Anda di halaman 1dari 3

Bagaimana kabar Anda hari ini?

Semoga senantiasa diliputi kebahagiaan

Sadhu..

Judul tulisan di atas sebenarnya sudah lama ingin penulis bagikan. Akan tetapi, penulis menunggu
momen yang sesuai untuk membahas hal tersebut. Oh iya, tulisan kali ini hanya membahas seputar
pengalaman pribadi penulis. Jadi, kita rehat sejenak dari pengetahuan Dhamma yang biasa ditulis dalam
blog ini. Hehe…

Hasil gambar untuk pai logo aktuaris

Pernahkah kalian mendengar profesi Aktuaris?


Penulis rasa masih banyak diantara kita yang belum mengetahuinya. Oleh karena itu, penulis akan
membahas sedikit mengenai profesi tersebut. Berdasarkan website resmi Persatuan Aktuaris Indonesia
(PAI), Aktuaris adalah seorang ahli yang dapat mengaplikasikan teori matematika, probabilitas dan
statistika, serta ilmu ekonomi dan keuangan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan aktual pada
sebuah bisnis khususnya yang berhubungan dengan risiko. Masalah bisnis tersebut dihubungkan dengan
peristiwa yang terjadi di masa depan, kemungkinan peristiwa tersebut terjadi, kapan peristiwa tersebut
akan terjadi dan berapa jumlah dana yang perlu disisihkan untuk mengatasi biaya yang muncul jika
peristiwa tersebut terjadi.

Sekarang sudah tahu kan mengenai Aktuaris? Hehe…

Awalnya, penulis tidak tertarik menjadi aktuaris. Hal itu karena penulis belum mengetahui bagaimana
prospek kerja profesi aktuaris tersebut. Sebagai mahasiswa program studi matematika, penulis baru
mengetahui profesi tersebut mulai dari semester 5. Itu pun karena ada dosen yang bercerita ketika di
jam pelajaran. Hahahaha….

Setelah mendengar beliau bercerita, penulis sama sekali tidak menunjukkan ketertarikan terhadap
profesi tersebut. Kemudian, selang beberapa waktu ada juga kegiatan seminar yang diadakan kampus
penulis dengan mengangkat tema Aktuaris. Seminar itu dibawakan langsung oleh para pekerja di
perusahaan yang berkecimpung di dunia asuransi. Bahkan ketika kunjungan dalam kegiatan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL), penulis pun mendengar pemaparan singkat mengenai Aktuaris dan melihat secara
langsung bagaimana para aktuaris itu bekerja. Titik inilah yang membuat penulis tertarik untuk
berkecimpung di profesi tersebut nantinya. Setelah berubah haluan dalam menentukan karier nantinya,
penulis pun mulai browsing di mbah google mengenai aktuaris dan bagaimana tahapan menjadi aktuaris
tersebut.

Singkat cerita, penulis menyadari bahwa profesi aktuaris ini bukanlah profesi yang bisa diraih dengan
mudah. Mengapa? Karena untuk menjadi aktuaris itu, seseorang harus lulus 11 modul ujian yang
diselenggarakan oleh PAI dan telah mengikuti pelatihan yang diadakan (Profesionalisme).

Meskipun ada 11 modul, profesi aktuaris tidak dijadikan satu bidang, melainkan dibedakan menjadi 3
tingkatan, yaitu level Analis aktuaria di perusahaan asuransi umum, Ajun Aktuaris, dan Aktuaris.
Level Analis aktuaria di perusahaan umum menyandang gelar CNLA (Certified Non Life Analyst).
Sementara level Ajun Aktuaris menyandang gelar ASAI (Associate Society Actuaries of Indonesia).
Kemudian level tertinggi, yaitu Aktuaris menyadang gelar FSAI (Fellow Society Actuaries of Indonesia)

Modul-modul yang diujikan adalah sebagai berikut.

Sertifikasi Analis Aktuaria di Asuransi Umum (CNLA) diberikan setelah lulus 3 (tiga) mata ujian dan 1
(satu) pelatihan sebagai berkut:
1. A10 – Matematika Keuangan
2. A20 – Probabilita dan Statistika
3. A40 – Akuntansi
4. Pelatihan Asuransi Umum
Analis diharapkan mempunyai dasar pengetahuan yang cukup seperti mata ujian profesi level ASAI
ditambah dengan Pelatihan Asuransi Umum yang diadakan oleh PAI.

