Anda di halaman 1dari 27

PEMBAYARAN INTERNASIONAL

Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta
didik diharapkan dapat :
Menganalisis alat pembayaran internasional
Mendeskripsikan manfaat dan sumber devisa
Mendeskripsikan valuta asing
Perdagangan internasional memiliki mekanisme
tersendiri dalam pembayaran karena tiap negara
memiliki mata uang berbeda. Untuk mengatasi
masalah tersebut, perdagangan internasional
memerlukan cara dan alat pembayaran lintas
negara. Seperti apa cara dan alat dalam
perdagangan internasional ?
1. ALAT PEMBAYARAN INTERNASIONAL

Bagaimana mekanisme pembayaran


perdagangan internasional ? Bagaimana
cara negara-negara menjalin perdagangan
internasional melakukan pembayaran ?
Mekanisme pembayaran perdagangan
internasional diperlukan untuk memecahkan
masalah perbedaan mata uang tiap negara.
Pembayaran perdagangan internasional
dapat dilakukan melalui cara tunai dan non
tunai
Pembayaran internasional :

pembayaran atas transaksi


yang dilakukan oleh
negara-negara yang
terlibat dalam
perdagangan internasional
berdasarkan kesepakatan
yang telah dirundingkan
sebelumnya
a. Pembayaran Tunai

Pembayaran tunai atau Cash payment adalah


pembayaran secara langsung saat penyerahan
barang.

Pembayaran tunai memerlukan uang dalam jumlah besar.


Sistem ini sering digunakan eksportir dan importir yang
baru pertama kali melakukan transaksi atau saling kenal
1. Cek , yaitu bentuk pembayaran tunai
berupa surat perintah dari nasabah yang
Jenis –jenis ditujukan kepada bank untuk
pembayaran membayarkan sejumlah uang kepada
tunai pihak yang namanya sudah tertera pada
ce

2. Wesel bank atas unjuk, yaitu wesel


yang diterbitkan oleh bank domestik dari
negara importir yang ditujukan kepada
bank korespondennya di negara lain
untuk membayar sejumlah uang kepada
pembawa surat wesel.

3. Telegrapfic transfer, yaitu perintah


pembayaran yang dikirimkan melalui
telegram dari bank dalam negeri kepada
bank korespondennya di luar negeri.
b. Pembayaran non tunai

Pembayaran non tunai adalah :


Pembayaran
non tunai
Alat pembayaran dalam
perdagangan internasional yang cara
membayarnya tidak dilakukan
secara tunai

Pembayaran non tunai tidak


memerlukan uang dalam jumlah
besar dan memiliki resiko keamanan
yang lebih kecil dibandingkan dengan
pembayaran tunai
Jenis – jenis pembayaran non tunai

1. Open Account, yaitu :


Pembayaran yang dilakukan setelah barang diterima oleh importir dan
tidak perlu surat perintah pembayaran atau dokumen tertentu

2. Comercial bill of exchange, yaitu :


Surat yang ditulis penjual memuat perintah kepada pemebli untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada masa depan.

Jika pemebeli sudah menyetujui pembayaran dan menandatangani


surat tersebut maka surat tersebut dapat diperdagangkan dengan
pihak lain
3. Consignment yaitu,
Penjualan barang yang dititipkan oleh eksportir luar negeri sehingga importir
dalam negeri hanya menyetorkan sejumlah barang yang sudah terjual.

Pembayaran ini sering disebut konsinyasi

4. Letter of credit ( L/C) yaitu


Surat yang diterbitkan bank atau issuing bank atas permintaan dari
negara importir ketika bank yang menyetujui akan membayar wesel
kepada eksportir .
Pihak yang terlibat dalam pembuatan (L/C) antara lain importir yang
mengajukan L/C (opener/applicant) : bank yang mengeluarkan L/C
(issuer): eksportir yang menerima L/C (beneficiary /acreditee) : bank
yang meneruskan L/C kepada ekspotir (advising bank ) dan bank yang
menjamin pembayaran L/C atas permintaan issuer ( confirming bank)
5. Private compensation, yaitu :
cara pembayaran yang dilakukan antara pembeli dan penjual dengan cara
melakukan kompensasi atas utang- piutang sehingga mengurangi atau
meniadakan transfer valas ke luar negeri.
Contoh : pembayaran dengan private
compensation

