Inflasi yang sangat tinggi terjadi pada masa orde lama yang disebabkan karena beredarnya
lebih dari satu mata uang dengan tidak terkendali.Pada 1946, panglima Belanda dalam
AFNEI memberlakukan uang NICA di daerah-daerah yang dikuasai oleh sekutu.
· Pada bulan Oktober tahun 1946, pemerintah Indonesia mengeluarkan uang kertas
yang baru, yaitu Oeang Republik Indonesia (ORI) sebagai pengganti mata uang Jepang.
Banyaknya jumlah mata uang di Indonesia ini menyebabkan kenaikan harga yang tidak
stabil.Terjadinya blokade ekonomi yang dilakukan oleh Belanda sejak Noveber 1945 yang
bertujuan untuk menutup pintu perdagangan luar negeri.
· Indonesia melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kesulitan yang tejadi dalam
bidang ekonomi masa itu seperti program pinjaman nasional yang dilakukan oleh menteri
keuangan, menembus blokade ekonomi dengan melakukan diplomasi beras ke negara
India, melakukan kontak dengan perusahaan swasta di Amerika, sampai menembus
blokade Belanda di wilayah Sumatera.
Itulah kondisi perekonomian Indonesia untuk periodisasi masa orde lama yang masih
mengalami masa-masa sulit.
Periodisasi kedua setelah masa Orde Lama sesudah kemerdekaan adalam masa
demokrasi Liberal. Masa ini, periodisasi perekonomian di Indonesia disebut masa liberal
karena dalam praktik politik dan ekonominya menggunakan paham pemikiran liberal.
Perekonomian Indonesia pada masa ini diserahkan kepada pasar sebagaimana yang
terdapat dalam mahzab klasik liberal yang dinyatakan oleh Laissez Faire Laissez Passer.
Pada masa ini, pengusaha pribumi masih lemah dan belum bisa bersaing dengan
pengusaha yang nonpribumi, khususnya pengusaha dari Cina atau keturunan Cina.
· Diberlakukannya pemotongan nilai mata uang yang terjadi pada tanggal 20 Maret
1950 oleh Gunting Syarifudin untuk mengurangi jumlah mata uang yang beredar. Membuat
program Benteng dalam kabinet Natsir, yaitu sebuah langkah yang ditempuh untuk
menumbuhkan wiraswastawan dari kalangan pribumi serta mendorong importir nasional
untuk bisa bersaing dengan perusahaan impor dari asing. Namun, di tengah perjalanannya,
program ini gagal diimplementasikan karena sifat pengusaha pribumi yang cenderung
konsumtif.
Terjadinya pembatalan secara sepihak atas hasil yang telah dicapai dalam perjanjian KMB
dan salah satunya termasuk dibubarkannya Uni Indonesia Belanda atau negara boneka
Belanda.
Dengan sistem demokrasi terpimpin ini, diharapkan mampu membawa Indonesia pada
kemakmuran bersama dalam persamaan sosial, politik, dan ekonomi. Namun, lagi-lagi
kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintahan Indonesia pada masa ini belum bisa
mengubah kondisi perekonomian Indonesia. Adapun langkah yang ditempuh pemerintah
untuk memperbaiki keadaan adalah sebagai berikut.
· Devaluasi yang terjadi pada tanggal 25 Agustus 1959, yaitu terjadi penurunan nilai
mata uang kertas pecahan Rp 500 menjadi Rp 50, Rp 1000 menjadi Rp 10.
· Dibentuknya deklarasi ekonomi yang bertujuan untuk mencapai tahap ekonomi sosialis
melalui cara demokrasi terpimpin. Namun, yang terjadi adalah stagnansi bagi sistem
perekonomian di Indonesia.
· Pemerintah tidak melakukan penghematan terhadap pengeluaran-pengeluarannya.
Ditambah dengan terjadinya devaluasi nilai mata uang lagi pada tanggal 13 Desember
1965, di mana uang Rp1000 menjadi Rp1.
Orde Baru
Periodisasi selanjutnya setelah masa demokrasi terpimpin adalah masa Orde Baru.
Pada masa Orde Baru ini, stabilisasi ekonomi dan politik menjadi fokus utama pemerintah.
Program pemerintah yang diterapkan berorientasi pada pengendalian inflasi,
menyelamatkan keuangan negara, serta melakukan pengamanan terhadap kebutuhan
pokok. Pengendalian inflasi ini harus dilakukan mengingat pada awal tahun 1966, tingkat
inflasi mencapai 650% per tahun.
Kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia pada masa Orde
Baru ini diarahkan pada pembangunan di segala bidang kehidupan bangsa. Kebijakan
ekonomi yang berlaku tercermin dalam 8 jalur pemerataan yang terdiri atas pendidikan
dan kesehatan, pembagian pendapatan, kebutuhan pokok, kesempatan kerja, partisipasi
wanita, kesempatan memiliki usaha, serta penyebaran pembangunan dan peradilan. Semua
kebijakan tersebut dilaksanakan dengan pola pembangunan jangka panjang yang disebut
dengan Pelita.
Masa Orde Baru ini kondisi perekonomian Indonesia sebenarnya tidaklah berjalan
seperti yang harapkan. Masa Orde Baru diwarnai kondisi di mana kerusakan dan
pencemaran sumber-sumber kekayaan alam, perbedaan kentara yang terjadi antardaerah,
golongan pekerjaan dan kelompok, dan menumpuknya utang luar negeri. Selain itu, juga
marak terjadinya praktik KKN, sehingga tidak adanya keseimbangan antara ekonomi dan
sosial politik yang kondusif.
Masa Reformasi
Periodisasi yang terakhir masih berlangsung saat ini adalah masa reformasi. Pada
masa ini, terjadi laju inflasi yang stabil, sehingga nilai tukar rupiah juga ikut stabil.
Kemudian masa ini juga memperlihatkan kondisi yang positif terhadap perbaikan
perekonomian di Indonesia secara keseluruhan, selama tahun 1999 produksi domestik
bruto meningkat antara kisaran -2% sampai 0%.
Masa reformasi ini digalakkan program ekonomi rakyat yang diterapkan untuk
pengembangan dan pemberdayaan rakyat yang berkelanjutan. Pemerintah membentuk PT
Permodalan Nasional Madani yang berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi rakyat yang
meliputi jasa pembiayaan dan manajemen, pemberian kredit, mendukung kegiatan
koperasi baik usaha kecil maupun menengah.