Anda di halaman 1dari 5

Nama: Marsha Zahra Adyanda Barus

NIM: 192010101164

Tutorial: H

TUGAS TRAKLINDAS

PEMERIKSAAN FISIK UMUM RONGGA MULUT

1. Kavum oris: Rongga mulut (cavum oris) adalah bagian tubuh yang merupakan awal dari
saluran pencernaan.
2. Arkus anterior: rata untuk bagian depan atau permukaan depan
3. Palatum mole: bagian dari orofaring yang mengandung mukosa pada kedua
permukaanya.
4. Palatum durum: palatum keras bagian rongga mulut yang berada di sebelah tulang
maksilaris.
5. Ismus fausium: bagian perbatasan antara mulut (kavum oris) dan orofaring.
6. Uvula: Uvula adalah flap atau tonjolan jaringan otot yang menggantung di daerah batas
posterior palatum lunak dan yang mempengaruhi fonasi.
7. Sianotik: menunjukkan adanya ciri khas berupa warna kebiruan pada kulit ataupun pada
selaput lendir. Pada bayi, keadaan ini sering disebut dengan istilah blue babies. Penyakit
ini terjadi akibat kadar oksigen yang rendah di dalam darah
8. Kelilitis: Cheilitis adalah peradangan pada permukaan yang mempunyai ciri-ciri bibir
kering dan pecah-pecah.
9. Keilosis: Keilosis adalah radang dangkal pada sudut mulut yang menyebabkan sudut
10. mulut pecah-pecah. Biasanya karena defisiensi riboflavin, asam pantotenat dan
piridoksin. Kelainan serupa dapat pula disebabkan oleh mikosis atau virus herpes.
11. Perleche: Cheilitis angular (perleche atau angular stomatitis) adalah luka di bibir yang
ditandai dengan pembengkakan dan bercak merah di bagian sudutnya. Kondisi ini bisa
terjadi pada siapa saja, termasuk bayi.
12. Ptialismus: adalah produksi air ludah yang berlebihan
13. Trismus: Trismus adalah keterbatasan pergerakan rahang, yang berhubungan dengan
gangguan sendi rahang dan otot-otot wajah di sekitarnya yang mengontrol pergerakan
rahang dan pengunyahan. Akibat dari trismus adalah sulitnya membuka mulut dengan
normal, sehingga sulit berbicara, mengunyah atau menelan.
14. Ulkus: Ulkus atau ulcer adalah nama lain dari luka.
15. Oral thrush: Oral thrush atau yang disebut juga sebagai kandidiasis mulut adalah infeksi
jamur pada mulut yang disebabkan oleh jamur Candida albicans yang menumpuk pada
lapisan mulut. Kondisi ini tidak menular dan biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan
anti jamur.
16. Stomatitis: Stomatitis adalah inflamasi lapisan mukosa dari struktur apa pun pada mulut;
seperti pipi, gusi (gingivitis), lidah (glossitis), bibir, dan atap atau dasar mulut. Kata
stomatitis sendiri secara bahasa berarti inflamasi pada mulut.
17. Bercak koplik: Bercak koplik adalah bercak putih kecil yang biasanya muncul di mulut
bagian dalam, yaitu di bagian dalam pipi dan langit-langit mulut. Bercak koplik
umumnya bertahan selama 3-5 hari.
18. Gingiva: Gingiva (gusi) adalah bagian mukosa di dalam rongga mulut yang mengelilingi
gigi dan menutupi lingir (ridge) alveolar. Gingiva merupakan bagian dari aparatus
pendukung gigi, periodonsium dan membentuk hubungan dengan gigi
19. Hyperemia: suatu keadaan
20. syaraf vasodilator atau kelumpuhan vasokonstriktornya. yang timbul akibat respon
terhadap stimulus neurogenik.
21. Epulis: Epulis adalah tumor jinak yang berada pada di atas gingival (interdental papilla)
atau gusi. Secara harfiah, epulis berarti "pada gingiva". Ada banyak jenis epulis. Istilah
lain yang terkait erat adalah pembesaran gingiva.
22. Gigi-geligi: Gigi geligi adalah rangkaian gigi-gigi yang ada di mulut manusia. Gigi geligi
terdiri dari berbagai macam gigi.
