PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tipe lain dari pasar modal adalah pasar ketiga ( third market ) dan pasar keempat
( fourth market ). Pasar ketiga merupakan pasarperdagangan surat berharga pada saat
pasar kedua tutup. Pasar ketiga dijalankan oleh broker yang mempertemukan pembeli
dan penjual pada saat pasar kedua tutup. Pasar keempat merupakan pasar modal yang
dilakukan di antara institusi berkapasitas besar untuk menghindari komisi untuk broker.
Pasar keempat umumnya menggunakan jaringan komunikasi untuk memperdagangkan
saham dalam jumlah blok yang besar. Contoh pasar keempat ini misalnya Instinet yang
dimiliki oleh Reuter yang menangani lebih dari satu miliar saham tiap tahunnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana dan gambaran tentang hal-hal berikut :
1. Sejarah pasar modal di Indonesia
2. Pengaturan pasar modal ( regulasi dan regulator )di Indonesia
3. Aktivitas utama di pasar modal Indonesia saat ini
4. Perbandingan pasar modal Indonesia dengan pasar modal ASEAN
C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah untuk :
1. Mahasiswa mengetahui sejarah dan perkembangan pasar modal Indonesia
2. Mahasiswa mengetahui pengaturan pasar modal
1
3. Mahasiswa mengetahui aktivitas utama yang ada di pasar modal Indonesia
saat ini
4. Mahasiswa mengetahui perbandingan pasar modal Indonesia dan pasar
modal ASEAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PASAR MODAL
1. PENAWARAN PERDANA KE PUBLIK
3
a. Fenomena Harga Murah di Penawaran Perdana
Fenomena harga rendah terjadi karena penawaran perdana ke public yang
secara merata murah. Secara merata membeli saham di penawaran perdana akan
mendapatkan return awal (initial return) yang tinggi. Secara merata di sini
maksudnya adalah tidak semua penawaran perdana murah, tetapi dapat juga
mahal dan secara rerata masih dapat dikatakan murah (underpricing).
Return awal adalah return yang diperoleh dari aktiva di penawaran perdana
mulai dari saat dibeli di pasar primer sampai pertama kali didaftarkan di pasar
sekunder. Pembelian aktiva, misalnya saham di pasar primer belum dapat dijual
sampai aktiva tersebut terdaftar di pasar sekunder. Setelah masuk di pasar
sekunder, saham tersebut mulai diperdagangkan dalam bentuk jual beli. Waktu
rata-rata dari pembelian suatu saham di pasar primer sampai masuk pertama
kalidi pasar sekunder adalah sekitar 15 hari, sehingga return awal juga disebut
dengan nama 15 hari return awal (15 days initial return).
b. Banker Investasi
Umumnya perusahaan menyerahkan permasalahan yang berhubungan
dengan IPO (initial public offering) atau penawaran perdana ke banker investasi
yang mempunyai keahlian di dalam penjualan sekuritas. Penjualan saham baru
yang melibatkan banker investasi ini dijual di pasar primer (primary market).
Banker investasi akan menyediakan saran-saran yang penting yang dibutuhkan
selama proses rencana pelemparan sekuritas ke publik. Saran-saran yang
diberikan dapat berupa (1) tipe sekuritas apa saja yang akan dijual, (2) harga dari
sekuritas dan (3) waktu pelemparannya.
Banker investasi merupakan perantara antara perusahaan yang menjual
saham (disebut dengan emiten) dengan investor). Sebagai perantara, banker
investasi selain berfungsi sebagai pemberi saran (advisory function), banker
investasi juga berfungsi sebagai pembeli saham (underwriting function) dan
berfungsi sebagai pemasar saham ke investor (marketing function).
Proses pembelian sekuritas oleh banker investasi yang nantinya akan
dijual kembali ke publik disebut dengan penjaminan emisi (underwriting).
Banker investasi yang melakukan proses underwriting ini disebut dengan
4
penjamin emisi (underwriter). Banker investasi membeli sekuritas dengan harga
yang sudah disetujui dan menanggung risiko kegagalan atau kerugian
menjualnya kembali ke publik. Banker investasi mengambilkeuntungan dari
selisih harga beli dan harga jual dari saham (selisih ini disebut dengan spread).
Cara penjaminan emisi seperti ini yaitu banker investasi membeli semua
sekuritas dari emiten disebut dengan basis kesanggupan penuh (full
commitment).
5
Saat ini pasar sekunder yang terbesar di dunia adalah New York Stock
Exchange dan Tokyo Stock Exchange. NYSE didirikan tahun 1792. American
Stock Exchange (AMEX) juga merupakan pasar sekunder lainnya di Amerika
Serikat.
