Anda di halaman 1dari 7

Perkembangan Ekonomi Indonesia Era Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi

Indonesia pasca merdeka sejak 17 Agustus 1945 mengalami banyak masa-masa politik yang secara tidak
langsung menciptakan kondisi ekonomi yang berbeda-beda. Mulai dari masa orde lama yang saat itu
dipimpin oleh Bapak Proklamator Indonesia yaitu Bapak Soekarno, Masa orde baru yang terkenal akan
pembangunannya yang dipimpin oleh Bapak Pembangunan Indonesia, yaitu Bapak Soeharto, hingga
masa reformasi sampai sekarang.

Selain itu kondisi politik Indonesia yang pernah condong ke Blok Timur pada era orde lama dan pernah
condong ke Blok Barat juga berdampak pada kondisi ekonomi Indonesia. Pada orde lama, kondisi
ekonomi Indonesia yang kurang stabil pada saat awal kemerdekaan seperti adanya pemberontakan dan
semangat melawan penjajahan blok Barat serta blokade ekonomi oleh Belanda menjadikan ekonomi
Indonesia kurang baik. Bahkan kas negara pun kosong, dalam artian tidak ada pemasukan baik import
maupun eksport dari dan ke Indonesia.

Begitupun pada Era Orde Baru, Indonesia mulai menjalin hubungan dengan Blok Barat, serta
meninggalkan Blok Timur, pada orde ini Indonesia mulai membangun dengan program-programnya.
Seperti Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) I hingga Repelita VI.

Hingga akhirnya Era Orde baru runtuh ditandai dengan krisis ekonomi global yang ternyata berdampak
signifikan terhadap Indonesia bahkan menyebabkan krisis yang pecah pada 1998. Muncullah era
reformasi yang meregenerasi semangat UUD 1945 untuk keluar dari krisis dan membangun Indonesia
yang lebih demokratis. Indonesia pun mampu keluar dari krisis dengan bantuan dari lembaga perbankan
dunia dan akhirnya dapat mencapai kestabilan ekonomi hingga sekarang.

AWAL KELAHIRAN ORDE LAMA, ORDE BARU DAN ERA REFORMASI

Orde Lama

Orde lama berlangsung pada masa kepemimpinan Bapak Proklamator yaitu Bapak Soekarno. Orde lama
berlangsung sejak 1945 sampai 1966. Pada masa orde lama Indonesia masih sangat muda dan belum
maksimal untuk mengeluarkan segala potensi ekonominya.

Pada masa awal kemerdekaan yaitu masa perang kemerdekaan, Indonesia banyak menggunakan taktik
militer bumi hangus yang pada akhirnya berdampak tidak baik pada ekonomi serta adanya blokade
ekonomi dari Belanda menyebabkan Indonesia tidak bisa ekspor maupun import dari dan ke luar negeri,
bahkan saat itu ada kondisi kas negara kosong. Yaitu kondisi dimana Indonesia tidak memiliki
pendapatan sehingga kas negara menjadi kosong.

Setelah Indonesia diakui kemerdekaannya oleh Belanda, Indonesia mewarisi seluruh hutang Belanda
ditambah kesibukan Indonesia untuk menasionalisasi perusahaan-perusahaan belanda dan juga
memadamkan pemberontakan-pemberontakan yang terjadi membuat Indonesia tidak bisa fokus
membangun ekonomi walau Indonesia mengubah sistem parlementernya menjadi terpimpin pun tetap
tidak bisa membangun ekonomi menjadi lebih baik, hal ini mungkin dikarenakan Indonesia yang
menutup diri dari pihak barat, padahal pada saat itu pihak barat ekonominya sedang berkembang pesat.
Era orde lama runtuh ditandai dengan munculnya supersemar (Surat perintah sebelas maret) yang berisi
pemindahan kekuasaan dari Bapak Soekarno ke Bapak Seharto, tanpa diketahui asli atau tidaknya surat
tersebut.

