Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

Masalah mendasar dalam mencapai pelayanan kesehatan yang optimal adalah


adanya kesenjangan antara das sollen (cita-cita ideal akan pelayanan yang baik) dengan
das sain (kondisi nyata yang ada di lapangan). Cita-cita model pelayanan kesehatan ideal
seringkali terbentur pada kenyataan bahwa perspektif pembuat kebijakan, profesional
kesehatan, institusi akademis, manajer kesehatan masyarakat dan komunitas, seringkali
berbenturan karena perbedaan sisi pandang (yang kadangkala politis sifatnya). Seperti
yang sudah banyak ditulis bahwa masalah yang sedang dihadapi saat ini adalah: 1
1. Terbatasnya dana.
2. Biaya kesehatan naik dengan cepat sejalan dengan banyaknya penyakit
yang tidak dapat ditanggulangi.
3. Adanya kesenjangan antara kebutuhan dan keinginan.
4. Pelayanan jasa yang tidak efisien.
Banyak upaya yang sudah dikerjakan untuk mengatasimasalah tersebut. Deklarasi
Alma Alta 1978 sebagai contohnya dengan visi Primary Health Care for All. WHO
Eropa, 1998 dengan visi Improving Health System: The Role of Family Medicine. Atau
yang terakhir, dan menjadi rujukan sampai saat ini adalah kolaborasi antara WHO dan
WONCA yang menghasilkan Vision of Family Medicine. Kurangnya pelayanan
kesehatan yang komprehensif yang kemudian menciptakan kerjasama WHO dan
WONCA menuju kesatuan di bidang kesehatan dalam proyek WHO – WONCA TUFH
(Towards Unity For Health) di seluruh dunia. Dalam proyek ini, dokter pelayanan
primer/dokter umum bekerja dengan visi yang sama dalam jasa pelayanan kesehatan.
Dalam WHO-WONCA Working Paper, “Membuat Praktek dan Pendidikan Medis
Relevan dengan Kebutuhan Manusia: Kontribusi Kedokteran Keluarga”, hasil dari
konferensi di Ontario, Kanada tahun 1994 dan juga WHO Eropa tahun 1998 dalam
“Kerangka Perkembangan Dokter Keluarga/Dokter Umum”. Semangat WHO-WONCA
Working paper ini, menjadi ilham berbagai negara untuk mulai mengembanglan praktik
dokter berbasis dokter keluarga di Indonesia.2,3
Sejak 1978 ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memulai programnya
“Health for All in 2000”, pelayanan kesehatan primer menjadi salah satu hal yang utama
dalam pengembangan perencanaan pemerintah. Program tersebut menitikberatkan
pelayanan kesehatan yang komprehensif. Pada Januari 1995 Organisasi Kesehatan
Sedunia (WHO) dan Organisasi Dokter Keluarga Dunia (WONCA) telah merumuskan
sebuah visi global dan rencana tindakan (action plan) untuk meningkatkan kesehatan
individu dan masyarakat yang tertuang dalam tulisan “Making Medical Practice and
Education More Relevant to People’s Needs: The Role of Family Doctor”. Ilmu
Kedokteran Keluarga kemudian masuk dalam Kurikulum Inti Pendidikan Dokter di
Indonesia (KIPDI II) pada tahun 1993, yang merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran
Komunitas/Ilmu Kesehatan Masyarakat.3

1
Dokter keluarga adalah setiap dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang
profesi kedokteran maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang
untuk menjalankan praktek dokter keluarga. Dokter Keluarga diharapkan dapat member
pelayanan kesehata medis yang didukung oleh pengetahuan kedokteran terkini secara
menyeluruh (holistik), paripurna (komprehensif) terpadu, berkesinambungan untuk
menyelesaikan semua keluhan dari pengguna jasa/pasien sebagai komponen keluarganya
dengan tidak memandang umur, jenis kelamin dan sesuai dengan kemampuan
sosialnya2,3.Dalam makalah ini akan membahas lebih dalam mengenai konsep Dokter
Keluarga.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dokter Keluarga


