Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual surat berharganya di pasar


modal. Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual di pasar primer
(primary market). Surat berharga yang baru dijual dapat berupa penawaran perdana ke
public (intial public offering atau IPO) atau tambahan surat berharga baru jika
perusahaan sudah going public (sekuritas tambahan ini sering disebut dengan seasoned
new issues). Selanjutnya surat berharga yang sudah beredar diperdagangkan di pasar
sekunder (secondary market).

Tipe lain dari pasar modal adalah pasar ketiga ( third market ) dan pasar keempat
( fourth market ). Pasar ketiga merupakan pasarperdagangan surat berharga pada saat
pasar kedua tutup. Pasar ketiga dijalankan oleh broker yang mempertemukan pembeli
dan penjual pada saat pasar kedua tutup. Pasar keempat merupakan pasar modal yang
dilakukan di antara institusi berkapasitas besar untuk menghindari komisi untuk broker.
Pasar keempat umumnya menggunakan jaringan komunikasi untuk memperdagangkan
saham dalam jumlah blok yang besar. Contoh pasar keempat ini misalnya Instinet yang
dimiliki oleh Reuter yang menangani lebih dari satu miliar saham tiap tahunnya.

B. RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana dan gambaran tentang hal-hal berikut :
1. Sejarah pasar modal di Indonesia
2. Pengaturan pasar modal ( regulasi dan regulator )di Indonesia
3. Aktivitas utama di pasar modal Indonesia saat ini
4. Perbandingan pasar modal Indonesia dengan pasar modal ASEAN
C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah untuk :
1. Mahasiswa mengetahui sejarah dan perkembangan pasar modal Indonesia
2. Mahasiswa mengetahui pengaturan pasar modal

1
3. Mahasiswa mengetahui aktivitas utama yang ada di pasar modal Indonesia
saat ini
4. Mahasiswa mengetahui perbandingan pasar modal Indonesia dan pasar
modal ASEAN

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PASAR MODAL
1. PENAWARAN PERDANA KE PUBLIK

Perusahaan yang belum going public, awalnya saham-saham perusahaan


tersebut dimiliki oleh manajer-manajernya, sebagian lagi oleh pegawai-pegawai
kunci dan hanya sejumlah kecil yang dimiliki investor. Pada saat ini, perusahaan
harus menetukan untuk menambah modal dengan cara utang atau menambah
jumlah dari kepemilikan dengan menerbitkan saham baru. Jika saham akan dijual
untuk menambah modal, saham baru dapat dijual dengan berbagi macam cara
sebagai berikut:

1. Dijual kepada pemegang saham yang sudah ada


2. Dijual kepada karyawan lewat ESOP ( employee stock ownership plan )
3. Menambah saham lewat dividen yang tidak dibagi (dividend reinvestment plan )
4. Dijual langsung kepada pembeli tunggal (biasanya investor institusi) secara
privat (private placement)
5. Ditawarkan kepada publik.

Keuntungan dari going public diantaranya adalah sebagai berikut :


1. Kemudahan meningkatkan modal dimasa mendatang
2. Meningkatkan likuiditas bagi pemegang saham
3. Nilai pasar perusahaan diketahui

Di samping keuntungan dari going public, beberapa kerugiannya adalah sebagai


berikut :
1. Biaya laporan yang meningkat
2. Pengungkapan (disclosure)
3. Ketakutan untuk diambil alih

3
a. Fenomena Harga Murah di Penawaran Perdana
Fenomena harga rendah terjadi karena penawaran perdana ke public yang
secara merata murah. Secara merata membeli saham di penawaran perdana akan
mendapatkan return awal (initial return) yang tinggi. Secara merata di sini
maksudnya adalah tidak semua penawaran perdana murah, tetapi dapat juga
mahal dan secara rerata masih dapat dikatakan murah (underpricing).
Return awal adalah return yang diperoleh dari aktiva di penawaran perdana
mulai dari saat dibeli di pasar primer sampai pertama kali didaftarkan di pasar
sekunder. Pembelian aktiva, misalnya saham di pasar primer belum dapat dijual
sampai aktiva tersebut terdaftar di pasar sekunder. Setelah masuk di pasar
sekunder, saham tersebut mulai diperdagangkan dalam bentuk jual beli. Waktu
rata-rata dari pembelian suatu saham di pasar primer sampai masuk pertama
kalidi pasar sekunder adalah sekitar 15 hari, sehingga return awal juga disebut
dengan nama 15 hari return awal (15 days initial return).

b. Banker Investasi
Umumnya perusahaan menyerahkan permasalahan yang berhubungan
dengan IPO (initial public offering) atau penawaran perdana ke banker investasi
yang mempunyai keahlian di dalam penjualan sekuritas. Penjualan saham baru
yang melibatkan banker investasi ini dijual di pasar primer (primary market).
Banker investasi akan menyediakan saran-saran yang penting yang dibutuhkan
selama proses rencana pelemparan sekuritas ke publik. Saran-saran yang
diberikan dapat berupa (1) tipe sekuritas apa saja yang akan dijual, (2) harga dari
sekuritas dan (3) waktu pelemparannya.
Banker investasi merupakan perantara antara perusahaan yang menjual
saham (disebut dengan emiten) dengan investor). Sebagai perantara, banker
investasi selain berfungsi sebagai pemberi saran (advisory function), banker
investasi juga berfungsi sebagai pembeli saham (underwriting function) dan
berfungsi sebagai pemasar saham ke investor (marketing function).
Proses pembelian sekuritas oleh banker investasi yang nantinya akan
dijual kembali ke publik disebut dengan penjaminan emisi (underwriting).
Banker investasi yang melakukan proses underwriting ini disebut dengan

4
penjamin emisi (underwriter). Banker investasi membeli sekuritas dengan harga
yang sudah disetujui dan menanggung risiko kegagalan atau kerugian
menjualnya kembali ke publik. Banker investasi mengambilkeuntungan dari
selisih harga beli dan harga jual dari saham (selisih ini disebut dengan spread).
Cara penjaminan emisi seperti ini yaitu banker investasi membeli semua
sekuritas dari emiten disebut dengan basis kesanggupan penuh (full
commitment).

2. PASAR MODAL SEKUNDER


Setelah sekuritas baru selesai dijual di pasar primer melalui banker
investasi, tugas dari sindikat pembelian sekuritas telah selesai dan biasanya
disebut dengan istilah “broken syndicate”. Sekuritas bersangkutan kemudian
diperdagangkan untuk publik di pasar sekunder bersama dengan sekuritas-
sekuritas perusahaan lainnya yang sudah berada di sana. Pasar sekunder
dibedakan menjadi pasar bursa saham (stock exchange) dan over-the counter
(OTC) market. Sekuritas dari perusahaan kecil umumnya diperdagangkan di
OTC market sedangkan sekuritas untuk perusahaan yang besar di Stock
Exchange.

2.1 Pasar Bursa Saham


Proses penjualan saham di Stock Exchange umumnya menggubakan sistem
lelang (auction) sehingga pasar sekunder juga sering disebut dengan auction
market. Disebut dengan pasar lelang karena transaksi dilakukan secara terbuka
dan harga ditentukan oleh supply (penawaran) dan demand (permintaan) dari
anggota bursa yang meneriakkan ask price (atau offer price atau harga penwaran
terendah untuk jual) dan bid price (harga permintaan tertinggi untuk beli). New
York Stock Exchange (NYSE), Tokyo Stock Exchange (TSE), Bursa Efek
Jakarta (BEJ), dan Bursa Efek Surabaya (BES) menggunakan sistem lelang,
yaitu order pembelian dan penjualan sekuritas ditemukan sampai dicapai harga
kesepakatan. BEJ dan BES bergabung menjadi BEI (Bursa Efek Indonesia)
efektif mulai bulan November 2007.

