
Pasif

9% Jumlah 1 orang anggota keluarga


13%

9% Jumlah 2 orang anggota keluarga


22%
Jumlah 3 orang anggota keluarga

Jumlah 4 orang anggota keluarga

48% Jumlah 5 orang anggota keluarga

Diagram 3.2 menunjukkan bahwa total jumlah anggota


keluarga partisipan adalah 47 orang. Namun hal ini belum
dapat menunjukkan jumlah sebenarnya untuk perokok pasif
dikarenakan perokok aktif belum tentu merokok di dalam
rumah.

c. Usia Awal Merokok


Diagram 3.3 Proporsi Usia Pertama Kali Merokok pada
Partisipan di RW I Kel. Padangsari, Kec. Banyumanik,
Semarang, Maret 2020 (N=23)

Usia Awal
SD SMP SMA Perguruan Tinggi

4%
13%

43%

39%

Diagram 3.3 menunjukkan bahwa sebagian besar usia


pertama kali merokok partisipan adalah pada saat SMA.

10
d. Lama Merokok
Diagram 3.4 Proporsi Lama Merokok pada Partisipan di
RW I Kel. Padangsari, Kec. Banyumanik, Semarang,
Maret 2020 (N= 23)

< 10 Tahun 10-20 Tahun


30% 30%

> 20 Tahun

39%

Diagram 3.4 menunjukkan bahwa jumlah partisipan


terbanyak di RW I merupakan dalam kategori perokok
sedang.

e. Jumlah Rokok
Diagram 3.5 Proporsi Jumlah Rokok pada Partisipan di
RW I Kel. Padangsari, Kec. Banyumanik, Semarang,
Maret 2020 (N= 23)

4%
1 - 10 batang 11 - 20 batang
26%
>20 batang

70%

Diagram 3.5 menunjukkan bahwa partisipan terbanyak dalam


kategori ringan Akan tetapi, terdapat 1 partisipan yang
termasuk dalam kategori berat.

11
f. Alasan Pertama Kali Merokok
Diagram 3.6 Alasan Pertama Kali Merokok pada
Partisipan di RW I Kel. Padangsari, Kec. Banyumanik,
Semarang, Maret 2020 (N= 23)

Alasan pertama kali merokok


16
14
12
10
8
6
4 Alasan pertama kali merokok
2
0

Diagram 3.6 menunjukkan bahwa alasan terbanyak partisipan


pertama kali merokok adalah karena penasaran/ ingin coba-
coba. Hal ini dapat terjadi karena pada pertama kali
pasrtisipan merokok pada SMA pada usia tersebut, anak-anak
dalam tahap banyak ingin tahu.

g. Tempat Merokok
Diagram 3.7 Tempat Merokok pada Partisipan di RW I
Kel. Padangsari, Kec. Banyumanik, Semarang, Maret
2020 (N= 23)

Tempat Merokok
14

12

10

8 Tempat Merokok

0
Di rumah sendiri Di sekolah Di rumah teman Tempat kerja

12
Diagram 3.7 menunjukkan bahwa sebagian besar tempat
merokok partisipan adalah di rumah sendiri.

h. Orang yang Pertama Kali Mempengaruhi untuk Merokok


Diagram 3.8 Orang yang Pertama Kali Mempengaruhi
untuk Merokok pada Partisipan di RW I Kel. Padangsari,
Kec. Banyumanik, Semarang, Maret 2020 (N= 23)

Orang yang mempengaruhi


18

16

14

12

10 Orang yang mempengaruhi

0
Tidak ada Orang tua Saudara Teman

Diagram 3.8 menunjukkan bahwa sebagian besar orang


yang pertama kali mempengaruhi partisipan untuk merokok
adalah teman.

i. Keadaan Saat Ini Merokok


Diagram 3.9 Keadaan Saat Ini Merokok oleh Partisipan di
RW I Kel. Padangsari, Kec. Banyumanik, Semarang,
Maret 2020 (N= 23)

Keadaan yang membuat merokok saat ini


12
10
8
6
4
2
0
Keadaan yang membuat merokok
saat ini

13
Diagram 3.9 menunjukkan bahwa hasil terbanyak dari
keadaan saat ini yang membuat partisipan merokok adalah
setiap setelah makan.