Investor tidak dapat langsung melakukan transaksi dilantai bursa, tetapi
diwakili oleh broker. Investor dapat memilih sendiri jenis dari broker yang
diinginkan, seperti misalnya full service broker atau discaunt broker. Full service
broker menawarkan jasa yang lengkap termasuk sebagai berikut :
1. Investment research and advice ( Penelitian dan saran investasi)
2. Asset management (Manajemen asset)
3. Order execution (Eksekusi order)
4. Clearing
Contoh 1 :
Investor dapat membeli sekuritas dengan marjin awal yang disyaratkan sebesar
50%. Investor membeli sebanyak 1.000 lembar saham dengan nilai Rp 5.000,-
per lembarnya. Jumlah seluruh transaksi ini sebesar 1.000 dikalikan dengan Rp
5.000,- atau sebesar Rp 5.000.000,-. Jumlah marjin yang harus dibayar oleh
investor adalah sebesar 50% X rp 5.000.000 = Rp 2.500.000,- dan sisanya
merupakan utang investor ke broker.
6
Karena harga dari sekuritas berubah sesuai dengan perubahan waktu,
makamarjin sesungguhnya (actual margin) akan berubah dari marjin awal (initial
margin). Besarnya marjin sesungguhnya dapat dihitung dengan rumus :
Dari contoh 2, tambahan pembelian saham tanpa harus dibayar dengan tunai
sampai marjin sesungguhnya sama dengan marjin awal sebesar 50% adalah :
7
Tambahan (Rp 7.000.000,- 50% x
Pembelian = Rp 7000.000,-
Rp 2.500.000,-) /50%
Saham tanpa
dibayar Kas = Rp 2.500.000,-
Tambahan pembelian saham tanpa dibayar kas ini dapat juga dihitung dengan
rumus :
Dengan membeli lagi saham sebesar Rp 2.000.000,- ini, maka utang investor ke
broker meningkat dari Rp 2.500.000,- menjadi Rp 4.500.000,- dan nilai pasar
saham yang dijaminkan meningkat dari Rp 7.000.000,- ditambah dengan
tambahan saham sebesar Rp 2.000.000,- menjadi Rp 9.000.000,-. Marjin
sesungguhnya adalah (Rp 9.000.000,- - Rp 4.500.000) / Rp 9.000.000,- adalah
sama dengan 50 % dari nilai pasar sekuritas yang dijaminkan dibroker.
8
maintenance margin. Jika terjadi panggilan ini, maka investor harus membayar
tunai lagi kepada broker sehingga besarnya marjin minimum adalah sebesar
maintenance margin. Besarnya tambahan kas tunai adalah :
Contoh 3 :
Misalnya maintenance margin yang ditetapkan adalah 30%. Jika harga saham di
contoh 2 turun dari Rp 5.000,- per lembar menjadi Rp 4.000,-, maka besarnya
marjin sesungguhnya menjadi sebesar :
Contoh 4 :
Jika harga saham di contoh 4 turun menjadi Rp 3.000,-, maka besarnya marjin
sesungguhnya menjadi sebesar :
9
= Rp 2.500.000 Rp 3.000.000 + (30% x Rp 3.000.000)
= Rp 400.000,-
Atau dengan rumus :
Dengan tambahan kas sebesar Rp 400.000,- ini, maka utang investor ke broker
menjadi sebesar Rp 2.500.000,- Rp 400.000,- atau sebesar Rp 2.100.000,-.
Dengan utang yang baru ini, maka marjin sesungguhnya menjadi :
b. Bentuk Order
1. Market Order
2. Limit Order
3. Stop Order
Over The Counter (OTC) market merupakan pasar modal untuk perusahaan
yang lebih kecil dibandingkan denagn yang terdaftar di stock exchange. Jika di
stock exchange menggunakan sistem lelang, maka di OTC digunakan sistem
10
negosiasi, yaitu harga ditentukan dengan cara negosiasi (tawar – menawar)
antara investor dan dealer. Oleh karena itu OTC market sering juga disebut
dengan pasar negosiasi (negotiated market).
OTC market terdiri dari jaringan dealer yang siap membeli dan menjual
sekuritas. Dealer berbeda dengan broker. Jika broker menerima komisi, maka
dealer mendapatkan laba dari perbedaan harga jual dan harga beli. Broker hanya
menerima komisi karena broker hanya sebagai perantara menemukan penjual
dan pembeli dan broker tidak membeli sekuritas. Sebaliknya dealer
mendapatkan keuntungan karena dealer membeli sekuritas bersangkutan untuk
dijual kembali.
Di Indonesia, OTC market adalah bursa paralel yang didirikan pada tahun
1989. Di Amerika Serikat, OTC market yang terkenal adalah Nasdaq. Pertama
kali Nasdaq merupakan singkatan dari National association of Securities Dealer
Automated Quotation System. Sekarang pihak Nasdaq menyatakan bahwa
Nasdaq bukan lagi sebagai singkatan. Tidak seperti halnya NYSE, Nasdaq tidak
mempunyai lokasi yang khusus, tetapi terdiri dari dealer yang dihubungkan
dengan jaringan computer. Dealer melakukan bisnis langsung dengan investor.
