Anda di halaman 1dari 3

Aplikasi Emulsi dan Koloid dalam Industri

Koloid merupakan sistem campuran yang partikelnya berdiameter antara 10-7 sampai 10-
5 cm. Partikel-partikel yang tersebar dalam sistem dispersi disebut fase terdispersi dan
mediumnya disebut medium pendispersi. Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung
dari fase zat pendispersi dan zat terdispersinya. Beberapa jenis koloid antara lain:
1. Aerosol
Aerosol memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat terdispersi
cair disebut aerosol cair (contoh: kabut atau awan) sedangkan yang memiliki zat
terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap dan debu)
2. Sol
Sol merupakan koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair (contoh: air
sungai, detergen)
3. Emulsi
Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain namun
keduanya tidak saling melarutkan (contoh: santan, susu, minyak ikan)
4. Buih
Buih merupakan sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (contoh: alat
pemadam kebakaran) adalagi buih padat yang merupakan gas yang terdispersi dalam
padat (contoh: stryfoam, spons)
5. Gel
Gel merupakan sistem koloid kaku atau setengah padat setengah cair (contoh: agar-
agar, lem)

Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai kegiatan yang menimbulkan koloid.


Banyak bidang menggunakan system koloid karena sifat karakteristik dari koloid yang dapat
mencampurkan zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogeny dan bersifat stabil
untuk produksi skala besar.
Beberapa jenis industri yang menggunakan sistem koloid antara lain:
1. Industri Kosmetik
Bahan kosmetik seperti foundation, finishing cream, dan deodoran adalah koloid yang
umumnya emulsi padat.

Contoh:

a) Susu -> emulsi lemak dlm air dan kasein sbg emulgator.
b) Obat-obatan yang larut dalam air (dibuat dan dipanaskan dalam bentuk emulsi). Co: krim
wajah dan minyak ikan.

2. Industri Tekstil
Pada industri tekstil, koloid digunakan saat pencelupan bahan pewarna pakaian yang kurang baik
daya serapnya terhadap zat warna. Koloid membuat zat warna menjadi memiliki daya serap
tinggi dan melekat pada tekstil.
3. Industri sabun dan deterjen
Pada industri sabun dan detergen koloid digunakan sebagai emulgator untuk membentuk emulsi
antara kotoran (minyak) dengan air.
4. Cotrell Pabrik
Cotrel adalah alat untuk menyerap partikel-partikel koloid pada gas buangan yang keluar dari
cerobong asap pabrik.

Contoh: Pengendap Cottrel menggumpalkan koloid sehingga asap yang keluar bebas asap dan
partikel berbahaya. Hal ini dapat mencegah polusi dan memperoleh kembali debu logam agar
tidak terlepas ke udara di sekitar pabrik.

Prinsip kerja mesin Cottrel:


* asap pabrik cerobong asap dialirkan ujung-ujung logam tajam dan bermuatan tegangan 20.000-
75.000 volt.
* ujung-ujung runcing tsb mengionkan molekul-molekul
*ion diabsorpsi partikel asap dalam udara menjadi bermuatan

5. Penjernihan Air
Air keran yang mengandung partikel koloid tanah liat, lumpur, dan partikel bermuatan negatif.
Agar air layak diminum ditambahkan Al2(SO4)3.

Al3+ + 3H2O -> Al(OH)3 + 3H+

Al3+ nya akan terhidrolisis membentuk Al(OH)3 yang menghilangkan muatan negatif dari
partikel koloid dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur mengendap dengan tawas karena
gravitasi.

6. Pemutihan gula
Gula tebu yang berwarna dilarutkan dalam air lalu dialirkan ke sistem koloid tanah diatomae atau
karbon. Koloid akan mereabsorpsi zat warna sehinggu gula berwarna putih.
7. Penggumpalan Lateks

Getah karet dihasilkan dari pohon karet atau hevea. Getah karet merupakan sol, yaitu dispersi
koloid fase padat dalam cairan. Karet alam merupakan zat padat yang molekulnya sangat besar
(polimer). Partikel karet alam terdispersi sebagai partikel koloid dalam sol getah karet. Untuk
mendapatkan karetnya, getah karet harus dikoagulasikan agar karet menggumpal dan terpisah
dari medium pendispersinya. Untuk mengkoagulasikan getah karet, biasanya digunakan asam
formiat; HCOOH atau asam

Anda mungkin juga menyukai