Anda di halaman 1dari 9

Nama : Vivin erlianny

Nim : 1732055

ANALISA SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA SRIWIJAYA AIR


 SEJARAH SINGKAT

PT Sriwijaya Air lahir sebagai perusahaan swasta murni yang didirikan oleh Chandra Lie,
Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim. Sriwijaya Air didirikan dengan tujuan
untuk menyatukan seluruh kawasan Nusantara seperti keinginan raja kerajaan Sriwijaya
dahulu yang berasal dari kota Palembang. Keinginan tersebut kemudian diwujudkan
melalui pengembangan transportasi udara.Pada tahun 2003, tepat pada hari Pahlawan, 10
November, Sriwijaya Air memulai penerbangan perdananya dengan menerbangi rute:
Jakarta-Pangkalpinang PP,

Jakarta-Palembang PP,

Jakarta-Jambi PP,

Jakarta-Pontianak PP.

Pada mulanya Sriwijaya Air hanya mengoperasikan 1 armada Boeing 737-200 yang


kemudian seiring waktu terus ditambah hingga memiliki 15 armada. Sesuai dengan
perkembangan teknologi dan kebutuhan pemenuhan pelayanan publik yang lebih baik,
Sriwijaya Air kemudian menambah dan memperluas jangkauan penerbangannya dari
Barat ke Timur sekaligus menambah pesawat dengan seri yang lebih baru,yaitu

 Boeing 737-300

Boeing 737-400

Boeing 737-500

Boeing 737-800NG.

Maskapai ini sempat memesan 20 unit Embraer 175 dan Embraer 195 pada Paris


Airshow 2011,namun kemudian pesanan ini dibatalkan dikarenakan alasan operasional,
dan kemudian digantikan oleh Boeing 737-500W. Namun tidak tertutup kemungkinan
bahwa Sriwijaya Air akan memesan Embraer kembali,yang akan dialokasikan ke anak
perusahaannya, yaitu NAM Air. Dalam perawatan dan pemeliharaan armada, Sriwijaya
Air melakukan kerjasama dengan PT. Aero Nusantara Indonesia (ANI) dan Garuda
Maintenance Facility (GMF) sebagai maintenance provider terpercaya di Indonesia yang
bertaraf internasional. Kerjasama ini dimaksudkan agar para pelanggan Sriwijaya Air
akan mendapatkan keamanan dan kenyamanan yang optimal. Selain itu, tenaga kerja
yang dimiliki Sriwijaya Air merupakan sumber daya manusia (SDM) pilihan yang
terampil, ramah, dan terpercaya. Pada tahun 2007 Sriwijaya Air mendapat penghargaan
dari BOEING International Awars, keamanan, dan pemeliharaan pesawat. Piagam ini
didirkan BOEING setelah melewati auditor berbulan-bulan, terbukti dari segi keamanan,
pelayanan Sriwijaya Air menjadi satu-satunya maskapai yang dapat menjaga operasional
pesawat bebas dari kecelakaan. Pada tahun yang sama Sriwijaya Air mendapat Aviation
Customer Partnership Award dari Pertamina karena perusahaan penerbangan ini dinilai
memiliki ketepatan dalam pembayaran avtur. Pada tahun 2008 Sriwijaya Air mendapat
penghargaan Indonesia Most Branded Service dari hasil survei yang dilakukan Markplus
& Co. Penghargaan ini merupakan apresiasi masyarakat terhadap layanan yang diberikan
Sriwijaya Air.

 Kasus:

