Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MANDIRI

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASIONAL


DESAIN SISTEM KERJA

DISUSUN OLEH:
NAMA : Sofia Laura Damanik
NPM : 170910345
DOSEN : Suhardi, S.E.,M.M.

MANAJEMEN BISNIS
ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
JULI 2019
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kepada tuhan yang maha Esa yang telah
membeerkati kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan
terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini dan
berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada makalah ini.

Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak adaa hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.
Begitu pula dengan makalah ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kaami
deskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin
dengan kemampuan yang kami miliki.

Maka dari itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman.
Kami akan menerima smua krituk dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dpat
memperbaiki makalah kami di masa yang akann datang.

Dengan menyelesaikan makalah kami ini kami mengharapkan banyak manfaat yang
dapat dipetik dan di ambil. Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat memahami tentang
Desain Sistem Kerja.

Batam, Juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang Masalah........................................................................................... 1

2.    Rumusan Masalah.................................................................................................... 3

3.    Tujuan Pembahasan................................................................................................. 3

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Desain Sistem…………………………………………………………......……….4

1.    Definisi Konseptual................................................................................................ 4

2.    Penelitian  Relevan................................................................................................. 6

3.    Pembahasan............................................................................................................ 8

1.      Desain Pekerjaan.................................................................................................. 8

2.     Mendesain Kembali Pekerjaan............................................................................ 10

3.     Pendekatan dan Teknik Desain Kerja.................................................................. 12

4.     Teknik-teknik Desain Kerja................................................................................. 13

5. Unsur / Elemen Desain Pekerjaan.........................................................................14

6. Deskripsi Jabatan..................................................................................................16

BAB 3 PENUTUP                                                      

1.    Kesimpulan.......................................................................................................... 17

2.    Saran.................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 18
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada
dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak.

Sedangkan Desain Kerja merupakan keputusan dan tindakan manajerial yang


mengkhususkan ke dalam, cakupan dan hubungan pekerjaan yang objektif untuk mencapai suatu
tujuan organisasi dengan struktur organisasi yang baik. Dalam struktur organisasi terlihat adanya
tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing individu yang berada dalam
organisasi. Struktur organisasi menggambarkan pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam upaya
pencapaian tujuan organisasi. Pekerjaan yang akan dilaksanakan harus didesain dengan sebaik
mungkin. Desain pekerjaan yang baik akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja masing-masing
individu di dalam organisasi. Kepuasan kerja dipandang sebagai perasaan senang atau tidak
senang yang relatif dan yang berbeda dari pemikiran objektif.

Dalam hal ini, kami mengaitkan masalah ini pada masalah penerapan Desain Kerja
terhadap sistem e-Budgeting di Pemprov DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama mencurigai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) mengandung anggaran
‘siluman’ sebut saja pada penerapan sistem e-Budgeting.

Sistem e-Budgeting merupakan alat untuk menyusun RAPBD DKI. Konsultan sistem e-
budgeting Gagat Sidi Wahono menuturkan bahwa Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
(BPKAD) dan tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) melakukan kerja sama dengan Pemkot
Surabaya. Walaupun Gagat bertanggung jawab pada sistem e-Budgeting, namun dirinya tidak
mengetahui keseluruhan anggaran yang dimasukkan ke dalam sistem itu."Kami sebenarnya tidak
pernah tawarkan sistem e-budgeting ke DKI. Kami diundang," kata Gagat dalam rapat Hak
Angket, Jakarta, Rabu (11/3/25)"

Dalam kutipan diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa desain kerja yang baik dapat
dipertanggung jawabkan agar sistem dapat berjalan dengan semestinya tanpa ada nya masalah
dalam proses melaksanakan tujuan tersebut.
2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan desain pekerjaan?

2. Bagaimana cara mendesain kembali pekerjaan?

3. Apa sajakah pendekatan dan teknik desain kerja?

4. Bagaimana teknik-teknik desain kerja diterapkan?

3. Tujuan Pembahasan

1. Diharapkan mahasiswa mengerti apa yang dimaksud dengan desain pekerjaan dan
pendesainan kembali pekerjaan.

2. Diharapkan mahasiswa memiliki bekal yang nantinya dapat mempermudah


pengaplikasian teknik-teknik desain kerja didalam sebuah pekerjaan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Desain Sistem

Desain sistem dapat didefinisikan sebagai: “Tahap setelah analisis dari siklus
pengembangan sistem: pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk
rancang bangun implementasi; menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.”

a. Pengertian Desain Sistem Menurut Para Ahli

Menurut John Burch dan Garry Grudnitski dalam buku Analisa dan Desain, Sistem
Informasi Pendekatan Terstruktur adalah : "Desain sistem dapat didefinisikan sebagai
penggambaran dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke
dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.”

