Tugas Makalah Antena & Propagasi PDF
Tugas Makalah Antena & Propagasi PDF
BAB. VI
RAMBATAN TROPOSFER
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan anugerahNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“............................... “ dapat diselesaikan sebagai tugas mata kuliah Antena & Propagasi.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak dan berbagai
sumber yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Tidak menutup
kemungkinan adanya saran dan kritik dari pembaca agar menjadi lebih baik.
Semoga makalah ini bermanfaat.
Penulis
1. Spektrum Elektromagnetik
Seperti kita ketahui, bahwa cahaya yang tampak oleh mata kita merupakan suatu
keluarga dari spektrum elektromagnetik. Contoh lain, adalah kelompok dari sinar gamma,
sinar-X, gelombang infra merah dan gelombang radio. Umumnya, kita menamakannya
gelombang elektromagnetik (EM) karena sifat-sifat dasar yang dimilikinya, yaitu:
Gelombang EM mempunyai intensitas medan listrik dan medan magnetik yang
berosilasi pada frekuensi yang sama.
Kecepatan propagasi atau perambatan dari gelombang EM dalam ruang hampa
merupakan konstanta yang universal, yang dinyatakan sama dengan kecepatan cahaya,
8
c = 3 x 10 meter/detik.
Dalam ruang hampa, panjang gelombang λ dari gelombang EM berbanding langsung
dengan osilasi dari frekuensinya f.
Spektrum gelombang EM secara lengkap ditunjukkan pada Gambar 1. Spektrum sinar-
sinar tampak (visible) dengan panjang gelombang yang sangat pendek terletak antara λ =
0,4 μm (violet) dan λ = 0,7μm (red). Jika kita amati ke arah panjang gelombang yang lebih
pendek akan kita jumpai band frekuensi sinar ultraviolet, sinar-X dan sinar gamma. Pada sisi
lain dari akan kita jumpai sinar infra merah (infrared) dan spektrum radio. Bila diamati,
batasan antara spektrum radio dan bukan spektrum radio terletak pada panjang gelombang
elektromagnetik λ di ruang hampa. Untuk λ ≥ 1 mm (atau frekuensi di ruang hampa f ≤ 300
GHz), maka gelombang tersebut digolongkan pada spektrum radio, sedangkan untuk λ < 1
mm (atau frekuensi di ruang hampa f > 300 GHz) bukan termasuk spektrum radio.
3. Propagasi Troposfer
Lapisan atmofir bumi terdiri dari 3 (tiga) lapisan, yaitu : lapisan troposfir (troposphere),
stratosfir (stratosphere) dan ionosfir (ionosphere). Troposfir terletak di permukaan bumi
hingga mencapai ketinggian kira-kira 6,5 mil. Lapisan berikutnya (stratosfir) berada mulai
dari batas troposfir sampai ketinggian sekitar 25 mil. Dari batas stratofir hingga ketinggian
250 mil adalah lapisan ionosfir. Di atas ionofir adalah ruang angkasa. Lapisan troposfir
adalah lapisan terendah dari bumi, dan di dalamnya berisi zat-zat yang diperlukan untuk
kelangsungan hidup. Lapisan ini dapat dilalui gelombang yang berfrekuensi tinggi menuju
lapisan berikutnya. Karena itu, tidak akan terjadi inversi temperatur atau juga tidak bisa
menyebabkan pembiasan yang berarti. Lapisan stratosfir dengan temperaturnya yang
konstan tersebut disebut juga daerah isothermal.
Propagasi troposfir bisa dianggap sebagai kasus dari propagasi gelombang langit.
Gelombang tidak ditujukan ke ionosfir, tetapi ditujukan ke troposfir. Batas troposfir hanya
sekitar 6,5 mil atau 11 km dari permukaan bumi. Frekuensi yang bisa digunakan adalah
sekitar 35 MHz sampai dengan 10 GHz dengan jarak jangkau mencapai 400 km. Proses
penghamburan (scattering) oleh lapisan troposfir, dilukiskan seperti gambar dibawah ini.
Seperti ditunjukkan oleh gambar dibawah, dua antena pengarah diarahkan sedemikian rupa
sehingga tembakan keduanya bertemu di troposfir.
N = (n-1)*106
Konsep ini dapat dibuktikan secara sederhana berdasarkan teori Debye dari molekul polar,
bahwa refraktifitas dapat dihitung dari tekanan p (hPa) dan suhu T (K) (Brussaard, 1996):
Hal ini terlihat pada Gambar.5a di mana ketergantungan dari refraksi pada suhu dan
kelembaban relatif digambarkan bahwa refraktifitas umumnya meningkat dengan
kelembaban. Ketergantungannya pada suhu umumnya tidak monoton. Untuk nilai
kelembaban yang lebih besar dari sekitar 40%, daya tahan juga meningkat mengikuti suhu.
