Fistula
Fistula
DEFENISI
Fistula atau fistel merupakan bahasa latin yang artinya pipa. Fistel
merupakan hubungan atau jalur antara dua epitel organ atau jaringan yang
normalnya tidak berhubungan.
ETIOLOGI
Fistel dapat terjadi disebabkan oleh beberapa kondisi dari penyakit ataupun
akibat tindakan saat dilakukan operasi terhadap suatu penyakit. Beberapa kondisi
yang dapat menimbulkan fistula antara lain:
- Penyakit pada usus yang disebut Chron Disease yang dapat menyebabkan
timbulnya fistel antara usus (entero-enteral fistula) ataupun antara kulit
perut dengan usus (enterocutaneous fistula) dan anorektal fistula.
- Pasien yang telah menjalani operasi pada gallbladder dapat menyebabkan
timbulnya fistel antara traktus biliaris dengan usus atau hepar.
- Pasien yang menjalani radioterapi pada daerah genitalia, dapat
menyebabkan timbulnya fistel antara vagina dan vesica urinarie
(vesicovaginalis fistula). Komplikasi dari persalinan juga dapat
menimbulkan fistel vesicovaginalis atau rectovaginalis.
- Trauma capitis juga dapat myebabkan timbulnya fistula perilimfe atau
fistula antara telinga tengah dan telinga dalam yang menimbulkan
gangguan. Trauma juga dapat menyebabkan timbulnya fistula antara
arteri dan vena (arteriovenous fistula)
JENIS-JENIS FISTULA
1. Blind fistula, merupakan fistel berbentuk tabung yang terbuka pada salah
satu sisi dan sisi yang lainnya tertutup. Jika tidak diobati akan berubah
menjadi komplit fistula.
2. Fistula inkomplit, merupakan fistel yang hanya terbuka di eksternal.
3. Fistula komplit, merupakan fistula yang memiliki bukaan lengkap yaitu
internal dan eksternal.
4. Fistula tapal kuda, merupakan fistel yang berbentuk U, memiliki dua
bukaan eksternal dan internal. Biasanya ditemukan pada fistel ani.
1. Non-operatif
a. Bebrapa fistel dapat menutup secara spontan, khususnya low
output
b. Pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi
c. Pemberian nutrisi
d. Perwatan stoma untuk mencegah iritasi kulit
e. Jika lebih >6 minggu dipikirkan untuk tindakan bedah
2. Tindakan Operatif:
pada pasien dengan fistel yang tidak dapat menutup secara spontan
dilakukan tindakan defenitif yaitu operasi laparatomi.
Komplikasi :
1. Sepsis
2. Gangguan cairan dan elektrolit
3. Nekrosis pada kulit
4. Malnutrisi
Fistula vesicovaginalis dan fistel rectovaginalis
1. Fistel obstetri, fistel yang timbul akibat : Partus lama atau partus dengan
tindakan, seperti pada tindakan SC, kranioklasi, dekapitasi,
ekstraksidengan cunam,seksio-histerektomia
2. Fistel gynekologi, fistel yang timbul akibat tindakan operasi pada pasien
dengan carcinoma, terutama carcinoma cervix. Pasien dengan operasi
histerektomi.
3. Fistel traumatik, fistel yang timbul akibat komplikasi pemasangan kateter,
kecelakaan dan pasien dengan abortus kriminalis.
1. Inkontinensia urin
2. Keluarnya urin pervaginam
3. Dapat menimbulkan vaginitis dan eksema pada daerah vulva
1. Inkontinensia alvi
2. Keluarnya feses melalui vagina
3. Flatus keluar melalui vagina
4. Dapat menimbulkan infeksi jalan lahir
Penanganan
Fistulal anorektal
Fistula anorektal yang sering pula disebut fistel ani atau fistel
perianal/paraanal.fistula anorektal adalah komunikasi abnormal antara anus dan
kulit perianal. Kelenjar pada kanalis analis terletak pada linea dentate,
menyediakan jalur organismeyang menginfeksi untuk sampai pada daerah
intramuscular.