5
Saat ini pasar sekunder yang terbesar di dunia adalah New York Stock
Exchange dan Tokyo Stock Exchange. NYSE didirikan tahun 1792. American
Stock Exchange (AMEX) juga merupakan pasar sekunder lainnya di Amerika
Serikat.
Investor tidak dapat langsung melakukan transaksi dilantai bursa, tetapi
diwakili oleh broker. Investor dapat memilih sendiri jenis dari broker yang
diinginkan, seperti misalnya full service broker atau discaunt broker. Full service
broker menawarkan jasa yang lengkap termasuk sebagai berikut :
1. Investment research and advice ( Penelitian dan saran investasi)
2. Asset management (Manajemen asset)
3. Order execution (Eksekusi order)
4. Clearing

a. Rekening Kas dan rekening Marjin


Ada dua cara melakukan pembayaran untuk pembelian sekuritas, yaitu
dengan rekening kas atau dengan rekening marjin. Pembayaran dengan rekening
kas mengharuskan investor untuk membayar penuh semua nilai pembeliannya
sebelum atau pada tanggal jatuh tempo. Tanggal jatuh tempo umumnya 4 hari
setelah tanggal transaksi.
Seperti halnya jika membeli rumah atau property yang lain, membeli sekuritas
dapat juga dilakukan dengan cara yang sama,yaitu investor dapat membayarnya
terlebih dahulu sebagian dalam bentuk uang muka dan sisanya dipinjam dari
broker. Pembelian sekuritas dengan cara seperti ini disebut juga dengan on
margin atau rekening marjin.

Contoh 1 :
Investor dapat membeli sekuritas dengan marjin awal yang disyaratkan sebesar
50%. Investor membeli sebanyak 1.000 lembar saham dengan nilai Rp 5.000,-
per lembarnya. Jumlah seluruh transaksi ini sebesar 1.000 dikalikan dengan Rp
5.000,- atau sebesar Rp 5.000.000,-. Jumlah marjin yang harus dibayar oleh
investor adalah sebesar 50% X rp 5.000.000 = Rp 2.500.000,- dan sisanya
merupakan utang investor ke broker.

6
Karena harga dari sekuritas berubah sesuai dengan perubahan waktu,
makamarjin sesungguhnya (actual margin) akan berubah dari marjin awal (initial
margin). Besarnya marjin sesungguhnya dapat dihitung dengan rumus :

Marjin Sesungguhnya = Nilai Pasar Sekuritas – Jumlah Dipinjam


Nilai Pasar Sekuritas
Contoh 2 :
Dari contoh 1, jika harga saham naik dari Rp 5.000,- per lembar menjadi Rp
7.000,- per lembar, maka nilai pasar dari sekuritas yang dimiliki oleh investor
adalah 1.000 x Rp 7.000 = Rp 7.000.000,-. Jumlah yang dipinjam dari broker
masih tetap, yaitu sebesar 50% x 1.000 x Rp 5.000 = Rp 2.500.000. Besar marjin
sesungguhnya adalah sebesar :
Marjin sesungguhnya = (Rp 7.000.000 – Rp 2.500.000)
Rp 7.000.000
= 0,64286
= 64,286 %
Jika marjin sesungguhnya naik dari marjin awal, investor bersangkutan biasanya
dapat membeli lagi saham tanpa harus membayar tunai sampai marjin
sesungguhnya sama besarnya dengan marjin awal lagi. Jumlah saham baru yang
dapat dibeli lagi oleh investor tanpa harus membayar tunai kepada broker
sehingga marjin sesungguhnya menjadi sama lagi dengan marjin awal adalah
sebesar :

(Nilai Pasar Sekuritas


Tambahan - Nilai Pasar Sekuritas
Pembelian = x Marjin Awal
Saham tanpa - Jumlah Dipinjam)
Dibayar kas / Marjin Awal

Dari contoh 2, tambahan pembelian saham tanpa harus dibayar dengan tunai
sampai marjin sesungguhnya sama dengan marjin awal sebesar 50% adalah :

7
Tambahan (Rp 7.000.000,-  50% x
Pembelian = Rp 7000.000,- 
Rp 2.500.000,-) /50%
Saham tanpa
dibayar Kas = Rp 2.500.000,-
Tambahan pembelian saham tanpa dibayar kas ini dapat juga dihitung dengan
rumus :

Marjin Awal = [Nilai Pasar Sekuritas + X


 (X + Jumlah Dipinjam)]
/ (Nilai Pasar + X)
50% = (Rp 7.000.000,- + X  (X + Rp 2.500.000,-)
/ (Rp 7.000.000 + X)
Rp 3.500.000 + 0,5 X = Rp 7.000.000,-  Rp 2.500.000,-
0,5 X = Rp 7.000.000,-  Rp 2.500.000  Rp 3.500.000,-
0,5 X = Rp 1.000.000,-
X = Rp 2.000.000,-

Dengan membeli lagi saham sebesar Rp 2.000.000,- ini, maka utang investor ke
broker meningkat dari Rp 2.500.000,- menjadi Rp 4.500.000,- dan nilai pasar
saham yang dijaminkan meningkat dari Rp 7.000.000,- ditambah dengan
tambahan saham sebesar Rp 2.000.000,- menjadi Rp 9.000.000,-. Marjin
sesungguhnya adalah (Rp 9.000.000,- - Rp 4.500.000) / Rp 9.000.000,- adalah
sama dengan 50 % dari nilai pasar sekuritas yang dijaminkan dibroker.

Pada umumnya, broker menetapkan maintenance margin, yaitu besarnya


marjin minimum yang boleh terjadi untuk marjin sesungguhnya. Sebagai
misalnya NYSE menetapkan minimum maintenance margin adalah sebesar 25 %
sedang beberapa brokernya banyak yang menetapkan sebesar 30 %. Broker
biasanya menghitung rekening marjin tiap harinya untuk menentukan apakah
apakah terjadi maintenance call atau margin call atau house call. Panggilan (call)
oleh broker ini dilakukan jika marjin sesunggunya menurun sampai dibawah

8
maintenance margin. Jika terjadi panggilan ini, maka investor harus membayar
tunai lagi kepada broker sehingga besarnya marjin minimum adalah sebesar
maintenance margin. Besarnya tambahan kas tunai adalah :

Tambahan Jumlah Dipinjam


pembayaran =  Nilai Pasar Sekuritas
kas karena + (Margin call
margin call x Nilai Pasar Sekuritas)

Contoh 3 :
Misalnya maintenance margin yang ditetapkan adalah 30%. Jika harga saham di
contoh 2 turun dari Rp 5.000,- per lembar menjadi Rp 4.000,-, maka besarnya
marjin sesungguhnya menjadi sebesar :

(Rp 4.000 .000 Rp 2.500 .000)


Marjin Sesungguhnya =
Rp 4.000 .000
= 0,375
= 37,50 %
Karena marjin sesungguhnya masih lebih besar dari maintenance margin, maka
maintenance call tidak terjadi.

Contoh 4 :
Jika harga saham di contoh 4 turun menjadi Rp 3.000,-, maka besarnya marjin
sesungguhnya menjadi sebesar :

(Rp 3.000.000 Rp 2.500.000)


Marjin Sesungguhnya =
Rp 3.000.000
= 0,1667
= 16,67 %
Karena marjin sesungguhnya (16,67) lebih kecil dari maintenance margin (30%),
maka maintenance call terjadi. Besarnya tambahan kas yang harus dibayarkan ke
broker adalah :
Tambahan Pembayaran Kas karena margin call

9
= Rp 2.500.000  Rp 3.000.000 + (30% x Rp 3.000.000)
= Rp 400.000,-
Atau dengan rumus :

Marjin call = [Nilai Pasar Sekuritas


 (Jumlah Dipinjam  X)]
/ Nilai Pasar Sekuritas
30% = [Rp 3.000.000,-  (Rp 2.500.000,-  X)]
/ Rp 3.000.000,-
X = Rp 400.000,-

Dengan tambahan kas sebesar Rp 400.000,- ini, maka utang investor ke broker
menjadi sebesar Rp 2.500.000,-  Rp 400.000,- atau sebesar Rp 2.100.000,-.
Dengan utang yang baru ini, maka marjin sesungguhnya menjadi :

(Rp 3.000.000 Rp 2.100.000)


Marjin Sesungguhnya =
Rp 3.000.000
= 0,3
= 30 %
Atau sama dengan margin call.

b. Bentuk Order

1. Market Order
2. Limit Order
3. Stop Order

2.2. OTC Market

Over The Counter (OTC) market merupakan pasar modal untuk perusahaan
yang lebih kecil dibandingkan denagn yang terdaftar di stock exchange. Jika di
stock exchange menggunakan sistem lelang, maka di OTC digunakan sistem

10
negosiasi, yaitu harga ditentukan dengan cara negosiasi (tawar – menawar)
antara investor dan dealer. Oleh karena itu OTC market sering juga disebut
dengan pasar negosiasi (negotiated market).