Wawasan ilmu kedokteran telah dikemukakan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan
Indonesia dan Komisi Bidang Ilmu Kedokteran pada tahun 1995, yaitu: mencakup ilmu-
ilmu pengetahuan yang mempelajari proses tumbuh kembang manusia mulai dari saat
pembuahan sampai dengan akhir hayat, serta berbagai konsep yang melandasi hidup dan
kehidupan mulai pada tingkat molekuler sampai dengan tingkat individu utuh. Jadi
bidang garapan utama studi ilmu kedokteran adalah perubahan, penyimpangan atau
keadaan tidak optimalnya fungsi organ tubuh secara terpadu pada tingkat individu utuh
sampai tingkat molekuler, dan adanya faktor genetik. Sedangakan untuk Ilmu kedokteran
keluarga adalah ilmu yang mempelajari tentang:1,4
a. Dinamika kehidupan keluarga dalam lingkungannya.
b. Pengaruh penyakit dan keturunan terhadap fungsi keluarga.
c. Pengaruh fungsi keluarga terhadap timbul dan berkembangnya penyakit
serta permasalahan kesehatan keluarga.
d. Berbagai cara pendekatan kesehatan untuk mengembalikan fungsi
keluarga dalam keadaan normal.
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan
primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan
mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta
pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin,
usia ataupun jenis penyakitnya. Pelayanan dalam bidang Dokter Keluarga melibatkan
Dokter Keluarga (DK) sebagai penyaring di tingkat primer, dokter Spesialis (DSp) di
tingkat pelayanan sekunder, rumah sakit rujukan, dan pihak pendana yang kesemuanya
bekerja sama dibawah naungan peraturan dan perundangan.Secara singkat dapat
didefinisikan sebagai dokter yang berprofesi  khusus sebagai dokter praktik umum yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat primer dengan menerapkan prinsip-
prinsip kedokteran keluarga. Penjabaran tersebut adalah sebagai berikut: 1,4,5
a. Berprofesi khusus karena dididik secara khusus untuk mencapai standar
kompetensi tertentu
b. Dokter praktik umum, yaitu dokter yang dalam praktiknya menampung
semua masalah yang dimiliki pasien tanpa memandang jenis kelamin, status
sosial, jenis penyakit, golongan usia, ataupun sistem organ.
c. Pelayanan kesehatan tingkat primer ujung tombak pelayanan kesehatan
tempat kontak pertama dengan pasien untuk selanjutnya menyelesaikan
semua masalah sedini dan sedapat mungkin atau mengkoordinasikan tindak
lanjut yang diperlukan pasien. 
d. Prinsip-prinsip kedokteran keluarga, adalah pelayanan yang komprehensif,
kontinyu, koordinatif (kolaboratif), mengutamakan pencegahan, menimbang
keluarga dan komunitasnya.

3
Adapun karakteristik yang harus dipenuhi oleh Dokter Keluarga menurut para ahli
dan organisasi kesehatan. Karakteristik dokter keluarga itu adalah: 2,3

Lynn P. Carmichael (1973).2

a. Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan


b. Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat
c. Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan keluarganya
d. Handal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil menangani
penyakit
e. Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai
kemiripan penyakit.

Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973).2

a. Pelayanan responsif dan bertanggung jawab


b. Pelayanan primer dan lanjut
c. Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi
d. Memandang pasien dan keluarga
e. Melayani secara maksimal

Ikatan Dokter Indonesia (1982).2

a. Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakat


b. Pelayanan menyeluruh dan maksimal
c. Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan
d. Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya
e. Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas
kelanjutannya