Orde Baru

Orde Baru merupakan sebutan yang menunjukan masa peralihan dari pemerintahan Orde Lama. Masa
Orde Baru lahir pada tahun 1966 dan diawali dengan keberhasilan dalam menumpas G.30.S/PKI di
tanggal 1 Oktober 1965, pemerintahan ini berakhir pada tahun 1998. Ketika itu pemerintahan Indonesia
dipimpin oleh Presiden Soeharto, itulah sebabnya kenapa Orde Baru juga dikenal dengan era
pemerintahan Soeharto. Orde Baru hadir dengan berbagai inovasi baru untuk masa depan bangsa yang
lebih baik termasuk kaitannya dalam mengoreksi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di masa
Orde Lama. Pada era kekuasaan Soekarno keamanan dalam negeri dianggap sangat tidak kondusif,
ketika itu muncul peristiwa pemberontakan yang didalangi oleh G30S PKI. Kondisi inilah yang dianggap
sebaagi cikal bakal runtuhnya pemerintahan Orde Lama.

Ada banyak prestasi yang dicapai pada masa Orde Baru khususnya dari segi ekonomi. Namun meskipun
demikian, maraknya KKN turut melukai kepercayaan rakyat yang sudah terbangun untuk negara hingga
memunculkan sebuah pergerakan yang akhirnya terjadi masa peralihan ke masa Reformasi.

Era Reformasi

Secara umum Reformasi berarti perubahan atas suatu sistem yang sudah berjalan pada suatu masa, kata
ini pertama kali muncul dari gerakan pembaruan yang dilakukan oleh kalangan Gereja Kristen yang
berada di Eropa Barat (abad ke-16) yang dipimpin oleh Ulrich Zwingli, Martin Luther, Yohanes Calvin,
dan sebagainya. Di Indonesia sendiri umumnya kata Reformasi ini merujuk pada masa setelah Orde Baru
atau pergerakan mahasiswa yang turun ke jalan untuk mengakhiri kekuasaan presiden Soeharto yang
berlangsung pada tahun 1998.

Pada awal masa reformasi, Indonesia kala itu dipimpin oleh Bapak BJ Habibi. Walaupun
kepemimpinannya yang singkat, namun dibawah kepemimpinan beliau Indonesia mampu keluar dari
krisis dengan bantuan lembaga bank dunia (IMF dan lembaga perbankan lain) serta melakukan
perombakan dalam regulasi perbankan dan melakukan merger 16 Bank yang bermasalah kala itu. Hal ini
perlu dilakukan karena berdasarkan data, salah satu penyebab krisis pada orde baru adalah masalah
regulasi bank dan Bank berjalan tidak efisien.

Selain itu, pada era reformasi berbagai langkah ditempuh untuk meningkatkan eifisensi ekonomi
Indonesia untuk mengtasi krisis. Contoh nya :

Membuat undang-undang tentang kepailitan yang memberikan kepastian hukum pada pihak debitur
dan kreditur.

Menetapan mekanisme penyelesaian hutang swasta


Penutupan dan pengalihan Bank yang tidak sehat dan melanggar ketentuan

Menetapkan Bank Indonesia menjadi bank yang independen

Bekerja sama dengan sektor swasta untuk membangun good corporate governance

PERBANDINGAN PEREKONOMIAN

Orde Lama

Kondisi ekonomi Indonesia pada era Orde Lama atau era Bapak Soekarno ( 1945 – 1966 ) kurang stabil.
Karena kondisi politik Indonesia saat itu yang juga kurang stabil. Secara politik pada era orde lama
Indonesia lebih cendernung kearah sosialis atau komunis dan anti barat.

Dapat kita lihat dalam statistik pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1960 – 1966 pertumbuhan
ekonomi rata-rata dibawah 5%. Bahkan sampai -2,3 pada tahun 1963. Hal ini bisa jadi dikarenakan
kondisi politik saat itu yang sedang konfrontasi dengan Malaysia serta adanya pemberontakan Papua
Barat dan pembangunan proyek-proyek mercusuar, dan adanya penggunaan mata uang yang berbeda
yaitu di Riau dan Papua sehingga terjadi defisit anggaran yang sangat parah.

Untuk menutupi defisit anggaran pemerintah melakukan money creation yaitu mencetak uang
sebanyak-banyaknya sehingga mengakibatkan hiperinflasi. Dapat kita lihat pada tabel inflasi diatas. Pada
tahun 1960 – 1966 terjadi inflasi yang sangat parah (Hiperinflasi) . Bahkan inflasi menyentuh angka
1195% pada tahun 1966 yang menyebabkan harga-harga pada waktu itu naik sampai 11 x dari harga
normal. Padahal, angkan kenaikan inflasi yang baik adalah kurang dari 11% tahun.