23. Karies: Karies adalah kerusakan pada struktur jaringan keras gigi (email dentin) yang
diakibatkan oleh asam yang dihasilkan oleh bakteri yang terdapat pada plak gigi.
Penyebabnya pun beragam, ada yang karena terlalu banyak karbohidrat (Substrat), Gigi
yang rentan (Host), Bakteri (Agent) ataupun waktu
24. Sinusitis maksilaris: Sinusitis maksilaris lebih disebabkan oleh masalah gigi atau disebut
dengan sinusitis dentogen. Ini merupakan peradangan pada sinus maksilaris yang berasal
dari infeksi gigi. Penyebabnya karena ada gigi ganggren (rusak/luka) pada sisi yang sama
dengan sinus.
25. Mikroglosia: Mikroglosia merupakan kelainan yang menunjukkan lidah yang kecil dari
ukuran normal.
26. Tremor: Tremor adalah gerakan yang tidak terkontrol dan tidak terkendali pada satu atau
lebih bagian tubuh Anda.
27. Parase N. XII: Parese nervus hipoglosus adalah gangguan fungsi motorik akibat adanya
lesi jaringan saraf pada nervus hipoglosus.
28. Atrofi: Atrofi adalah proses fisiologis umum reabsorpsi dan kerusakan jaringan, yang
melibatkan apoptosis. Ketika atrofi terjadi sebagai akibat dari penyakit atau kehilangan
dukungan trofik akibat penyakit lain, disebut sebagai atrofi patologis, meskipun dapat
menjadi bagian dari perkembangan normal tubuh dan homeostasis juga.
29. Tumor maligna: Maligna sering kali dikaitkan dengan tumor dimana artinya adalah tumor
yang memiliki sifat keganasan yang dapat menyerang dan merusak jaringan di dekatnya
serta dapat menyebar atau metastasis ke bagian lain dari tubuh.
30. Prosesus alveolaris: Processus alveolaris membentuk soket gigi merupakan bagian dari
tulang rahang. Terbentuknya processus alveolaris tergantung pada erupsi gigi. Pada
penderita anodontia, processus alveolaris tidak terbentuk. Jika seluruh gigi dicabut,
processus alveolaris secara bertahap hilang akibat resorpsi tulang.
31. Karsinoma: Karsinoma adalah segala jenis tumor (kanker) yang tumbuh dari sel di
lapisan permukaan penutup atau membran pembatas dari organ. Karsinoma berbeda
dengan sarkoma yang merupakan kanker yang muncul dari tulang, otot, atau jaringan
ikat.
32. Jaringan limfoid lingkaran Waldeyer: Cincin Waldeyer merupakan jaringan limfoid yang
mengelilingi faring. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di
dalam rongga mulut yaitu tonsila palatina (faucial tonsil), tonsila faringeal (adenoid),
tonsila lingual, pita lateral faring dan jaringan limfoid di tepi fosa Rosenmuller yang
tersebar hingga kedalam tuba Eustachius.
33. Adenoid: Adenoid adalah sebuah kelenjar yang tepat berada di belakang lubang hidung
Anda. Adenoid merupakan bagian dari sistem limfatik, seperti tonsil atau amandel, yang
bertugas untuk membersihkan infeksi dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.
34. Tonsil palatine: Tonsila palatina atau yang lebih dikenal dengan amandel adalah dua
benjolan bulat yang terletak di kanan kiri ujung belakang rongga mulut.
35. Lateral band: daerah di belakang pilar posterior yang berbatas tegas dengan dinding
faring lateral, kadang dapat menonjol, merah seperti daging
36. Tonsil lingualis: tonsil lingualis adalah jaringan limfoid pada cincin Waldeyer yang aktif
pada usia dewasa
37. Arkus palatoglossus: Arcus palatoglossus adalah bagian dari Orofaring dan dibentuk oleh
musculus palatoglossus
38. Arkus palatofaringeus: Arkus palatofaringeal tertarik ke tengah dan saling berdekatan
dengan arkus-arkus untuk membentuk celah lewat faring posterior.
39. Musculus konstriktor medius: Muskulus konstriktor faringeus medius termasuk dalam
