Anda di halaman 1dari 2

Integralistik Kehidupan Nasional

1. Integralistik Bidang Politik


 Kehidupan bidang politik dapat dibagi ke dalam dua sektor, yaitu:
a. Sektor masyarakat, mewujudkan suatu pernyataan keinginan dan tuntutan masyarakat
(social demand) yang berfungsi sebagai masukan (input).
b. Sektor pemerintah, mempertimbangkan dan membicarakan tuntutan tersebut dengan
menentukan kebijaksanaan yang berfungsi sebagai keluaran (output), yaitu dengan
menentukan kebijaksanan umum yang berupa keputusan politik (political decision).
 Dalam kehidupan politik yang integralistik menuntut keseimbangan antara masukan dan
keluaran, yang berbentuk keseimbangan yang dinamis dan serasi antara inisiatif pemerintah
dan partisipasi masyarakat.
 Implementasi integralistik di bidang politik terjelma dalam negara kesatuan yang berbentuk
republik dengan pemerintahan berdasar atas sistem konstitusi hasil kesepakatan bersama dan
menolak pemerintahan absolutism (kekuasaan dan kewenangannya tidak terbatas)
 Dari segi kehidupan politik, negara Indonesia bukan hasil perjanjian orang seorang yang
bebas seerti dalam cara pandang individualistik, melainkan negara merupakan kesatuan
kehidupan bersama atas dasar rahmat Tuhan Yang Maha Esa, didorong oleh keinginan luhur
dalam hidup bersama supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas untuk memajukan
kesejahteraan bersama dalam bentuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

2. Integralistik Bidang Ekonomi


 Dalam paham integralistik di bidang ekonomi, negara berusaha menyusun suatu sistem
ekonomi atas dasar kebersamaan dan kekeluargaan dengan menentukan adanya tiga sektor
pelaku utama ekonomi, yaitu sektor negara, sektor swasta, dan sektor koperasi.
 Dalam sistem ekonomi integralistik ditegaskan bahwa sektor negara sebagai pelaku ekonomi
pertama harus menguasai semua kekayaan alam yang terkandung, baik di air maupun di
dalam bumi sebagai modal dasar pembangunan bangsa untuk mencapai cita-cita yang
disepakati bersama, dan dipergunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat.
 Sistem ekonomi integralistik Indonesia, sebagai pelaku ekonomi kedua adalah seorang atau
swasta yang ditegaskan hanya boleh berusaha di bidang yang tidak menguasai hajat hidup
orang banyak. Atau dengan kata lain perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang
banyak boleh ada di tangan orang seorang.
 Sebagai pelaku ekonomi ketiga dalam sistem ekonomi integralistik adalah koperasi, yang
harus juga berlandaskan demokrasi ekonomi, kemakmuran untuk semua orang.
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
 Dasar utama ketiga sektor pelaku sistem ekonomi integralistik adalah sama, yaitu
kebersamaan dan kekeluargaan, dan ketiganya bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat.

3. Integralistik Bidang Sosial Budaya


 Dalam negara yang berpaham integralistik subsistem sosial budaya yang paling dominan
memengaruhi kehidupan kenegaraan ada tiga hal, yaitu kehidupan keagamaan, pendidikan
nasional, dan kebudayaan nasional.
 Dasar kebersamaan dan kekeluargaan dalam kehidupan beragama harus selalu dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia dalam bernegara. Semua warga negara diberi
kemerdekaan untuk memeluk agamanya, dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya
masing-masing. Dalam hal perbedaan beragama, setiap warga negara bersikap tenggang
rasa, saling menghormati dan menghargai sesama dalam rangka persatuan dan kesatuan
dalam bernegara.
 Dalam negara yang berpaham integralistik diperlukan suatu sistem pendidikan yang mampu
membawa masyarakat ke arah pencapaian tujuannya dengan berlandaskan kebersamaan dan
kekeluargaan. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Dengan demikian,
pendidikan harus ditangani bersama oleh negara dan masyarakat. Pemerintah harus
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang mengarah ke
terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
 Dalam negara yang berpaham integralistik, kebudayaan harus diusahakan menuju kea rah
kemajuan adab budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari
kebudayaan asing yang dapat memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi
serajat kemanusiaan bangsa Indonesia.

4. Integralistik Bidang Hankam


 Pertahanan keamanan (hankam) adalah upaya rakyat semesta dengan angkatan bersenjata
sebagai intinya untuk mencapai keamanan masyarakat, bangsa, dan negara, serta keamanan
hasil perjuangannya.
 Pertahanan keamanan merupakan salah satu usaha partisipasi masyarakat dan inisiatif
pemerintah dalam menegakkan ketahanan nasional.
 Pelaksanaan pertahanan keamanan dalam negara yang berpaham integralistik harus
dilaksanakan atas dasar kebersamaan dan kekeluargaan, dilakukan dengan menyusun,
mengerahkan, serta menggerakkan seluruj potensi dan kekuatan masyarakat dalam semua
bidang kehidupan nasional secara terkoordinasi.
 Doktrin pertahanan keamanan merupakan asas dan pedoman perwujudan sistem pertahanan
keamanan yang antara lain mencakup:
a. Masalah pertahanan keamanan negara terhadap ancaman dan gangguan dari luar.
b. Masalah pemeliharaan keamanan dalam mengatasi gangguan dan hambatan dari dalam.
c. Masalah perwujudan dan pemeliharaan kestabilan serta keamanan wilayah.
 Doktrin pertahanan keamanan harus berlandaskan pada Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia, yang bermuara dari jiwa bangsa Indonesia yang menjadi kepribadian
bangsa Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, yang dirumuskan dalam
bentuk wawasan nasional yang berintikan kekompakan, kesatuan dan persatuan, serta
keterpaduan antara pemerintah, angkatan bersenjata, dan rakyat yang akan mewujudkan
suatu sistem pertahanan keamanan yang terpadu.
 Sistem pertahanan keamanan yang diperlukan dewasa ini ialah sistem yang merupakan
perpaduan antara sistem senjata teknologi dan sistem senjata sosial, karena pertahanan
keamanan mencakup kehidupan nasional, sehingga seluruh rakyat dan semua potensi
nasional harus turut serta di dalamnya.
 Selain itu, perlu juga adanya pendidikan kewarganegaraan untuk menanamkan kesadaran
tentang pertahanan keamanan nasional melalui pendidikan nasional, karena setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara, yang berarti warga
negara berhak bela negara dan wajib bela negara.
 Pendidikan kewarganegaraan juga merupakan sarana untuk menumbuhkembangkan
keselarasan dan kemampuan berpikir dan bersikap serta bertata laku secara komprehensif
integral dalam rangka upaya ketahanan nasional atau geostrategi Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai