Anda di halaman 1dari 13

Tugas Akhir

Komputasi Fisika
Penyelesaian persoalan Fisika Metode Trapezoid Using Scilab
Tria Nurmar’atin   ( 1708026029 )

SOAL

Diketahui suatu mobil bergerak dengan persamaan kecepatan v(t) = 3t2 + 4t – 5, dengan v
dalam satuan meter per sekon dan t dalam satuan sekon. Tentukan perpindahan mobil setelah
menempuh waktu dari t=0 sampai t = 1 sekon!

V(t)

Gambar 1.1 Mobil melaju dengan kecepatan v(t)

DASAR TEORI
GLB & GLBB :

Sebuah benda dikatakan bergerak jika posisi benda tersebut mengalami perubahan
terhadap benda lain di sekelilingnya. Jadi gerak adalah perubahan kedudukan atau posisi sebuah
benda terhadap suatu titik acuan tertentu. Berdasarkan bentuk lintasannya gerak dibedakan
menjadi dua, yaitu :

1. Gerak lurus, yaitu gerak yang lintasannya berupa garis lurus.


2. Gerak lengkung, yaitu gerak yang lintasannya berupa garis lengkung/tidak lurus.

Dalam praktikum ini lebih ditekankan pada gerak lurus. Jika ditinjau dari besar kecepatan
gerak setiap saat, gerak lurus dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Gerak Lurus Leraturan (GLB).


Gerak Lurus Beraturan (GLB) merupakan gerak lurus yang kecepatannya selalu cepat.
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus yang kecepatannya
berkurang secara teratur pada setiap saat.

Sedangkan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dipercepat, yaitu Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB) yang kecepatannya bertambah secara teratur pada setiap saat.
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) diperlambat, yaitu Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB) yang kecepatannya berkurang secara teratur pada setiap saat .
Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh benda tanpa memperhatikan arah. (Soedojo,
P. 2004)

Kecepatan sebuah benda merupakan besaran vektor yang menyatakan dua hal yaitu berapa
cepat gerakannya serta arah gerakannya. Jika sebuah benda bergerak menurut garis
lurus, kecepatan adalah laju perpindahan lintasan pada tiap satuan detik/jarak.
sedangkan kelajuannya adalah jarak yang ditempuh dalam selang waktu tertentu.
Perpindahan adalah panjang lintasan yang ditempuh benda beserta dengan arah geraknya,
sedangkan  
V=s/t
Dimana :   v = kecepatan (m/s)
s = jarak tempuh (m)
t = waktu tempuh (s)
Sebuah benda yang mempunyai kecepatan berubah-ubah dikatan dipercepat. Sebuah
benda dipercepat bila kecepatannya bertambah, berkurang atau arahnya berubah. Percepatan
sebuah benda adalah laju perubahan kecepatan. Bila kecepatan awal benda V0 dan setelah
interval waktu tertentu t kecepatannya v maka percepatannya adalah :
a =  Vt  -  V0 / t
Dimana :  a = percepatan (m/s²) 
Vt = kecepatan akhir (m/s)
V0 = kecepatan awal (m/s)
t = waktu (s)
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda dalam lintasan garis lurus
dengan percepatan tetap. Jadi, ciri utama GLBB adalah bahwa dari waktu ke-waktu kecepatan
benda berubah, semakin lama semakin cepat/lambat. Sehingga gerakan benda dari waktu ke
waktu mengalami percepatan/perlambatan (Ruwanto, B.2006).

METODE TRAPEZOID

Persoalan yang melibatkan integral dalam kalkulus ada kalanya tidak hanya
persoalan yang mudah-mudah saja. Untuk fungsi-fungsi yang rumit adakala nya
kita akan kesulitan dalam mengintegralkannya. Sebagai contoh

1 2 1
2
sin ⁡( x)
∫ e x dx ,∫ x
dx ,∫ √ 1−cos ( x ) dx
0 0 0

sangat sulit kita integralkan. Bahkan dengan menerapkan teorema Fundamental


Kalkulus dasar Kedua kita mungkin akan kerepotan dengan fungsi-fungsi diatas.
Padahal integral pertama sangat penting dalam bidang statistika dan integral ke-
dua sangat penting dalam bidang optik. Akan tetapi bukan berarti integral tersebut
tidak dapat kita selesaikan. Penyelesaian integral diatas adalah dengan
menggunak- an solusi hampiran berupa pengintegralan secara numerik.
Jika yang kita bahas adalah pengintegralan secara numerik, maka hasilnya
akan ber- upa angka. Solusi dalam pengintegralan numerik akan berupa hampiran.
Namanya hampiran berarti akan ada error (galat). Namun semua kesalahan (galat)
dapat kita kontrol untuk mendapatkan hasil yang mendekati nilai eksak.

Aturan Trapezoidal (Aturan Trapesium)


Pada kesempatan kali ini saya ingin membahas tentang aturan Trapesium. Jika pada kuliah
kalkulus kita sudah menghampiri integral dengan aturan integral Rie- mann, maka sekarang
kita akan mencoba dengan aturan trapezoidal.
Pada aturan ini, fungsi f (x) pada [a, b] dibagi dalam beberapa selang (n). Perha-
tikan gambar berikut:

Gambar 1.2 fungsi f (x) di hampiri dengan luasan trapesium

Kita tahu bahwa integral dari suatu fungsi adalah luas daerah pada fungsi
tersebut yang dibatasi oleh selang pengintegralan. Gambar diatas menunjukkan
bahwa fungsi f (x) di hampiri dengan luasan trapesium. Jadi menghitung
integral fungsi f (x) dengan batas [a, b] adalah jumlah dari luas trapesium.

Gambar 1.3 Luas trapesium


h
(c +a).
Kita juga ketahui bahwa rumus dari luas trapezium adalah L= 2

Rumus luas ini akan membantu kita untuk mencari luas pada gambar pertama.

Karena a = x0 dan b = xn maka luas sebuah trapesium pada gambar diatas adalah
h
Ai= (f ( xi−1 ) + f ( xi ) )
2

Untuk lebih akurat, maka kita harus memperbanyak trapesium dalam fungsi terse-
but sehingga luas seluruhnya adalah

Atotal = A1 + A2 + · · · + An

Dengan
h
A1= (f ( x0 ) + f ( x 1 ))
2

h
A2= (f ( x1 ) + f ( x 2) )
2
.
.
.

h
An = (f ( x n−1) + f ( x n ) )
2
Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa
b

∫ f ( x ) dx= A 1+ A 2+ …+ An
a
b

∫ f ( x ) dx=¿ h2 ( f ( x 0 ) + f ( x1 ) )+ h2 ( f ( x1 ) + f ( x 2) )+ h2 ( f ( x n−1 ) +f ( x n ) )¿
a

Sehingga hasil diatas dapat kita sederhanakan menjadi

∫ f ( x ) dx ≈ h2 ¿
a
h
≈ ¿
2
b−a
Dengan h= . ( Fauzi, 2012 )
n

PENYELESAIAN

Kita mempunyai persoalan yang harus diselesaikan, yaitu :

v(t) = 3t2 + 4t – 5

S(t) = … ? dengan t=0 sampai t=1

Perhitungan secara analitik :

S(t )=∫ v (t ) dt

1
¿ ∫ ( 3 t 2+ 4 t−5 ) dt
0

¿( t ¿ ¿ 3+2 t 2 −5 t)⃓ 10 ¿

S(1 )=13 +2 ¿

¿ 1+2−5

¿|−2|

¿2

Jadi, perpindahan mobil setelah menempuh waktu dari t=0 sampai t=1 sekon adalah 2 meter.

Perhitungan menggunakan metode trapezoid :

∫ ( 3t 2 +4 t−5 ) dt
0
disini kita misalkan t = x , dengan n = 8 .

f ( x )=( 3 x 2 +4 x−5 )

b−a 1−0
h= = =0,12 5
n 8

n xn fn
0 0 -5
1 0,125 -4,45313
2 0,25 -3,8125
3 0,375 -3,07813
4 0,5 -2,25
5 0,625 -1,32813
6 0,75 -0,3125
7 0,875 0,796875
8 1 2

f ( x )= { h2 ( f ( x )+2 f ( x )+2 f ( x )+ …+2 f ( x


0 1 2 n−1 ) +f ( x n ) ) }
¿ {h2 [ f ( 0) +2 f ( 1/ 8) +2 f ( 2/8 )+ 2 f ( 3 /8) +2 f ( 4 /8) +2 f ( 5/8) +2 f ( 6 /8) +2 f ( 7/ 8) + f ( 1) ]}
¿ {0,125
2
[ −5+2(−4,45313)+2(−3,8125)+2(−3,07813)+2(−2,25)+2(−1,32813)+2(−0,3125)+2(0,7

¿−1,99219

Jika kita bandingkan antara pehitungan analitik dengan metode trapezoid, masih terjadi ke
error an yaitu sebesar 0,00781.

PROGRAM SCILAB
Pemrograman yang digunakan adalah SCILAB. Program yang dibuat adalah program
yang dapat menyelesaikan persamaan differensial secara umum kemudian dapat
menampilkan grafik fungsi dari persoalan yang dibuat.

Program yang sudah berjalan disajikan pada halaman lampiran. Hasil plot dalam
grafik adalah sebagai berikut :

Gambar 1.4 Grafik hasil solusi persamaan v(t) = 3t2 + 4t – 5 metode trapezium.

LAMPIRAN 1
Program utama dalam SCILAB

LAMPIRAN 2
Grafik Solusi Persamaan v(t) = 3t2 + 4t – 5 metode trapezium

LAMPIRAN 3
Hasil dalam SCILAB

Console
--> v=0:0.125:1;

--> a=0;

--> b=1;

--> x=0;

--> h=0.125;

--> n=(b-a)/h
n =

8.

--> n=round(n)
n =

8.

--> for i=1:(n+1)


> f(i)=3*x^2+4*x-5;
> x=x+h;
> end

--> f
f =

-5.
-4.453125
-3.8125
-3.078125
-2.25
-1.328125
-0.3125
0.796875
2.

--> ff=f(2:n)
ff =

-4.453125
-3.8125
-3.078125
-2.25
-1.328125
-0.3125
0.796875

--> sum=0;

--> for i=1:(n-1);


> sum=sum+ff(i);
> end

--> sum
sum =

-14.4375

--> trap=(h/2)*(f(i)+2*sum+f(n+1))
trap =

-1.6992188

--> plot(v,f,'-r')
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, F.A,.2012. Penggunaan Aturan Trapezoidal ( Aturan Trapezium ), dan Aturan


Simpson sebagai Hampiran dalam Integral Tentu.

Ruwanto, B.2006. Fisika Kelompok Teknologi. Jakarta : Yudistira.

Soedojo, P. 2004. Fisika Dasar. Yogyakarta : ANDI.

Anda mungkin juga menyukai