Bursa efek (pasar modal) yang tersebar di Indonesia adalah Bursa Efek
Jakarta (BEJ) yang juga dikenal dengan nama asingnya sebagai Jakarta Stock
Exchange (JSX). Sekuritas yang diperdagangkan di BEJ adalah saham preferen
(preferred stock), saham biasa (common stock), hak (rights) dan obligasi
konvertibel (convertible bonds). Saham biasa mendominasi volume transaksi di
BEJ. Bursa Efek Surabaya (BES) atau Surabaya Stock Exchange (SSX).
Sekuritas yang terdaftar di BEJ juga diperdagangkan di BES.
Efektif mulai bualan November 2007, setelah diadakannya RUPSLB (Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa) yang diadakan pada 30 Oktober 2007.
BEJ dan BES bergabung menjadi BEI (Bursa Efek Indonesia). BEI
memperdagangkan seluruh produk investasi yang dimiliki BEJ dan BES seperti
11
saham, Kontrak Opsi Saham (KOS), Exchange Traded Funds ( ETF), Obligasi,
maupun Kontrak Future baik Nikkei-225 Futures atau LQ-45 Futures. Setelah
diadakan penggabungan, diharapkan nilai kapitalitalisasi pasar BEI mancapai Rp
2.100 triliun dan diharapkan terus berkembang sesudahnya.
Sampai akhir tahun 2007, terdapat 383 saham yang tercatat yang
diperdagangkan di BEI. Kapitalisasi pasar BEI mencapai Rp 1.988 triliun.
Sampai kuartal pertama tahun 2012, jumlah saham yang beredar di BEI
mencapai 442 saham dengan nilai kapitalisasinya sebesar Rp 3.877 triliun.
12
Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, pada tanggal 1 September 1951
dikeluarkan Undang-undang Darurat No. 12 yang kemudian dijadikan Undnag-
undang No. 15/1952 tentang pasar modal. Juga melalui Keputusan Menteri
Keuangan No.289737/U.U. tanggal 1 November 1951, Bursa Efek Jakarta (BEJ)
akhirnya dibuka kembali pada tanggal 3 Juni 1952.
Tujuan dibukanya kembali bursa ini untuk menampung obligasi pemerintah
yang sudah dikeluarkan pada tahun-tahun sebelumnya. Tujuan yang lain adalah
untuk mencegah saham-saham perusahaan Belanda yang dulunya
diperdagangkan di pasar modal di Jakarta lari keluar negeri.
Kepengurusan bursa efek ini kemudian diserahkan di Perserikatan
Perdagangan Uang dan Efek-Efek (P.P.U.E) yang terdiri dari 3 bank dengan
Bank Indonesia sebagai anggota kehormatan. Bursa efek ini berkembang denagn
sangat cukup baik walaupun surat berharga yang diperdagangkan umumnya
adalah obligasi oleh perusahaan Belanda dan obligasi pemerintah Indonesia
lewat Bank Pembangunan Indonesia. Penjualan obligasi semakin meningkat
denagn dikeluarkannya obligasi pemerintah melalui Bank Industri Negara di
tahun 1954, 1955, dan 1956. Karena adanya sengketa antara pemerintah RI
denagn Belanda mengenai Irian Barat, semua bisnis Belanda dinasionalkan
melalui Undang-undang Nasionalisasi No. 86 tahun 1958. Sengketa ini
mengakibatkan larinya Belanda dari tanah air Indonesia. Akibatnya mulai tahun
1960, sekuritas-sekuritas perusahaan Belanda sudah tidak diperdagangkan lagi di
Bursa Efek Jakarta. Sejak itu aktivitas di Bursa Efek Jakarta semakin menurun.
13
sebanayak 178,750.000 lembar saham ditawarkan dengan harga Rp 10.000,- per
lembar.
Periode ini disebut juga dengan periode tidur yang panjang, karena sampai
dengan tahun 1988 hanya sedikit sekali perusahaan yang tercatat di BEJ, yaitu hanya 24
perusahaan saja (selama 4 tahun, 1985 sampai dengan 1988 tidak ada perusahaan yang
go public). Kurang menariknya pasar modal pada periode ini dari segi investor mungkin
disebabkan oleh tidak dikenakannya pajak atas bunga deposito, sedangkan penerimaan
deviden dikenakan pajak penghasilan sebesar 15%.