Selain itu, dapat kita lihat pada statistik PDB Indonesia. Indonesia terlalu bergantung pada sektor
pertanian sedangkan pada sektor Industri, menyumbang presentase yang sangat sedikit dari PDB. Tahun
1966 juga menjadi akhir dari Orde Lama dengan keluarnya surat perintah sebelas maret yang membuat
kekuasaan berpindah dari Bapak Soekarno ke Bapak Soeharto, dan juga menjadi awal dari Orde Baru.

Orde Baru

Orde baru yang identik dengan Bapak Soeharto atau biasa disebut juga Bapak Pembangunan Indonesia
(1966 – 1998) ekonomi Indonesia lebih stabil dibandingkan Orde Lama. Pada awal-awal terbentuk tahun
(1966 – 1970), pada tabel inflasi pemerintah berhasil menurunkan inflasi dari 1195% pada 1966 menjadi
13,6% pada 1970. Selain itu, pertumbuhan ekonomi pun meingkat pesat rata-rata diatas 5% bahkan
hingga 12% pada 1968.

Hal ini dikarenakan pemerintah berhasil menciptakan kondisi politik yang stabil dengan bergabung
kembali ke PBB, merubah haluan politik dari sebelumnya lebih kepada sosialis dan anti Barat menjadi
pro barat, menghentikan konfrontasi dengan Malaysia, dan menyatukan bangsa sehingga meredam
pemberontakan-pemberontakan diberbagai daerah. Indonesia juga mendapat bantuan dana dari
lembaga perbankan dunia seperti IMF, ADB dan sebagainya.
Pada tahun 1970 – dekade 1990-an, ekonomi Indonesia berkembang rata-rata 5% – 10%. Hal ini
disebabkan karena berhasilnya program pemerintah kala itu seperti Repelita (Rencana pembangunan
Lima Tahun ) dan juga karena harga minyak dunia yang naik, dimana pada saat itu Indonesia merupakan
salah satu negara peng-ekspor minyak.

Dari sisi inflasi, dapat kita lihat pada table. Inflasi Indonesia bias dibilang stabil yaitu pada kisaran 2 – 50
% pertahun. Pada table PDB dapat kita lihat, Indonesia yang pada era orde lama sangat bergantung pada
sector pertanian, selama orde baru perlahan-lahan sector pertanian menurun, sebaliknya pada sector
industry meningkat. Ini menunjukan bahwa Indonesia yang bergantung pada sector agraris, kini mulai
bangkit untuk meninggalkan ketergantungan dan berubah menjadi negara industry.

Pada 1990 – 1996, pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil yaitu diatas 5 – 10 % namun tanpa disadari ini
merupakan tanda dari overheating ekonomi . Overheating ekonomi adalah kondisi dimana kapasitas
ekonomi tidak mampu mengimbangi pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat, dengan kata lain
tingkat konsumsi (Sisi demand atau penawaran) lebih besar daripada kammampuan menghasilkan
Jumlah barang/jasa (sisi supply atau penawaran).

Puncaknya pada 1998, Indonesia mengalami krisis ekonomi, politik, bahkan social. Dapat kita lihat pada
table bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai -13 persen dan inflasi mencapai 75%. Saat itu
perekonomian Indonesia diperkirakan akan hancur dan membuat presiden Indonesia kala itu Bapak
Soeharto mundur dari jabatannya. Kemunduran Bapak Soeharto juga menjadi pertanda berakhirnya
orde baru dan digantikan oleh era reformasi.

Era Reformasi

Pada awal era reformasi, seperti yang kita tahu era reformasi diawali dari krisis ekonomi pada tahun
1998. Yang menyebabkan Bapak Soeharto mundur dan diganti oleh Bapak BJ Habibie sembari menunggu
Pemilu 1999.

Dapat kita lihat pada tabel dibawah pada tahun 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai -13%.
Namun, perlahan tapi pasti ekonomi Indonesia semakin menunjukan pemulihan. Pada tahun 1999
ekonomi Indonesia naik menjadi 0,7%, jauh dari angka sebelumnya -13%. Ini sebenarnya belum
maksimal dikarenakan investor masih belum percaya kepada ekonomi Indonesia kala itu, ditambhak
krisis politik Timor Timur pada 1999 yang menyebabkan terlepasnya Timor Timur Indonesia.

Untuk inflasi, dapat kita lihat pada tabel dibawah . Inflasi Indonesia yang sebelumnya menembus angka
75%, akibat dari depresiasi mata uang dan krisis ekonomi mampu ditekan hingga menjadi 14% pada
1999.