D. DATA EDUKASIONAL DAN ORGANISASI


1. EDUKASI
a. Pengetahuan
Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan pada
Partisipan RW I Kel. Padangsari, Kec. Banyumanik,
Semarang, Maret 2020 (N= 23)

Pengetahuan

Baik 23% Kurang Baik

77%

Diagram 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas partisipan


sebanyak 18 orang (77%) memiliki pengetahuan baik, tetapi
pada beberapa item pertanyaan masih terdapat partisipan
yang menjawab kurang tepat. Sebanyak 30,4% partisipan
menjawab pertanyaan tidak tepat mengenai efek rokok bagi
perokok pasif, 17,4% partisipan menjawab tidak tepat pada
item pertanyaan rokok dapat menyebabkan kecanduan,
21,7% partisipan menjawab tidak tepat pada item rokok
mengandung zat berbahaya, dan sebanyak 21,7% partisipan
menjawab tidak tepat pada item pernyataan merokok dapat
menyebabkan berbagai penyakit (seperti kanker, gangguan
pernafasan, tekanan darah tinggi, stroke, dan jantung
coroner).

14
Hasil wawancara dengan partisipan mengenai sumber akses
pengetahuan dapat diperoleh data sebagai berikut
- Tn.A berkata, “Saya jarang mencari informasi tentang
merokok, karena males Mbak, mending buka yang penting-
penting saja seperti whatsapp dan facebook.”
- Tn.A berkata, “Kalau whatsapp ya buat chatan dan facebook
buat buka gambar-gambar lucu untuk hiburan.”
- Tn.S berkata, “Saya mencari informasi tentang merokok
tidak pernah karena tidak ada masalah kesehatan. Saya
dapat informasi kesehatan biasanya langsung dari Dokter
saat periksa. Kalau menggunakan internet untuk
berkomunikasi dan membaca berita yang sedang viral
seperti corona.”

b. Sikap
Diagram 4.2 Distribusi Frekuensi Sikap pada Partisipan
RW I Kel. Padangsari, Kec. Banyumanik, Semarang, Maret
2020 (N= 23)

48% Baik
52% Kurang baik

Diagram 4.2 menunjukkan bahwa partisipan terbanyak yaitu


12 orang (52%) memiliki sikap baik, sedangkan 11 orang
(48%) memiliki sikap kurang baik. Partisipan mayoritas
memilih tidak setuju sebanyak 12 partisipan (52,2%) pada
pernyataan iklan rokok ditempat media harus dilarang.
Partisipan memilih sangat tidak setuju sebanyak 6 partisipan

15
(26,1%) dan 2 partisipan tidak setuju (8,7%) pada
pernyataan orang yang merokok di tempat umum harus
mendapatkan sanksi. Partisipan memilih setuju sebanyak 6
orang (26,1%) pada pernyataan jika kamu merokok,
temanmu akan ikut merokok.

c. Role Model
Diagram 4.3 Distribusi Frekuensi Role Model pada
Partisipan RW I Kel. Padangsari, Kec. Banyumanik,
Semarang, Maret 2020 (N= 23)

48% Baik
52% Kurang baik

Diagram 4.3 menunjukkan bahwa partisipan terbanyak yaitu


12 orang (52%) memiliki role model baik, sedangkan 11
orang (48%) memiliki role model kurang baik. Partisipan
sebanyak 5 orang (21,7%) memilih tidak setuju pada
pernyataan orang tua saya melarang saya merokok.
Partisipan sebanyak 5 orang (21,7%) memilih setuju pada
pernyataan orang tua membiarkan saya merokok didalam
rumah. Partisipan sebanyak 5 orang (21,7%) memilih setuju
pada pernyataan orang tua membiarkan saya merokok
didalam rumah. Partisipan sebanyak 5 orang (21,7%)
memilih sangat setuju dan 8 orang (34,8%) memilih setuju
pada pernyataan saya merokok karena teman saya
merokok. Partisipan sebanyak 4 orang (17,4%) memilih
sangat setuju dan 6 orang (26,1%) memilih setuju pada

16
pernyataan teman saya yang mengajak saya merokok
pertama kali.

d. Pendapatan
Diagram 4.4 Proporsi Pendapatan dalam Satu Bulan pada
Partisipan di RW I Kel. Padangsari, Kec. Banyumanik,
Semarang, Maret 2020 (N= 23)

35% < UMR (Rp. 2.715.000,00)

≥ UMR (Rp. 2.715.000,00)


65%

Diagram 4.4 menunjukkan bahwa partisipan mayoritas


memiliki pendapatan > UMR (Rp. 2.715.000,00) yaitu
sebanyak 15 orang (65%).