Sriwijaya air turbulensi keuangan dan manajemen sehingga tidak bisa terbang

Sriwijaya Air mengalami kesulitan keuangan dan nyaris terjun bebas ke lubang
kebangkrutan saat terlilit utang ke PT Pertamina Rp.942 miliar, PT BNI Rp.585 miliar,
dan PT GMF Rp.810 miliar. Untuk menghindari hal tersebut lantas pemerintah melalui
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementeriaan BUMN menunjuk Garuda
Indonesian Airways (GIIA) untuk melakukan penyelamatan.
Penyelamatan yang dilakukan dimanifestasikan dengan sebuah kontrak Kerja Sama
Manajemen (KSM) antara Sriwijaya Group (Sriwijaya Air & NAM Air) dengan Garuda
Group ( GIIA, Citilink, & GMF Aero) yang terjadi pada bulan Desember 2018.
Lantas kondisi ini mencapai puncaknya saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) yang diselenggarakan Sriwijaya, memutuskan untuk memecat ketiga wakil
GIIA di jajaran Direksi Maskapai milik Chandra dan Hendry Lie ini.
Selain itu RUPSLB memutuskan untuk membentuk tim transisi peralihan pimpinan
dengan Plt Dirut Maskapai Jefferson I. Jauwena.
GIIA  yang merasa dikhianati Sriwijaya karena pemecatan wakilnya tersebut mulai
bergerak untuk mulai mengakhiri KSM. Logo Garuda yang sejak Desember 2018
menempel di pesawar Sriwijaya Air mulai dipreteli. Kemudian pihak Garuda
Maintenance Fasilities (GMF) Aero yang merupakan anak usaha Garuda Airways, juga
menghentikan kerja sama pemeliharaan pesawat milik Sriwijaya Air Group (Sriwijaya
Air & NAM Air). Yang merupakan bagian dari kesepakatan Joint peration Garuda Group
dan Sriwijaya Group. Anak usaha Garuda yang lain pun, PT Citilink Indonesia resmi
menggugat PT Sriwijaya Air dan PT NAM Air. Adapun gugatan itu dilakukan karena
Sriwijaya diduga melakukan wanprestasi dalam perombakan pengurus perusahaan tanpa
izin pemilik saham, yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
"Pencabutan logo semata-mata dilakukan untuk memastikan logo Garuda sesuai dan
menjadi representasi tingkat safety dan layanan yang kami hadirkan," kata Ikhsan Kamis
(26/9/2019) lalu, seperti yang dikutip dari Tirto.
Kemudian pihak Garuda Maintenance Fasilities (GMF) Aero yang merupakan anak usaha
Garuda Airways, juga menghentikan kerja sama pemeliharaan pesawat milik Sriwijaya
Air Group (Sriwijaya Air & NAM Air). Yang merupakan bagian dari kesepakatan Joint
peration Garuda Group dan Sriwijaya Group.
Anak usaha Garuda yang lain pun, PT Citilink Indonesia resmi menggugat PT Sriwijaya
Air dan PT NAM Air. Adapun gugatan itu dilakukan karena Sriwijaya diduga melakukan
wanprestasi dalam perombakan pengurus perusahaan tanpa izin pemilik saham, yakni PT
Garuda Indonesia (Persero) Tbk.Ditengah berbagai gugatan pihak Garuda Grup, tetiba,
Direktur Quality, Safety, and Security Sriwijaya Air Toto Soebandoro mengirimkan surat
kepada Plt Dirut Sriwijaya Grup untuk menghentikan operasi penerbangan dengan alasan
teknis dan keamanan penerbangan.
Selain itu menurut pengakuan Sriwijaya Air, mereka juga melakukan kerja sama line
maintanance dan untuk pemeliharaan Brake and Wheel dengan PT JAS Engineering dan
PT Muladatu sebagai pemegang Approval Maintanance Organization (AMO) 145 yang
merupakan standar kelaikan sebuah jasa pemeliharaan pesawat terbang.Kerjasama ini
menurut pengakuan Sriwijaya sudah mulai dilakukan sejak tanggal 24 september 2018
lalu. Kondisi ini kemudian dituangkan oleh pihak manajemen Sriwijaya Air  dalam
bentuk laporan kepada Direktorat Kelaikaudaraan dan Pengoperasian Pesawat
Udara(DKPU)
Hasilnya ternyata, ketersediaan tools, equipment, minimum sparepart dan jumlah
qualified engineer yang ada tak sesuai dengan laporan tertulis yang mereka berikan dan
itu diluar kesepakatan dengan Kemenhub saat transisi kepemimpinan manajemen
dilakukan. Termasuk di dalamnya terdapat bukti bahwa kerja sama Sriwijaya Air dan PT
JAS serta PT Muladatu untuk mendukung proses line maintanance maskapai ternyata
tidak pernah ada, karena masih dalam proses penjajakan.Dengan indeks seperti itu
pemerintah menganggap manajemen pihak Sriwijaya Air tidak serius dalam membenahi
maskapainya. 
Atas dasar-dasar itulah kemudian pemerintah memberikan rekomendasi kepada Direktur
Quality, Safety and Security, Toto Soebandoro agar mengeluarkan Surat Rekomendasi
Stop Operasi atas inisiatif sendiri kepada Plt Dirut Sriwijaya Air.
Pihak Garuda sendiri masih menginginkan Sriwijaya Air masih tetap bisa terbang dan tak
mau KSM yang sudah dilakukan beberapa bulan terakhir ini bisa terus berlanjut, karena
pihaknya berkepentingan terkait piutang yang dimiliki Garuda di Sriwijaya Grup yang
cukup besar.
jika memang terjadi pemutusan KSM antara Sriwijaya dan Garuda terjadi. Sriwijaya
Grup akan berada diujung tanduk, harus ada investor baru yang segera masuk apabila
masih terus mau beroperasi.
Kendati turbulensi manajemen ini terjadi dan sangat berpotensi menimbulkan
penghentian operasi. Sampai Selasa (1/10) Manajemen Sriwijaya Air dan NAM Air
memastikan bahwa mereka masih beroperasi secara normal, masih menerbangi rute-rute
yang selama ini jadi miliknya. Pemesanan tiket pun masih dibuka 
Kabar terbarunya PT GIIA Tbk dan PT Sriwijaya Air akan melakukan penandatanganan
perjanjian baru KSM, sebagai upaya agar maskapai penerbangan swasta yang memiliki
55 pesawat ini bisa tetap beroperasi. Namun pada bulan berikutnya hubungan bisnis
antara Sriwijaya air dan anak usaha Garuda Indonesia memburuk karena ada sejumlah
masalah dan membuat keduanya memutuskan untuk tidak melanjutkan kerjasama operasi.
 Elemen-elemen system pengendalian
 Detector
Pada manajemen sriwijaya air yang berfungsi sebagai detector adlah operation
director yang dimana dia seharusnya bertanggung jawab untuk mengatur dan
memastikan seluruh operasional berjalan dengan lancer sehingga tidak terjadi kasus
diatas.
 Assesor
Pada manajemen sriwijaya air, hal ini dilakukan Finance Director. Dimana
seharusnya mereka membandingkan memilih kerja sama dengan anak Garuda karena
bukannya mereka dapat terbantu malahan Sriwijaya semakin memiliki utang
 Efektor
Dalam ini yang sebagai effector adalah president director yang mengambil keputusan
untuk mengatasi masalah tersebut.
 Jaringan komunikasi
Tanpa informasi perusahaan akan kalah saing dari kopetitornya oleh karena itu
diperlukan