Sensitivitas refraksi pada suhu dan kelembaban relatif udara ditunjukkan pada Gbr. 5b.
Untuk t = 10º C (rata-rata cca dekat suhu tanah di Republik Ceko), H = 70% (rata-rata cca
dekat kelembaban relatif tanah) dan p = 1000 hPa, sensitivitasnya adalah dN / dt = 1,43 N-
unit / ºC, dN / dH = 0,57 N-unit /% dan dN / dp = 0,27 N-unit / hPa. Variasi refraksi biasanya
paling signifikan dipengaruhi oleh perubahan kelembaban relatif karena kandungan uap air
sering berubah dengan cepat (baik dalam ruang dan waktu) dan paling tidak sensitif
Jarak antara pemancar dan penerima adalah 49,8 km. Hal ini dapat dilihat pada Gambar. 6a
hambatan medan yang terletak sekitar 33 km dari lokasi pemancar. Tinggi penghalang
adalah sedemikian sehingga sekitar 0% dari radius ellipsoid Fresnel pertama dari jalur
terendah (antara antena pemancar dan antena penerima terendah) bebas. Oleh karena itu
di bawah kondisi atmosfer standar (k = R ef / R = 4/3) jalur terendah mengalami pelemahan
karena kehilangan difraksi sekitar 6 dB.
High Frekuensi (HF) merupakan gelombang radio pada frekuensi 3-30 MHz yang
digunakan pada radio komunikasi jarak jauh. Untuk band frekuensi ini propagasi
gelombang elektromagnetik tidak dapat menembus lapisan ionosfer, tetapi dipantulkan
oleh lapisan ionosfer. Sehingga atmosfer berfungsi sebagai Transmitter (Sumber)
Receiver (Penerima) repeater secara alami. Lapisan ionosfer merupakan lapisan
atmosfer bumi yang memiliki sifat yang dapat memantulkan gelombang
elektromagnetik. Dengan lintasan ini, jangkauan komunikasi radio dapat mencapai jarak
yang lebih jauh. Sinyal radio HF dapat merambat melalui 3 medium, yaitu pada
gelombang permukaan bumi (ground wave), gelombang langsung (line of sight), dan
gelombang langit (skywave). Pembiasan terjadi karena gelombang elektromagnetik
bergerak melewati medium dengan kerapatan yang berbeda dan mengakibatkan perubahan
pada vector kecepatan gelombang dan dengan demikian arah gerakannya akan terbias.
Pembiasan yang terjadi pada lapisan troposphere ini terjadi berulang-ulang.
Phenomena lain yang terjadi dengan gelombang radio terutama pada frekuensi antara
50-60MHz (VHF) ialah tropospheric scattering. Dengan kemampuan troposphere
mengadakan scattering pada gelombang radio, maka gelombang radio pada band 6 meter
tersebut di atas, setelah masuk ke lapisan troposphere dapat bergerak mengikuti
lengkungan lapisan troposphere dan tidak tembus ke angkasa luar. Gerakannya mengikuti
lapisan troposphere ini dapat mencapai jarak yang cukup jauh, ialah dapat mencapai jarak
puluhan ribu kilometer. Pada suatu tempat yang sangat jauh tersebut, ia dapat dibiaskan
kembali ke bumi dan dapat ditangkap oleh pesawat radio di tempat tersebut. Kondisi
troposphere yang memberikan kemungkinan untuk mengadakan komunikasi jarak jauh
tersebut di atas tidak terjadi setiap saat. Berbeda halnya dengan kondisi propagasi
ionospheric pada band HF, maka kapan terjadinya kondisi propagasi tropospheric yang baik
seperti tersebut di atas belum cara peramalan yang seksama. Kecuali propagasi
tropospheric, komunikasi teresterial jarak jauh pada band VHF dapat pula dilakukan dengan
bantuan benda-benda angkasa.
Contoh penggunaan propagasi High Frequency Radio adalah : radio maritime, radio
aeronautical, komunikasi seluler, siaran FM, siaran TV, aeronautical mobile, radio panggil,
radio mobile satellite, radio astronomi dan satelit.
1. Kesimpulan
2. Saran
Diharapkan bagi pembaca dapat memberikan kritik dan saran membangun bagi
penulis.
Sangat bagus untuk melakukan penyelidikan dimasa mendatang mengenai
hubungan antara evolusi waktu, parameter saluran dan karakteristik propagasi
multipath terkait efek propagasi di atmosfer, karena referensi hal ini sangat sedikit
sekali yang diketahui saat ini.