Anda di halaman 1dari 8

PERSILANGAN IKAN MOLLY

Bagus Ansani Takwin


C1K017013

Abstrak

Ikan molly adalah salah satu jenis ikan hias asing di Indonesia. Ikan ini
berasal dari Meksiko, tersebar secara luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia.
Black molly merupakan varian warna dari ikan molly yang dibedakan dari warna
tubuhnya yakni warna hitam. Ikan black molly adalah ikan yang berkembang biak
dengan cara melahirkan.Tujuan praktikum ini untuk mengetahui cara ikan molly
berkembangbiak dan melihat adanya variasi fenotip pada hasil persilangan karena
adanya gen warna yang dominan. Ikan molly yang dilakukan perkawinana
memiliki warna kuning dan hitam. Warna Induk ikan molly yang digunakan untuk
perkawinan 1:1 yaitu ikan dan ikan betina masing-masing 1, ikan kemudian
dimasukkan didalam toples atau akuarium dan dimasukkan substrat sebagai
perangsang proses perkawinan, selama dilakukan proses perkawinan. Dari hasil
perkawinan ikan molly yang dilakukan menghasilkan 10 anakan ikan molly. Hal
ini terjadi karena ukuran induk betina yang tidak terlalu besar. Tamsil dan
Hasnidar (2019) menyatakan semakin besar ukuran induk maka jumlah larva yang
dikandung cenderung semakin banyak. Dari 10 ekor anakan yang dipijahkan, 6
diantaranya berwarna hitam dan orange dan 4 lainnya berwarna abu dan hitam
Pada pemeliharaan hari ke 30 ikan yang dihasilkan dari hasil perkawinan
memiliki heterozigot dominan, karena pasangan gen yang sama dan muncul pada
keturunannya dan ada juga beberapa ikan yang memiliki sifat resesif, sifat resesif
adalah sifat yang muncul tidak sama seperti keturunannya, dilihat dari fenotipnya
muncul warna lain dari hasil perkawinan.

Kata kunci :Dominan, ikan molly, perkawinan, resesif,


PENDAHULUAN

Ikan hias merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai
ekonomis tinggi dan juga merupakan satu diantara komoditas ekspor di Indonesia.
Hal ini memberikan peluang para pembudidaya untuk meningkatkan produksi
ikan hias di Indonesia. Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan
aquarium. Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus
meningkat, terutama ikan hias air tawar. Salah satu ikan hias yang perlu
dikembangkan produksinya adalah ikan hias molly (Poecilia latipinna).

Ikan molly adalah salah satu jenis ikan hias asing di Indonesia. Ikan ini
berasal dari Meksiko, tersebar secara luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia.
Black molly merupakan varian warna dari ikan molly yang dibedakan dari warna
tubuhnya yakni warna hitam. Ikan black molly adalah ikan yang berkembang biak
dengan cara melahirkan.

Ikan molly umumnya berukuran kecil namun dapat mencapai panjang 15


cm. Lama hidupnya kurang lebih tiga tahun dan melakukan proses reproduksi
kurang lebih 15 bulan. Ikan molly mempunyai fekunditas tinggi, periode
kehamilan pendek, dan proses reproduksinya cepat. Selain itu musim reproduksi
umumnya berlangsung panjang yaitu kurang lebih tujuh bulan. Untuk
membedakan jantan dan betina dapat diamati dari bentuk tubuhnya (dimorfisme
seksual). Ikan jantan memiliki sirip punggung yang lebih panjang dan lebih tinggi
dan bisa diperpanjang seperti layar, betina memiliki sirip punggung bundar yang
lebih kecil. Jantan dewasa juga dapat dibedakan dengan kehadiran gonopodium,
modifikasi dari sirip dubur menjadi batang seperti organ persetubuhan yang
digunakan untuk fertilisasi internal (Tamsil,2019).

Dengan metode cross breeding dapat menghasilkan ikan molly yang


unggul dari segi warna ataupun bentuk tubuhnya.warna indukan perlu
diperhatikan, biasanya induk ikan molly pada bagian alat kelamin ditandai dengan
warna agak merah berarti ikan tersebut sudah siap untuk dikawinkan. Oleh karena
itu pentingnya praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara ikan molly
berkembangbiak dan melihat adanya variasi fenotip pada hasil persilangan karena
adanya gen warna yang dominan.