Mcnurut Robert J. Verzello/John Reutcr III : Tahap setetah analisis dari siklus
pengembangan sistem : pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk
rancang bangun imptementasi menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk .

Dari sekian banyak yang memberikan pengertian mengenai arti desain sistem,

akhirnya desain sistem dapat diartikan sebagai berikut :

1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem

2. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional

3. Persiapan untuk rancang bangun implentasi

4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk

5. Sistem dibentuk dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau
pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan
berfungsi

6. Termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan


perangkat keras dari suatu system

b. Tujuan Desain Sistem

Tahap desain sistem mempunyai dua maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai

berikut :

1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem


2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap

kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.

Tujuan kedua ini lebih condong pada desain sistem yang terinci, yaitu pembuatan

rancang bangun yang jelas dan lengkap untuk nantinya digunakan untuk pembuatan

progam komputernya.

Untuk mencapai tujuan ini, analis sistem harus dapat mencapai sasaran-sasaran

sebagai berikut :

1. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan. Ini berarti
bahwa data harus mudah ditangkap, metode-metode harus mudah diterapkan dan informasi
harus mudah dihasilkan serta mudah dipahami dan digunakan.

2. Desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan sesuai dengan yang
didefinisikan pada tahap perencanaan sistem yang dilanjutkan pada tahap analisis sistem.

3. Desain sistem harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan transaksi,
pelaporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan dilakukan komputer.

4. Desain sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masing-
masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan informasi, simpanan data,
metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak dan
pengendalian intern.

1. Definisi Konseptual

Konsep desain kerja (job design) dan mendesain kembali pekerjaan (job redesign)
berhubungan langsung terhadap kehidupan kerja para pegawai. Certo mengemukakan bahwa
sepertiga dari pekerjaan pimpinan dapat digunakan untuk memotivasi para pegawainya dalam
hubungannya untuk mendesain pekerjaan.

Kualitas kehidupan kerja telah mendiskripsikan berbagai ide rancangan kerja untuk
meningkatkan kepuasan kerja yang berhubungan dengan produktifitas kerja. Dalam
hubungannya dengan hal tersebut Robbins mengemukakan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan antara lain: (1) racangan pekerjaan tidak akan mempunyai arti
apa-apa dalam kehidupan kerja apabila tergambar dalam konsep saja. (2) kualitas pekerjaan akan
dapat terwujud apabila unsur-unsur di dalam organisasi melaksanakan pekerjaan atas dasar
rancangan pekerjaan pekerjaan yang telah dibuat dan ditetapkan. (3) kualitas pekerjaan dan
produktifitas pekerjaan yang tinggi akan dapat terwujud , apabila para pimpinan menyusun
kembali tugas-tugas dari pekerjaan, dan (4) merendesain kembali pekerjaan-pekerjaan akan
dapat meningkatkan produktivitas dan kemampuan yang tinggi.

J.Richart and Greg R.O ldham menjelaskan bahwa isikualitas kehidupan kerja dapat
diperbaiki, yakni dengan bertambahnya produktifitas dari pekerja yang mendapat tantangan dari
waktu ke waktu dengan asumsi (1) dasar alami dari pekerjaan sulit ditemukan dan tidak adanya
perubahan-perubahan, (2) tekhnologi dan proses kerja memerlukan desain pekerjaan, (3) semua
manajer dapat menyeleksi kelompok pekerja sesuai dengan prioritas. Robbins mengemukakan
bahwa desain kerja (job design) merupakan istilah yang menunjukkan bagaimana tugas-tugas
dikombinasikan untuk membentuk pekerjaan yang lengkap.

Dari definisi-definisi menurut para ahli diatas, kami dapat menarik kesimpulan bahwa,
desain pekerjaan dilakukan untuk meningkatkan kepuasan kerja yang berhubungan dengan
produktifitas kerja dan membentuk pekerjaan yang lengkap, agar mencapai efektifitas dan
efesiensi kerja.