Seorang importir X dan eksportir Y di Malaysia yang


masing-masing melakukan hubungan dagang dengan
importir A dan eksportir B di Indonesia. Suatu ketika
importir X menerima sejumlah barang yang telah
dikirim oleh eksportir B dari Indonesia. Demikian juga
importir A di Indonesia telah menerima kiriman barang
dari importir Y dari Malaysia. Untuk transaksi ini
importir X tidak perlu melakukan transfer valas untuk
melakukan pembayaran kepada eksportir B di
Indonesia, ia cukup melakukan transfer domestik
kepada eksportir Y di negaranya. Demikian juga
importir A di Indonesia tidak perlu melakukan transfer
valas ke Malaysia, ia cukup melakukan transfer
domestik kepada eksportir B di Indonesia
2. Devisa

Devisa adalah valas yang dapat


digunakan sebagai alat pembayaran luar
negeri dan dapat diterima di dunia
internasional yang biasanya berada
dalam pengawasan otoritas moneter,
yaitu Bank Sentral.
Jenis – jenis Devisa

A. Macam devisa berdasarkan sumbernya :

1. Devisa kredit, adalah devisa yang berasal dari


kredit (pinjaman) luar negeri.

2. Devisa umum, adalah devisa yang berasal dari


sumber lain (selain kredit) seperti dari ekspor,
penyelenggaraan jasa dan penerimaan bunga
modal.
b. Macam devisa berdasarkan wujudnya :

1. Devisa kartal, adalah devisa yang berwujud


uang logam dan uang kertas.

2. Devisa giral, adalah devisa yang berwujud


surat-surat berharga seperti wesel, cek, cek
perjalanan (travellers chegue), IMO
(International Money Order) dan lain-lain.
Apabila diinginkan, devisa giral bisa
diubah(dicairkan) menjadi devisa kartal.
Fungi dan manfaat devisa

Nilai cadangan devisa dapat dijadikan sebgai


indikator kekuatan moneter suatu negara
Cadangan devisa dapat digunakan untuk
keperluan kewajiban dan pembayaran luar
negeri seperti pembayaran impor.
Manfaat devisa :

1. Mendorong
Fungsi devisa :
pembangunan ekonomi
2. Membiayai transaksi
1.Sebagai alat pemabayaran
perdagangan impor
internasional
barang dan / atau jasa
2.Sebagai alat pembiayaan
3. Menyelesaikan
hubungan internasional
kewajiban luar negeri
3.Sumber penerimaan
atas pembelian surat
pemerintah dalan bentuk
berharga oleh investor
pajak devisa
dalam negeri
4.Sebagai alat penstabilkan
4. Membayar utang lusr
mata uang dalam negeri
negeri yang sudah
5.Sebagai alat pembayaran
jatuh tempo
utang luar negeri
5. Membiayai jasa-jasa
yang diterima dari luar
negeri
3. Valas ( Valuta Asing )

Valuta asing adalah :

mata uang yang digunakan dalam dunia


perdagangan internasional serta telah
diterima oleh banyak negara yang terlibat di
dalamnya.
Pasar Valuta Asing menyediakan pasar sarana fisik
maupun dalam pasar kelembagaan untuk melakukan
perdagangan mata uang asing, menentukan nilai tukar
mata uang asing, dan menerapkan managemen mata
uang asing.

Kurs Valuta Asing adalah perbandingan nilai mata uang


asing yang dinyatakan dengan nilai mata uang dalam
negeri.