OTC market terdiri dari jaringan dealer yang siap membeli dan menjual
sekuritas. Dealer berbeda dengan broker. Jika broker menerima komisi, maka
dealer mendapatkan laba dari perbedaan harga jual dan harga beli. Broker hanya
menerima komisi karena broker hanya sebagai perantara menemukan penjual
dan pembeli dan broker tidak membeli sekuritas. Sebaliknya dealer
mendapatkan keuntungan karena dealer membeli sekuritas bersangkutan untuk
dijual kembali.

Di Indonesia, OTC market adalah bursa paralel yang didirikan pada tahun
1989. Di Amerika Serikat, OTC market yang terkenal adalah Nasdaq. Pertama
kali Nasdaq merupakan singkatan dari National association of Securities Dealer
Automated Quotation System. Sekarang pihak Nasdaq menyatakan bahwa
Nasdaq bukan lagi sebagai singkatan. Tidak seperti halnya NYSE, Nasdaq tidak
mempunyai lokasi yang khusus, tetapi terdiri dari dealer yang dihubungkan
dengan jaringan computer. Dealer melakukan bisnis langsung dengan investor.

B. PASAR MODAL INDONESIA

Bursa efek (pasar modal) yang tersebar di Indonesia adalah Bursa Efek
Jakarta (BEJ) yang juga dikenal dengan nama asingnya sebagai Jakarta Stock
Exchange (JSX). Sekuritas yang diperdagangkan di BEJ adalah saham preferen
(preferred stock), saham biasa (common stock), hak (rights) dan obligasi
konvertibel (convertible bonds). Saham biasa mendominasi volume transaksi di
BEJ. Bursa Efek Surabaya (BES) atau Surabaya Stock Exchange (SSX).
Sekuritas yang terdaftar di BEJ juga diperdagangkan di BES.
Efektif mulai bualan November 2007, setelah diadakannya RUPSLB (Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa) yang diadakan pada 30 Oktober 2007.
BEJ dan BES bergabung menjadi BEI (Bursa Efek Indonesia). BEI
memperdagangkan seluruh produk investasi yang dimiliki BEJ dan BES seperti

11
saham, Kontrak Opsi Saham (KOS), Exchange Traded Funds ( ETF), Obligasi,
maupun Kontrak Future baik Nikkei-225 Futures atau LQ-45 Futures. Setelah
diadakan penggabungan, diharapkan nilai kapitalitalisasi pasar BEI mancapai Rp
2.100 triliun dan diharapkan terus berkembang sesudahnya.
Sampai akhir tahun 2007, terdapat 383 saham yang tercatat yang
diperdagangkan di BEI. Kapitalisasi pasar BEI mencapai Rp 1.988 triliun.
Sampai kuartal pertama tahun 2012, jumlah saham yang beredar di BEI
mencapai 442 saham dengan nilai kapitalisasinya sebesar Rp 3.877 triliun.

1. SEJARAH PASAR MODAL INDONESIA


Era pasar modal di Indonesia dapat dibagi menjadi enam periode. Periode
pertama adalah periode zaman Belanda mulai tahun 1912 yang merupakan tahun
didirikannya pasar modal yang pertama. Periode kedua adalah periode periode
orde lama yang dimulai pada tahun 1952. Periode ketiga adalah periode orde
baru dengan diaktifkannya kembali pasar modal pada tahun 1977. Periode
keempat dimulai thaun 1988 adalah periode bangunnya pasar modal dari tidur
panjang. Periode kelima adalah periode otomatisasi pasar modal mulai tahun
1955. Periode keenam adalah periode krisis moneter mulai bulan Agustus 1977.

1.1 Periode Pertama (1912-1942) Periode Zaman Belanda


Pada tanggal 14 Desember 1912, suatu asosiasi 13 broker dibentuk di Jakarta.
Asosiasi ini diberi nama Belandanya sebagai “Vereniging voor Effectenhandel”
yang merupakan cikal bakal pasar modal pertama di Indonesia. Setelah perang
dunia ke I, pasar modal di Surabaya mendapat giliran dibuka pada tanggal 1
Januari 1925 dan disusul di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Karena
masih dalam zaman Belanda dan pasar – pasar modal ini juga didirkan Belanda,
mayoritas saham-saham yang diperdagangkan di sana juga merupakan saham-
saham perusahaan Belanda dan afiliasinya yang tergabung dalm Dutch East
Indies Trading Agencies. Pasar-pasar modal ini beroperasi sampai kedatangan
Jepang di Indonesia di tahun 1942.

1.2 Periode Kedua (1952-1960) Periode Orde Lama

12
Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, pada tanggal 1 September 1951
dikeluarkan Undang-undang Darurat No. 12 yang kemudian dijadikan Undnag-
undang No. 15/1952 tentang pasar modal. Juga melalui Keputusan Menteri
Keuangan No.289737/U.U. tanggal 1 November 1951, Bursa Efek Jakarta (BEJ)
akhirnya dibuka kembali pada tanggal 3 Juni 1952.
Tujuan dibukanya kembali bursa ini untuk menampung obligasi pemerintah
yang sudah dikeluarkan pada tahun-tahun sebelumnya. Tujuan yang lain adalah
untuk mencegah saham-saham perusahaan Belanda yang dulunya
diperdagangkan di pasar modal di Jakarta lari keluar negeri.
Kepengurusan bursa efek ini kemudian diserahkan di Perserikatan
Perdagangan Uang dan Efek-Efek (P.P.U.E) yang terdiri dari 3 bank dengan
Bank Indonesia sebagai anggota kehormatan. Bursa efek ini berkembang denagn
sangat cukup baik walaupun surat berharga yang diperdagangkan umumnya
adalah obligasi oleh perusahaan Belanda dan obligasi pemerintah Indonesia
lewat Bank Pembangunan Indonesia. Penjualan obligasi semakin meningkat
denagn dikeluarkannya obligasi pemerintah melalui Bank Industri Negara di
tahun 1954, 1955, dan 1956. Karena adanya sengketa antara pemerintah RI
denagn Belanda mengenai Irian Barat, semua bisnis Belanda dinasionalkan
melalui Undang-undang Nasionalisasi No. 86 tahun 1958. Sengketa ini
mengakibatkan larinya Belanda dari tanah air Indonesia. Akibatnya mulai tahun
1960, sekuritas-sekuritas perusahaan Belanda sudah tidak diperdagangkan lagi di
Bursa Efek Jakarta. Sejak itu aktivitas di Bursa Efek Jakarta semakin menurun.

1.3 Peride Ketiga (1977-1988) Periode Orde Baru


Bursa Efek Jakarta bisa dikatakan lahir kembali pada tahun 1977 dalam
periode orde baru sebagai hasil dari Keputusan Presiden No. 52 tahun 1976.
Keputusan ini menetapkan pendirian Pasar Modal, pembentukan Badan Pembina
Pasar Modal, pembentukan Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEDAM) dan PT
Danareksa. Presiden Suharto meresmikan kembali Bursa Efek Jakarta (BEJ)
pada tanggal 10 Agustus 1977. PT Semen Cibinong merupakan perusahaan
pertama yang tercatat di BEJ. Penerbitan saham perdana disetujui pada tanggal 6
Juni 1977. Pada saat tercatat pertama kali di Bursa tanggla 10 Agustus 1977,

13
sebanayak 178,750.000 lembar saham ditawarkan dengan harga Rp 10.000,- per
lembar.

Periode ini disebut juga dengan periode tidur yang panjang, karena sampai
dengan tahun 1988 hanya sedikit sekali perusahaan yang tercatat di BEJ, yaitu hanya 24
perusahaan saja (selama 4 tahun, 1985 sampai dengan 1988 tidak ada perusahaan yang
go public). Kurang menariknya pasar modal pada periode ini dari segi investor mungkin
disebabkan oleh tidak dikenakannya pajak atas bunga deposito, sedangkan penerimaan
deviden dikenakan pajak penghasilan sebesar 15%.