2. Penelitian yang Relevan

"in the come years, organizations must increase efforts to satisty human needs for
selfeestem by a designing highly productive work systems which improve the quality of works
lives. Personal managers must study the feasibility of using work team in place on individualiezt
assembly line work (Di tahun mendatang, organisasi harus meningkatkan upaya pemenuhan
kebutuhan manusia untuk selfeestem dengan merancang suatu sistem kerja yang sangat produktif
yang meningkatkan kualitas kehidupan kerja. Manajer pribadi harus mempelajari kelayakan
menggunakan tim kerja di tempat pada individualis kerja perakitan)

“Job design is the most important function of Human Resource Management. It


indicatesthat, designing of contents, methods, functions of a job( Desain pekerjaan adalah fungsi
yang paling penting dari Manajemen Sumber Daya Manusia. Hal ini menunjukkan itu,
merancang isi, metode, fungsi pekerjaan).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa desain pekerjaan merupakan faktor
penting dalam manajemen terutama manajemen operasi karena selain berhubungan dengan
produktifitas juga menyangkut tenaga kerja yang akan melaksanakan kegiatan operasi
perusahaan. Desain pekerjaan diperlukan untuk meningkatkan kepuasan kerja yang berhubungan
dengan produktifitas kerja dan membentuk pekerjaan yang lengkap, agar mencapai efektifitas
dan efesiensi kerja.
3. Pembahasan

1. Desain Pekerjan

Menurut Handoko, Desain pekerjaan ialah proses penentuan tugas-tugas yang akan
dilaksanakan, metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan tugas, dan bagaimana
pekerjaan tersebut berkaitan dengan pekerjaan lainnya dalam organisasi. Tujuan nya adalah
untuk mengatur pengawasan-pengawasan kerja yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan
organisasi, teknologi dan keprilakuan.[4]

Menurut Gibson et all , The process by which managers decide individuals jobs tasks and
authorit[5](Suatu proses dimana manajer memutuskan tugas pekerjaan individu maupun
wewenangnya).

Desain pekerjaan sangat penting dan bermanfaat oleh pegawai untuk mencapai
efektifitas dan efesiensi kerja. Adapun pentingnya desain kerja tersebut bagi para pegawai dilatar
belakangi oleh beberapa alasan, di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Semangat kerja dalam spesialisasi yakni: tingginya produktifitas dari para pekerja yang
tidak mempunyai keterampilan memerlukan waktu yang tidak banyak dalam latihan, mudah
untuk mengganti dan pimpinan dalam pelaksanaan pekerjaan.

2. Dilihat dari motivasi dan semangat kerja terdiri dari: tingginya produktivitas dan tantangan
pekerjaan berkurangnya ketidak hadiran, kurangnya pergantian, tingginya kualitas produksi,
banyaknya pegawai yang memberikan ide-ide dan gagasan serta saran-saran dan tingginya
kepuasan kerja dari pada pegawai.

Keberhasilan mendesain pekerjaan dalam suatu organisasi, banyak sedikitnya


dipengaruhi oleh factor yang berasal dari dalam organisasi ,maupun factor dari luar organisasi itu
sendiri. Flippo melihat factor-faktor yang dapat mempengaruhi desain pekerjaan tersebut dimulai
dari isi masing-masing speliasisasi pekerjaan dan bentuk operasi yang berulang-ulang,
pertukaran tekhnologi, kebijaksanaan tenaga kerja, kemampuan para personil, tersedianya
kesanggupan pegawai, interaksi masing-masing kepentingan dalam pekerjaan dan system , serta
psikologi dan kebutuhan social setiap manusia yang ditemukan dalam bekerja.

Desain pekerjaan merupakan faktor penting dalam manajemen terutama manajemen


operasi karena selain berhubungan dengan produktifitas juga menyangkut tenaga kerja yang akan
melaksanakan kegiatan perusahaan (Sulipan, 2000). Desain pekerjaan mutlak dimiliki oleh setiap
perusahaan karena dalam desain pekerjaan yang dilakukan adalah merakit sejumlah tugas
menjadi sebuah pekerjaan agar pekerjaan yang dilakukan menjadi terarah dan jelas. Manfaat
desain pekerjaan memiliki tujuan agar :
· Efisiensi operasional, produktifitas dan kualitas pelayanan menjadi optimal.