1.4 Periode Keempat (1989- Mei 1995) : Periode Bangun dari Tidur yang panjang
Sejak diaktifkan kembali pada tahun 1977 sampai tahun 1988 BEJ dikatakan
dalam keadaan tidur yang panjang selama 11 tahun.Sebelum tahun 1988 hanya terdapat
24 perusahaan yang terdaftar di BEJ.Setelah tahun 1988, setelah tahun 1988, selama 3
tahun saja, yaitu sampai tahun 1990, jumlah perusahan yang terdaftar di BEJ meningkat
sampai 127.Sampai dengan akhir tahun 1994 jumlah perusahaan yang sudah IPO
menjadi 225.Pada periode ini, Initial Public Offering (IPO) menjadi peristiwa nasional
dan banyak dikenal sebagai periode lonjakan IPO (IPO boom).
Peningkatan di pasar modal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
14
Pakto 88 merupakan reformasi tanggal 27 oktober 1988 yang dikeluarkan untuk
merangsang ekspor non-migas, meningkatkan efesiensi dari bank komersial,
meningkatkan simpanan domestik dan meningkatkan pasar modal. Salah satu
hasil dari pakto 88 ini adalah mengurangi reserve requirement dari bank-bank
deposito
3. Perubahan generasi
Perubahan kultur bisnis terjadi di periode ini yaitu dari kultur bisnis keluarga
tertutup ke kultur bisnis professional dari luar keluarga untuk diduduki kursi
kepemimpinan perusahaan. Pergeseran ini terjadi karena perubahan generasi dari
yang tua ke yang muda. Perubahan radikal menuju ke perusahaan professional
terbuka ini juga merupakan factor perkembangan pasar modal, yaitu dengan
mulai banyaknya perusahaan keluarga yang go public
Periode ini juga dicatat sebagai periode kebangkitan dari Bursa Efek Surabaya
(BES).Busa efek Surabaya stock exchange (SSX) dilahirkan kembali pada tanggal 16
juni 1989.Pada awalnya BES hanya mempunyai 25 saham dan 23 obligasi yang
diperdagangkan. BES hanya membutuhkan waktu 3 bulan untuk meningkatkan indeks
gabungannya dari nilai 100 pada tanggal 16 juni 1989 menjadi 340.
Sistem otomatisasi yang diterapakan bursa efek Jakarta (BEJ) diberi nama
Jakarta Automated Trading System (JATS) dan mulai dioperasikan pada hari senin
tanggal 22 mei 1995. System manual hanya mampu menangani sebanyak 50.000
transaksi tiap harinya.
15
JATS sebagai suatu system terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak.
Komponen-komponen utama dari JATS adalah :
- Pusat komputer pengolahan data yang disebut juga engan istilah trading engine
yang mempunyai tugas untuk menerima, memproses order dari komputer
broker, mengirimkan informasi ke komputer broker (terminal komputer ini
disebut juga dengan istilah traders workstation) dan mempertemukan order
penjualan dan pembelian,
- Gateway berupa komputer-komputer yang menghubungkan komputer-komputer
broker dengan trading engine. JATS menyediakan beberapa gateway khusus
untuk hubungan dengan broker di lantai bursa, di distrik pusat perdagangan jalan
sudirman, didaerah lain masih dalam area Jakarta dan untuk diluar Jakarta,
- Traders workstations yang terdiri dari sejumlah terminal untuk masing-masing
broker dilantai bursa. Broker menggunakan traders workstations untuk
melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Meletakkan order pembeli dan penjualan,
b. Mengamati aktivitas pasar seperti harga, volume, indeks pasar dan porsi
kepemilikan asing,
c. Mengamati status dari dari order,
d. Membaca status dari transaksi yang sudah selesai,
e. Menerima informasi tentang kegiatan-kegiatan perusahaan bersangkutan,
f. Menerima berita dan pengumuman yang disebarkan oleh BEJ,
g. Meletakkan pemberitahuan untuk membeli atau menjual sekuritas,
h. Melaporkan hasil transaksi non-reguler.
Dengan demikian sebenarnya sasaran dari penerapan system JATS ini adalah :
16
3. Meningkatkan pamor pasar modal dengan meletakkan JATS setara dengan
pasar-pasar modal lain didunia. JATS dianggap sebagai salah satu system
komputer pasal modal yang tercanggih didunia.
1. Trader workplace, yaitu sarana akses langsung secara elektronik oleh anggota
bursa atau broker WPPE (Wakil Perantara Pedagang Efek) dari kantor mereka
masing-masing (remote trading), sehingga tidak harus dilakukan dilantai bursa
(floorless trading). Fasilitas ini dapat dibagi lagi berdasarkan segmentasi
transakasinya, meliputi :
a. Pasar kesatu yang meliputi dua system, yaitu S-MART 500 untuk
perdagangan regular dan derivative (waran dan right) dan S-MART FIS
untuk perdagangan obligasi.
b. Pasar kedua yang berupa system S-MART 100 untuk perdagangan odd lot.