1.4 Periode Keempat (1989- Mei 1995) : Periode Bangun dari Tidur yang panjang

Sejak diaktifkan kembali pada tahun 1977 sampai tahun 1988 BEJ dikatakan
dalam keadaan tidur yang panjang selama 11 tahun.Sebelum tahun 1988 hanya terdapat
24 perusahaan yang terdaftar di BEJ.Setelah tahun 1988, setelah tahun 1988, selama 3
tahun saja, yaitu sampai tahun 1990, jumlah perusahan yang terdaftar di BEJ meningkat
sampai 127.Sampai dengan akhir tahun 1994 jumlah perusahaan yang sudah IPO
menjadi 225.Pada periode ini, Initial Public Offering (IPO) menjadi peristiwa nasional
dan banyak dikenal sebagai periode lonjakan IPO (IPO boom).

Pada tahun 1991, BEJ diswastakan dan sebagai konsekuensinya, BAPEPAM


bukan lagi pelaksanaan pasar modal, tetapi lebih ke pengawasan pelaksanaan pasar
modal, sehingga BAPEPAM dari Badan Pelaksanaan Pasar Modal menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal.

Peningkatan di pasar modal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :

1. Permontaan dari investor asing


Investor asing melihat bahwa pasar modal di Indonesia telah maju dengan pesat
pada periode ini dan mempunyai prospek yang baik.Investor asing tertarik
dengan pasar modal Indonesia karena dianggap sebagai pasar yang
menguntungkan untuk diversifikasi secara internasional.Investor asing dibatasi
pemiliknya sampai dengan 49% dari sekuritas yang terdaftar di bursa.
2. Pakto 88

14
Pakto 88 merupakan reformasi tanggal 27 oktober 1988 yang dikeluarkan untuk
merangsang ekspor non-migas, meningkatkan efesiensi dari bank komersial,
meningkatkan simpanan domestik dan meningkatkan pasar modal. Salah satu
hasil dari pakto 88 ini adalah mengurangi reserve requirement dari bank-bank
deposito
3. Perubahan generasi
Perubahan kultur bisnis terjadi di periode ini yaitu dari kultur bisnis keluarga
tertutup ke kultur bisnis professional dari luar keluarga untuk diduduki kursi
kepemimpinan perusahaan. Pergeseran ini terjadi karena perubahan generasi dari
yang tua ke yang muda. Perubahan radikal menuju ke perusahaan professional
terbuka ini juga merupakan factor perkembangan pasar modal, yaitu dengan
mulai banyaknya perusahaan keluarga yang go public

Periode ini juga dicatat sebagai periode kebangkitan dari Bursa Efek Surabaya
(BES).Busa efek Surabaya stock exchange (SSX) dilahirkan kembali pada tanggal 16
juni 1989.Pada awalnya BES hanya mempunyai 25 saham dan 23 obligasi yang
diperdagangkan. BES hanya membutuhkan waktu 3 bulan untuk meningkatkan indeks
gabungannya dari nilai 100 pada tanggal 16 juni 1989 menjadi 340.

1.5 Periode kelima (Mulai Mei 1995) : Periode Otomatisasi

Karena peningkatan kegiatan transaksi yang dirasakan sudah melebihi kapasitas


manual, maka BEJ memutuskan untuk mengotomatisasikan kegiatan transaksi di bursa.
Jika sebelumnya di lantai bursa terlihat dua deret antrian (sebuah untuk antrian beli dan
yang lainnya untuk antrian jual) yang cukup panjang untuk masing-masing sekuritas
dan semua kegiatan transaksi dicatat di papan tulis, maka etela otomatisasi, sekarang
yang terlihat di lantai bursa adalah jaringan computer-komputer oleh broker.

Jakarta Automated Trading System (JATS)

Sistem otomatisasi yang diterapakan bursa efek Jakarta (BEJ) diberi nama
Jakarta Automated Trading System (JATS) dan mulai dioperasikan pada hari senin
tanggal 22 mei 1995. System manual hanya mampu menangani sebanyak 50.000
transaksi tiap harinya.

15
JATS sebagai suatu system terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak.
Komponen-komponen utama dari JATS adalah :

- Pusat komputer pengolahan data yang disebut juga engan istilah trading engine
yang mempunyai tugas untuk menerima, memproses order dari komputer
broker, mengirimkan informasi ke komputer broker (terminal komputer ini
disebut juga dengan istilah traders workstation) dan mempertemukan order
penjualan dan pembelian,
- Gateway berupa komputer-komputer yang menghubungkan komputer-komputer
broker dengan trading engine. JATS menyediakan beberapa gateway khusus
untuk hubungan dengan broker di lantai bursa, di distrik pusat perdagangan jalan
sudirman, didaerah lain masih dalam area Jakarta dan untuk diluar Jakarta,
- Traders workstations yang terdiri dari sejumlah terminal untuk masing-masing
broker dilantai bursa. Broker menggunakan traders workstations untuk
melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Meletakkan order pembeli dan penjualan,
b. Mengamati aktivitas pasar seperti harga, volume, indeks pasar dan porsi
kepemilikan asing,
c. Mengamati status dari dari order,
d. Membaca status dari transaksi yang sudah selesai,
e. Menerima informasi tentang kegiatan-kegiatan perusahaan bersangkutan,
f. Menerima berita dan pengumuman yang disebarkan oleh BEJ,
g. Meletakkan pemberitahuan untuk membeli atau menjual sekuritas,
h. Melaporkan hasil transaksi non-reguler.

Dengan demikian sebenarnya sasaran dari penerapan system JATS ini adalah :

1. Meningkatkan kapasitas untuk mengantisipasi pertumbuhan pasar yang dimasa


mendatang diperkirakan system manual sudah tidak memadai (system manual
hanya dapat menampung 3.800 transaksi perhari sedangkan JATS mampu
menangani 5.000 transaksi perhari).
2. Meningkatkan integrasi (keterkaitan saatu pihk dengan pihak yang lainnya) dan
likuiditas (kecepatan transaksi sekuritas diselesaikan.

16
3. Meningkatkan pamor pasar modal dengan meletakkan JATS setara dengan
pasar-pasar modal lain didunia. JATS dianggap sebagai salah satu system
komputer pasal modal yang tercanggih didunia.

Surabaya Market information dan Automated Remote tranding (S-MART)

Untuk mengantisipasi jumlah anggota bursa dan transaksi yang meningkat di


BES, maka pada tanggal 19 september 1996 (diumumkan secara terbuka pada tNGGl 10
maret 1997) BES menerapkan system otomatisasi yang disebut S-MART. System S-
MART ini ini diintegrasikan dengan system JATS di BEJ dan system di KDEI (Kliring
Deposit Efek Indonesia untuk penyelesaian transaksi

Adapun fasilitas yang diberikan oleh S-MART adalah :

1. Trader workplace, yaitu sarana akses langsung secara elektronik oleh anggota
bursa atau broker WPPE (Wakil Perantara Pedagang Efek) dari kantor mereka
masing-masing (remote trading), sehingga tidak harus dilakukan dilantai bursa
(floorless trading). Fasilitas ini dapat dibagi lagi berdasarkan segmentasi
transakasinya, meliputi :
a. Pasar kesatu yang meliputi dua system, yaitu S-MART 500 untuk
perdagangan regular dan derivative (waran dan right) dan S-MART FIS
untuk perdagangan obligasi.
b. Pasar kedua yang berupa system S-MART 100 untuk perdagangan odd lot.
2. S-MART Mail yaitu sarana surat elektronik (e-mail).
3. S-MART web yaitu fasilitas world-wide-web di internet yang menyediakan
informasi-informasi penting yang diperlukan.
4. S-MART chat fasilitas komunikasi percakapan interaktif antaranggota bursa
dengan pemakai internet lainnya.