· Fleksibilitas dan kemampuan melaksanakan proses kerja secara horizontal dan hirarki.

· Minat, tantangan, dan prestasi menjadi optimal.

· Tanggung jawab tim ditetapkan sedemikian rupa, sehingga bisa meningkatkan kerja sama
dan efektifitas tim.

· Integrasi kebutuhan individu karyawan dengan kebutuhan organisasi.

2. Mendesain Kembali Pekerjaan (job redesign)

Robbins melihat mendesain kembali pekerjaan (job redesign) merupakan kegiatan untuk
merancang kembali pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan perubahan. Dapat disimpulkan
mendisegn kembali pekerjaan merupakan kegiatan merancang atau menyusun kembali rencana-
rencana yang telah dibuat tentang tugas-tugas dari pekerjaan para pegawai sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan individu.

Luthans mengemukakan bahwa untuk mendesain kembali pekerjaan dapat digunakan berbagai
cara, antara lain :

1. Memvariasikan keterampilan

2. Mengidentifikasi Tugas

3. Mengsignifikan tugas-tugas

4. Otonomi pekerjaan

5. Memberikan umpan balik terhadap pekerjaan sendiri

6. Memberikan umpan terhadap agen-agen

Dan guna menghindari in-efisiensi dalam melaksanakannya. Metode yang dapat digunakan
dalam perancangan kembali pekerjaan, seperti :

a. Simplifikasi pekerjaan, yakni menyederhanakan pekerjaan, dimana resiko yang akan


muncul adalah terjadinya spesialisasi, sehingga dapat menimbulkan kebosanan, terutama
yang terampil.

b. Perluasan pekerjaan, yaitu :

· Job enlargement (perluasan kerja secara horizontal), dengan menambah lebih banyak
tugas agar variatif dan mengurangi pekerjaan yang monoton.
· Job enrichment (perluasan kerja secara vertikal), karyawan diberi kesempatan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan manajerial disamping operasional.

· Job rotation (rotasi pekerjaan), memindahkan / merotasi karyawan dari suatu pekerjaan
ke pekerjaan lain, untuk mengatasi kejenuhan dan memberi kesempatan karyawan untuk
menggunakan keterampilannya.

3. Pendekatan dan Teknik Desain Kerja (job design)

Dalam mendesain pekerjaan (job design) dan mendesain kembali pekerjaan (job redesign)
banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pendekatan yang efektif digunakan.
Friederick Taylor mengemukakan beberapa pendekatan yang dapat digunakan oleh para
pimpinan untuk mendesain pekerjaan dan mendesain kembali pekerjaan baik berupa tugas-tugas
kelompok maupun individu.

Pendekatan tersebut diantaranya adalah:

1. Setiap pekerjaan diwujudkan dalam bentuk kegiatan yang berlainan yang selalu dimulai
dari awal dan selalu diakhiri dengan baik.

2. Diusahakan bagaimana para pekerja dapat menganalisa penampilan kerja, maupun gerak
gerik mereka dalam bekerja.

3. Memeriksa beberapa alternative atau cara yang efisien untuk mengerjakan tugas.

4. Melatih para pekerja untuk dapat melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien.

Menurut Hellriegel untuk mendesain pekerjaan (job design) dapat digunakan beberapa
pendekatan sebagai berikut :

1. Pengayaan kerja (job enrichment) dengan membuat pekerjaan menjadi lebih berarti,
menarik dan menantang.

2. Perluasan Kerja (job enlargement) dengan cara menambah tugas-tugas untuk macam-
macam pekerjaan.

3. Seperangkat Tujuan (goal setting) membangun tujuan, umpan balik dan dorongan dalam
pelaksanaan pekerjaan.

4. Teknik kerja (job engineering) pemusatan dan efesiensi kerja dan menganalisis pekerjaan.

5. Rotasi Kerja (job rotation) membuat pekerjaan menjadi bervariasi.

6. Pendekatan sosioteknikal (sosiotechnical approach) menentukan tanggung jawab


pekerjaan untuk kelompok dan adanya keseimbangan antara aspek teknis dengan aspek
sosial.
4. Teknik-teknik Mendesain Kerja

1. Rotasi Kerja (job rotation)

Robbins mengemukakan rotasi kerja adalah variasi horizontal atau perpindahan


pekerjaan secara horizontal. Perpindahan pekerjaan secara horizontal dapat diterapkan padahal-
hal dasar yang dirancang ,yakni dengan program latihan dimana para pegawai memerlukan
waktu lebih kurang tiga bulan dalam suatu aktivitas, kemudian baru dilanjutkan dengan
pekerjaan yang lain.