kelompok ini dan melekat pada linea oblikus kartilago tiroidea.
40. Abses Peritonsil: Abses peritonsil adalah infeksi bakteri yang menyebabkan munculnya
nanah di sekitar tonsil atau amandel. Kondisi ini umumnya terjadi akibat komplikasi dari
tonsilitis atau radang amandel yang tidak diobati dengan baik.
41. Tumor tonsil: Kanker tonsil adalah satu jenis kanker yang dimulai di sel-sel tonsil.
42. Tonsilitis akut: Tonsilitis akut adalah apabila penyakit atau keluhan yang diderita pasien
berlangsung kurang dari 3 minggu.
43. Tonsilitis kronik: Tonsilitis kronis apabila radang terjadi sebanyak 7 kali dalam kurun
waktu satu tahun, atau 5 kali dalam kurun waktu dua tahun, atau 3 kali dalam kurun
waktu satu tahun secara berkala selama tiga tahun.
44. Kripti: Proses radang yang berulang, dapat mengikis jaringan-jaringan limfoid pada
tonsil, sehingga terbentuk jaringan parut. Terbentuklah seperti sungai-sungai yang
disebut kripti. Kripti ini nantinya terisi oleh detritus yang merupakan sisa-sisa dari
mikroorganisme penginfeksi dan leukosit.
45. Detritus: Detritus tonsil terbentuk ketika bakteri dan bahan lain, seperti sel-sel mati,
lendir, air liur, dan sisa makanan, terperangkap pada kripta (lekukan) amandel yang lama-
kelamaan mengeras. Kondisi ini dapat dipicu oleh radang amandel (tonsilitis) berulang
atau peradangan kronis pada daerah amandel dan sekitarnya.
46. Ulserasi: Ulserasi adalah keadaan jaringan lunak mulut yang kehilangan lapisan epitel
yang terjadi akibat trauma mekanis atau khemis seperti obat- obatan atau bahan alergen
47. Difteri: Difteri adalah infeksi bakteri pada hidung dan tenggorokan. Meski tidak selalu
menimbulkan gejala, penyakit ini biasanya ditandai oleh munculnya selaput abu-abu
yang melapisi tenggorokan dan amandel.
48. Plaut Vincent: Tonsilitis yang disebabkan karena bakteri spirochaeta atautriponema yang
didapatkan pada penderita dengan higiene mulutyang kurang dan defisiensi vitamin C
49. Sikatrik: sikatrik merupakan jaringan parut yang terbentuk setelah terjadinya luka atau
trauma jaringan.
50. Korpus alienum: Corpus alienum atau benda asing, merupakan salah satu penyebab
terjadinya cedera mata, sering mengenai sklera, kornea, dan konjungtiva.
51. Post nasal drips: Ingus yang semakin produktif mungkin berarti Anda mengalami post-
nasal drip. Hal ini terjadi ketika lendir menumpuk di belakang sinus dan menetes ke
dalam tenggorokan dan dada.
52. Faringitis akut: faringitis akut digunakan untuk menunjukkan semua infeksi akut pada
faring, termasuk tonsilitis (tonsilofaringitis) yang berlangsung hingga 14 hari. Faringitis
akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri tenggorok dan kadang
disertai demam dan batuk.
53. Faringitis kronik: Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam
waktu yang lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang
mengganjal di tenggorok.
54. Faringitis difteri: Tanda dan gejala difteri mirip dengan faringitis alias radang
tenggorokan biasa, yaitu nyeri pada tenggorokan (terutama saat menelan), demam, dan
pembengkakan pada kelenjar limfonodi (terutama di area leher).
55. Paresis: Paresis adalah suatu kondisi ditandai oleh lemahnya gerak badan, atau hilangnya
sebagian gerakan badan atau adanya gangguan gerakan.
56. Mukosa pipi: Mukosa pipi merupakan lapisan epitel dengan bentuk selskuamosa (sisik),
di sepanjang pipi sebelah dalam melebar ke depan hingga bibir dalam atas dan bawah.

Anda mungkin juga menyukai