Anda di halaman 1dari 25

 Model ini diciptakan oleh Prof. James L.

Riggs, (ahli
produktivitas dari Departement of Industrial Engineering at
Oregon State University)

 Omax diperkenalkan pada tahun 80-an di Amerika Serikat).

 Model ini dapat digunakan untuk mengidentifikasikan berbagai


faktor yang berpengaruh maupun yang kurang berpengaruh
terhadap peningkatan produktivitas.
 Objective Matrix
Adalah suatu sistem pengukuran produktivitas
parsial yang dikembangkan untuk memantau
produktivitas di suatu perusahaan atau di tiap
bagian saja dengan kriteria produktivitas yang
sesuai dengan keberadaan bagian tersebut.
A: Awareness (kesadaran untuk menyadari pentingnya
produktivitas dan kemungkinan peningkatan produktivitas )

I: Improvement (peningkatan)
- Know how to do it
- Mampu dan mau menjalankan perbaikan

M: Maintenance (pemeliharaan)
- Mempertahankan kemajuan
- Memelihara semangat maju
1. Kriteria Produktivitas
2. Sel-sel matrik
3. Bobot
4. Tingkat pencapaian
5. Skor
6. Nilai
7. Indikator Pencapaian
1. Kriteria Produktivitas :
Dinyatakan dengan rasio.
Kriteria ini menyatakan ukuran efektivitas, kuantitas, dan kualitas
dari output ; efisiensi dan utilitas dari input ; konsistensi dari operasi,
dan ukuran khusus atau faktor lainnya yang secara tidak langsung
berhubungan dengan tingkat produktivitas yang diukur.

 Setiap rasio harus terukur dan sebaiknya tidak saling bergantungan.

 Rasio yang melukiskan ukuran kriteria ini letaknya di kelompok


paling atas dari matriks ini.

6
2. Performansi sekarang
yaitu nilai tiap produktivitas berdasarkan pengukuran terakhir

3. Sel-sel matrik
Terdiri dari 11 baris, dimulai dari baris paling bawah yang
merupakan pencapaian terendah atau terburuk yang dinyatakan
dengan skor 0, sampai dengan baris atas yang merupakan sasaran
atau target produktivitas yang realistis yang dinyatakan dengan skor
10.

Tingkat pencapaian semula yaitu tingkat pencapaian yang diperoleh


saat matrik mulai dioperasikan dan ditempatkan pada skor 3.

Setelah sel skor 0, 3, dan 10 diisi, sisa sel lainnya untuk setiap
kreteria dengan lengkap dicantumkan secara bertingkat.
Skor 10 merupakan nilai produktivitas yang diharapkan
atau sasaran yang ingin dicapai perusahaan.

Nilai dari skor 10 diperoleh dari BKA (Batas Kendali


Atas) yang merupakan batas produktivitas maksimal
yang mungkin dicapai perusahaan dari tiap kriteria
produktivitas.
Rumus BKA dan rumus DA ((degree of acuracy)
serta CL (confiden Level) adalah confident
sebagai berikut :
BKA = μ + k.σ
Jika nilai BKA > skor 3, nilai skor 10 = μ + k.σ

Jika nilai BKA < skor 3 , nilai skor 10 = μ - k.σ


Skor3 merupakan nilai produktivitas yang telah
dicapai selama ini.

Nilai pada skor 3 diperoleh denga merata-


ratakan nilai rasio tiap kriteria.
Skor 0 merupakan nilai produktivitas terburuk
yang mungkin terjadi di perusahaan.

Nilai pada skor 0 diperoleh dari nilai BKB


(BatasKendali Bawah) yang merupukan batas
produktivitas minimal yang mungkin dicapai
oleh perusahaan dari tiap-tiap kriteria
produktivitas.

Rumus BKB adalah :


BKB = μ – k.σ
Jika nilai BKB > skor 3, nilai skor 0 = μ + k.σ

Jika nilai BKB < skor 3 , nilai skor 0 = μ - k.σ


4. Skor
Nilai level dimana nilai pengukuran produktivitas berada.

5. Bobot
Bobot menyatakan derajat kepentingan (dalam satuan %) yang
menunjukkan pengaruh relatif kriteria tersebut terhadap
produktivitas unit kerja yang diukur.

Jumlah seluruh bobot kriteria adalah 100%.

Catatan :
Proses penentuan bobot dan target diperoleh dari hasil
wawancara dengan Staff PPIC perusahaan
No Kriteria Plan Manager Produksi QC Puschasing Jumlah Bobot
Meminimasi produk
1 Cacat 10 8 8 8 34 17

Mengoptimalkan
2 kapasitas produksi 8 9 8 7 32 16

Efisiensi pemakaian
3 tenaga kerja 8 10 9 8 35 18
Efisiensi pemakaian
4 Energi 10 8 7 6 31 16

Optimalisasi rencana
5 Produksi 9 8 7 6 30 16

Efisiensi pemakaian
6 bahan baku 8 8 7 10 33 17

Total 195 100

16
6. Nilai
Merupakan perkalian tiap skor dengan bobotnya.

7. Indikator Produktivitas
Merupakan jumlah dari tiap nilai

Catatan:
Besarnya indikator mula-mula ( periode dasar) adalah 300
karena semua indikator mendapat skor 3 pada saat matrik
mulai dioperasikan.
IP = ( Indikator Produktivitas – 300 ) X 100%
300
Bentuk matriks tersebut adalah sebagai berikut :

A. Blok pendefisian ( kepala matriks), terdiri dari :


1. Kriteria Produktivitas
2. Performance sekarang

B. Blok Kuantifikasi (badan matriks), terdiri atas:


1. Skala 0 – 10
2. Skor
3. Bobot
4. Nilai = Skor X Bobot
5. Indikator Produktivitas = Jumlah dari seluruh nilai
6. Indeks Produktivitas
20
Jumlah Produk Hasil Produksi Rasio
Bulan cacat (ton) aktual (ton)
Juni 0.15 16.40 0.0091
Juli 0.27 59.00 0.0046
Agustus 0.18 31.22 0.0058
September 0.14 22.94 0.0061
Oktober 0.20 66.02 0.0030
November 0.10 21.28 0.0047
Desember 0.25 79.48 0.0032
Januari 0.26 88.50 0.0029
Februari 0.20 72.00 0.0028
Maret 0.15 73.40 0.0020
April 0.25 80.00 0.0031
Mei 0.20 76.94 0.0026
Nilai Standar Awal 0.0042
Nilai terendah 0.0091
21
 Sasaran akhir yang diinginkan perusahaan adalah
0 ( tidak ada cacat)
yaitu produk cacat dapat dikurangi seminimal mungkin, jika
perlu tidak ada produk cacat. Untuk itu angka 0 dimasukkan
ke dalam baris skor 10

22
23
2. Tuliskan performansi pada bulan yang akan diukur
pada blok 2 atau performansi sekarang
3. Tentukan untuk tiap kriteria nilai untuk tiap level .
Level 0 : terburuk
Level 3 : rata-rata tiap rasio / performasi sekarang
Level 10 : yang diharapkan
Level 1-2 :
Contoh
Level 4-9 :
4. Lihat performansi pada blok 2 . Lingkari angka
bersesuaian pada blok matriks.
5. Catat skornya
6. Tentukan bobot tiap kriteria. Jumlah bobot selalu 100
7.Tentukan nilai tiap kriteria dengan : skor x bobot

Anda mungkin juga menyukai