Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN KONSTRUKSI

“ESKALASI HARGA”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Konstruksi yang


dibimbing oleh :
Pungky Dharma Saputra, S.T., M.Si. (Han), CS.

Ditulis Oleh :
Nama : Iis Sugiarti
NIM : 1117020022
Kelas : 2 Sipil 3

TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
DEPOK
2018
BAB IX

ESKALASI HARGA

1.1. Pengertian Eskalasi Harga

Menurut Fathoni, dkk. (2012) salah satu resiko dari proyek


kontrak multi years adalah penyesuaian harga atau biasa disebut dengan
eskalasi. Eskalasi adalah penyesuaian harga satuan komponen kontrak
yang meliputi tenaga kerja, bahan konstruksi, energi dan peralatan
terhadap nilai kontrak saat penawaran. Penyesuaian harga pada proyek
multi years disebabkan adanya fluktuasi ekonomi negara yang
menyebabkan perubahaan harga satuan komponen pekerjaan saat
pelaksanaan proyek. Terkadang penyesuaian harga ini tidak
diperhitungkan dengan baik oleh pengguna jasa sehingga banyak
penyedia jasa yang merasa dirugikan atas hal ini.Agar pihak penyedia
jasa dan pengguna jasa tidak saling dirugikan, maka diperlukan
upayaupayadalam menyikapi penyesuaian harga selama pelaksanaan
pekerjaan di lapangan. Menururt Cornell (2010) dalam Fathoni, dkk.
(2012) eskalasi adalah penyesuaian harga satuan komponen kontrak
yang meliputi tenaga kerja, bahan konstruksi, energi dan peralatan
terhadap nilai kontrak saat penawaran.

1.2. Tujuan Eskalasi Harga


Menurut Pratomojati, dkk. (2007) untuk proyek dengan skala
besar, yang direncanakan memerlukan waktu pelaksanaan yang lama,
perlu adanya rumus-rumus yang digunakan untuk menanggulangi dan
mengatasi adanya kenaikan-kenaikan harga. Kenaikan harga dapat
menjadikan harga penawaran kontraktor tidak sesuai lagi. Hal yang sering
terjadi kenaikan bahan/material yang digunakan, padahal proyek masih
berlangsung, adalah kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan
BBM akan mempengaruhi biaya produksi dan transportasi. Kedua biaya
tersebut sangat mempengaruhi biaya operasional kontraktor. Oleh karena
itu kontraktor perlu merinci komponen/struktur biaya secara keseluruhan
mempunyai volume/bobot yang besar terhadap keseluruhan biaya
penawaran. Harga bahan, alat, dan upah biasanya mempunyai
prosentase yang besar dari biaya penawaran. Menurut Sastraatmadja
(1984) proyek-proyek yang besar dan memakan waktu lama sampai 3
atau 4 tahun waktu penyelesaian biasanya sudah disediakan rumus-
rumus untuk mengatasi bilamana ada kenaikan harga, baik karena inflasi
maupun sebab lain seperti misalnya kenaikan harga BBM atau kenaikan
mendadak dari satu jenis bahan yang diperlukan. Biasanya harga-harga
bahan, alat-alat maupun upah diambil sebagai harga patokan adalah
ketika para pelaksana sedang menghitung harga tender dan ini dianggap
sebagai harga nol atau harga permulaan.
1.3. Besaran dan Rumus Eskalasi
Menurut Pratomojati, dkk. (2007) beberapa komponen yang
sering dibuat rumus eskalasinya antara lain: Upah Buruh (Lo), merupakan
komponen penting dalam suatu perhitungan kontrak dan upah buruh/
pekerja ini akan selalu mengikuti perkembangan harga yang lain,
misalnya harga BBM naik-transport akan naik yang pada saatnya
kebutuhan hidup juga naik sehingga upah buruh pun prosentase yang
sama. Portlan Semen (Co), merupakan komponen bahan bangunan yang
sangat penting, karena dalam berbagai proyek pembangunan masa kini
semen selalu dipergunakan. Dikatakan sangat penting karena dalam
berbagai proyek pembangunan masakini semen selalu dipergunakan.
Dikatakan sangat penting karena bahan ini juga perlu dilindungi, perlu
penyimpanan yang baik dibutuhkan dalam volume yang besar dan
menentukan. Baja Tulangan (So) merupakan bahan pokok beton
bertulang yang mempunyai komponen biaya yang cukup besar dari
struktur biaya beton bertulang, disamping juga harganya yang cukup
mahal dibandingkan harga bahan bakar lain. Bahan Bakar dan Pelumas
(Fo) dua komponen ini sangat penting sebagai bagian dari biaya
produksi. Dalam proyek sering digunakan alat berat yang energi
utamanya adalah minyak dan pelumas. Jika harga minyak dan pelumas,
naik akan mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung
terhadap biaya yang lain. Aspal (Ao) merupakan bahan utama pekerjaan
jalan yang dilihat dari prosentase dari bahan yang lain cukup besar
dengan harga satuan aspal yang mahal. Alat-alat Berat (Ero) merupakan
salah satu peralatan yang umum dipakai proyek ini, yang membutuhkan
pengelola yang baik dalam ini pengoprasiannya agar didapatkan hasil
yang optimal. Besaran komponen lain yang di dalam harga penawaran
mempunyai prosentase yang cukup besar. Rumus-rumus eskalasi
biasanya sudah ada didalam dokumen tender yang diserahkan.
Contoh-contoh rumus eskalasi yang umum antara lain:
1.Untuk pekerjaan beton
Ka = 0.15 + 0.3 Lt + 0.35 Ct + 0.2 ERt
Lo Co ERo

2.Untuk pekerjaan pengaspalan

Kb = 0.15 + 0.2 Lt + 0.1 Ft + 0.25 At + 0.3 ERt


Lo Fo Ao ERo

Jumlah Koefisien untuk setiap rumus sama dengan 1,00. Huruf t


pada lambang/ nama komponen yang dieskalasikan menunjukan harga
setelah kenaikan. Angka o (nol) pada lambang/ nama komponen yang
dieskalasikan menunjukan harga sebelum kenaikan.

1.4. Menghitung Eskalasi Harga


Berdasarkan Sastraatmadja (1984) contoh menghitung eskalasi
harga sebagai berikut:
(DIKERTAS)
DAFTAR PUSTAKA

Fathoni, Alif, dkk. (2012). Analisa Eskalasi Biaya Pada Proyek Infrastruktur
Tahun Jamak. Semarang: Universitas Diponegoro.

Pratomojati, Immanuel., Pramono, Edy., & Setiyadi. (2007). Manajemen


Konstruksi. Depok: Politeknik Negeri Jakarta.

Sastraatmadja, Soedrajdat. (1984). Anggaran Biaya Pelaksanaan. Bandung:


NOVA.

Anda mungkin juga menyukai