Anda di halaman 1dari 5

LALU LINTAS PEMBAYARAN INTERNASIONAL

Transaksi-transaksi pembayaran anatr daerah tidak aakn menjumpai masalah-masalah semacam


yang banyak dijumpai dalam lalu lintas pembayaran internasional, oleh kerena semua daerah
kekuasaaan sebuah negara pada umumnya menggunakan mata uang yang sama. Sedangkan
pembayaran dengan menggunakan cek atau giro akan hanya merupakan pemindah bukuan
perkiraan bank saja dari saldo kresit pembayaran ke saldo kredit penerma pembayaran.

Dalam lalu lintas pembayaran antar negara, tidak demikian halnya. Misalnya seorang importir
indonesia membeli sejumlah barang dari ekportir di Amerika. Transaksi jual beli ini pelaksaan
pembanyaran lebih kompleks dibandingka dengan pembayarn yang timbul dari adanya transaksi
jual beli antara dua orang penduduk yang tinggal pada suatu negara yang sama. Hal ini di
sebabkan antara lain karena mata uang yang berlaku di Amerika berbeda dengan mata uang di
yang berlaku di Indonesia.

Sering juga pembayaran terjadi dengan mata uang negara ketiga. Misalnya dengan membeli
barang dari jepang kita dapat membayarnya dengan dolar amerika. dengan demikian , sebelum
kita mengadakan transaksi pembelian barang-barang dari jepang kita harus terlabih dahulu
memperhitungkan kurs-kurs devisa yang memungkinkan kita membandingkan nilai barang
tersebut dinyatakan dalam dolar Amerika, dalam yen dan dalam rupiah. Masalah-masalah
semacam inilah yang menyebabkan lalu lintas pembayaran internasional berbeda dengan lalu
lintas pembayaran dalam negeri.

Peran Bank dalam Lalu Lintas Pembayaran Internasional

Bagi importir bank devisa merupakan lembaga dengan siapa mereka dapat menjual belikan surat-
surat wesel keluaran luar negeri dan menggunakannya sebagai perantara dalam mengadakan
penagihan-pengihan kepada debitur di luar negeri. Misalnya saja seorang eksportir indonesia
menutup perjanjian jual beli dengan seorang importir Inggris. Dalam perjanjian jual beli ini, pada
dasarnya satuan mata uang yang digunakan dapt berupa poundsterling (inggris), Rupiah
(Indonesia) atau dapat pula menggunakan satuan mata uang neggara ketiga, hal tersebut terserah
kepada mereka bersangkutan. Akan tetapi perlu kiranya diketengahkan disini, bahwa pada
umumnya para eksportir, juga kebanyakan pemerintah negara ekspor hampir senantiasa
menghendaki untuk menggunakan hard cuurency atau mata uang kuat dalam mengadakan
perjanjian jual-beli dengan para pembeli di luar negeri dan bukan soft curreny atau mata uang
lemah.

Jadi kalau ekdportir menarik wesel dengan menggunakan satuan mata uang dolar, maka
pembayarannya akan dilakuakn dengan menggunakan dolar juga. Sedangkan kalu dalam surat
wesel jumlah yang harus dibayar oleh importir dinyatkan dalam Poundsterling, maka
pembayarannya akan berupa poundsterling. Oleh karena bank-bank devisa menjual belikan
surat-surat wesel luar negeri maka bank-bank devisa tersebut pada umunya mempunyai rekening
pada bank-bank di berbagai negara. Kalu misalnya seorang eksportir emerika menjual surat
wesel yang ditariknya atas seorang importir inggris yang jumlahnya dinyatakan dalm
poundsterling kepada sebuah bank amerika maka dengan demikian surat wesel ini, bank dapat
menjualnya kepada importir amerika yang membutuhkan meta uang poundsterling untuk
membayar transaksi impornya, atau mendiskontokan surat wesel tersebut kepada bank devisa Di
inggris maka saldo bank devisa amerika tersebut di inggris akan bertambah.