1.6 Periode Keenam (mulai Agustus 1997 – September 1998) : Krisis Moneter

Pada bulan agustus 1997, krisis moneter melanda Negara-negara Asia, termasuk
Indonesia, Malaysia, Thailand, Korea selatan dan Singapura.Tidak banyak perusahaan
yang melakukan IPO pada periode krisis ini, yaitu hanya sebanyak 18 perusahaan.

17
Krisis moneter yang terjadi ini dimulai dari penurunan nilai-nilai mata uang Negara-
negara Asia tersebut relative terhadap dolar Amerika.Penurunan mata uang ini
disebabkan karena spekulasi dari pedagang-pedagang valas, kurang percayanya
masyarakat terhadap nilai mata uang negaranya sendiri dan tidak kalah pentingnya
adalah kurang kuatnya pondasi perekonomian.

Umtuk mencegah permintaan dolar Amerika yang berlebihan yang


mengakibatkan nilainya meningkat dan menurunnya nilai Rupiah, Bank Indonesia
menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Diharapkan dengan suku bunga
deposito yang tinggi (beberapa bank swast menawarkan suku bunga deposito dari 25%
sampai 50%), pemilik modal akan menanamkan modalnya dideposito untuk
mengurangi permintaan terhadap dolar.

Tingginya suku bunga deposito berakibat negative terhadap pasar modal.


Investor tidak lagi tertarik untuk mananamkan dananya di pasar modal, karena total
return yang diterima lebih kecil dibanding dengan pendapatan dari buna deposito.
Akibat lebih lanjut, harga-harga saham dipasar modal mengalami penurunan drastis.

Untuk mengurangi lesunya permintaan sekuritas dipasar modal Indonesia,


pemerintah berusaha meningkatkan aktivitas perdangannya lewat transaksi investor
asing. Pada tanggal 3 september 1997 pemerintah tidak memberlakukan lagi
pembatasan 49% pemilik asing. Ini berarti bahwa mulai tanggal tersebut, investor asing
boleh memiliki saham-saham yang jumlahnya tidak terbatas.Peraturan pemerintah ini
kelihatannya belum membawa hasil yang ditunjukkan oleh kenyataan bahwa sampai
akir September 1997, jumlah pemilik asing hanya mencapai 27% (jurnal pasar modal
September 1997).Kemerosotan pasar saham ditunjukkan oleh indeks harga saham
gabungan (IHSG) yang turun dengan tajam. IHSG pada tanggal 8 juli 1997 tercatat
sebesar 750,83 poin dan turun sikitar 194,14 poin (25,86%) menjadi 546,69 poin di akir
bulan yaitu tanggal 30 september 1997.

Untuk memperbaiki kondisi perekonomian yang bergejolak ini, pemerintah pada


hari sabtu tanggal 1 november 1997 mengumumkan melikuidasi 16 bank swasta
nasional. Pengumuman yang cukup mengejutkan ini tidak banyak yang membantu
memperbaiki lesunya pasar saham.Bahakan IHSG untuk bulan November 1997 ini juga

18
merosot tajam. Titik tengah IHSG bulan ini terjadi pada tanggal 21 november 1997
sebesar 391,26 poin yang berarti turun sebesar 155,43 poin (28,43%) dari 30 september
1997 atau sebesar 359,57 poin (47,89%) sejak juli 1997 dan IHSG terendah terjadi pada
tanggal 28 september 1998, yaitu IHSG menembus titik dibawah 300 poin menjadi
278,95 poin.

1.7 Periode Ketujuh (mulai juli 2000) : Tanpa Warkat

Perdagangan dengan warkat sudah dianggap tidak efesien lagi.Beum lagi banyak
warkat yang hilang sewaktiu disimpan, atau banyak juga warkat yang dipalsukan.
Secara administrative, penerbitan warkat juga menghambat proses penyelesaian
transaksi. Oleh karena alas an-alasan tersebut, maka pada bulan juli 2000, BEJ mulai
menerapkan perdaganan-perdagangan tanpa warkat (scripless tradings).

1.8 Periode Kedelapan (mulai oktober 1998 – desember 2002) : Penyembuhan

Pada periode ini sejumlah emiten baru mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Jakarta.Setelah penurunan drastic sampai akir bulan September 1998 sampai menembus
dibawah 300 poin, IHSG di bulan oktober 1998 mulai mengalami peningkatan
menembus kembali diatas 300 poin. Pada tanggal 5 oktober 1998 IHSG bernilai 311,96
poin.

Periode penyembuhan ini ditandai dengan turunnya IHSG berkisar 400 poi
sampai dengan 700 poin. IHSG mencapai nilai tertinggi sejak bulan oktober 1998 pada
tanggal 14 juni 1999 dengan nilai 707,88 poin. Seperti halnya proses penyembuhan dari
penyakit yang berat, IHSG juga mengalami masa-masa mendebarkan. Kembali pada
tanggal 16 april 2001 IHSG turun sampai 365,82 poin dan setelah mengalami naik dan
turun kembali akhirnya pada akir tahun sebelum natal tanggal 23 desember 2002 IHSG
bernilai 420,90.

1.9 Periode Kesembilan (mulai januari 2003 – januari 2008) : Kebangkitan


Kembali

Pada periode kebangkitan kembali ini cukup banyak saham yang dicatatkan di
pasar modal.Sebanyak 70 saham menawarkan saham perdananya.

19
Tahun 2003 juga dimasuki dengan penuh optimism. IHSG dibuka pada awal tahun
tanggal 2 januari 2003 dengan nilai 405,44. Mulai tahun ini IHSG mengalami
peningkatan.IHSG pada 2/01/2003 tercatat pada posisi penutupan 409,125.Pada bulan
maret 2003, IHSG mengalami penurunan sedikit. Pada tanggal 17 maret 2003 IHSG
turun menjadi 394,92. Akan tetapi sejak itu IHSG mulai meningkat dengan signifikan
pada bulan-bulan dan tahun-tahun berikutnya. Tahun 2004 IHSG sudah menembus level
1000. Diakir tahun 2004 pada tanggal 30 desember 2004 IHSG ditutup nilai 1.000,23.

Ditahun 2005 tanggal 3 januaru 2005, IHSG dibuka pada nilai 1.038,82 poin dan
di akir tahun pada tangal 29 desember 2005 IHSG ditutp dengan nilai 1.162,63
poin.Tahun 2006 IHSG dibuka tanggal 2 januari 2006 pada level 1.171,709 poin. IHSG
ditutup akir tahun 2006 pada tanggal 28 desember 2006 dengan nilai 1.805,523. Tahun
2007 IHSG dibuka kembali tanggal 2 januari 2006 pada level 1.836,52 poin. IHSG
menembus nilai diatas 2000 poin pada tanggal 26 april 2007 sebesar 2.016,033. Nilai
IHSG pada tanggal 22 oktober 2007 sudah mencapai nilai 2.446,76.

Kenaikan IHSG terus menerus sejak tahun 2003 sampai akir tanun 2007 IHSG
sudah meningkat lebih dari 470%.Pada periode ini pasar modal Indonesia mengalami
kondisi yang baik (bullish) dan merupakan salah satu pasar modal paling berkembang di
dunia.

1.10 Periode Kesepuluh (mulai oktober 2007) : Bursa Efek Indonesia

Efektif mulai bulan November 2007, setelah diadakannya RUPSLB (Rapat


Umum Pemegang Saham Luar Biasa) yang diadakan pada 30 oktober 2007.BEJ dan
BES bergabung menjadi BEI (Bursa Efek Indonesia).

1.11 Periode Kesebelas (mulai akir januari 2008 – maret 2009) : Krisis Global

Meskipun masih dalam kondisi krisis global, walaupun tidak banyak beberapa
perusahaan melakukan penawaran perdananya.Periode ini, sejumlah emiten baru yang
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta.