Tujuan dan Tugas Dokter Keluarga

4
Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat luas. Jika
disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam : 2,4,5
a. Tujuan Umum
Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan pelayanan
kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni terwujudnya
keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.
b. Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus pelayanan dokter keluarga dapat dibedakan
atas dua macam. Pertama adalah terpenuhinya kebutuhan keluarga akan
pelayanan kedokteran yang lebih efektif. Dibandingkan dengan pelayanan
kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga memang lebih efektif. Ini
disebabkan karena dalam menangani suatu masalah kesehatan, perhatian tidak
hanya ditujukan pada keluhan yang disampaikan saja, tetapi pada pasien
sebagai manusia seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian dari anggota keluarga
dengan lingkungannya masing-masing. Dengan diperhatikannya berbagai
faktor yang seperti ini, maka pengelolaan suatu masalah kesehatan akan dapat
dilakukan secara sempurna dan karena itu penyelesaian suatu masalah
kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih memuaskan. 4,5
Tujuan khusus yang kedua adalah terpenuhinya kebutuhan keluarga akan
pelayanan kedokteran yang lebih efisien. Dibandingkan dengan pelayanan
kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga juga lebih mengutamakan
pelayanan pencegahan penyakit serta diselenggarakan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan. Dengan diutamakannya pelayanan pencegahan
penyakit, maka berarti angka jatuh sakit akan menurun, yang apabila dapat
dipertahankan, pada gilirannya akan berperan besar dalam menurunkan biaya
kesehatan. Hal yang sama juga ditemukan pada pelayanan yang menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan. Karena salah satu keuntungan dari pelayanan
yang seperti ini ialah dapat dihindarkannya tindakan dan atau pemeriksaan
kedokteran yang berulang-ulang, yang besar peranannya dalam mencegah
penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya telah diketahui selalu bersifat
terbatas.4,5

Tugas Dokter Keluarga adalah menyelesaikan masalah kesehatan keluarga secara


menyeluruh, hal itu meliputi :2
1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan
bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,

5
2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,
Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat
dan sakit,
3. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,
4. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,
5. Menangani penyakit akut dan kronik,
6. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit,
7. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau
dirawat di RS
8. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
9. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
10. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,
11. Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,
12. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan
ilmu kedokteran keluarga secara khusus.

Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik


1. Standar pelayanan paripurna
Sifat paripurna pada kedokteran keluarga yaitu termasuk pemiliharaan
dan peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan kesehatan (curative) ,
pencegahankecacatan (disability limitation) , dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation)
denganmemperlihatkan kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko legal etika
kedokteran.2,3
a. Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang
b. Memiliki izin pelayanan dokter keluarga dan surat persetujuan tempat praktik
c. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pasien dan keluarganya
d. Pencegahan penyakit dan proteksi khusus
e. Deteksi dini terhadap penyakit dan melakukan pentalaksanaan yang tepatterhadap
pasien dan keluarganya
f. Kuratif medic ,melaksanakan pemulihan kesehatan dan pencegahan kecacatan
pada strata pelayanan tingkat pertama, termasuk kegawatdaruratan medik, atau
perujukan
g. Rehabilitasi medik dan sosial pada pasien dana atau keluarganyaSetelah
mengalami masalah kesehatan baik dari segi fisik, jiwa maupun sosial
h. Kemampuan sosial keluarga, pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk
memeprhatikan kondisisosial pasien dan keluarganya

6
2. Standar pelayanan medis (standard of medical care)
 Pelayanan sebuah dokter keluarga harus sesuai dengan lege artis.4
a. Anamnesis
Dengan pendekatan  patient centered approach dalam rangka memperolehkeluhan
utama pasien, kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannyatersebut, serta
memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis.4
b. Pemeriksaan fisik, penunjang serta diagnosis dan diagnosis banding.
Melakukan secara diagnosis holistik.4
c. Konseling
Untuk membantu pasien dan keluarga menentukan pilihan terbaik penatalaksanaan
untuk pasien konsultasi saat diperlukan, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter
yang dianggap lebih piawai dan atau berpengalaman.4
3. Standar pelayanan bersinambung (standard of continuum care)
 Pelayanan yang diberikan dokter keluarga merupakan pelayanan bersinambung
yangmelaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif efisien, proaktif dan terusmenerus
demi kesehatan pasien.4
a. Rekam medik berkesinambung
Informasi riwayat kesehatan pasien sebelumnya pada saat datang digunakan untuk
memastikan bahwa penatalaksanaan yang diterapkan telah sesuai.4
b. Pelayanan efektif efisien
Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektifefisien
bagi pasien, menjaga kualitas, sadar mutu dan biaya.4
c. Pendampingan
Saat dilaksanakan konsultasi dana atau rujukan, dokter keluarga
menawarkankemudian melakasanakan pendampingan pasien, demi kepentingan pasien.4
d. Pelayanan proaktif
Pelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan.4