Pusat Finansial Internasional

Mekanisme pembayran internasional ditentukan oleh pola hubungan bank-bank yang ikut aktif
beroperasi dalm bidng jual beli alat-alat pembayaran internasional. Kita dapat membedakan tiga
macam pola hubunan antae bank dalm melaksanakan penyelesaiaan utang piutang di antara
mereka.

Ketiga pola tersebut adalah:

1. Penyelesaian utang piutang dengan pola desentralisasi. sistem semacam ini biasa disebut
decentralized sytem of internasional payment.
2. penyelesaian utang piutang secara terpusat (centralized system of internasional payment.
3. Campuran dari kedua bnetuk tersebut.

Apabila sistem perbankan negara yang satu dengan sistem perbankan negara lain dalam
menyelesaikan utang pituangnya dilakukan secara bilateral, maka sistem pembayaran
internasional ini kita sebut sebgai decentaralized sytem of interbasional payment. Sebaliknya
apabila ubungan antar bank-bank dari suatu negara dengan ban-bank dari negara lain mengenai
penyesaian saldo-saldo rekeningnya dilakukan melalui sebuh centalized international payment
sytem.

Valuta Asing dan Bursa Valuta Asing

Bursa valuta asing yang biasa disebut pula foregin exchange market diartikan sebgai lembaga
pasar di mana oarang dapt memperoleh fasilitas-fasilitas untuk melaksanakan pembayaran
kepada penduduk negara lain atau menerima pembayaran dari penduduk negara lain. Mengingat
bahwa untuk melaksakan pembayaran kepada penduduk negara lain di perlukan valuta asing,
sedangkan sebaliknya penerima pembayaran dari penduduk negara lain menciptakan penawaran
akan valuta asing, maka tidak sedikit pula yang mengartikan bursa valuta asing dipertemukan.

Dalam bursa valuta asing pada dasarnya bank-bank devisa bertindak sebgai penghubung antara
para peminta valuta asing dengan para pa\enawr valuta asing dan juga sebagai pihak yang
membiayai transaksi-transaksi luar negeri, dalam arti meyediakan modal yang didapat dipakai
oleh mereka yang mengadakan transaksi pembayaran internasional tersebut semasa transaksi
yang dibiayai belum sepenuhnya dilaksanakan secara tuntas. Hanya apabila bank-bank devisa
tersebut melukan transaksi-transaksi yang lainnya sifatnya spekulatif, barulah bank-bank tersebut
dapat bertindak sebagai penghubung juga di samping sebagai sumber asal permintaan dan
penawaran valuta asing. Sebagai sumber asal permintaan akan valuta asing dapat disubutkan:

1. Para importir barang–barang dan jasa-jasa


2. Para investor dalam negeri yang memerlukan valuta asing untuk menyelesaikan
kewajiban-kewajiban luar negerinya yang timbul dari transaiksi pembelian surat-surat
berharga dari penduduk negara lainya yang timbul dari transaksi pembelian kepada
penduduj negara lain.
3. Para debitur dalam negeri yang memerlukan valuta asing untuk melunasi kewajiban-
kewajiban luar negerinya yang timbul sebagai akibat daripada utang-utang luar negerinya
yang telah jatuh tempo atau untuk membayar bunga pinjaman luar negerinya.
4. Wisatawan-wisatawan dalam negeri yang akan melawat ke luar negeri.
5. Perusahaan-perusahaan asing yang harus membayar deviden yang dibagikan kepada para
pemegang saham di luar negeri
6. Rumah-rumah tangga keluarga yang membutuhkan valuta asing untuk membiayai studi
anggota keluarganya yang belajar diluar negeri.
7. pemerintah yang membutuhkan valuta asing untuk membiyai perwakilan-perwakilannya
di luar negri, untuk menyelesaikan utang-utang kuar negeri yang jatuh tempo, membayar
bunga, dan sebagainya.
8. Para spekulan yang misalnya saja meramalkan akan adanya tindakan devaliuasi,
mempunyai tedensi berlomba-lomba membeli valuta asing.

Adapun bentuk bentuk valuta asing yang diperjual belukan umumnya berbentuk:

1. mata uang aing yang konvertebel


2. saldo kredit pada bank-bank deivsa kita di luar negeri
3. surat-surat wesel
4. Hak-hak pembayaran dari penduduk negara lain dalam bentuk lainnya yang mempunyai
tingkat likuiditas yang tinggi.