Periode kesebelas dari pasar modal Indonesia dimulai bulan januari 2008. Pada akhir
bulan januari 2008, pasar modal dikejutkan dengan pengungkapan keruagian citybank
sekitar 30% akibat dari kasus subprime mortgage di amerika serikat. Isu subprime

20
mortgage yang sempat mencuat bulan agustus tanun 2007 sebelum yang diperkirakan
hanya mempunyai dampak jangka pendek dan tidak berkepanjangan, ternyata
merupakan suatu bom waktu yang menunggu untuk meledak dan penyulutannya adalah
pengungkapan kerugian dari beberapa bank dan lembaga keuangan lainnya. Akibat
pengungkapan kerugian ini pasar modal Indonesia sempat terkoreksi turun dengan
IHSG menjadi 2.294,524 pada tanggal 23 januari 2008. Kasus subprime mortgage
ternyata memang berbuntut panjang. Akibatnya seluruh pasar modal dunia mengalami
penurunan indeksnya.

1.12 Periode Keduabelas (april 2009 – agustus 2011) : kejayaan

Selama masa kejayaan ini cukup banyak emiten melakukan penawaran perdana.
Memasuki bulan april tahun 2009 titik cerah tampaknya mulai muncul di pasar modal
Indonesia. Pada tanggal 3 april 2009, nilai IHSG menembus titik psikologi 1.500 yaitu
sebesar 1.500,361. Pelaku pasar yakin bahwa nilai 1.500 merupakan nilai psikologis
utuk IHSG akan pulih kembali. Masa kejayaan ini berlanjut sampai awal bulan agustus
2011.

1.13 Periode Ketigabelas (agustus 2011 – juni 2012) : Stagnasi

Meskipun periode ini adalah periode stagnasi, masih ada juga beberapa emiten
melakukan penawaran perdana. Setelah nilai IHSG tertinggi tanggal 1 agustus 2011
diperiode sebelumnya, mulai 1 agustus 2011 nilai IHSG berflaktuasi cenderung
menurun. Pada tanggal 8 agustus 2011, nilai indeks ini terkoreksi sebesar -71,377 poin
menjadi 3.850,266 dan pada hari berikutnya pada tanggal 9 agustus terkoreksi negative
lagi sebesar =115,147 poin menjadi 3.725,119. Flaktuasi ini berakir tanggal 4 juni 2012
ditutup terendah sebesar 3.654,582.Nilai ini merupakan nilai penurunan indeks sebesar
-145,184 poin dari nilai hari sebelumnya sebesar 3.799,766.

1.14 Periode Keempatbelas (juni 2012 mei 2013) : Kembali Berjaya

Setelah mengalami hamper setahun stagnasi, pasar modal Indonesia mulai


Berjaya. Pada periode ini, nilai indeks sudah mulai kembali menembus angka 4,000
yaitu sebesar 4.4049,893 pada tanggal 3 juni 2012. Menembus 4.503,148 pada tanggla 7

21
februari 2013 dan menmbus angka psikologi 5.000 yaitu sebesar 5.042,789 pada tanggal
7 mei 2013. Nilai IHSG tertinggi pada tanggal 29 mei 2013 sebesar 5.200,69.

1.15 Periode Kelimabelas (juni 2013 – juni 2014) : Ketidakpastian Tapering AS

Setelah IHSG mengalami kejayaan kembali dengan mencapai nilai penutupan


5.214,976 pada tanggal 20 mei 2013, IHSG mengalami penutupan terendah di tahun
2013 dinilai 3.967,842 pada tanggal 27 agustus 2013. Saat itu jumlah saham beredar
adalah sebanyak 479 saham.Nilai terendah sebenarnya adalah 3,837,735 terjadi pada
hari berikutnya, tetapi nilai ini bukan nilai penutupan dan IHSG ditutup naik menjadi
4.026,475 pada hari itu. Pada tanggal 17 agustus 2013 karena IHSG sudah merosot
tajam dari tanggal 20 mei 2013 sebanyak 23,914%.

Penurunan IHSG pada bulan agustus 2013 ini disebabkan oleh banyak hal.Salah
satu penyebabnya adalah pelemahan nilai rupiah dalam kurun 4 tahun terakir.Deficit
transaksi berjalan (current account) yang merupakan deficit tertinggi sejak tahun 1989
juga memicu penurunan IHSG.Penurunan IHSG ini sempat bertahan selama 3
bulan.Lagi-lagi penurunan IHSG ini juga dipicu oleh ketidak jelasan sikap pemerintah
AS terhadap pengurangan stimulus ekonominya.Program stimulus ekonomi AS ini
dikenal dengan napa tapering.Tapering adalah program pengurangan pembelian obligasi
yang dilakukan oleh bank sentral (federal reserve atau dikenal dengan nama the fed).
Pengurangan pembelian obligasi bertujuan untuk mengurangi jumlah uang beredar.
Sebaliknya program the fed yang bernama quantitative easing (QE) adalah membeli
kembali obligasi pemerintah (Y-bond) dari masyarakat.

Awalnya, program quantitative easing (QE) yang menambahkan jumlah uang


beredar dimaksudkan supaya masyarakat dapat menggunakan untuk belanja barang
konsumsi dan modal kerja untuk meningkatkan ekonomi AS.Kenyataannya banyaknya
uang beredar tersebut digunakan oleh speculator untuk membeli sekuritas di bursa-bursa
saham. Akibatnya bursa-bursa saham NYSE dan Nasdaq dan bursa lokal lainnya
mengalami kenaikan indeks. Melihat kenyataan ini, the fed ingin membalikan aliran
dana ini dari wall street ke main street sehingga melakukan program tapering.

2. BAPEPAM-LK

22
Untuk melindungi investor dari peraktek-praktek tidak sehat dipasar saham,
pasar ini perlu diregulasikan untuk kepentingan public. Jika pasar saham tidak diatur
dan diawasi niscaya kepercayaan masyarakat terhadap pasar saham akan luntur. Jika hal
ini sampai terjadi, yaitu public tidak lagi percaya dengan pasar saham, maka tujuan
semula dari pasar saham sebagai sarana alokasi dana yang efisien tidak akan tercapai.
Untuk maksud ini, pada tahun 1976 melalui keputusan presiden, departemen keuangan
Indonesia mendirikan BAdan PElaksana PAsar Modal (BAPEPAM).Peranan
BAPEPAM pada saat itu adalah untuk melaksanakan jalannya kegiatan pasar modal dan
juga meregulasinya.

Malalui kep.Menkeu RI No.KMK 606/KMK.01/2005 padatanggal 2005


dilakukan penggabungan antara unit eleson I Badan Pengawas Pasar Modal (bapepam)
dengan unit eleson I Derektorat Jendral Lembaga Keuangan (BAPEPAM-
LK).BAPEPAM-LK memiliki tugas untuk mengatur, mengarahkan, dan mengawasi
kegiatan sehari-hari pasar modal. BAPEPAM-LK juga mempunyai tugas merumuskan
kebijakan dibidang lembaga keuangan, seperti misalnya membuat dan meyakinkan
pelaksanaan peraturan, kebijakan, standar, norma, dan pedoman kriteria dan prosedur di
bidang pasar modal, dan menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan bagi emiten dan
perusahaan public.

3. OTORITAS JASA KEUANGAN

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 21


tahun 2011.Visi dari OJK adalah menjadi lembaga pengawas industry jasa keuangan
yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu
mewujudkan industry jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional yang berdaya
saing global serta dapat memajukan kesejahteraan umum.

Berdasarkan pasal 1 dari Undang-undang No. 21 tahun 2011 ini menjelaskan bahwa
otoritas jasa keuangan adalah lembaga independen dan bebas dari campur tangan pihak
lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan, dan penyidikan. OJK mempunyai fungsi, tugas dan wewenang dalam hal :

1. Pengaturan (regulation)
2. Pengawasan (supervision)

23
3. Pemeriksaan (inspection)
4. Penyidikan (investigatin)

Dengan dibentuknya OJK ini, maka BAPEPAM-LK yang mempunyai tugas


pengaturan dan pengawasan di sector pasar modal diambil alih oleh OJK dan
BAPEPAM-LK ditiadakan. Jika dulunya BAPEPAM-LK dibawah dapartemen
keuangan sekarang OJK melaporkan langsung ke DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).

Untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan di sector perbankan, pasal 7


memberi OJK wewenang sebagai berikut :

1. Pengaturan (regulation) dan pengawasan (supervision) mengenai kelembagaan


bank yang meliputi :
a. Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar,
rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia,
merger, konsolidasi dan akuisisi bank serta pencabutan izin usaha bank, dan
b. Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk
hibridasi, dan aktivitas dibidang jasa
2. Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi :
a. Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal
minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap
simpanan, dan pencadangan bank,
b. Laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank,
c. System informasi debitur,
d. Pengajuan kredit (credit testing),
e. Standar akuntansi bank.
3. Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi :
a. Manajemen resiko,
b. Tata kelola bank,
c. Prinsip mengenal nasabah dan anti pencurian uang dan,
d. Pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan
4. Pemeriksaan bank.
Untuk melaksanakan tugas pengaturan secara umum di sector jasa keuangan,
pasal 8 memberi OJK wewenang sebagai berikut.

24
a. Menetapkan peraturan pelaksanaan undang-undang ini,
b. Menetapkan peraturan perundang-undangan disektor jasa keuangan,
c. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK,
d. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan disektor jasa keuangan,
e. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK
f. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis
terhadap lembaga jasa keuangan dan pihak tertentu,
g. Menetapkan peraturan mengenai penetapan pengelola statute pada lembaga
jasa kuangan,
h. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,
memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban, dan
i. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-uandangan disektor jasa keuangan.

Untuk melakukan tugas pengawasan secara umum disektor jasa keuangan, pasal
9 memberi OJK wewenang sebagai berikut :

a. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap jasa keuangan


b. Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh kepala
eksekutif,
c. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen,
dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, dan atau
penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan di sector jasa keuangan,
d. Memberi perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan atau pihak
tertentu,
e. Melakukan penunjukan pengelola statunder,
f. Menetapkan penggunaan pengelola statunder,
g. Menetapkan sanksi administrative terhadap pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sector jasa
keuangan, dan
h. Memberikan dan atau mencabut :
- Izin usaha

25
- Izin orang perseorangan,
- Efektifnya pernyataan pendaftaran,
- Surat tanda terdaftar,
- Persetujuan melakukan kegiatan usaha,
- Pengesahan,
- Persetujuan atau penetapan pembubaran dan,
- Penetapan lain, sebagai yang dimaksud dalam peraturan perundang-undang
disektor jasa keuangan.

3.4. PROSEDUR PENDAFTARAN SEKURITAS DI BEI

Sebuah perusahaan yang akan going public dapat mengikuti prosedur yang
terdiri dari tiga tahap utama :

1. Pesiapan diri
2. Memperoleh izin registrasi dari BAPEPAM-LK
3. Melakukan Penawaran perdanan ke public (initiai public offering) dan
memasuki pasar sekunder dengan mencatakan efeknya di bursa.
3.4.1. Persiapan Untuk Going Public
Persiapan yang harus dilakukan adalah :
1. Manajemn harus memutuskan suatu recana untuk memperoleh dana melalui
public.
2. Perusahan bersangkutan harus menugaska pakar-pakar pasar modal utuk
membantu dalam penyedia dokumen.
3. Mempersiapkan semua dokumen yang di perlukan
4. Mempersiapkan kontrak awal denga bursa
5. Mengumumkan ke public
6. Meandatangani penjanjian yang berhubungan dengan goin public
7. Perusahan harus mendaftarkan ke agen perigkat untuk mendapatkan
peringkat untuk obligasi
8. Megirimkan pernyataan registrasi dan dokumen ke BAPEPAM-LK
3.4.2. Registrasi di BAPEPAM-LK
BAPEPAM-LK mengevaluasi usalan going public.
Yang di lakukan BAPEPAM-LK adalah

26
1. Menerima Pernyataan registrasi da dokumen dari perusahaan yang akan
going public.
2. Pengumpulan terbatas di BAPEPAM-LK
3. Mempelajari dokumen yang diperlukan
4. Deklarasi pernyataan registrasi efektif berlaku yang didasrka pada tiga hal
utama yaitu :
a. Kelengkapan dokumen
b. Kebenaran dan kejelasan
c. Akutansi
d. Kkeuangan dan manajemen.

Jika selama 30 hari PAPEAM-LK tidak member jawaban, maka pernyataa


registrasi di anggap efektif.

3.4.3. Pencatatan di bursa


Setelah penawaran perdanan selesai, emiten (perusahaan yang going public)
dapat melakukan peroses di bawah ini:
1. Emiten mengisi dan menyerahkan aplikasi yang formulirnya di sediakan oleh
BEI untuk permintaan menccantumkan sahamnya dibursa efek.
2. BEI akan meevaluasi aplikasi ini berdasrkan kreteria yang sudah di tetikan.
3. Jika evaluasi ini memenuhi kreteria yangsyaratkan, BEI akan menyetujuinya.
4. Emiten kemudian harus membayar biaya jasa pencatuman (listing fee)
5. BEI kemudian aka mengumumkan pencatuman dan sekuritas ini.
6. Sekuritas yang sudah tercantum ini siap di perdagangkan.
Contoh Persyaratan Umum Pencatatan di BEI.
1. Pernyatan Pendaftaran EMITE telah efektif
2. Calo emitan tidak sedang dalam sengketa hokum yang diperkirakan
dapat mempegaruhi kelangsukan perushaan.
3. Bidang usahaya baik langsung atau tidak langsung tidak dilarang
oeleh UU yang berlaku di Indonesia.
4. Khusus calon emiten pabrikan, tidak dalam masalah peceman
lingkungan (ini dibuktikan dengan sertifikat AMDAL) dan calo
emitan industri kehutana harus memiliki sertifikat ecolabing. (ramah
lingkunga)
5. KHusus calon emitan yang bidang pertambangan harus memiliki izin
pegelolaan yang masih berlaku minimal 15 tahun; memiliki minimal
satu kontrak karya atau kuasa penebangan atau surat izi
penambangan daerah, minimal salah satu anggota direksinya
memiliki kemampuan teknis dan pengalam di bidang pertambangan;

27
calo emitan sudah memiliki cadagan terbukti (proven deposit) atau
setara.
6. Khusu calon emiten yang bidang usahanya memerluka izin
pengelolaan (seperti jalan tol, penguasaan hutan) harus memiliki izin
tersebut minimal untuk 15 tahun.
7. Calon emiten yang merupakan anak perushaa dan/atau induk
perusahaan dari emite yang sudah listing di BEJ dimana calon emiten
memberikan kontribusi pendapatan kepada emite yang listing terseut
lebih dari 50% pendapatan konsilidasi, tidak diperlukan tercatat di
bursa.
8. Persyaratan pencatata awalal yag berkaitan degan hal financial
didasarkan pada laporan keuangan auditan terakhir sebelum
mengajukan permohonan pencatatan.
3.4.4. Pelaporan yan di wajibkan
Laporan ini akan sekera disebarkan ke public melalui penguman
ke public melalui pegumuman di bursa atu investor dapat
mendapatknnya dengan meminta langsung di BEI atau lewat broker
Laporan yang harus di serahkan emiten:

Pelaporan yang di butuhkan Dilaporka ke


Deadline
DAPEPAM BEI

A. RUTIN.
 Laporan keuangan
tahunan yang di audit
  120 hari.

 Laporan keuangan Paling sedikit 2 kali


 
tahuan yag di iklankan sirkulasi di Koran

Review terbatas: 90 hari


 Lapora keuangan Tidak di audit: 60 hari
 
tengah-tahunan Diaudit: 120 Hari

28
 Lapora keuangan
 Paling sedikit 2 kali
tengah-tahunan yang 
sirkulasi di Koran
diiklankan

 Laporan Kuartala -  Tidak di audit: 6o hari

 Laporan penigkatan dana


yang diperoleh dari  - Setiap: 3 bulan
public

 Lapran registrasi
-  Bulanan
bulanan

B. PERIODIK
 Laporan Tipe-tipe
  Dalam waktu 48 jam
peristiwa penting yang
terjadi

C. LAPORAN LAINNYA
5 hari setelah diterima
 Amandement dari  
amendement
articles of Association

 Rencana Rapat Umum


  Sebelum di iklankan
Pemegang Saham

 Perubahan Anggota
  Dalam waktu 48 jam
Dewan Direksi

 Deviasi lebih besar dari


10% dari nilai-nilai Dalam waktu 2 hari setelah
 
proyeksi yang diketahui adanya deviasi.
dipublikasikan

3.5. SISTEM PERDAGANGA DI BEI


Transaksi di BEI mengguakan order-driven market system dan system
lelang kontinyu (continous auction system) dalam system ini berarti pembeli dan
penjual sekuritas yang ingin melakukan teansaksi harus melalui broker. Degan
system lelag kontinyu, masudnya harga transaksi ditentuka oleh penawaran

29
(supplay) dan permintaan (demand) dari investor. Untuk system otomatisasi
dengan JATS, broker memasukkan order dari investor ke workstation JATS di
lantai bursa.
Faraksi harga saham

Harga Sham Fraksi Harga


>= Rp5.000,- Rp50-
>=Rp2.000,- Rp25,-
>=Rp500,- Rp10,-
>=Rp200,- Rp5,-
<Rp200 Rp1,-

3.6. INDEKS PASAR MODAL

Suatu indek diperukan sebagai indekator untuk mengamati pergeraka


haga dari sekuritas.