4. Standar pelayanan menyeluruh (standard of holistic of care)


Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli
bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, social dan
spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya.4
a. Pasien adalah manusia seutuhnya
Pelayanan dokter keluarga memiliki system untuk memandang pasien sebagaimanusia
yang seutuhnya.4

7
b. Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya
Pealyanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memandang pasien sebagai bagian
dari keluarga pasien, dan memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhi
dan/atau dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien. 4
c. Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya
Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan
pasien untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya.4
5. Standar pelayanan terpadu (standard of integration of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain
merupkankemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis,
jugamerupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang
menunjang pelayanan kedokteran baik dari formal maupun informal. koordinator
penatalaksanaan pasien kerja sama dengan dokter pasien -keluarga, maupun bersama
antara dokter pasien dokter spesialis / rumahsakit.4
a. Mitra dokter pasien saat proses pentalaksanaan medis
Mitra lintas sektoral medik Dokter keluarga bekerja sebahgai mitra penyedia
pelayanan kesehatan dengan berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di sekitarnya. 4
b. Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medik
Dokter keluarga memperdulikan dan memperhatikan kebutuhan dan
perliaku pasien dan kelaurganya sebagai masyarakat yang menggunakan berbagai pelaya
nan kesehatan nonformal di sekitarnya.4

Perilaku Profesional Dalam Praktek


Standar perilaku dalam praktek (standard of behaviour in practice).5
a. Standar perilaku terhadap pasien
Dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien untuk menyampaikan
kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan kesempatan
kepada pasien untuk memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna dapat memutuskan
pilihan penatalaksanaan yang akan dilaksanakannya. 5
b. Informasi memperoleh pelayanan
Dokter keluarga memberikan keterangan yang adekuat mengenai cara
untukmemperoleh pelayanan yang diinginkan.5
c. Masa konsultasi
Menyediakan waktu konsultasi untuk menjelaskan keluhan dan keinginanannya.5

8
d. Informasi medik menyeluruh
Dokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenaikeadaan dan
tindakan terhadap pasien, sehingga memungkin pasien dapatmemutuhkan tindakan yang
akan dilakukan terhadapnya.5
Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (standard of partners relationship
in practive)
Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter baik dengan klinik, tim,
sejawat, pegawai klinik, pemimpin klinik.5

Pengembangan ilmu dan ketrampilan

- Dapat memanfaatkan sumber pelayanan primer dengan


memperhitungkan potensi yangdimiliki pengguna jasa pelayanan untuk
menyelesaikanmasalahnya.
- Menyelenggarakanpelayan kedokteran keluarga yang bermutu sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Memberikan pelayanan kedokteran
berdasarkan etika moral dan spritual
- Memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang pengelolaan
pelayanan kesehatan termasuk sistem pembiayaan (Asuransi
Kesehatan/JPKM).