e. Pengeluaran
. Diagram 4.5 Proporsi Pengeluaran Rokok Perbulan pada
Partisipan di RW I Kel. Padangsari, Kec. Banyumanik,
Semarang, Maret 2020 (N= 23)

Rp. 50.000,00-Rp. 100.000,00


30%
Rp. 101.000,00-Rp. 150.000,00
43%

Rp. 151.000,00-Rp. 200.000,00

Rp. 200.000,00 keatas


26%

17
Diagram 4.5 menunjukkan bahwa jumlah pengeluaran
maksimal rokok pada partisipan di RW I dapat mencapai > Rp
3.300.000,00/bulan atau > Rp 39.600.000,00/tahun
2. Organisasi
Hasil wawancara dengan warga dan petugas puskesmas
Organisasi atau komunitas untuk perilaku berhenti merokok
- Tn.Y berkata, “Dari pihak puskesmas belum ada grup
Whatsapp untuk penanganan merokok, Mbak.”
- Ny.D berkata, “Belum ada solusi, karena banyak kegiatan
lain yang harus dikerjakan. Puskesmas belum membuat
media seperti grup diskusi online untuk penanganan
merokok.”

E. ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN


1. Administrasi
Hasil wawancara bersama pihak Puskesmas Padangsari
a. Persepsi terhadap program Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) terkait merokok
Belum terdapat program apapun untuk menangani masalah
merokok khususnya untuk warga RW 1 Kelurahan
Padangsari.
Ny. D berkata, “Belum ada program Puskesmas untuk
menangani masalah merokok, mbak. Kalau program sendiri
tidak ada. Merokok itu merupakan penyebab, nanti efeknya ke
penyakit. Jadi bagi kami, ini sudah diputuskan bahwa
mengurangi rokok hanya bisa dilakukan dengan sosialisasi
dan ini merupakan salah satu bagian kegiatan dari PIS-PK.”
b. Pelaksanaan program PIS PK terkait merokok
Ny. D berkata, “Program terkait PISPK yang didalamnya ada
sosialisasi tentang pengurangan merokok, sudah pernah
dilakukan tetapi tidak rutin karena masih ada kegiatan PIS-PK
lainnya yang harus diberikan intervensi ke warga. Di RW 1
sendiri tidak ada tempat untuk pelaksanaan. Kami harus

18
melakukan kunjungan door to door untuk intervensi PIS-PK
lalu diselipkan bersamaan dengan sosialisasi tentang
merokok dan itupun acak untuk memilih RW yang akan
disosialisasikan. Jadi ya sangat banyak yang harus dilakukan.
Penanggung jawab program PIS PK ini saya, dibantu dengan
2 rekan saya. Ada lagi program PTM (Penyakit tidak menular),
seperti hipertensi, kanker, atau jantung. Pengurangan
merokok juga diselipkan dalam program tersebut karena
merokok di indikasikan sebagai penyebab, yang efeknya nanti
ke penyakit. Pelaksanaan dilakukan setahun hanya sekali
atau 2 kali.”

c. Hambatan dalam pelaksanaan program PIS PK terkait


merokok
Ny. D berkata, ”Di RW 1 ini lebih banyak lansia, dan lansia
juga sudah banyak yang tidak merokok. Hambatan lainnya
juga terjadi pada Bapak-bapak di lingkungan RW 1 yang
memiliki aktivitas bekerja setiap pagi sampai sore. Malam hari
lebih banyak digunakan untuk istirahat di rumah. Jadi waktu
untuk sosialisasi terkait merokok agak sulit. Untuk sosialisasi
yang lain pun sulit dikumpulkan, disamping tidak ada tempat
untuk kegiatan.”
d. Dampak dari program PIS PK terkait merokok
Ny. D berkata, ”Sepertinya dampak yang dirasakan warga
terkait sosialisasi belum ada mbak, saya sudah 2 kali
melaksanakan sosialisasi di RW 1 dan belum ada hasilnya.”
e. Solusi yang telah diterapkan dan bagaimana efektifitasnya
Ny. D berkata, ”Kami sempat berkolaborasi dengan PEMDA
terkait daerah tanpa rokok, itupun baru dilaksanakan di RW 5
dan dicetuskan dalam musyawarah masyarakat desa (MMD)
karena berdasarkan musyawarah termasuk jumlah perokok

19
tertinggi, tetapi hal tersebut belum efektif juga untuk
mengatasi masalah merokok di RW 5. Kalau di RW 1 belum
pernah mbak.”