Nilai indeks di BEL.

30 Desember 2013 30Desember 2012


IHSG 4.274,18 4.317,69
LQ45 711,14 735,04
JIII 585,11 594,79
Papa utama 1.212,77 1.243,45
Papan pengembangan 656,64 599,11
Kompas 100 910,09 946,27
Bisnis 27 361,79 368,67
PERFINDO25 358,45 469,88
SRI-KEHATI 233,26 231,12
ISSI 143,71 145,00
IDX30 362,35 372,29
Infobank 15 398,48 408,23
MNC36 292,30 211,23

3.6.1. INDEKS Harga Saham Gabungan (IHGSG)


IHGSG meliputi Pergeakan harga untuk sham biasa dan saham referen.

IHSGt = Nilai Pasar x 100


Nilai Dasar

Keteragan:
Indeks Harga Saham Gabungan hari ke t
Nilai Pasar : Rata-rata Tertimbang nilai pasar (jumlah Lembar
tercatat di bursa dikalika dengan harga pasar
perlambayarya).

30
Nilai Dasar : sama dengan ilaidasar tetapi di muai dari tanggal
10 asgustus 1982
Denga demikiann IHSG untuk tanggal 10 Agustus 1982 adalah bernilai
100 (nilai ini merupakan indeks dasar). Nilai dasar dari.

NDB = NPL + NPTS x NDL


NPL
Keterangan:
NDB : Nilai dasar baru yang disesuaikan
NPL : Nilai pasar lama
NPTS : Nilai pasar tambahan saham
NDL : Nilai dasar lama
Contoh
Misalnya nilai pasar seluruh saham yang bereadar di pasar modal saat ini
adalah sebesar Rp100 miliyar. Nilai dasar pada saat ini adalah sebesar
Rp25 milyar, maka indeks harga saham gabungannya adalah sebesar:

IHSG = Rp100 Milyar x 100


Rp25 Milyar
=400
3.6.2. Indeks liquid-45 (ILQ-45)
Pasar modal di indoesia masi tergolong pasar modal yang
teransaksinya tipis, yaitu pasar modal yang sebagianbesar sekuritasnya
kurang aktif diperdagangkan. IHGS yang mencangkup semua saham yag
tercatat (yang sebagian besar kurag aktif diperdagangkan) di anggap
kurang tepat sebagaiinndikator kegiatan pasar modal.
3.6.3. Ideks IDX Sektoral
Indeks ini adalah bagian dari IHSG yang di-klasifikasi ke dalam 9 sektor
industry menurut JASICA (Jakarta Seock Exchange Industrial Cassification).
Indeks ini di kenal pada taggal 2 januari 1996 denga tanggal basis 28
desember 1995.
3.6.4. Jakarta Islamic index (JII).
Selain IHSG dan ILQ-45, sekarang ini telah di buatbebeapa indeks yang
lain, diantaraya adalah Jakarta Islamic index (JII).
3.6.5. Indeks papan utama dan indeks papa pegembangan
Papan utama dimaksudkan untuk menampung emiten yag berkurang
besar dan mempuyai catata kinerja yang baik. Papan pengembang di
maksudaka untuk penyehata perushaan yang kinerjanya menurun, perusahaan
yang berprospek baik tetapi belum mengutungkan.
3.6.6. Indeks kompas 100

31
Indeks ini berisi 100 saham yang berkategori mempunyai liquiditas yang
baik, kapitalisasi pasar yang tinggi, fundamental yang kuat, serta kinerja
peusahaan yang baik.
3.6.7. Indeks BISNIS-27
Indeks ini hasil kerja sama antara INX dengan kora harian bisnis
Indonesia.
3.6.8. Indeks Pefindo25
Indeks ini berasal dengan 25 saham perusahaan kecil dan menengah atau
SME terdaftar di IDX yang mempunyai kepemilikan public yang tiggal.
3.6.9. Indeks SRI-KEHATI
Indeks ini kerjasama antara IDX dengan Yayasan KEHATI
3.6.10. Indeks saham syariah Indonesia
Indeks ini di hitung sama denga perhitungan IHSG yaitu mengguakan
cara rata-rata timbangan.
3.6.11. Indeks IDX30
Nilai transaksi, frekuensi tansaksi, total hhari trasaksi da tentu saja
kapitalisasi pasarnya.
3.6.12. Ideks Infobank15.
3.6.13. Indeks SMintra18
Indeks ini berisi dengan 18 saham ifrastruktur dan pendukung
infrastrktur.
3.6.14. Indeks MNC36
Indeks ini di hitung berdasarkan metode rata-rata tertimang dari
kapitalisasi pasar. Ideks ini berisi dengan 62 saham yag akan di evaluasi
setiap 6 bulan yaitu di bulan mei dan November.

32
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasar modal merupakan pasar yang sama denagn pasar yang kita
lihat, semacam pasar tradisional. Pasar modal merupakan sarana pembentuk
modal akumulasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pengerahan dana guna menunjang pembiayaan
pembangunan nasional. Secara historis, pasar modal telah telah hadir jauh
sebelum Indonesia merdeka. Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan
jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad ke-19. Menurut buku
Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreninging voor den Effectenhandel
pada tahun 1939,jual beli efek telah berlangsung sejak 1880. Pasar modal atau
bursa efek telah hadir sejak jaman colonial Belanda dan tepatnya pada tahun
1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia
Belanda untuk kepentingan pemerintah colonial atau VOC. Pada masa orde
lama-Setahun setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan RI,tepatnya
pada tahun 1950,obligasi Republik Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah.
Peristiwa ini menandai mulai aktifnya kembali Pasar Modal Indonesia. Akhir
era 50-an,terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di bursa. Hal ini
diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah RI terhadap
Belanda. Pada tahun 1977, (masa orde baru) bursa saham kembali dibukia
dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam),institusi baru

33
dibawah Departemen Keuangan. Pada tanggal 13 juli 1992,bursa saham
dswastanisasi menjadi PT Bursa Efek Jakarta. Swastanisasi bursa saham
menjadi PT BEJ ini mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi
Badan Pengawas Pasar Modal. Pada tahun 2007 bursa efek Jakarta
digabungkan dengan bursa efek Surabaya menjadi bursa efek Indonesia (BEI)
hingga sekarang. BAPEPAM-LK adalah pelaku utama sebagai regulator
karena sebagai lembaga utama yang terkait dengan pasar modal Indonesia.
Oleh karena itu BAPEPAM-LK menurut Keppres No.53 Tahun 1990 tentang
Pasar Modal memiliki tugas mengawasi dan membina pasar modal Indonesia
dengan menggunakan aturan-aturan yang ada baik itu dari undang-undang
dan sebagainya. BAPEPAM-LK sendiri juga harus membuat perdagangan
modal Indonesia menjadi lebih kuat seiring berkembangnya jaman dimana
Negara ASEAN seperti Singapura,Malaysia,dan Thailand sudah melakukan
perdagangan modal lintas Negara sedangkan Indonesia masih terkendala
perbedaan standard an aturan. Hal ini harus segera dilakukan persamaan
standarisasi agar kekuatan perdagangan pasar modal ASEAN semakin kuat.

34

Anda mungkin juga menyukai