2. Perluasan Kerja (job enlargement)

Stoner menjelaskan bahwa perluasan pekerjaan dapat menanggulangi ketidakpuasan


pegawai dalam bekerja, dengan cara meningkatkan bidang pekerjaannya, dimana pekerjaan
dikombinasikan sesuai dengan fungsi horizontal dari suatu unit organisasi. Bone mempertegas
bahwa “job enlargement is the rearranging of jobs to increase their complexity.

3. Pengayaan kerja (job enrichment)

Pengayaan kerja berusaha untuk menghilangkan ketidakpuasan kerja dengan


meningkatkan kedalaman pekerjaan. Menurut stoner dalam pengayaan kerja kegiatan-kegiatan
kerja dari suatu bidang vertical dari suatu unit organisasi dikombinasikan dalam suatu bentuk
pekerjaan ,sehingga pegawai dapat merasakan adanya otonomi pada pelaksanaan pekerjaan yang
lebih besar. Tiap pegawai dapat diberikan tanggung jawab untuk mengatur kecepatan kerjanya
sendiri, untuk memperbaiki kesalahan sendiri, dapat memutuskan cara terbaik untuk
melaksanakan pekerjaan, dan pengambilan keputusan sendiri.

4. Kelompok Kerja

Kelompok kerja dalam suatu organisasi merupakan bentuk kelompok kerja yang dibentuk
untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dalam organisasi ,sehinngga nantinya dengan kelompok
kerja para pegawai dapat melaksanakan pekerjaan secara efisien dan efektif sesuai dengn rencana
kerja yang telah ditetapkan semula. Carrel menjelaskan “in the come years, organizations must
increase efforts to satisty human needs for selfeestem by a designing highly productive work
systems which improve the quality of works lives. Personal managers must study the feasibility
of using work team in place on individualiezt assembly line work”. Bahwa organisasi harus
meningkatkan upaya pemenuhan kebutuhan manusia untuk selfeestem dengan merancang suatu
sistem kerja yang sangat produktif yang meningkatkan kualitas kehidupan kerja.
5. Unsur / Elemen Desain Pekerjaan

Menurut Handoko (2001:33) elemen-elemen desain pekerjaan adalah :

A. Elemen-elemen organisasional
Elemen-elemen organisasional merupakan elemen yang harus diperhatikan suatu
organisasi dalam pembentukan atau desain perkerjaan. Elemen-elemen
organisasionalpada desain pekerjaan bersangkutan efisiensi. Efisiensi merupakan
suatu pencapaian tujuan sesuai dengan pendanaan-pendanaan yang ditetapkan oleh
perusahaan. Pekerjaan-pekerjaan yang dirancang secara efisien mendorong pegawai
yang mampu dan termotivasi untuk mencapai keluaran yang maksimal. Perhatian
akan efisiensi ini telah dimulai sejak munculnya manajemen ilmiah.
Para ahli mencurahkan riset mereka untuk menemukan cara-cara terbaik untuk
merancang pekerjaan yang efisien. Studi gerak dan waktu membeberkan sesuatu
disiplin baru, yaitu teknik industri. Berbagai upaya tersebut menunjukkan bahwa
spesialisasi adalah elemen kunci dalam desain pekerjaan. Bila para pegawai bekerja
berulang-ulang sampai batas tertentu, tingkat keluarannya bisanya lebih tinggi.
Penemuan-penemuan para peneliti ini dapat diterapkan dalam era komputerisasi
sekarang.
Berikut ini adalah elemen-elemen organisasi dalam desain pekerjaan menurut
Handoko (2001:35) :
1. Pendekatan Mekanistik Pendekatan mekanistik berusaha untuk
mengindentifikasikan setiap tugas dalam suatu pekerjaan agar tugas-tugas dapat
diatur untuk menimbulkan waktu dan tenaga para pegawai. Setelah identifikasi tugas
selesai, sejumlah tugas dikelompokkan menjadi satu perkejaan. Hasilnya adalah
spesialisasi. Pendekatan ini mendekatkan efisiensi waktu, tenaga, biaya tenaga kerja,
latihan dan pengembangan. Teknik ini masih secara luas digunakan dalam operasi-
operasi perakitan, dan terutama efektif bila para pegawai kurang berpendidikan atau
kurang mempunyai pengalaman.
2. Aliran kerja Aliran kerja dalam suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh sifat
produk atau jasa. Produk atau jasa biasanya menentukan urutan dan keseimbangan
pekerjaanpekerjaan sehingga dibutuhkan aliran kerja dari suatu kegiatan.
3. Praktek-praktek kerja Praktek-praktek kerja merupakan cara-cara bagaimana
pelaksanaan kerja yang ditetapkan. Metode praktek kerja ini bisanya terbentuk dari
tradisi atau kesempatan kolektif para pegawai atau bagian kontrak (perjanjian) kerja
dari serikat buruh. Hal ini mengurangi flerksibilitas departemen personalia dalam
merancang pekerjaan-perkerjaan.
B. Elemen-elemen Lingkungan