2. Kebijakan
a. Kebijakan puskesmas tentang program PIS PK terkait
merokok
Ny. D berkata, “Paling ya hanya ada larangan merokok di
tempat umum mbak, sambil kami kalau sosialisasi tentang
penyakit nanti nyerempet ke merokok juga.”
Ny. D berkata, “Puskesmas belum ada klinik berhenti
merokok, hanya ada larangan untuk merokok di lingkungan
puskesmas saja.”

b. Program pemerintah yang sudah berjalan dalam mengurangi


rokok
Ny. D berkata, “di wilayah RW 1 sendiri belum ada program
pemerintah yang sudah berjalan.”

Hasil wawancara bersama kader RW 1 Kelurahan


Padangsari
a. Program pemerintah yang sudah berjalan dalam mengurangi
rokok
Ny. Y berkata, “Tidak ada program dari pemerintah untuk
mengurangi rokok secara rutin mbak.”

Hasil wawancara bersama ketua RW 1 dan RT 4 Kelurahan


Padangsari
1. Apakah di lingkungan RT terdapat kawasan bebas asap rokok
Tn. Y berkata, “Disini tidak ada kawasan bebas asap rokok
mbak.”

20
Tn. S berkata, “Tidak ada program atau kawasan bebas asap
rokok, kalau mau merokok biasanya di luar rumah dan
ditempat kumpul bapak-bapak.

21
II. ANALISA DATA

No. Data Fokus Masalah Etiologi


1. DO: Perilaku kesehatan Kurang terpapar
a. Edukasi dan organisasi cenderung berisiko: informasi tentang
- Sebanyak 23% partisipan memiliki pengetahuan yang perilaku merokok pada bahaya merokok dan
kurang tentang merokok masyarakat RW 1 pemilihan gaya hidup
- Sebanyak 30,4% partisipan menjawab pertanyaan Kelurahan Padangsari tidak sehat
tidak tepat mengenai efek rokok bagi perokok pasif (00188)
- Sebanyak 17,4% partisipan menjawab tidak tepat pada
item pertanyaan rokok dapat menyebabkan kecanduan
- Sebanyak 21,7% partisipan menjawab tidak tepat pada
item rokok mengandung zat berbahaya
- Sebanyak 21,7% partisipan menjawab tidak tepat pada
item pernyataan merokok dapat menyebabkan
berbagai penyakit (seperti kanker, gangguan
pernafasan, tekanan darah tinggi, stroke, dan jantung
coroner).
-
b. Perilaku dan lingkungan
- Terdapat 96% partisipan perokok aktif
- 70% partisipan merokok 1 sampai 10 batang per hari
- 13 partisipan merokok di rumah sendiri
DS:
a. Edukasi dan organisasi
- Tn.A berkata, “Saya jarang mencari informasi tentang
merokok, karena males Mbak, mending buka yang
penting-penting saja seperti whatsapp dan facebook.”

22
No. Data Fokus Masalah Etiologi
- Tn.A berkata, “Kalau whatsapp ya buat chatan dan
facebook buat buka gambar-gambar lucu untuk
hiburan.”
- Tn.S berkata, “Saya mencari informasi tentang
merokok tidak pernah karena tidak ada masalah
kesehatan. Saya dapat informasi kesehatan biasanya
langsung dari Dokter saat periksa. Kalau menggunakan
internet untuk berkomunikasi dan membaca berita yang
sedang viral seperti corona.”

b. Perilaku
- Ny. D berkata, ”…. Hambatan lainnya juga terjadi pada
Bapak-bapak di lingkungan RW 1 yang memiliki
aktivitas bekerja setiap pagi sampai sore. Malam hari
lebih banyak digunakan untuk istirahat di rumah. Jadi
waktu untuk sosialisasi terkait merokok agak sulit.
Untuk sosialisasi yang lain pun sulit dikumpulkan,
disamping tidak ada tempat untuk kegiatan.”

2. DO: Defisit Kesehatan Hambatan akses


a. Sosial Komunitas pada sumber daya:
- 43% partisipan memiliki kualitas hidup rendah pada Masyarakat RW 1 kurangnya
aktivitas kesehatan fisik dalam aktivitas sehari-hari Kelurahan Padangsari pemanfaatan sarana
b. Epidemiologi (D0100) grup WA
- 9 partisipan perokok aktif memiliki penyakit mag atau
- 2 keluarga partisipan memiliki penyakit jantung, kanker,
dan mag.