Sebenarnya hal ini tidak terlepas dari bantuan keuangan oleh lembaga perbankan dunia seperti IMF
yang nilanya mencapai 40 Milliar $ AS dalam sehari sehingga mampu membantu Indonesia untuk
mengatasi krisis. Walau demikian, Indonesia pun harus menandatangani perjanjian kurang lebih 50
Perjanjian. Dapat kita lihat pada tabel hutang pemerintah pusat diatas. Pada 1998 hutang indonesia
mencapai 70% dari total PDB.
Kemudian ekonomi mulai stabil pada tahun 2000an. Bahkan sejak 2000 – 2014 ekonomi Indonesia stabil
dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi 5%.

Dari sisi inflasi, inflasi paling tinggi hanya pada tahun 2000 yang mencapai 20%. Dan kembali tinggi pada
2005, 2008, dan 2010 yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak). Namun pada
tahun 2012 hingga 2015 inflasi stabil bahkan dibawah 11%.

KEBEBASAN DALAM MENYAMPAIKAN PENDAPAT

Era Orde Baru begitu identik dengan pemerintahan yang diktator, keikutsertaan TNI dalam
pemerintahan dan berbagai aturan yang mengikat membuat ruang lingkup menjadi terbatas, tidak ada
kebebasan menyampaikan pendapat. Namun meskipun demikian perlu diakui pada saat tersebut tingkat
keamanan di Indonesia sangatlah tinggi, rakyat dapat hidup dengan aman dan juga damai. Berbeda
dengan era Orde Baru, pada masa Reformasi masyarakat bahkan pers bebas untuk menyampaikan
pendapatnya. Masyarakat dapat memberikan saran sampai kritik kepada pemerintah secara terbuka,
sementara Pers juga bebas dalam melakukan liputan dan mempublikasikannya selama memiliki SIUP
atau Surat Ijin Usaha Penerbitan.

EKONOMI

Era Orde Baru bisa dikatakan sebagai masa-masa keemasan Indonesia, bangsa ini jelas unggul dari segi
ekonomi dan tidak kalah dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia. Dalam kurun waktu 26 tahun, ekonomi
bangsa Indonesia berkembang dengan pesat bahkan Indonesia dikenal sebagai ‘Macan Asia’.
Perkembangan ekonomi Indonesia terlihat dari segi industri, pertaniaan dan sebagainya. Dari bidang
pertanian prestasi lain yang dicapai pada masa Orde Baru adalah adanya swasembada pangan.

Pada masa tersebut pemerintah giat melakukan pembangunan nasional dan bekerja sama dengan
negara lain. Namun merajalelanya praktik korupsi hingga kesenjangan antara ‘Si miskin’ dan ‘Si kaya’
yang semakin melebar juga turut menjadi masalah serius yang harus dihadapi pada masa pemerintahan
Soeharto, meskipun ketimpangan ekonomi sampai kemiskinan yang terjadi pada saat itu dinilai tidak
separah saat zaman penjajahan.

Munculnya masa Reformasi, dikarenakan semakin berkurangnya kepuasan masyarakat Indonesia atas
pemerintahan Orde Baru, khususnya karena semakin melemah ekonomi Indonesia akibat krisis finansial
Asia dan tindakan KKN yang hampir menyentuh seluruh jajaran pemerintah.

Secara umum masa Orde Baru dengan Reformasi tidak jauh berbeda, dalam sebuah data diketahui jika
ketimpangan ekonomi di masa Orde Baru juga dialami rakyat Indonesia pada masa Reformasi bahkan
ketimpangan tersebut jauh lebih tinggi dimasa Reformasi. Kondisi ini pun menggiring opini bahwa
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi ketika itu tidak dirasakan merata kepada masyarakat, dimana
orang-orang kaya mendapatkan manfaat yang lebih besar.

HUKUM
Dari segi hukum muncul ketidakadilan, yang terjadi pada masa Orde Baru. Faktanya yang terjadi
dilapangan para hakim lebih banyak melayani penguasa, terdapat pelaksanaan hukum yang lebih
memihak keluarga pejabat sehingga tidak jarang adanya rekayasa pada proses peradilan yang merugikan
satu pihak. Hal ini tentu bertentangan dengan apa yang tertuang dalam UUD 45.