Handoko (2001:35) menjelaskan bahwa Elemen-elemen lingkungan merupakan


aspek kedua dalam desain perkerjaan. Para perancang pekerjaan tidak dapat
mengabaikan pengaruh lingkungan eksternal. Elemen-elemen lingkungan pokok
dalam desain pekerjaan adalah kemampuan dan tersedianya para pegawai potensial
serta pengharapan-pengharapan sosial. Pertimbangan efisiensi harus diselaraskan
dengan kemampuan dan tersedianya pegawai yang akan melaksanakan pekerjaan.
Misalnya banyak lowongan kerja yang kadang-kadang sulit untuk diisi karena tidak
tersedianya calon pegawai yang mempunyai kemepuan tertentu. Selain itu desain
pekerjaan juga dipengaruhi oleh pengharapan masyarakat. Misalnya masyarakat di
lokasi perusahaan, meskipun tidak mempunyai keterampilan, namun kenyataannya
sering menuntut langan kerja. Disamping itu masyarakat yang mempunyai
keterampilan mempunyai pengharapan yang lebih tinggi dalam hal kualitas
kehidupan kerja. Meskipun aliran dan praktek-praktek kerja mungkin menyarankan
suatu desain perkerjaan tertentu, namun pekerjaan harus memenuhi harapan-harapan
para pegawai dan masyarakat.

C. Elemen-elemen Keperilakuan
Menurut Handoko (2001:36) elemen-elemen keperilakuan perlu
mempertimbangkan beberapa aspek dalam desain pekerjaan, yaitu :
a. Otonomi
Otonomi mempunyai pengertian bahwa dalam melaksanakan tugas-tugas
dan tanggung jawab atas pekerjaan. Seorang pegawai diberikan wewenang
untuk mengambil keputusan yang dibutuhkan dalam bidang tugasnya. Dengan
diberikannya wewenangpengambilan keputusan maka berarti akan
bertambahnya tanggung jawab, sehingga akan cenderung meningkatkan
perasaan dipercaya dan dihargai. Kurangnya otonomi akan menyebabkan
pegawai menjadi apatis atau menurun prestasi kerjanya. Hal ini akan
mengakibatkan turunnya kepuasan kerja pegawai dalam melaksanakan
tugasnya.
b. Variasi
Variasi pekerjaan sangat dibutuhkan oleh pegawai dalam melaksanakan
tugasnya. Dengan variasi pekerjaan yang baik maka tingkat kebosanan dalam
melaksanakan tugas akan dapat ditekan. Apabila seseorang pegawai telah
merasa bosan maka timbul rasa lelah. Kelelahan yang berlanjut akan
mengakibatkan kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan tugas. Dengan
adanya kesalahan-kesalahan ini maka seorang pegawai akan ditegur oleh
atasannya. Dengan tguran ini maka soerang pegawai dapat merasa tidak
senang dan tidak puas dalam melaksanakan tugasnya.
c. Indentitas tugas
Identitas pekerjaan merupakan ciri-ciri, jenjang atau tingkatan dan
klasifikasi dari suatu pekerjaan. Bila pekerjaan tidak mempunyai identitas
yang jelas, maka para pegawai akan kurang merasa bertanggung jawab atas
pekerjaannya. Hal ini berarti bahwa kontribusi (sumbangan-sumbangan atau
hasil pekerjaan) para pegawai tidak tampak dengan jelas, sehingga kepuasan
kerja dapat menurun.
d. Umpan balik
Bila pekerjaan-perkerjaan yang dilaksanakan pegawai memberikan umpan
balik tentang seberapa baik pelaksanaan pekerjaan mereka, maka para
pegawai akan mempunyai pedoman dan motivasi untuk melaksanakan
perkerjaan dengan lebih baik. Hasil atau nilai prestasi kerja pegawai dalam
melaksanakan tugasnya haruslah diberitahukan sehingga dapat
memperbaikinya atau dapat meningkatkannya. Sehingga kepuasan kerja dari
pegawai dapat ditingkatkan.

