Anda di halaman 1dari 3

KASUS ADAM AIR

1. PROFIL dan SEJARAH ADAM AIR


PT Adam Air didirikan pada 19 Desember 2003. Dengan jenis usaha adalah jasa
penerbangan. Pemegang saham Adam Air ada tiga perusahaan, tetapi pada realitasnya
hanya dua perusahaan. Keluarga Suherman menguasai sebesar 50%, sedangkan
Bhakti Investama memiliki 50%, melalui anak perusahaannya yaitu, GTS (Global Air
Transport) memiliki 19% dan BSP (Bright Star Perkasa) 31%.
Presiden Direktur PT Adam Air adalah Adam Aditya Suherman, sedangkan wakil
Presiden Direktur PT Adam Air adalah Gustiono Kustanto (sekaligus menjabat
sebagai Direktur Keuangan). Anggota Direksi lainnya adalah dari keluarga Adam
Aditya Suherman. PT Adam Air sempat merasakan masa-masa kejayaan sebagai
salah satu maskapai ternama di Indonesia dengan adanya penghargaan yang diraih
oleh PT Adam Air. Pada 9 November 2006, Adam Air menerima penghargaan Award
of Merit dalam Category Low Cost Airline of the Year 2006 dalam acara 3rd Annual
Asia Pacific and Middle East Aviation Outlook Summit di Singapura.
Maskapai penerbangan ini mengoperasikan penerbangan berjadwal domestik ke
20 kota dan layanan internasional ke Penang dan Singapura. Basis utama dari
maskapai penerbangan ini adalah di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta,
Jakarta. Meskipun kadang dikatakan sebagai maskapai penerbangan bertarif rendah,
ia memasarkan dirinya sebagai maskapai penerbangan yang berada di antara
maskapai penerbangan bertarif rendah dan tradisional, menyediakan layanan
makanan di atas pesawat dan tarif murah, mirip dengan yang diadaptasi oleh
maskapai penerbangan yang berbasis di Singapura, Valuair. Sebelum kecelakaan
Penerbangan 574, maskapai penerbangan ini menjadi maskapai penerbangan bertarif
rendah dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia.
Maskapai penerbangan ini didirikan oleh Sandra Ang dan Agung Laksono, yang
juga menjabat sebagai Ketua DPR, dan mulai beroperasi pada 19 Desember 2003
dengan penerbangan perdana ke Balikpapan. Pada awal beroperasi Adam Air
menggunakan dua Boeing 737 sewaan. Saat pertama diluncurkan, Adam Air
mengklaim bahwa mereka menggunakan "Boeing 737-400 baru" walaupun ternyata
pesawat Boeing mereka sebenarnya merupakan sewaan yang telah berusia lebih dari
15 tahun. Boeing telah menghentikan produksi 737-400 selama beberapa tahun. PT
Adam Air didirikan pada 19 Desember 2003. PT Adam Air sempat merasakan masa-
masa kejayaan sebagai salah satu maskapai ternama di Indonesia dengan adanya
penghargaan yang diraih oleh PT Adam Air. Setelah berbagai insiden dan
kecelakaan yang menimpa maskapai-maskapai penerbangan di Indonesia, pemerintah
Indonesia membuat pemeringkatan atas maskapai-maskapai tersebut. Dari hasil
pemeringkatan yang diumumkan pada 22 Maret 2007, Adam Air berada di peringkat
III yang berarti hanya memenuhi syarat minimal keselamatan dan masih ada beberapa
persyaratan yang belum dilaksanakan dan berpotensi mengurangi tingkat keselamatan
penerbangan. Akibatnya Adam Air mendapat sanksi administratif yang ditinjau ulang
kembali setiap 3 bulan.
Setelah tidak ada perbaikan kinerja dalam waktu 3 bulan, Air Operator Certificate
Adam Air kemudian dibekukan. Pada April 2007, PT Bhakti Investama melalui anak
perusahaannya Global Air Transport membeli 50% saham Adam Air dari keluarga
Sandra Ang dan Adam Suherman, namun setahun kemudian pada 14 Maret 2008
menarik seluruh sahamnya karena merasa Adam Air tidak melakukan perbaikan
tingkat keselamatan serta tiadanya transparansi. Kegiatan operasional Adam Air
kemudian dihentikan sejak 17 Maret 2008 dan baru akan dilanjutkan jika ada investor
baru yang bersedia menalangi 50 persen saham yang ditarik Bhakti Investama
tersebut. Pada 18 Maret 2008, izin terbang atau Operation Specification Adam Air
dicabut Departemen Perhubungan melalui surat bernomor
AU/1724/DSKU/0862/2008. Isinya menyatakan bahwa Adam Air tidak diizinkan lagi
menerbangkan pesawatnya berlaku efektif mulai pukul 00.00 tanggal 19 Maret 2008.
[10] Sedangkan AOC (Aircraft Operator Certificate)nya juga ikut dicabut pada 19
Juni 2008, mengakhiri semua operasi penerbangan Adam Air.
1. INSIDEN dan KECELAKAAN

a. Penerbangan 782
Adam Air Penerbangan 782, Boeing 737-329, PK-KKE, Jakarta-Makassar,
mengalami kerusakan alat navigasi dan mendarat di Bandara Tambolaka, NTT.
Semua 152 orang selamat. Pilot dan kopilot akhirnya dipecat.

b. Penerbangan 574
Artikel utama: Adam Air Penerbangan 574
Adam Air Penerbangan 574, Boeing 737-4Q8, PK-KKW jatuh di perairan Majene,
Sulawesi Barat pada kedalaman lebih dari 2.000 meter menewaskan 102 orang
(hingga saat ini pesawat dan korban tidak ditemukan). Hingga saat ini, hanya
serpihan-serpihan kecil yang ditemukan.

c. Penerbangan 172
Artikel utama: Adam Air Penerbangan 172
Adam Air Penerbangan KI 172, PK-KKV, (dalam gambar) Boeing 737-33A
Jakarta-Surabaya tergelincir di Bandara Juanda, Surabaya. Semua 149 orang
selamat.

d. Penerbangan 292
Adam Air Penerbangan KI 292, Boeing 737-400, jurusan Jakarta-Batam
tergelincir di Bandara Hang Nadim, Batam akibat cuaca buruk yang melanda
Batam sejak pagi. Semua 172 penumpang selamat, sedangkan 5 penumpang
mengalami trauma shock dan dilarikan ke RS Otorita Batam.

Anda mungkin juga menyukai