2. S-MART Mail yaitu sarana surat elektronik (e-mail).
3. S-MART web yaitu fasilitas world-wide-web di internet yang menyediakan
informasi-informasi penting yang diperlukan.
4. S-MART chat fasilitas komunikasi percakapan interaktif antaranggota bursa
dengan pemakai internet lainnya.
1.6 Periode Keenam (mulai Agustus 1997 – September 1998) : Krisis Moneter
Pada bulan agustus 1997, krisis moneter melanda Negara-negara Asia, termasuk
Indonesia, Malaysia, Thailand, Korea selatan dan Singapura.Tidak banyak perusahaan
yang melakukan IPO pada periode krisis ini, yaitu hanya sebanyak 18 perusahaan.
17
Krisis moneter yang terjadi ini dimulai dari penurunan nilai-nilai mata uang Negara-
negara Asia tersebut relative terhadap dolar Amerika.Penurunan mata uang ini
disebabkan karena spekulasi dari pedagang-pedagang valas, kurang percayanya
masyarakat terhadap nilai mata uang negaranya sendiri dan tidak kalah pentingnya
adalah kurang kuatnya pondasi perekonomian.
18
merosot tajam. Titik tengah IHSG bulan ini terjadi pada tanggal 21 november 1997
sebesar 391,26 poin yang berarti turun sebesar 155,43 poin (28,43%) dari 30 september
1997 atau sebesar 359,57 poin (47,89%) sejak juli 1997 dan IHSG terendah terjadi pada
tanggal 28 september 1998, yaitu IHSG menembus titik dibawah 300 poin menjadi
278,95 poin.
Perdagangan dengan warkat sudah dianggap tidak efesien lagi.Beum lagi banyak
warkat yang hilang sewaktiu disimpan, atau banyak juga warkat yang dipalsukan.
Secara administrative, penerbitan warkat juga menghambat proses penyelesaian
transaksi. Oleh karena alas an-alasan tersebut, maka pada bulan juli 2000, BEJ mulai
menerapkan perdaganan-perdagangan tanpa warkat (scripless tradings).
Pada periode ini sejumlah emiten baru mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Jakarta.Setelah penurunan drastic sampai akir bulan September 1998 sampai menembus
dibawah 300 poin, IHSG di bulan oktober 1998 mulai mengalami peningkatan
menembus kembali diatas 300 poin. Pada tanggal 5 oktober 1998 IHSG bernilai 311,96
poin.
Periode penyembuhan ini ditandai dengan turunnya IHSG berkisar 400 poi
sampai dengan 700 poin. IHSG mencapai nilai tertinggi sejak bulan oktober 1998 pada
tanggal 14 juni 1999 dengan nilai 707,88 poin. Seperti halnya proses penyembuhan dari
penyakit yang berat, IHSG juga mengalami masa-masa mendebarkan. Kembali pada
tanggal 16 april 2001 IHSG turun sampai 365,82 poin dan setelah mengalami naik dan
turun kembali akhirnya pada akir tahun sebelum natal tanggal 23 desember 2002 IHSG
bernilai 420,90.
Pada periode kebangkitan kembali ini cukup banyak saham yang dicatatkan di
pasar modal.Sebanyak 70 saham menawarkan saham perdananya.
19
Tahun 2003 juga dimasuki dengan penuh optimism. IHSG dibuka pada awal tahun
tanggal 2 januari 2003 dengan nilai 405,44. Mulai tahun ini IHSG mengalami
peningkatan.IHSG pada 2/01/2003 tercatat pada posisi penutupan 409,125.Pada bulan
maret 2003, IHSG mengalami penurunan sedikit. Pada tanggal 17 maret 2003 IHSG
turun menjadi 394,92. Akan tetapi sejak itu IHSG mulai meningkat dengan signifikan
pada bulan-bulan dan tahun-tahun berikutnya. Tahun 2004 IHSG sudah menembus level
1000. Diakir tahun 2004 pada tanggal 30 desember 2004 IHSG ditutup nilai 1.000,23.
Ditahun 2005 tanggal 3 januaru 2005, IHSG dibuka pada nilai 1.038,82 poin dan
di akir tahun pada tangal 29 desember 2005 IHSG ditutp dengan nilai 1.162,63
poin.Tahun 2006 IHSG dibuka tanggal 2 januari 2006 pada level 1.171,709 poin. IHSG
ditutup akir tahun 2006 pada tanggal 28 desember 2006 dengan nilai 1.805,523. Tahun
2007 IHSG dibuka kembali tanggal 2 januari 2006 pada level 1.836,52 poin. IHSG
menembus nilai diatas 2000 poin pada tanggal 26 april 2007 sebesar 2.016,033. Nilai
IHSG pada tanggal 22 oktober 2007 sudah mencapai nilai 2.446,76.