 Strategis

1. Visi dan Misi Sriwijaya Air

Visi Perusahaan

Perusahaan penerbangan yang eksis di kawasan domestik yang mengutamakan kualitas


layanan, didukung oleh sumber daya manusia yang handal sehingga dapat menunjang
pengembangan perusahaan dan kesejahteraan karyawan .

Misi Perusahaan

Berkomitmen dalam pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia secara


profesional untuk mencapai kualitas layanan yang terbaik sesuai harapan konsumen.

2. Analisa SWOT

Strengths:
Team, management yang handal, media komunikasi yang memadai, kesetiaan pelanggan,
pengalaman dan kemampuan memimpin distrik manager, jam terbang yang diminati
pasar, maintenance yang handal, cakupan pangsa pasar yang luas, relasi yyang baik
dengan mitra bisnis.

Weaknesses:

Jenis armada yang digunakan, pesawat Boeing 737 seri 200

Oppurtunities:

Karakteristik masyarakat terutama di Solo sering melakukan perjalanan terutama dalam


kalangan bussines man, situasi politik dan keamanan yang baik dan terkendali, kemajuan
sector pariwisata,deregulasi industry penerbangan Indonesia, kemajuan IPTEK

Threats:

Pesaing, pendatang baru, kenaikan BBM

3. Corporate Level Strategy

PT NAM AIR

Hadir sebagai feeder sejak tahun 2013, dengan armada Boeing 737-500 dan berkembang

Dengan memiliki 11 unit Boeing 737-500 dan 5 unit ATR 72-600

PT NATIONAL AIRCREW MANAGEMENT

Di bawah bendera PT National Aircrew Management, NAM Training Center mendidik


tenaga-tenaga profesional di bidang jasa penerbangan, di antaranya pendidikan dan
pelatihan untuk calon penerbang maupun penerbang untuk memperoleh rating jenis
pesawat, calon pramugari, dan Flight Operation Officer (FOO).

