Anda di halaman 1dari 4

5 Fakta Dibalik Penyerangan

Ka’bah oleh Abrahah

Kabah menjadi tempat paling suci bagi seluruh umuat muslim di dunia. Berdiri kokoh di kota Mekah,
Kabah memiliki sejarah panjang yang dikisahkan di dalam Alquran.

Salah satunya adalah upaya penghancuran Kabah yang dilakukan oleh seorang Raja Yaman bernama
Abrahah. Upayanya yang gagal menjadi bukti kebesaran Allah SWT. Berikut adalah fakta di balik
penyerangan Abrahah terhadap Kabah seperti yang dihimpun detikramdan dan berbagai sumber, Jumat
(12/7/2013):

1. Alasan di Balik Penyerangan Abrahah Terhadap Kabah

Mengapa Abrahah menyerang Kabah? Dr At Tijani Abdul Kadir dalam bukunya, 'Ushul Al-Fikr As-Siyasi fi
Al-Quran Al-Makki' menyebutkan sebuah fakta di balik penyerangan Abrahah. Disebutkan bahwa
Abrahah yang merupakan raja Yaman ini menyerang Kabah karena masalah perekonomian di negerinya
yang tak kunjung membaik.
Ditambah lagi dengan peperangan terus terjadi di Yaman, membuat rakyatnya bermigrasi ke utara yakni
di tanah Hijaz yang lebih stabil. Hijaz saat itu menjadi satu-satunya pihak yang diuntungkan dari
kekacauan Yaman.

Saat itu, banyak pula kabilah yang ingin mencaplok Hijaz. Hijaz dinilai aman karena keberadaan Masjidil
Haram. Untuk itu, Abrahah menyerang Kabah dan berencana memindahkan jamaah yang beribadah di
Kabah ke rumah ibadah yang dibangunnya di Shan'a (Yaman) sehingga dapat meningkatkan kembali
perekonomian Yaman.

Sedangkan dalam Tarikh Ath-Thabari dikisahkan motif penyerangan Abrahah memang murni dari sisi
keagamaan, yakni memindahkan jamaah haji ke gerejanya di Yaman yang bernama Qalis.

2. Abdul Muthalib Menemui Abrahah

Para tokoh agama dan tokoh masyarakat Mekah mengerahkan warganya untuk mengadakan
perlawanan. Dikisahkan, ketika Abrahah sampai di Magammis, pinggiran Mekah, ia mengirimkan
pasukan berkudanya. Saat melewati daerah Tihamah, mereka merampas segala jenis barang, termasuk
100 unta milik Abdul Muthalib. Para tetangga Abdul Muthalib tak berani melawan karena jumlah
pasukan Abrahah yang sangat banyak.

Sementara itu, Abrahah mengutus Hunata, orang Himyar, untuk menghadap ke Abdul Muthalib, dan
menyampaikan pesan Abrahah. Abrahah berpesan bahwa kedatangannya di Mekah bukan untuk
berperang, melainkan untuk menghancurkan Kabah. Jika rakyat Mekah tak melawan, maka tak akan ada
pertumpahan darah. Abdul Muthalib pun diminta untuk datang ke markas Abrahah.

Abdul Muthalib yang saat itu usianya sudah melewati 70 tahun mendatangi Abrahah. Ketika menemui
Abrahah, ternyata Abdul Muthalib hanya meminta Abrahah mengembalikan unta-untanya. Abdul
Muthalib mengatakan, "Unta-unta itu, saya yang memilikinya. Sedangkan Kabah sudah ada pemilik yang
akan melindungi."
3. Burung Ababil Mengalahkan Abrahah

Abdul Muthalib kemudian memerintahkan warga Mekah untuk pergi ke lembah-lembah menghindari
pasukan Abrahah. Di saat Mekah telah senyap, pasukan Abrahah mengerahkan pasukannya untuk
menghancurkan Kabah. Dari sumber lain menyebutkan bahwa pasukan Abrahah saat itu berjumlah
60.000 orang.

Namun tiba-tiba, seperti yang dikisahkan di dalam Alquran, banyak burung yang menjatuhkan kerikil-
kerikil panas ke arah Abrahah dan pasukannya. Mereka pun kabur dan rencana penghancuran Kabah
gagal.

Allah berfirman:

"Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu bertindak terhadap pasukan bergajah?
Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia? dan Dia mengirimkan kepada mereka
burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar,
sehingga mereka djadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan ulat." (QS Al Fiil 105: 1-5).

4. Gajah Abrahah Menolak Berdiri

Kitab Sirah Ibnu Hisyam mengisahkan ketika Abrahah bersiap untuk memasuki Mekah. Abrahah
menyiapkan gajah-gajahnya dan mengerahkan pasukannya. Gajah Abrahah bernama Mahmud.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba Nufail bin Habib Al-Khats'ami (tawanan Abrahah yang menghadangnya)
kemudian berdiri di samping gajah Abrahah, Mahmud, dan membisikkan ke telinga gajah itu, "Duduklah
wahai Mahmud, atau pulanglah dengan damai ke tempatmu semula, karena sesungguhnya engkau
sekarang berada di Tanah Haram (tanah suci)!"

Seketika gajah itu duduk. Pasukan Abrahah memukul Mahmud agar mau berdiri, namun si gajah tak mau
berdiri. Mereka memasukkan mijhan (tongkat) ke bawah perut Mahmud, namun Mahmud tetap duduk
diam.

Ketika mereka menghadapkan Gajah Mahmud ke arah Yaman, ternyata ia langsung berdiri dan berlari.

5. Bersamaan dengan Tahun Kelahiran Nabi Muhammad saw

Tahun dimana terjadi penyerangan pasukan bergajah Raja Abrahah terhadap Kabah yakni 571 M
kemudian dikenal dengan nama Tahun Gajah. Di tahun tersebut, Nabi Muhammad saw lahir. Tepatnya
pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah. Menurut Abi Ja`far al-Baqir, Muhammad lahir 55 hari setelah
peristiwa penyerangan Kabah oleh pasukan bergajah itu.

Aminah melahirkan Muhammad saw saat suaminya telah tiada. Setelah Muhammad lahir, Aminah
mengutus orang untuk memberi kabar kepada Abdul Muthalib. Sang kakek pun segera menemui
cucunya yang baru dilahirkan dan membawanya ke Kabah. Ia bedoa dan memuji Allah SWT. Abdul
Muthalib lah yang memberi nama Muhammad, nama yang saat itu masih asing di kalangan masyarakat
Arab.

Dikutip dari : http://ramadan.detik.com/read/2013/07/12/113249/2300596/631/5-fakta-di-balik-


penyerangan-kabah-oleh-abrahah

Anda mungkin juga menyukai