Macam-macam kurs:
a. Kurs Jual, harga saat bank menjual valas, digunakan pada
saat menukar dari mata uang dalam negeri menjadi mata
uang asing (valas) dengan cara dibagi.
b. Kurs Beli, harga saat bank membeli valas, digunakan pada
saat menukar dari mata uang asing (valas) menjadi mata
uang dalam negeri dengan cara dikalikan
Contoh 1

Mr. Smith seorang turis dari Amerika datang ke


Indonesia untuk berlibur dengan membawa uang
sebanyak US $8.000 . Hari ini ia datang ke BNI
untuk menukarkan uangnya dengan Rupiah. Pada
saat itu nilai kurs yang berlaku adalah:
Kurs jual : US$ 1 = Rp14.550,00
Kurs beli : US$ 1 = Rp14.500,00
Berapa rupiah yang diterima Mr. Smith dari BNI ?
Jawab

Mr. Smith menukarkan dolar dengan rupiah.


Dalam kejadian ini berarti Mr. Smith menjual
dolar dan BNI membelinya. Maka yang
dimasukkan dalam perhitungan adalah kurs
beli. Rupiah yang diperoleh Mr. Smith :

US $8.000 x Rp14.500,00 = Rp116.000.000,00

Jadi Mr. Smith menerima Rp116.000.000,00


Contoh 2

Tuan Hartawan akan berangkat ke Singapura


utuk tujuan pertemuan bisnis. Hari ini dia
datang ke BRI untuk menukarkan uang
rupiahnya sebesar Rp60.000.000,00, dengan
Dolar Singapura. Pada saat ini nilai kurs yang
berlaku adalah:
Kurs jual : S$ 1 = Rp10.000,00
Kurs beli : S$ 1 = Rp10.010,00
Berapa dolar Singapura yang diterima Tuan
Hartawan dari BRI?
Jawab
Tuan Hartawan menukarkan rupiah
dengan dolar Singapura. Dalam kejadian
ini Tuan Hartawan membeli dolar
Singapura dan BNI Menjualnya.

Maka banyaknya Dolar Singapura yang


diperoleh Tuan Hartawan
= 60.000.000: Rp10.000,00
= S$ 6,000.00
Penentuan Kurs Valuta Asing
1. Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate), dapat terjadi karena
dua hal:
a. Kurs Devisa Tetap Standar Emas yaitu dengan
mengaitkan nilai suatu mata uang dengan emas.
b. Kurs Devisa Tetap Standar Kertas yaitu Pemerintah
menetapkan nilai tukar mata uang suatu negara dengan
mata uang negara lain dan berusaha
mempertahankannya dengan berbagai macam
kebijaksanaan.
2. Kurs Bebas (Floating Exchange Rate) Terjadi bila
perbandingan nilai mata uang sebuah negara dengan
mata uang lain dibiarkan untuk ditentukan secara bebas
oleh tarik menarik kekuatan pasar (permintaan dan
penawaran). Sistem kurs bebas sering disebut dengan
Kurs Devisa Mengambang.
3. Kurs Mengambang Terkendali (Managed Floating Rate)
disebut juga dengan Kurs Distabilkan.
Kurs bebas seperti yang telah disebutkan di atas sering menimbulkan
ketidaktentuan kurs valas, sehingga negara diharapkan dapat
menerapkan pengendalian/penstabilan kurs pada batas yang wajar.
Pada dasarnya dalam sistem mengambang terkendali, nilai tukar
ditentukan kekuatan pasar, sehingga bebas bergerak naik maupun
turun.
Namun supaya tidak terjadi gejolak yang terlalu dahsyat, yang
kriterianya ditentukan Bank Sentral, Pemerintah dapat campur tangan
sampai batas-batas tertentu.

Bentuk-bentuk intervensi Pemerintah dalam peetapa


kurs valuta asing dapat berupa :

a) Clean Floating (Mengambang Bersih): terjadi jika campur tangan


Pemerintah tidak langsung, yaitu dengan pengaturan tingkat bunga.
b) b. Dirty Floating (Mengambang Kotor): terjadi jika campur tangan
Pemerintah secara langsung, yaitu dengan menjual atau membeli
valas.
Faktor yang
mempengaruhi
kurs valuta asing

1. Permintaan dan
penawaran valas.
2. Perubahan harga
barang ekspor.
3. Inflasi.
4. Perubahan Peraturan
Pemerintah
5. Perkembangan
perekonomian.
6. Pergeseran selera
masyarakat ke
barang impor

Anda mungkin juga menyukai