Kenaikan IHSG terus menerus sejak tahun 2003 sampai akir tanun 2007 IHSG
sudah meningkat lebih dari 470%.Pada periode ini pasar modal Indonesia mengalami
kondisi yang baik (bullish) dan merupakan salah satu pasar modal paling berkembang di
dunia.
1.11 Periode Kesebelas (mulai akir januari 2008 – maret 2009) : Krisis Global
Meskipun masih dalam kondisi krisis global, walaupun tidak banyak beberapa
perusahaan melakukan penawaran perdananya.Periode ini, sejumlah emiten baru yang
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta.
Periode kesebelas dari pasar modal Indonesia dimulai bulan januari 2008. Pada akhir
bulan januari 2008, pasar modal dikejutkan dengan pengungkapan keruagian citybank
sekitar 30% akibat dari kasus subprime mortgage di amerika serikat. Isu subprime
20
mortgage yang sempat mencuat bulan agustus tanun 2007 sebelum yang diperkirakan
hanya mempunyai dampak jangka pendek dan tidak berkepanjangan, ternyata
merupakan suatu bom waktu yang menunggu untuk meledak dan penyulutannya adalah
pengungkapan kerugian dari beberapa bank dan lembaga keuangan lainnya. Akibat
pengungkapan kerugian ini pasar modal Indonesia sempat terkoreksi turun dengan
IHSG menjadi 2.294,524 pada tanggal 23 januari 2008. Kasus subprime mortgage
ternyata memang berbuntut panjang. Akibatnya seluruh pasar modal dunia mengalami
penurunan indeksnya.
Selama masa kejayaan ini cukup banyak emiten melakukan penawaran perdana.
Memasuki bulan april tahun 2009 titik cerah tampaknya mulai muncul di pasar modal
Indonesia. Pada tanggal 3 april 2009, nilai IHSG menembus titik psikologi 1.500 yaitu
sebesar 1.500,361. Pelaku pasar yakin bahwa nilai 1.500 merupakan nilai psikologis
utuk IHSG akan pulih kembali. Masa kejayaan ini berlanjut sampai awal bulan agustus
2011.
Meskipun periode ini adalah periode stagnasi, masih ada juga beberapa emiten
melakukan penawaran perdana. Setelah nilai IHSG tertinggi tanggal 1 agustus 2011
diperiode sebelumnya, mulai 1 agustus 2011 nilai IHSG berflaktuasi cenderung
menurun. Pada tanggal 8 agustus 2011, nilai indeks ini terkoreksi sebesar -71,377 poin
menjadi 3.850,266 dan pada hari berikutnya pada tanggal 9 agustus terkoreksi negative
lagi sebesar =115,147 poin menjadi 3.725,119. Flaktuasi ini berakir tanggal 4 juni 2012
ditutup terendah sebesar 3.654,582.Nilai ini merupakan nilai penurunan indeks sebesar
-145,184 poin dari nilai hari sebelumnya sebesar 3.799,766.
21
februari 2013 dan menmbus angka psikologi 5.000 yaitu sebesar 5.042,789 pada tanggal
7 mei 2013. Nilai IHSG tertinggi pada tanggal 29 mei 2013 sebesar 5.200,69.
Penurunan IHSG pada bulan agustus 2013 ini disebabkan oleh banyak hal.Salah
satu penyebabnya adalah pelemahan nilai rupiah dalam kurun 4 tahun terakir.Deficit
transaksi berjalan (current account) yang merupakan deficit tertinggi sejak tahun 1989
juga memicu penurunan IHSG.Penurunan IHSG ini sempat bertahan selama 3
bulan.Lagi-lagi penurunan IHSG ini juga dipicu oleh ketidak jelasan sikap pemerintah
AS terhadap pengurangan stimulus ekonominya.Program stimulus ekonomi AS ini
dikenal dengan napa tapering.Tapering adalah program pengurangan pembelian obligasi
yang dilakukan oleh bank sentral (federal reserve atau dikenal dengan nama the fed).
Pengurangan pembelian obligasi bertujuan untuk mengurangi jumlah uang beredar.
Sebaliknya program the fed yang bernama quantitative easing (QE) adalah membeli
kembali obligasi pemerintah (Y-bond) dari masyarakat.
2. BAPEPAM-LK
22
Untuk melindungi investor dari peraktek-praktek tidak sehat dipasar saham,
pasar ini perlu diregulasikan untuk kepentingan public. Jika pasar saham tidak diatur
dan diawasi niscaya kepercayaan masyarakat terhadap pasar saham akan luntur. Jika hal
ini sampai terjadi, yaitu public tidak lagi percaya dengan pasar saham, maka tujuan
semula dari pasar saham sebagai sarana alokasi dana yang efisien tidak akan tercapai.
Untuk maksud ini, pada tahun 1976 melalui keputusan presiden, departemen keuangan
Indonesia mendirikan BAdan PElaksana PAsar Modal (BAPEPAM).Peranan
BAPEPAM pada saat itu adalah untuk melaksanakan jalannya kegiatan pasar modal dan
juga meregulasinya.