PT. NATIONAL AVIATION MANAGEMENT

Sekolah penerbang yang didirikan melalui PT National Aviation Management ini


diproyeksikan sebagai sekolah penerbangan terbesar dan terlengkap di Indonesia.
Berlokasi di Pangkalpinang, Sumsel, Babel sekolah ini memiki fasilitas yang sangat
lengkap di antaranya 8 pesawat latih PA. 28-161 Piper Warrior III, 2 unit simulator yang
dibangun oleh The Frasca dan Red Bird, ruang kelas yang nyaman, dan lebih dari 50
kamar penginapan untuk siswa.

4. strategy

Ada 3 strategy sriwijaya air:

1.dari 38 pesawat, hanya 30 pesawat yang dioperasikan, 8 pesawat lagi di grounded kan,
untuk memilih mana rute yang tidak baik.
2. menutup tiga rute domestic, yaitu Jakarta-Aceh, Jakarta-Pekan Baru, dan Jakarta-
Palangkaraya dan membuka rute-rute internasional, yaitu Hangzhou, Ningbo dan
Nanking. Dengan itu adanya revenue 15% bertambah.
3. melakukan renegosiasi kontrak dengan beberapa pihak terkait untuk menciptakan
efisiensi operasional

 Faktor Informal
1. Gaya Manajemen
Gaya manajemen Sriwijaya Air setelah lepas dari Garuda adalah:
o Memberikan pelayanan yang memenuhi aspek keselamatan dan keamanan
penerbangan
o Menjamin pelayanan penerbangannya
o Memberikan kompensasi terhadap sejumlah penumpang yang mengalami
keterlambatan dan pembatalan penerbangan.
2. Budaya sriwijaya air
o Integrity (kualitas diri yang mengedepankan kejujuran, etika, profesionalisme, dan
bekerja dengan ikhlas)
o Customer bonding ( proaktif dalam melayani pelanggan internal maupun external
dengan sepenih hati dan pikiran)
o Adaptif dan inofativ (mampu menghadapi tantangan BISNIS yang dinamis untuk
memastikan profitabilitas dan keberlanjutan perusahaan.)
o Responsibility (dapat diandalkan, memiliki komitmen yang kuat dan rasa
kepemilikan dalam tiap aspek pekerjaan.)
o Excellence (totalitas dalam bekerja untuk mempertahankan kualitas kinerja,
produk dan pelayanan terbaik dengan cara yang paling efisien.

o Synergy (membangun hubungan erat dan peduli terhadap seluruh pihak terkait
dan menciptakan lingkungan kerja yang harmonis untuk keberhasilan perusahaan
agar tercapai terbang formasi)

 Rencana Kerja

rencana kerja setelah lepas dari Garuda adalah:

1. mengembalikan jumlah alat produksi yang awalnya 9 pesawat, sekarang sriwijaya 14


pesawat dan NAM Air 11 pesawat.

2. mengoperasikan kembali 3 pesawat tambahan yang saat ini di maintenance.

3. memperbaiki image yang cukup negative akibat pemutusan sepihak oleh GMF

4. sriwijaya mematok target menguasai 8% pasar domestic.

5.mengkaji beberapa rute yang sempat terhapus

6. cari bengkel pesawat pengganti GMF

7. Audit utang ke Garuda

 Kinerja Sriwijaya Air

1. Sriwijaya datangakan tiga pesawat ATR-72 yang melayani rute terpencil

2. saat ini sriwijaya sudah menjajaki kerjasama dengan beberapa bengkel pesawat lain,
seperti Maintenance Repair & Overhaul (MRO) dalam luar negeri, dan juga di dalam
negeri pengandalkan PT Merpati Maintance Facility (MMF), PT FL Technics, dan PT
Mulya Sejahtera Technology. Dan ada juga regional seperti Asia Aerotechnic di Malaysia

3. menunjuk auditor independen karena sriwijaya merasa Garuda mengklaim sepihak saja
karena dalam catatan garuda, sriwija memiliki utang US$ 135,11 juta atau sekitar Rp. 1,8
Triliun. Posisi utang tersebut membengkak disbanding Desember dengan US$ 55,39 juta.

 Pusat Pendapatan

Input: pemilihan barang dalam kargo


Output : kenaikan layanan kargo secara pendapatan naik 30%

Anda mungkin juga menyukai