Untuk memperbaiki penyimpangan disegi hukum dilakukan reformasi yang dilakukan secara menyeluruh
mulai dari sistem dan ajaran-ajaran hukum termasuk peraturan perundang-undangan sampai
merambah kepada para aparatur penegak hukum. Dengan berbagai pembenahan di bidang hukum
sebagian besar menyatakan bahwa peradilan di masa Reformasi lebih maju dibandingkan dengan era
Orde Baru, pembagian wewenang kekuasaan antar lembaga Legislatif, Eksekutif serta Yudikatif pun
diatur dengan tegas.

POLITIK

Pada masa Orde Baru terjadi pengelompokan dan penyederhanaan partai politik, tepatnya etelah
pemilu tahun 1971. Penyederhanakan jumlah partai ini bukan menghapuskan partai yang sudah
terbentuk melainkan menggabungkan atau fusi sejumlah partai. Kondisi ini membuat pelaksanaan
kepartaian tidak didasarkan pada ideologi melainkan pada persamaan program. Dari penggabungan
tersebut dihasilkan tiga partai politik yaitu : Golongan Karya (Golkar), Partai Persatuan Pembangunan
(PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Pada era Reformasi yang merupakan tanda berakhirnya pemerintahan Orde Baru, bermunculannya
berbagai partai politik dengan latarbelakang yang berbeda baik dari segi golongan maupun ideology.
Pada masa ini sistem kepartaian yang digunakan adalah sistem multipartai.

Selama Orde Baru telah berlangsung setidaknya enam kali pemilihan umum yaitu: tahun 1971 sampai
tahun 1997. Dengan dilandasi LUBER (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia), pelaksanaan Pemilu secara
teratur ini memberi kesan atas terciptanya demokrasi di Indonesia, terutama dengan terciptanya kondisi
yang tertib selama penyelenggaraan event lima tahunan tersebut.

Meskipun demikian kenyataan bahwa Golkar selalu menjadi partai politik yang mendominasi
kemenangan pemilu 1971-1997 ini menimbulkan keraguan bagi beberapa pihak, ahkan tidak sedikit
yang menggelontorkan prasangka mengenai adanya kecurangan.

Kemenangan Golkar dinilai sangat menguntungkan pemerintah, karena setiap Pertangungjawaban


maupun Rancangan Undang-undang selalu memperoleh persetujuan MPR maupun DPR selain itu hal ini
juga dianggap sebagai upaya untuk melanggengkan kekuasaan.

Pada masa Reformasi yang merujuk pada pemerintahan B.J. Habibie pemilihan umum berhasil
diselenggarakan dengan sistem kepartaian multipartai dan pemilihan presiden secara demokratis yang
terlaksana dengan damai. Adapun jumlah partai yang terlibat adalah sekitar 48 partai politik dengan
dilandasi asas Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil..
PENDIDIKAN

Selain dibidang ekonomi, di bidang pendidikan Orde Baru juga mengukir banyak prestasi dibidang
pendidikan. Terdapat banyak program pemerintah yang dinilai berperan besar pada perkembangan
pendidikan di Indonesia diantaranya adalah program beasiswa bagi para siswa yang berprestasi,
program bebas buta huruf, program Wajib Belajar dan sebagainya.

Di masa tersebut juga turut dibangun lembaga-lembaga pendidikan mulai dari kursus sampai
pendidikan formal, sebagai bekal untuk memasuki bidang profesi. Hanya saja adanya kebijakan
diskriminasi membuat fasilitas pendidikan ini tidak bisa dirasakan oleh semua kalangan berbeda dengan
pendidikan pada masa Reformasi yang lebih terbuka termasuk untuk etnis Cina.

Nah, itulah perkembangan perekonomian Indonesia dari masa orde lama, orde baru hingga era
Reformasi. Dari sisi konstribusi PDB sektor pertanian, industri, dan jasa pun Industri dan jasa masih
mendominasi. Dapat kita lihat pada tabel diatas. Bisa dibilang ekonomi Indonesia setelah krisis yaitu
sejak 2000 – 2014 stabil. Dan pemerintah mampu mengatasi krisis dan menciptakan kondisi ekonomi
dan politik yang stabil.

Bahkan Indonesia berhasil menyelenggarakan pemilu pertama yaitu pada 2004 dengan sukses yang
secara tidak langsung membuktikan kepada para investor bahwa Indonesia masih merupakan negara
yang aman dalam hal ekonomi maupun politik. Walaupun hutang pemerintah Indonesia meningkat.

Anda mungkin juga menyukai