Etiologi
Fistula dapat muncul secara spontan atau sekunder karena abses perianal
(atauperirektal). Faktanya, setelah drainase dari abses periani, hampir 50 %
terdapat kemungkinan untuk berkembang menjadi fistula yang kronik. Fistula
lainnya dapat terjadi sekunder karena trauma, penyakit Crohn. fisura ani,
karsinoma, terapi radiasi, aktinomikosis, tuberculosis, dan infeksi klamidia.
1. Fistula transsphingter
Fistula transsphingter disebabkan oleh abses ischiorektal, dengan
perluasan jalur melalui sphingter eksterna. Terjadi sekitar 25 % dari semua
fistula. Jalur utama menyebrang sphincter externus yang terdapat pada
tingkat manapun dibawah puborectalis sampai serat terendah dari
sphincter externus.
2. Fistula intersphingter
Terbatas pada ruang intersphingter dan sphingter interna. Disebabkan oleh
abses perianal. Terjadi sekitar 70 % dari semua fistula
3. Fistula suprasphingter
Disebabkan oleh abses supralevator. Melewati otot levator ani, diatas
puncak otot puborektal dan masuk ke dalam ruang intersphingter. Terjadi
sekitar 5 % dari semua fistula. Sangat jarang, dan jalur utamanya
menyebrang melewati levator ani.
4. Fistula ekstrasphingter
Tidak melewati kanalis ani dan mekanisme sphingter, melewati fossa
ischiorektal dan otot levator ani, dan bermuara tinggi di rektum.Terjadi
sekitar 1 % dari semua fistula. biasanya akibat sepsis intrapelvis atau
operasi bedah yang tidak tepat dari fistula yang lain, dan jalurnya diluar
semua kompleks sphincter.
Gambar 3. Klasifikasi fistula ani
1. Fistulotomy
Ahli bedah pertama-tama melakukan pelacakan untuk mencari muara
interna fistula. Lalu, ahli bedah memotong dan membiarkan jalurnya dalam
keadaan terbuka, mungkuretnya (mengeluarkan isinya), lalu menempelkan sisinya
ke sisi yang diinsisi sehingga fistula dibiarkan terbuka (diratakan) flattendout.
Untuk memperbaiki fistula yang lebih rumit, seperti horshoe fistula (dimana
jalurnya melewati sekitar dua sisi tubuh dan mempunyai muara eksternal pada
kedua sisi dari anus), dokter bedah dapat membiarkan terbuka hanya pada segmen
dimana jalurnya bersatu dan mengeluarkan jalur sisanya.
Jika sejumlah banyak otot sfingter yang harus digunting, pembedahan dapat
dilakukan dalam lebih dari satu tahap dan harus diulang jika seluruh saluran
belum dapat ditemukan.
Teknik dibiarkan terbuka (Fistulotomi) berguna pada mayoritas perbaikan
fistula. Pada prosedur ini, dimasukkan probe melalui fistula (melalui kedua
muara), dan kulit yang menutupinya, jaringan subkutis, dan otot sfingter
dipisahkan, oleh sebab itu membuka salurannya. Kuretasi dilakukan untuk
memindahkan jaringan granulasi pada dasar saluran. Teknik ini dilakukan secara
hati-hati untuk menghindari terlalu banyak menggunting sfingter (yang dapat
menyebabkan inkontinensia). Fistulotomi dibiarkan menutup secara sekunder.
Pada fistel dapat dilakukan fistulotomi atau fistulektomi. Dianjurkan sedapat
mungkin di lakukan fistulotomi, artinya fistel dibuka dari lubang asalnya sampai
ke lubang kulit. Luka dibiarkan terbuka sehingga menyembuh mulai dari dasar per
sekundam intentionem. Lukanya biasanya akan sembuh dalam waktu agak
singkat. Kadang dibutuhkan operasi dua tahap untuk menghindari terpotongnya
sfingter anus.
2. Flap Rektal
3. Penempatan Seton
1. Herry yudha. 2012. Diagnosa dan Penatalaksanaan Fistula Ani. Diakses pada
hari Selasa, 31 Desember 2012.
http://www.dokterbedahherryyudha.com/2012/08/diagnosa-dan-
penatalaksanaan-fistula-ani.html