Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PONEK

KEJANG KLONIK DAN KEJANG MIOKLONIK

Dosen Pembimbing :
Indriatie S.Kp., M.M.Kes.

Oleh : (Kelompok 2)
1. Meylda Annisa Rani (P27820118005)
2. Folexy Malada (P27820118009)
3. Monica Fatma Ningrum (P27820118014)
4. Mega Putri Saidah (P27820118016)
5. Izan Hendra Prasetyo (P27820118023)
6. Mumtaz Bulqis Asiyah (P27820118026)
7. Audrey Savira Alviansyah (P27820118032)
8. Dwi Wahyuningati (P27820118034)
9. Maulidina Dwi Arifianti (P27820118035)

2 Reguler A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...........................................................................................................i


Kejang klonik...........................................................................................................1
Kejang mioklonik.....................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................3

i
KEJANG KLONIK

A. Pengertian
Kejang Klonik dapat berbentuk fokal, unilateral, bilateral dengan pemulaan fokal dan
multifokal yang berpindah-pindah. Bentuk klinis kejang klonik fokal berlangsung 1–3
detik, terlokalisasi dengan baik, tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya tidak
diikuti oleh fase tonik. Bentuk kejang ini dapat disebabkan oleh kontusio cerebri akibat
trauma fokal pada bayi besar dan cukup bulan atau oleh ensepalopati metabolik.
Gambaran EEG tipikal pada kejang klonik adalah adanya kompleks paku-ombak
lambat dengan frekuensi tinggi (≥10 Hz).
Ciri-ciri kejang klonik :
1. Terdiri dari gerakan kejut pada ekstremitas yang perlahan dan berirama (1-3
/menit).
2. Penyebabnya mungkin focal atau multi-focal.
3. Setiap gerakan terdiri dari satu fase gerakan yang cepat dan diikuti oleh fase yang
lambat.
4. Perubahan posisi atau memegang ekstremitas yang bergerak tidak akan
menghambat gerakan tersebut.
5. Biasanya terjadi pada neonatus cukup bulan >2500 gram. Tidak terjadi hilang
kesadaran.
6. Berkaitan dengan trauma fokal, infarks atau gangguan metabolik.
B. Manifestasi klinis
Ditandai dengan kontraksi otot bilateral simetris yang cepat dan singkat. Kejang yang
terjadi dapat tunggal atau berulang. Kejang yang terjadi berlangsung lebih lama,
biasanya sampai 2 menit.

1
KEJANG MIOKLONIK
A. Pengertian
Kejang mioklonik adalah kontraksi otot tunggal atau multipel yang terjadi secara tiba-
tiba, cepat (<100 milidetik), dengan topografi yang bervariasi (aksial, ekstremitas
proksimal, distal). Kejang mioklonik dapat terjadi unilateral atau bilateral. Gambaran
EEG tipikal memperlihatkan gambaran kompleks paku majemuk-ombak, atau lebih
jarang berupa gambaran paku-ombak, atau tajam-ombak. Kejang mioklonik-atonik,
sebelumnya disebut kejang mioklonik-astatik, merupakan bentuk kejang atonia yang
didahului kejang mioklonik, umumnya menyebabkan penderita terjatuh tiba-tiba
(drop attacks). Gambaran EEG memperlihatkan gelombang pakuombak; gelombang
paku terbentuk saat kejang mioklonik dan gelombang ombak menyertai atonia.
Gambaran klinis yang terlihat adalah gerakan ekstensi dan fleksi lengan atau keempat
anggota gerak yang berulang dan terjadinya cepat. Gerakan tersebut menyerupai reflek
moro. Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan saraf pusat yang luas dan
hebat. Kejang mioklonik terdiri atas mioklonik fokal, multi-fokal atau umum. Kejang
mioklonik fokal biasanya melibatkan otot fleksor pada ekstremitas. Kejang mioklonik
multi-fokal terlihat sebagai gerakan kejutan yang tidak sinkron pada beberapa bagian
tubuh. Kejang mioklonik umum terlihat sangat jelas berupa fleksi masif pada kepala
dan batang tubuh dengan ekstensi atau fleksi pada ekstremitas. Kejang ini berkaitan
dengan patologi SSP yang difus.
B. Manifestasi klinis
1. Kedutan – kedutan involunter pada otot atau sekelompok otot yang terjadi secara
mendadak.
2. Sering terlihat pada orang sehat selaam tidur tetapi bila patologik berupa kedutan-
kedutan sinkron dari bahu, leher, lengan atas dan kaki.
3. Umumnya berlangsung kurang dari 5 detik dan terjadi dalam kelompok.
4. Kehilangan kesadaran hanya sesaat.

2
DAFTAR PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


HK.01.07/MENKES/367/2017 TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN
KEDOKTERAN TATA LAKSANA EPILEPSI PADA ANAK

Anda mungkin juga menyukai