Fungsi fokok bank devisa:

1. melaksanakan transfer pembayran internasional


2. menyediakan kredit untuk membiayai transaksi-transaksi ekonimi internasional
3. menggung resiko perubahan kuras valuta asing

Surat Wesel Dagang

Diats disebutkan bahwa surat wesel dagang luar negeri adalah salah satu bentuk valuta asing.
Dengan sendirinya surat wesel kuar negri yang nilainya dinyatakan dalam mata uang kuat. Surat
wesel jenis ini pada umumnya timbul sebagai akibat dari adnya transaksi perdagangan. mereka
yang memperdagangkan surat-surat wesel semacam ini perlu memperhatikan tinggi tingkat
bunga yang digunakan dalammendiskontokan surat weael tersebut dan sifat-sifat transaksinya.
Mengenai perku diperhatikan sifat dalampengihannya, sering-sering dipengaruhi oleh bonafidtas
pihak pengimpor, dan juga macam barang yang dujual belikan.
Mata kuat Lawan dan Mata Uang Lemah

Mata uang kertas yang ada konvertibel dan ada pula yang tidak konvertibel. Sedangkan aliran
tidak konvertibel atau incorvertibel juga ada dua macam:

a. Inconvertibel dalm artian tidak bebas untuk ditukarkan nengan emas atau
ditukarkan dengan mata uang asing
b. Inconvertibel dalam arti sukar untk ditukarkan dengan mata uang negara lain

Dengan demikian pada umumnya para eksportir menghendaki pembayaran atas barang
yang dijualnya kepada penduduk negara lian dilakukan dengan menggunakan mata uang yang
konvertibel. berdasarkan perbedaaan derajat konvertbelnya dalam lalu lintas pembayaran
internasional biasanya dibedakan dua kelompok nata uang:

a. Hard currencies (mata uang kuat) atau kertas yaitu mata uang yang memiliki sifat
acceptability yang tinggi. Pada umumnya mata uang semacam ini dengan
sendirinya juga mempunyai convertibility yang tinggi

b. Soft currencies atau mata uang lemah yaitu laawan dari mata uang kuat. Kalau hard
currencies sangat disukai oleh masyarakat dunia pada umumnya dipai oleh
kebanyakan negara sebagai cadangan internasional, soft surrensies sangat
sedikit atau bahkan tidak mungkin tidak ada pemintanya.

Hedging

Apabila transaksi juak beli yang diadakan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara
lain pembarannya tidak seketika, maka pihak pengekspor atau pihak pengimpor akan
menanggung resiko yang timbul sevagai akibat adanya perubahan kurs valuta asing. untuk
menghindari resiko yang timbul dari kemunhkinan adanya perubahan kurs valuta asing, maka
inportir maupun eksportir dapat melakukan apa yang disebut hedging, yaitu dengan mengadakn
forwad axchange dengan bank. Dalam hal ini bank dengan mendapatkan pembayaran terlebih
dahulu dari importir berjanji untuk menyerahkan sejumlah uanh tertentu kepada importir seduai
dengan apa yang telah ditetapkan dalam perjanjian. Bagi eksportir, ia dapat memindahkan resiko
yang timbul dari perubahan kurs valuta asing dengan jalan menjual surat wesel yang ditariknya
atas importir kepada bank. Dengan demikian importir maupun eksportir tidak lagi menggung
resiko yang timbul sebagai akibat dari adanya perubahan kurs valuta asing.

Arbitrage

Kalau valuta asing yang terjadi di negara satu berbeda dengan kurs valuta asing yang terjadi
dinegara lain, maka biasaya akan timbul apa yang biasa disebut arbitrage. tindakan arbitrage
mempunyai pengaruh menghilangkan atau paling sedikit mengurangi perbedaab kurs valuta
asing antar puasat finansial yang lain atau antara negara yang satu dengan negara yang lain.
Rbitrage dapat dijalankan diantara dua negara, dapat juga diadakan di antar tiga negara atau
lebih.

Anda mungkin juga menyukai