6. Deskripsi Jabatan

Deskripsi Jabatan merupakan hasil pertama dari analisis jabatan. Deskripsi jabatan dapat
diartikan sebagai suatu statement yang teratur dari berbagai tugas dan kewajiban suatu jabatan
tertentu. Deskripsi jabatan adalah penjelasan tentang suatu jabatan, tugas-tugas, tanggungjawab,
wewenang dan sebagainya.

Penyusunan statement ini hendaknya bisa mudah dipahami. Cara seperti ini mungkin bisa
dipergunakan:

1. Identifikasi jabatan

2. Ringkasan jabatan

3. Tugas yang dilaksanakan

4. Pengawasan yang diberikan dan yang diterima

5. Hubungan dengan jabatan-jabatan lain

6. Bahan-bahan, alat-alat dan mesin-mesin yang dipergunakan

7. Kondisi kerja

8. Penjelasan istilah-istilah yang tidak lazim

9. Komentar tambahan untuk melengkapi penjelasan diatas.


BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Sistem desain kerja adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi dan saling
berkaitan untuk meningkatkan kepuasan kerja yang berhubungan dengan produktifitas kerja dan
membentuk pekerjaan yang lengkap, agar mencapai efektifitas dan efesiensi kerja. Keberhasilan
mendesain pekerjaan dalam suatu organisasi, banyak sedikitnya dipengaruhi oleh factor yang
berasal dari dalam organisasi ,maupun faktor dari luar organisasi itu sendiri.

Menurut penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa sistem desain kerja sangat amat
diperlukan untuk meningkatkan kualitas kerja dalam membentuk pekerjaan yang sempurna agar
dapat tercapainya keefektifitasan dan efesiensi kerja. Dalam mendesain pekerjaan dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam organisasi maupun faktor dari luar organisasi.

2. Saran

Sistem desain kerja merupakan suatu cara untuk membentuk pekerjaan yang ideal dengan cara
meningkatkan kualitas kerja. Oleh karena itu, kita harus dapat membuat desain kerja yang sesuai
dengan apa yang kita perlukan agar pekerjaan dapat meningkatkan kepuasan dan kualitas kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T Hani. (2009). Manajemen. Yogyakarta: BPFE

http://m.kompasiana.com/post/read/652919/1/teknik-desain-kerja.html

http://news.liputan6.com/read/2189524/asal-usul-penerapan-sistem-e-budgeting-di-
pemprov-dki

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/28072/Chapter%20II.pdf

Mukhtar, Mukhneri. (2008). Manajemen Sistem. Jakarta: BPJM

Winardi dan Nisjar Karh i,(1997) Teori sistem dan pendekatan sistem dalam bidang
manajemen

Handoko, Hani T. Manajemen Personalia dan sumber Daya Manusia. Yogyakarta:


1993.

Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia: Pendekatan


Administratif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Putra, Indrawan.”Teknik Desain Kerja”.23 Februari 2015.


http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2014/05/01/teknik-desain-kerja652919.html

Ramli, Dewi. “Desain Pekerjaan”. 23 Februari 2015.


http://dewiramli.blogspot.com/2011/11/desain-pekerjaan-dan-recruitment.html

Dr. T.Hani Handoko, M.B.A. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
BPFE. Yogyakarta. 1988.

Hidayatun, Nurul. “Contoh Analis Pekerjaan”. 26 Februari 2015.


http://hidayatunnurul9.blogspot.com/2013/04/contoh-analisis-pekerjaan.html

Fialam, Alif. “Desain Pekerjaan dan Pengembangan Peran”. 27 Februari 2015


https://www.academia.edu/7053843/Desain_Pekerjaan_dan_Pengembangan_Pera

Anda mungkin juga menyukai