Pengelolaan Praktek
Pengelolaan sumber daya manusia

Tenagapelaksana-Tenagapelaksana yang dibutuhkan pada praktek dokter


keluarga pada dasarnya tidaklah berbeda dengan tenaga pelaksana pelbagai
pelayanan kedokteran lainnya.Tenagapelaksana yang dimaksud secaraumum
dapat dibedakan atas tigamacam :
a. Tenagamedis

Tenagamedis yang dimaksudkan disini ialah para dokter keluarga.


b. Tenagaparamedis.
Disarankan tenaga paramedis tersebut yang telah mendapatkan
pendidikan dan latihan prinsip-prinsip pelayanan dokterkeluarga, baik
aspekmedis dan ataupun aspek non medis.Jumlah tenaga paramedis
yang diperlukan tergantung dari jumlah dokterkeluarga yang
menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga secara umum disebutkan
untuk setiap satu orang dokter keluarga, diperlukan 2 sampai 3 tenaga
paramedis terlatih.
c. Tenaga non-medis.

9
Padaumumnya ada dua katagori tenaga non-medistersebut.Pertama,
tenaga administrasi yang diperlukan untuk menangani masalah–
masalaha dministrasi.Kedua, pekerjasosial (social worker) yang
diperlukan untuk menangai program penyuluhan/nasehatkesehatan dan
atau kunjungan rumah misalnya.Jumlah tenaga non medis yang
diperlukan tergantung darijumlahd okter keluarga.

Menejemen keuangan dan klinik

- sistem pembiayaan klinik dokter keluarga dapat berasal dari


asuransi sosial, asuransi komersial, dan out of pocket. Model
pembiayaan yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan.

Fasilitas dan peralatan klinik dan penunjang medic


- Peralatan yang dibutuhkan pada praktek dokterkeluarga pada
dasarnya tidak berbeda dengan peralatan berbagai pelayanan
kedokteranlainnya. Jika pelayanan dokter keluarga tersebut
dilaksanakan dalam bentuk klinik dokter keluarga,
makaperalatan yang dibutuhkansecara umum. Peralatanmedis
Karena praktek dokter keluarga melayani beberapa tindakan
spesialistis sederhana, maka pada praktek dokter keluarga perlu
disediakan berbagai peralatanmedis dibutuhkan berbagai
peralatan pemeriksaan penunjang sertapertolongan gawat
darurat, Peralatan yang dimaksudjugamencakup pula
laboratoriumklinis, rontgenfoto, EKG, minor surgery set,
sigmoiskop, audiometer, otoskop, visual chart, tonometer
danophtalmoskop.

10
PENUTUP

Dokter keluarga merupakan profesi dokter yang dapat mencegah terjadinya


pembengkakkan biaya dengan cara memperhatikan riwayat daripada suatu keluarga.
Dengan tindakan seperti itulah dokter keluarga dapat mencegah penyakit yang akan
timbul. Dan ini pula yang dilewati oleh dokter praktek umum.
Pelayanan Dokter Berbasis Dokter Keluarga di Indonesia bukanlah barang baru.
Wacana ini semakin bergulir sejak WHO dan WONCA mengintroduksi “Kerangka
Perkembangan Dokter Keluarga/Dokter Umum” (hasil dari konferensi di Ontario, Kanada
tahun 1994). Dari sisi keilmuan dan idealisme pelayananan, pelayanan dokter keluarga
akan sangat bermanfaat untuk menyehatkan masyarakat. Hal ini dikarenakan konsep
dokter keluarga bekerja jauh ke hulu, yaitu menjaga masyarakat sehat agar tetap sehat dan
tidak jatuh sakit. Kalaupun masyarakat sakit, early diagnosis berjalan baik, dan angka
pelayanan kedokteran di strata kedua dan ketiga dapat dikurangi.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. Sistem Kesehatan Nasional 2004. Jakarta, 2004.


2. WHO-WONCA working paper. Making medical practice and education relevant to
people’s needs: the contribution of family doctor. November 1994; Ontario, Canada
3. Gooh Lee Gan, et. all, a Primer on Family Medicine Practice, Singapore
International Foundation, 2004
4. Departemen Kesehatan RI: Sistem Kesehatan Nasional, DEPKES RI,
Jakarta. 2002
5. Departemen Kesehatan RI (1986): Survai Nasional Kesehatan Rumah
Tangga, DEPKES RI, Jakarta.2002

12

Anda mungkin juga menyukai