METODE PRAKTIKUM

Praktikum Genetika dan Pemuliaan Ikan dilakukan pada Kamis, 12 Maret


2020 di Laboratorium Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
Universitas Mataram dan kemudian dilanjutkan pemeliharaan ikan molly di rumah
masing-masing praktikan. Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum
ini adalah akuarium, toples, aerator, selang aerasi, batu aerasi, seser, induk ikan
molly jantan dan betina, pellet, hydrilla, dan kuning telur.
Cara kerja pada praktikum ini adalah pertama disiapkan alat dan bahan,
kemudian dicuci akuarium yang akan digunakan dan diisi air. Dimasukkan 1
induk jantan dan 1 induk betina ikan molly ke dalam akuarium. Diberi pakan
induk molly dua kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari setiap harinya.
Dipelihara induk molly hingga memijah secara alami. Pada masa pemeliharaan
kolam akuarium berukuran 65 cm x 35 cm x 35 cm dengan jumlah air 10 liter, dan
dilakukan pergantian air selama 1 minggu sekali, Selama pemeliharaan tidak
dilakukan penyiponan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Tabel hasil perkawinan ikan Black molly.

Jenis Jumlah induk Warna induk Jumlah Lama


kelamin anakkan pemeliharaan
induk
Betina
1 ekor Hitam dan Jumlah
orange anakannya 30 hari
yaitu 10
-pertama
Jantan 1 ekor Hitam dan anakan
orange lahir
berwarna
hitam
Setelah
diperihara
satu bulan
warna
anakan
berubah ada
yang hitam
dan orange
dan
berubah
menjadi
abu

3.1 Induk Ikan Molly

Ikan molly yang dilakukan perkawinana memiliki warna kuning dan


hitam. Warna Induk ikan molly yang digunakan untuk perkawinan 1:1 yaitu ikan
dan ikan betina masing-masing 1, ikan kemudian dimasukkan didalam toples atau
akuarium dan dimasukkan hidrylla sebagai perangsang proses perkawinan, selama
dilakukan proses perkawinan. untuk memilih induk harus diperhatikan warna
ikan, yaitu hendaknya memilih warna ikan yang berwarna hitam dan mengkilap.
umur ikan dapat berbeda antara jantan dan betina. untuk pemilihan induk
sebaiknya tidak kurang dari 6 bulan dengan panjang betina minimal 5 cm, dan
jantan 3 cm, hal ini sependapat dengan Tamsil (2019) bahwa untuk membedakan
jantan dan betina dapat diamati dari bentuk tu-buhnya (dimorfisme seksual). Ikan
jantan me-miliki sirip punggung yang lebih panjang dan lebih tinggi dan bisa
diperpanjang seperti layar, betina memiliki sirip punggung bundar yang lebih
kecil. Jantan dewasa juga dapat dibedakan dengan kehadiran gonopodium,
modifikasi dari sirip dubur menja-di batang seperti organ persetubuhan yang digu-
nakan untuk fertilisasi internal. Dikroma-tisme seksual yaitu perbedaan jantan dan
betina dari warna tubuhnya, ikan jantan bewarna lebih cemerlang dan betina lebih
pucat. Dan diperkuat oleh yunisari (2017) menyatakan bahwa warna pada ikan
hias akan lebih terlihat terang dan cemerlang saat ikan memasuki masa usia
memijah.
(Gambar 1. Induk Ikan Molly)
Induk black molly melahirkan ank-anaknya pada hari ke 15 waktu
pemeliharaan, Ikan molly bersifat ovovivipar, yaitu pembuahan terjadi di dalam
tubuh, embrio disimpan dan terus berkembang dalam tubuh induk, akan dilahirkan
sebagai anak setelah kurang lebih 20 hari masa kehamilan. Ikan betina mampu
menyimpan sperma dalam tubuhnya sehingga dari satu kali perkawinan dapat
melahirkan sampai tiga kali dengan jarak waktu antar kehamilan 7-43 hari,
dengan selang waktu antara melahirkan anak dengan pemisahan induk betina dari
jantannya berkisar 16-35 hari. Hal ini sesuai dengan Yunisari (2017) menyatakan
bahwa Induk jantan Mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip
perut) yang merupakan modifikasi sirip anal yang panjang,tubuhnya
ramping,warnanya lebih cerah, sirip punggung lebih panjang, kepalanya agak
besar sedangkan induk betina yaitu dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium,
tetapi berupa sirip halus, tubuhnya gemuk, warnanya kurang cerah, sirip
punggung biasa dan kepalanya agak runcing. pada ikan ovovivipar bentuk tubuh
ikan betina dewasa cenderung lebih besar daripada ikan jantan, terutama mereka
yang mengandung anak di dalam perutnya.