Berdasarkan pasal 1 dari Undang-undang No. 21 tahun 2011 ini menjelaskan bahwa
otoritas jasa keuangan adalah lembaga independen dan bebas dari campur tangan pihak
lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan, dan penyidikan. OJK mempunyai fungsi, tugas dan wewenang dalam hal :
1. Pengaturan (regulation)
2. Pengawasan (supervision)
23
3. Pemeriksaan (inspection)
4. Penyidikan (investigatin)
24
a. Menetapkan peraturan pelaksanaan undang-undang ini,
b. Menetapkan peraturan perundang-undangan disektor jasa keuangan,
c. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK,
d. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan disektor jasa keuangan,
e. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK
f. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis
terhadap lembaga jasa keuangan dan pihak tertentu,
g. Menetapkan peraturan mengenai penetapan pengelola statute pada lembaga
jasa kuangan,
h. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,
memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban, dan
i. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-uandangan disektor jasa keuangan.
Untuk melakukan tugas pengawasan secara umum disektor jasa keuangan, pasal
9 memberi OJK wewenang sebagai berikut :
25
- Izin orang perseorangan,
- Efektifnya pernyataan pendaftaran,
- Surat tanda terdaftar,
- Persetujuan melakukan kegiatan usaha,
- Pengesahan,
- Persetujuan atau penetapan pembubaran dan,
- Penetapan lain, sebagai yang dimaksud dalam peraturan perundang-undang
disektor jasa keuangan.
Sebuah perusahaan yang akan going public dapat mengikuti prosedur yang
terdiri dari tiga tahap utama :
1. Pesiapan diri
2. Memperoleh izin registrasi dari BAPEPAM-LK
3. Melakukan Penawaran perdanan ke public (initiai public offering) dan
memasuki pasar sekunder dengan mencatakan efeknya di bursa.
3.4.1. Persiapan Untuk Going Public
Persiapan yang harus dilakukan adalah :
1. Manajemn harus memutuskan suatu recana untuk memperoleh dana melalui
public.
2. Perusahan bersangkutan harus menugaska pakar-pakar pasar modal utuk
membantu dalam penyedia dokumen.
3. Mempersiapkan semua dokumen yang di perlukan
4. Mempersiapkan kontrak awal denga bursa
5. Mengumumkan ke public
6. Meandatangani penjanjian yang berhubungan dengan goin public
7. Perusahan harus mendaftarkan ke agen perigkat untuk mendapatkan
peringkat untuk obligasi
8. Megirimkan pernyataan registrasi dan dokumen ke BAPEPAM-LK
3.4.2. Registrasi di BAPEPAM-LK
BAPEPAM-LK mengevaluasi usalan going public.
Yang di lakukan BAPEPAM-LK adalah
26
1. Menerima Pernyataan registrasi da dokumen dari perusahaan yang akan
going public.
2. Pengumpulan terbatas di BAPEPAM-LK
3. Mempelajari dokumen yang diperlukan
4. Deklarasi pernyataan registrasi efektif berlaku yang didasrka pada tiga hal
utama yaitu :
a. Kelengkapan dokumen
b. Kebenaran dan kejelasan
c. Akutansi
d. Kkeuangan dan manajemen.
27
calo emitan sudah memiliki cadagan terbukti (proven deposit) atau
setara.
6. Khusu calon emiten yang bidang usahanya memerluka izin
pengelolaan (seperti jalan tol, penguasaan hutan) harus memiliki izin
tersebut minimal untuk 15 tahun.
7. Calon emiten yang merupakan anak perushaa dan/atau induk
perusahaan dari emite yang sudah listing di BEJ dimana calon emiten
memberikan kontribusi pendapatan kepada emite yang listing terseut
lebih dari 50% pendapatan konsilidasi, tidak diperlukan tercatat di
bursa.
8. Persyaratan pencatata awalal yag berkaitan degan hal financial
didasarkan pada laporan keuangan auditan terakhir sebelum
mengajukan permohonan pencatatan.
3.4.4. Pelaporan yan di wajibkan
Laporan ini akan sekera disebarkan ke public melalui penguman
ke public melalui pegumuman di bursa atu investor dapat
mendapatknnya dengan meminta langsung di BEI atau lewat broker
Laporan yang harus di serahkan emiten:
A. RUTIN.
Laporan keuangan
tahunan yang di audit
120 hari.