Berbeda dengan tingkat CNLA, Ujian profesionalisme Ajun Aktuaris (ASAI) terdiri dari 8 (delapan) mata
ujian sebagai berikut:
A-10 : Matematika Keuangan
A-20 : Probabilita dan Statistika
A-30 : Ekonomi
A-40 : Akuntansi
A-50 : Metode Statistika
A-60 : Matematika Aktuaria
A-70 : Pemodelan dan Teori Risiko
A-80 : Profesionalisme

Selanjutnya menuju level tertinggi, yaitu Ujian profesionalisme Aktuaris terdiri dari 11 (sebelas) mata
ujian sebagai berikut:
Telah mengambil dan lulus mata ujian untuk tingkat Ajun Aktuaris 7 (tujuh) mata ujian dan 1 (satu)
seminar profesionalisme.
F-10 : Investasi dan Manajemen Aset
F-20 : Manajemen Aktuaria
F-31 : Aspek Aktuaria dalam Asuransi Jiwa; atau
F-32 : Aspek Aktuaria dalam Dana Pensiun; atau
F-33 : Aspek Aktuaria dalam Asuransi Umum; atau
F-34 : Aspek Aktuaria dalam Asuransi Kesehatan

Nahhh, setelah melihat bagaimana menjadi aktuaris di atas, menarik bukan? Hehe…

Sederhananya, seseorang harus lulus ujian level A10-A70, telah mengikuti satu seminar profesionalisme,
lulus ujian level F10-F20, dan memilih salah satu modul dari F31-F34. Kemudian, tingkatan ujian harus
diselesaikan secara sistematis secara khusus. Artinya, seseorang harus menyelesaikan semua ujian level
A (A10-70) baru bisa mengambil ujian level F. Meskipun demikian, untuk ujian level A, seseorang boleh
mengambil tidak sesuai urutan. Misalnya, ingin mengambil ujian A30, kemudian baru A10, dan
sebagainya. Intinya boleh acak, tetapi masih dalam seri ujian level A.

Ujian tersebut mulai tahun 2017, hanya diadakan 2 kali dalam setahun, yaitu bulan Mei dan November.
Kriteria seseorang dikatakan lulus ujian setiap modulnya apabila memiliki nilai ujian minimal 70. Oh iya,
untuk satu ujian level A dikenakan biaya sebesar Rp1.000.000 (Untuk umum) dan Rp300.000 (untuk
mahasiswa). Sementara untuk satu ujian level F dikenakan biaya Rp1.250.000. Tidak murah bukan?
Hehehe..

Oleh karena itu, kita harus belajar dengan sungguh-sungguh agar setiap mengikuti ujian bisa langsung
lulus. Karena, jika nilai dibawah 70, maka kita harus mengulang ujian tersebut. Jika kita gagal dan kita
ingin mengulangnya kembali di periode selanjutnya, maka kita harus bayar dari awal kembali.

Ujian PAI diadakan di 3 kota, yaitu Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.

Cukup panjang juga ya kalo dilihat perjalanan karier menuju aktuaris ini? Hehe…

Meskipun demikian, penulis malah semakin tertarik terhadap profesi ini. Penulis seketika teringat akan
perkataan Guru penuils di waktu SMA. “Jalan yang kecil dan sulit itu biasanya dijauhi banyak orang.
Padahal, biasanya jalan yang kecil dan sulit itu lah yang akan memberikan hasil yang luar biasa di akhir”

Penulis hanya merasa telat untuk menyadari bahwa profesi ini begitu istimewa. Hingga di akhir masa
kuliah ini, penulis baru mengikuti ujian PAI di semester 7. Walaupun demikian, penulis berhasil lulus
ujian seri A-30 (Ekonomi). Penulis sangat senang karena tidak banyak orang yang langsung lulus di ujian
perdana mereka. Selanjutnya, penulis akan mengikuti ujian pada periode berikutnya sebagai pelengkap
gelar S.Si nantinya.

Oh iya, penulis akan membagikan tips penting bagi kalian yang ingin mengikuti ujian PAI di Jakarta, yaitu
bertempat di Kampus MM UGM, Dr.Sahardjo 83.
Tipsnya adalah

Anda mungkin juga menyukai