23
No. Data Fokus Masalah Etiologi
DS : Hambatan akses:
a. Edukasi dan organisasi kegiatan penyuluhan
- Tn.Y berkata, “Dari pihak puskesmas belum ada grup PIS PK merokok,
Whatsapp untuk penanganan merokok, Mbak.” ketidakcukupan sumber
- Ny.D berkata, “Belum ada solusi, karena banyak daya (fasilitas: belum
kegiatan lain yang harus dikerjakan. Puskesmas belum adanya sarana
membuat media seperti grup diskusi online untuk memadai misalnya grub
penanganan merokok.” WA), tidak efektif
kolaborasi, tidak efektif
b. Administrasi dan kebijakan sosialisasi, serta kurang
- Pihak Puskesmas prioritas kegiatan
Administrasi : pengurangan merokok
- Ny. D berkata, “Belum ada program Puskesmas untuk (PIS PK)
menangani masalah merokok, mbak. Kalau program
sendiri tidak ada. Merokok itu merupakan penyebab,
nanti efeknya ke penyakit. Jadi bagi kami, ini sudah
diputuskan bahwa mengurangi rokok hanya bisa
dilakukan dengan sosialisasi dan ini merupakan salah
satu bagian kegiatan dari PIS-PK.”
- Ny. D berkata, ”Sepertinya dampak yang dirasakan
warga terkait sosialisasi belum ada mbak, saya sudah
2 kali melaksanakan sosialisasi di RW 1 dan belum
ada hasilnya.”
- Ny. D berkata, ”Kami sempat berkolaborasi dengan
PEMDA terkait daerah tanpa rokok, itupun baru
dilaksanakan di RW 5 dan dicetuskan dalam
musyawarah masyarakat desa (MMD) karena

24
No. Data Fokus Masalah Etiologi
berdasarkan musyawarah RW 5 warganya termasuk
jumlah perokok tertinggi, tetapi hal tersebut belum
efektif juga untuk mengatasi masalah merokok di RW
5 mbak kenapa?. Kalau di RW 1 belum pernah mbak”

Kebijakan :
- Ny. D berkata, “Paling ya hanya ada larangan
merokok di tempat umum mbak, sambil kami kalau
sosialisasi tentang penyakit nanti nyerempet ke
merokok juga.”
- Ny. D berkata, “Puskesmas belum ada klinik berhenti
merokok, hanya ada larangan untuk merokok di
lingkungan puskesmas saja.”
- Ny. Y berkata, “Tidak ada program dari pemerintah
untuk mengurangi rokok secara rutin mbak.”

25
POHON MASALAH
Kualitas hidup berupa Kemampuan melakukan
kesehatan fisik menurun aktivitas sehari-hari menurun

Defisit kesehatan komunitas: munculnya


penyakit jantung, gangguan pernafasan,
maag, hipertensi dan kanker

Bahaya paparan asap rokok


pada perokok aktif dan pasif

Perilaku kesehatan cenderung berisiko :


merokok

Pemilihan gaya hidup tidak sehat

Kurang terpapar
informasi bahaya
merokok

Hambatan akses: kegiatan


penyuluhan PIS PK merokok

Tidak efektif Tidak efektif


kolaborasi sosialisasi

26
Kurang prioritas kegiatan Ketidakcukupan
pengurangan merokok (PIS- sumber daya (fasilitas)
PK)
A. Perilaku kesehatan cenderung berisiko: perilaku merokok pada masyarakat RW 1 Kelurahan Padangsari b.d
kurang terpapar informasi tentang bahaya merokok (00188)
B. Defisit Kesehatan Komunitas pada Masyarakat RW 1 Kelurahan Padangsari berhubungan dengan Hambatan
akses ke pemberi pelayanan kesehatan (D0100)

27
III. PRIORITAS MASALAH
Keterangan : A : Presentase populasi yang mengalami masalah
B : Keseriusan Masalah
C : Keefektivan Intervensi

Kriteria Score
Total
No. Masalah Kesehatan Keterangan
A B C (A+2B)x
C
1 Defisit Kesehatan 5 8 7 147 A:5
Komunitas pada - Presentase partisipan dengan kualitas
Masyarakat RW 1 hidup rendah pada aktivitas kesehatan
Kelurahan Padangsari fisik dalam aktivitas sehari-hari sebesar
b.d hambatan akses: 3.13%
kegiatan penyuluhan PIS - Presentase perokok aktif dengan penyakit
PK merokok, mag sebesar 2.81%
ketidakcukupan sumber - Presentase keluarga partisipan yang
daya (fasilitas: belum memiliki penyakit jantung, kanker, dan
adanya sarana memadai mag sebesar 8.69%
misalnya grub WA), tidak B:8
efektif kolaborasi, tidak 1) Kedaruratan : Kurangnya kemampuan
efektif sosialisasi, kurang masyarakat untuk mengakses
prioritas kegiatan pelayanan kesehatan mengakibatkan
pengurangan merokok pemilihan gaya hidup yang tidak sehat
(PIS PK) yang dapat berdampak pada
(D0100) penurunan kesehatan masyarakat dan
munculnya berbagai penyakit.
2) Kegawatan : Sebagian besar partisipan