28
Lapora keuangan
Paling sedikit 2 kali
tengah-tahunan yang
sirkulasi di Koran
diiklankan
Lapran registrasi
- Bulanan
bulanan
B. PERIODIK
Laporan Tipe-tipe
Dalam waktu 48 jam
peristiwa penting yang
terjadi
C. LAPORAN LAINNYA
5 hari setelah diterima
Amandement dari
amendement
articles of Association
Perubahan Anggota
Dalam waktu 48 jam
Dewan Direksi
29
(supplay) dan permintaan (demand) dari investor. Untuk system otomatisasi
dengan JATS, broker memasukkan order dari investor ke workstation JATS di
lantai bursa.
Faraksi harga saham
Keteragan:
Indeks Harga Saham Gabungan hari ke t
Nilai Pasar : Rata-rata Tertimbang nilai pasar (jumlah Lembar
tercatat di bursa dikalika dengan harga pasar
perlambayarya).
30
Nilai Dasar : sama dengan ilaidasar tetapi di muai dari tanggal
10 asgustus 1982
Denga demikiann IHSG untuk tanggal 10 Agustus 1982 adalah bernilai
100 (nilai ini merupakan indeks dasar). Nilai dasar dari.
31
Indeks ini berisi 100 saham yang berkategori mempunyai liquiditas yang
baik, kapitalisasi pasar yang tinggi, fundamental yang kuat, serta kinerja
peusahaan yang baik.
3.6.7. Indeks BISNIS-27
Indeks ini hasil kerja sama antara INX dengan kora harian bisnis
Indonesia.
3.6.8. Indeks Pefindo25
Indeks ini berasal dengan 25 saham perusahaan kecil dan menengah atau
SME terdaftar di IDX yang mempunyai kepemilikan public yang tiggal.
3.6.9. Indeks SRI-KEHATI
Indeks ini kerjasama antara IDX dengan Yayasan KEHATI
3.6.10. Indeks saham syariah Indonesia
Indeks ini di hitung sama denga perhitungan IHSG yaitu mengguakan
cara rata-rata timbangan.
3.6.11. Indeks IDX30
Nilai transaksi, frekuensi tansaksi, total hhari trasaksi da tentu saja
kapitalisasi pasarnya.
3.6.12. Ideks Infobank15.
3.6.13. Indeks SMintra18
Indeks ini berisi dengan 18 saham ifrastruktur dan pendukung
infrastrktur.
3.6.14. Indeks MNC36
Indeks ini di hitung berdasarkan metode rata-rata tertimang dari
kapitalisasi pasar. Ideks ini berisi dengan 62 saham yag akan di evaluasi
setiap 6 bulan yaitu di bulan mei dan November.
32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasar modal merupakan pasar yang sama denagn pasar yang kita
lihat, semacam pasar tradisional. Pasar modal merupakan sarana pembentuk
modal akumulasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pengerahan dana guna menunjang pembiayaan
pembangunan nasional. Secara historis, pasar modal telah telah hadir jauh
sebelum Indonesia merdeka. Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan
jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad ke-19. Menurut buku
Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreninging voor den Effectenhandel
pada tahun 1939,jual beli efek telah berlangsung sejak 1880. Pasar modal atau
bursa efek telah hadir sejak jaman colonial Belanda dan tepatnya pada tahun
1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia
Belanda untuk kepentingan pemerintah colonial atau VOC. Pada masa orde
lama-Setahun setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan RI,tepatnya
pada tahun 1950,obligasi Republik Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah.
Peristiwa ini menandai mulai aktifnya kembali Pasar Modal Indonesia. Akhir
era 50-an,terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di bursa. Hal ini
diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah RI terhadap
Belanda. Pada tahun 1977, (masa orde baru) bursa saham kembali dibukia
dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam),institusi baru
33
dibawah Departemen Keuangan. Pada tanggal 13 juli 1992,bursa saham
dswastanisasi menjadi PT Bursa Efek Jakarta. Swastanisasi bursa saham
menjadi PT BEJ ini mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi
Badan Pengawas Pasar Modal. Pada tahun 2007 bursa efek Jakarta
digabungkan dengan bursa efek Surabaya menjadi bursa efek Indonesia (BEI)
hingga sekarang. BAPEPAM-LK adalah pelaku utama sebagai regulator
karena sebagai lembaga utama yang terkait dengan pasar modal Indonesia.
Oleh karena itu BAPEPAM-LK menurut Keppres No.53 Tahun 1990 tentang
Pasar Modal memiliki tugas mengawasi dan membina pasar modal Indonesia
dengan menggunakan aturan-aturan yang ada baik itu dari undang-undang
dan sebagainya. BAPEPAM-LK sendiri juga harus membuat perdagangan
modal Indonesia menjadi lebih kuat seiring berkembangnya jaman dimana
Negara ASEAN seperti Singapura,Malaysia,dan Thailand sudah melakukan
perdagangan modal lintas Negara sedangkan Indonesia masih terkendala
perbedaan standard an aturan. Hal ini harus segera dilakukan persamaan
standarisasi agar kekuatan perdagangan pasar modal ASEAN semakin kuat.
34