Anda di halaman 1dari 3

Sebagai pusat keagamaan, kota Mekah menjadi destinasi utama yang

kerap dikunjungi oleh umat Islam. Hal tersebut memberi kesempatan


bagi pedagang-pedagang untuk menjajakan barangnya. Oleh karena
itu juga Abrahah pun memiliki keinginan untuk mengubah pusat
perdagangan tersebut ke Yaman.
Mengetahui hal tersebut, kebencian Bangsa Arab dan juga Qahthan
kepada Abrahah semakin bertambah. Mereka kemudian
menghancurkan gereja tersebut. Penghancuran gereja tersebut
kemudian disinyalir menjadi alasan Abrahah kemudian ingin
menghancurkan Kabah.
Abrahah mendatangkan tentara dari Abbesenia. Dia sendiri yang
memimpin pasukan itu dengan mengendarai seekor gajah. Beberapa
suku Arab yang mendengar rencana itu mencoba untuk menghalangi
Abrahah.
Seorang pemimpin Arab di Yaman bernama Dzun Nafar menggalang
kekuatan sukunya dan suku-suku Arab di sekitarnya untuk
menghalangi tentara Abrahah. Dzu Nafar dapat dikalahkan oleh
tentara Abrahah sehingga ia ditawan dan hampir dihukum mati.
Setelah itu, ia kembali meneruskan perjalanannya hingga sampai di
Mughammis. Di sini Abrahah memobilisasi pasukannya, menyiagakan
gajahnya dan bersiap-siap melakukan invasi ke kota Mekah.

Perbesar

Dewan hakim yang saya hormati, dan hadirin wal hadirat yang di rahmati Allah..

Ketika tiba di Mughammis, Abrahah mengutus Aswad bin Maqsud


menuju Mekah menggunakan kuda dan merampas kekayaan orang-
orang Quraisy termasuk 200 ekor unta milik Abdul Muttalib.
Mendengar 200 ekor untanya dirampas pasukan Abrahah, Abdul
Muthalib pun beranjak menemui Abrahah.
Mendapat tamu dari pemuka Mekah, berbangga hatilah Abrahah. Dia
menyangka Abdul Muthalib cemas Kabah akan dihancurkan oleh
pasukan gajahnya.
Abrahah pun bertanya kepada kakek Rasulullah dengan congkak,
“Apa keperluan Anda hingga datang ke mari?”
Namun, jawaban Abdul Muthalib sangat di luar dugaan Abrahah.
“Kembalikan 200 ekor unta milikku yang telah dirampas oleh
pasukanmu,” ujar Abdul Muthalib.
Abrahah pun terheran, “Mengapa kau lebih mengkhawatirkan
untamu, padahal kami datang ke sini untuk menghancurkan
Ka’bah? Mengapa kau tidak mengkhawatirkan Ka’bah itu saja?”
ujarnya.
“Unta-unta yang kau rampas itu adalah miliku, sementara Ka’bah
merupakan milik Allah. Maka, Allahlah yang akan melindunginya,”
jawab Abdul Muthalib ringan. Abrahah terdiam, namun geram.
Dikembalikanlah unta-unta milik Abdul Muthalib. Saat kembali ke
Makkah, Abdul Muthalib pun memperingatkan warga kota agar
berlindung menyelamatkan diri.
“Wahai kaumku, tinggalkanlah Makkah, berlindunglah ke bukit.
Sungguh aku melihat pasukan Abrahah yang besar dan mustahil
kita lawan,” seru Abdul Muthalib.
Bergegaslah warga Makkah meninggalkan kota. Sementara, Ka’bah
tetap berdiri tak satu pun warga yang melindungi. “Ya Allah, kami
menyelamatkan diri kami maka lindungilah rumah-Mu ini,” doa
Abdul Muthalib di depan Ka’bah sebelum meninggalkan kota.
Sementara itu, pasukan Abrahah pun bergegas menuju Makkah.
Hentakan kaki gajah telah membuat bulu kuduk warga Makkah
merinding. Mereka berpikir, inilah hari akhir bagi Kota Makkah.
Abrahah pun memerintahkan untuk menyerang. Namun, tiba-tiba
gajah-gajah enggan melangkahkan kaki. Mereka hanya terdiam dan
enggan untuk menyerang.
Meski telah dicambuk sang majikan, gajah-gajah itu berbalik arah dan
enggan menuju Kabah. Gajah-gajah itu justru hanya berputar-putar
saja di lembah Muhassir, dekat Kabah.
Abrahah geram dan terus memerintahkan pasukannya untuk
mencambuk gajah-gajah itu agar menurut. Namun, pasukannya
kehabisan akal dan kelelahan menangani gajah yang menurut mereka
telah terlatih tersebut.
Saat kondisi seperti itu, terjadi peristiwa dahsyat yang diabadikan
dalam Alquran surat Al Fiil. Yaitu datangnya rombongan burung
ababil dari angkasa. Jumlahnya amat banyak dan mengerikan, setiap
ekor burung membawa batu-batu panas.
Burung-burung tersebut menargetkan pasukan Abrahah kemudian
melemparkan batu membara tersebut. Setiap yang terkena batu itu
langsung binasa. Melihatnya, panik dan bubarlah pasukan.
Mereka berlarian mencari tempat berlindung. Namun, tak ada yang
selamat, mereka binasa, bahkan sebelum menyentuhkan sedikit pun
jemari ke Baitullah. Pasukan Abrahah binasa dan selamatlah Kabah.
Allah selalu melindungi Kabah hingga akhir zaman.

Anda mungkin juga menyukai