28
Kriteria Score
No. Masalah Kesehatan Keterangan
A B C Total
(A+2B)x maupun keluarga mengalami penyakit
yang ditimbulkan oleh pemilihan gaya
hidup tidak sehat: merokok
3) Kerugian ekonomi : Tingginya biaya
yang dikeluarkan untuk pengobatan
jika timbul berbagai macam penyakit
akibat merokok.
C:7
1) Memberikan pendidikan kesehatan
tentang tanda dan gejala, penyebab
dan pencegahan penyakit.
2) Mengajarkan partisipan untuk
melakukan tindakan pencegahan
kekambuhan penyakit.
3) Mengusulkan puskesmas untuk
membuat program atau kegiatan
tentang pendampingan berhenti
merokok agar meningkatkan dukungan
seperti pembuatan grup WA khusus
tentang informasi kesehatan berhenti
merokok maupun sosial media lainnya.
2 Perilaku kesehatan 6 9 5 120 A:6
cenderung berisiko: Persentase perokok aktif di RW 1 Padangsari
perilaku merokok pada sebesar 7,9%.
masyarakat RW 1 B:9
Kelurahan Padangsari 1) Kedaruratan : Merokok belum

29
Kriteria Score
No. Masalah Kesehatan Keterangan
A B C Total
b.d kurang terpapar (A+2B)x menimbulkan dampak langsung
informasi tentang bahaya terhadap perokok, sehingga perokok di
merokok (00188) RW 1 belum menyadari akan masalah
kesehatan yang mengancam. Perokok
juga belum menyadari bahwa merokok
dapat mengganggu orang lain
disekitarnya.
2) Kegawatan : Potensi munculnya
berbagai macam penyakit dan juga
mengakibatkan komplikasi yang
disebabkan oleh perilaku merokok
3) Kerugian ekonomi : banyaknya biaya
yang dikeluarkan oleh partisipan untuk
membeli rokok untuk dikonsumsi dalam
sehari.
b. C : 5
c.
1) Identifikasi hambatan yang mungkin
terjadi untuk merubah perilaku
2) Memberikan pendidikan kesehatan
tentang bahaya merokok.
3) Demonstrasikan bahaya rokok
menggunakan teknologi sederhana
yang mudah dipahami partisipan
4) Ajarkan partisipan untuk melakukan
tindakan pencegahan rokok

30
Kriteria Score
No. Masalah Kesehatan Keterangan
A B C Total
(A+2B)x 5) Monitor keterlibatan keluarga dalam
perilaku pencegahan merokok
partisipan.

31
IV. NURSING CARE PLAN

HARI/ TUJUAN
NO DX.KEP INTERVENSI
TGL Jangka panjang Jangka pendek
1 Kamis, Defisit Setelah dilakukan Setelah dilakukan Pengembangan kesehatan
19 Kesehatan tindakan keperawatan tindakan keperawatan komunitas (8500)
Maret Komunitas selama 1 tahun, terjadi selama 3 minggu terjadi 1.1.1 Identifikasi bersama komunitas
2020 pada perubahan manajemen perubahan keefektifan mengenai masalah, kekuatan,
Masyarakat kesehatan komunitas program mengenai defisit dan prioritas kesehatan
RW 1 pada masyarakat pada kesehatan komunitas 1.1.2 Bantu anggota komunitas untuk
Kelurahan warga RW 1 Kelurahan pada warga RW 1 meningkatkan kesadaran dan
Padangsari b.d Padangsari efektif Kelurahan Padangsari memberikan perhatian mengenai
hambatan dengan kriteria hasil: efektif, dengan kriteria masalah kesehatan
akses: 1.1 Partisipan yang hasil : 1.1.3 Perkuat kontak antara individu
kegiatan memiliki kualitas 3.1 Program PISPK dan kelompok untuk
penyuluhan hidup kurang pada terkait kegiatan mendiskusikan kepentingan
PIS PK aktivitas kesehatan merokok dapat bersama (dalam hal hubungan
merokok, fisik dalam dijalankan dengan sosial)
ketidakcukupa aktivitas sehari- rutin 1.1.4 Libatkan anggota komunitas
n sumber daya hari dapat 3.2 Adanya program, dalam merencanakan kegiatan
(fasilitas: berkurang menjadi kegiatan, atau media aktivitas fisik
belum adanya 5 orang (22%) yang berfokus pada
sarana 1.2 9 orang partisipan bimbingan berhenti Peningkatan latihan (0200)
memadai yang memiliki merokok 1.1.5 Gali pengalaman individu
misalnya grub penyakit mag 3.3 Masyarakat dapat sebelumnya mengenai latihan
WA), tidak berkurang menjadi mengakses program, 1.1.6 Damping individu pada saat
efektif 4 orang kegiatan, atau media mengembangkan program
kolaborasi, 1.3 2 keluarga yang berfokus pada latihan untuk memenuhi

32
HARI/ TUJUAN
NO DX.KEP INTERVENSI
TGL Jangka panjang Jangka pendek
tidak efektif partisipan yang bimbingan berhenti kebutuhannya
sosialisasi, memiliki penyakit merokok yang telah 1.1.7 Damping individu pada saat
kurang jantung, kanker, direalisasikan menjadwalkan latihan secara
prioritas dan mag 3.4 Adanya kebijakan rutin setiap minggunya
kegiatan berkurang menjadi tentang kawasan 1.1.8 Bantu pasien dalam mengatur
pengurangan 1 keluarga asap rokok waktu berselang antara latihan
merokok (PIS dan istirahat
PK) 1.1.9 Lakukan latihan bersama
(D0100) individu dan Intruksikan pasien
bagaimana melakukan latihan
yang diresepkan seperti :
senam, joging

Skrining Kesehatan (6520)


1.2.1 Tentukan populasi target untuk
dilakukan pemeriksaan
kesehatan
1.2.2 Sediakan akses yang mudah
bagi layanan skrining (misalnya,
waktu dan tempat)
1.2.3 Dapatkan riwayat kesehatan
keluarga yang sesuai
1.2.4 Ukur tekanan darah, tinggi
badan, berat badan, persentase
lemak tubuh, kolesterol dan

33
HARI/ TUJUAN
NO DX.KEP INTERVENSI
TGL Jangka panjang Jangka pendek
kadar glukosa darah dan
pemeriksaan urine, yang sesuai
1.3.1 Anjurkan (merujuk tanda gejala)
pap semar, mamografi,
pemeriksaan prostat, EKG,
pemeriksaan testis, dan
pemeriksaan mata, sesuai
kebutuhan
1.3.2 Berikan hasil skrining kepada
klien
1.3.3 Beri saran kepada klien yang
memiliki hasil abnormal
mengenai alternative
pengobatan atau kebutuhan
untuk dilakukan evaluasi lebih
lanjut

Pengembangan Program/Kegiatan
(8700)
3.2.1 Bantu kelompok atau
masyarakat dalam
mengidentifikasi kebutuhan atau
masalah kesehatan pada
perilaku merokok
3.2.2 Identifikasi sumber daya dan
kendala terhadap pelaksanaan

34
HARI/ TUJUAN
NO DX.KEP INTERVENSI
TGL Jangka panjang Jangka pendek
program
3.2.3 Kolaborasi dengan petugas
puskesmas untuk membentuk
kegiatan di komunitas dalam
mengurangi perilaku merokok
(Pembuatan grup whatsapp dan
media)
3.2.4 Fasilitasi/bantu dalam
mengembangkan kegiatan
komunitas dengan membentuk
metode, kegiatan, dan kerangka
waktu untuk diimplementasikan
3.1.1 Tentukan jadwal pelaksanaan
program/kegiatan
3.1.2 Bekerjasama untuk
melaksanakan kegiatan sesuai
dengan jadwal yang telah
disepakati
3.2.5 Rencanakan evaluasi program
3.4.1 Bekerjasama dengan kelompok
di lingkungan dan puskesmas
untuk memastikan aturan
pemerintah yang sesuai, seperti
pembuatan kebijakan tentang
kawasan asap rokok
3.3.1 Kolaborasi dengan puskesmas

35
HARI/ TUJUAN
NO DX.KEP INTERVENSI
TGL Jangka panjang Jangka pendek
untuk menyediakan media
bimbingan berhenti merokok
yang dapat diakses oleh
perokok.

Manajemen Lingkungan :
Komunitas (6484)
3.2.1 Skrining risiko kesehatan yang
berasal dari lingkungan
3.2.2 Berkolaborasi dengan
puskesmas dalam
mengembangkan program aksi
di komunitas
3.2.3 Berpartisipasi dalam program di
komunitas untuk mengatasi
risiko yang sudah diketahui
3.2.4 Tingkatkan kebijakan
pemerintah untuk munurunkan
risiko tertentu
3.2.5 Dorong lingkungan untuk
berpartisipasi aktif dalam
keselamatan komunitas
3.2.6 Lakukan program edukasi untuk
kelompok berisiko.

36
HARI/ TUJUAN
NO DX.KEP INTERVENSI
TGL Jangka panjang Jangka pendek
HARI/T TUJUAN
No. DX.KEP INTERVENSI
GL Jangka Menengah Jangka Pendek
2 Kamis, Perilaku Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan
19 kesehatan tindakan keperawatan selama 3 Peningkatan Efikasi Diri (5395)
Maret cenderung keperawatan minggu, terjadi peningkatan 2.1.1 Menggunakan metode Focus
2020 berisiko: selama 6 bulan, pengetahuan mengenai Group Discussion (FGD)
merokok terjadi perubahan perilaku kesehatan cenderung 2.1.2 Mengeksplorasi persepsi
berhubungan perilaku dalam berisiko: merokok pada warga partisipan mengenai perilaku
dengan kurang perilaku kesehatan RW 1 Kelurahan Padangsari merokok
terpapar cenderung berisiko: efektif dengan kriteria hasil: 2.1.3 Berikan penguatan positif dan
informasi merokok pada 3.1 Tingkat pengetahuan dukungan emosional
mengenai warga RW 1 partisipan terkait bahaya 2.2.1 Identifikasi hambatan yang
bahaya Kelurahan merokok meningkat mungkin terjadi untuk
merokok Padangsari efektif menjadi 23 orang (100) mempertahankan perilaku
(00188) dengan kriteria 3.2 Partisipan bersedia 2.2.2 Pengajaran skill asertif
hasil: mengikuti sosialisasi
2.1 25 partisipan tentang bahaya merokok Peningkatan Keterlibatan Keluarga
perokok aktif dari Puskesmas (7110)
berkurang 2.3.1 Identifikasi kemampuan anggota
menjadi 15 keluarga untuk terlibat dalam
orang (65%) pengurangan perilaku merokok
2.2 Partisipan 2.3.2 Informasikan faktor-faktor yang
yang merokok dapat meningkatkan kondisi
1 sampai 10 klien pada anggota keluarga
batang per 2.3.3 Dorong keluarga untuk

37
HARI/ TUJUAN
NO DX.KEP INTERVENSI
TGL Jangka panjang Jangka pendek
hari dapat membantu pengembangan
berkurang rencana keperawatan bagi klien
menjadi 10 2.3.4 Monitor keterlibatan keluarga
orang (43%) dalam perilaku pencegahan
2.3 Partisipan merokok partisipan
yang awalnya 2.3.5 Diskusikan pilihan jenis
merokok di perawatan di rumah seperti
rumah sendiri
berkurang
menjadi 7 Health Education (5510)
orang (30%) 3.1.1 Berikan pendidikan kesehatan
tentang definisi, jenis, bahaya,
komplikasi dan dampak rokok
terhadap kesehatan
3.1.2 Berikan pendidikan kesehatan
dampak rokok terhadap
ekonomi, lingkungan, dan orang
sekitar
3.1.3 Ajarkan partisipan untuk
melakukan tindakan
pencegahan rokok
3.1.4 Demonstrasikan bahaya rokok
menggunakan teknologi
sederhana yang mudah
dipahami partisipan
3.1.5 Dorong partisipan untuk menjadi

38
HARI/ TUJUAN
NO DX.KEP INTERVENSI
TGL Jangka panjang Jangka pendek
agen perubahan dalam lingkup
keluarga dan lingkungan dalam
mencegah atau mengurangi
konsumsi rokok

Peningkatan Sistem Dukungan: 3R


(5440)
3.2.2 Berikan informasi tentang
kebutuhan klien mengenai
interaksi dan dukungan sosial
3.2.3 Anjurkan klien untuk mengikuti
kegiatan sosial
3.2.4 Berikan reinforcement untuk
mendukung perubahan dan
meningkatkan dukungan

39

Anda mungkin juga menyukai