3.2 Persilangan ikan molly

Dari hasil perkawinan ikan molly yang dilakukan menghasilkan 10 anakan


ikan molly. Hal ini terjadi karena ukuran induk betina yang tidak terlalu besar.
Tamsil dan Hasnidar (2019) menyatakan semakin besar ukuran induk maka
jumlah larva yang dikandung cenderung semakin banyak. Pada saat baru
dilahirkan, larva ikan molly dominan berwarna hitam, hal ini sependapat dengan
Andriani, et al., (2018) menyatakan warna pada ikan disebabkan adanya sel
kromatofora yang terdapat pada kulit bagian dermis, terbentuknya warna dalam
tubuh ikan dikarenakan karotenoid yang larut dalam lemak akan dicerna pada
bagian usus oleh enzim lipase pankreatik, akan menghidrolisis trisgliserida
menjadi monogliserida dan asam lemak.

Gambar 2. Anakan Pertama Lahir dan anakan setelah dipelihara 30 hari


Dari 10 ekor anakan yang dipijahkan, 6 diantaranya berwarna hitam dan
orange dan 4 lainnya berwarna abu dan hitam. Hal ini diperkuat oleh Keong et al
(2011) menyatakan pengamatan yang paling menonjol karena warna hitam dan
abu-abu dapat dengan mudah dibedakan. Oleh karena itu, dapat dipostulatkan
bahwa penyilangan kembali dalam molly memberikan kontribusi yang tidak
menambah warna hitam, menyebabkan pengenceran hitam menjadi abu-abu.
Lebih jauh dari ini, pengamatan serupa ditemukan di persilangan saudara F2
penuh, di mana dua dari progeni non-hitam menunjukkan berkurangnya warna
tubuh dan mata. Studi ini menunjukkan bahwa persilangan seksual antara ikan
yang berhubungan secara genetik baik melalui silang balik atau persilangan
saudara kandung penuh tampaknya menunjukkan pengenceran dalam warna tubuh
molly. Hal ini semakin diperkuat oleh Marquez et al., (2016) juga menyatakan
bahwa hubungan antara fekunditas ikan molly dengan ukuran tubuhnya
menunjukkan korelasi yang signifikan. Pada saat baru dilahirkan, larva ikan
molly dominan berwarna hitam dengan sedikit orange keabuan di daerah kepala.

Pada pemeliharaan hari ke 30 ikan yang dihasilkan memeiliki perubahan


warna yang jelas dari warna hitam pada saat anakkan lahir berubah menjadi hitam
orange, dan orange pucat keabuan dan hitam. Dari variasi fenotipe tersebut
muncul sifat resesif yaitu orange pucat keabuan. Dari hasil perkawinan memiliki
heterozigot dominan, karena pasangan gen yang sama dan muncul pada
keturunannya dan ada juga beberapa ikan yang memiliki sifat resesif, sifat resesif
adalah sifat yang muncul tidak sama seperti keturunannya, dilihat dari fenotipnya
muncul warna lain dari hasil perkawinan, Mustami (2013) menyatakan sifat
resesif merupakan sifat yang dikalahkan atau tertutupi oleh sifat lain. Kedua induk
ikan molly tidak memiliki sifat tersebut namun sifat tersebut turun kepada salah
satu anakannya. Dari hasil perkawinan sedarah, muncul warna lain yaitu berupa
warna keabuan sehingga menimbulkan sifat resesif. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Laimeheriwa (2012) bahwa induk yang dilakukan perkawinan sedarah,
yaitu Gen C dan gen c' mengendalikan warna hitam dan putih yang bersifat
aditif. Kedua-duanya tidak ada yang dominan, karena itu genetipe Cc'
menghasilkan warna baru yang intermediet dari warna hitam dan putih,
yaitu abu-abu, atau warna yang lain dari warna kedua tetuanya. Alasan yang
utama perbedaan individu atas homozigot dan heterozigot, karena bentuk gen
yang berbeda (allel) akan menghasilkan bentuk-bentuk yang berbeda pula protein
dari gennya. Umpamanya beragam warna ikan dihasilkan juga oleh beragam
allel yang mengendalikan warna tersebut.

Gambar 3. Anakan Ikan Molly

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa :
1. Ikan molly (Poecilia latipinna) berkembang biak secara ovovivipar, yaitu
pembuahan terjadi di dalam tubuh, embrio disimpan dan terus berkembang
dalam tubuh induk, akan dilahirkan sebagai anak setelah kurang lebih 20
hari masa kehamilan
2. Ikan yang dihasilkan dari hasil perkawinan ikan molly memiliki variasi
fenotip yang dominan yaitu warna hitam dan orange, akan tetapi ada
beberapa ikan yang resesif yaitu berwarna hitam dan abu.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Y., Maesaroh, T.R.S., Yustiani, A., dan Zidni, I. 2018. Kualitas Warna
Benih Ikan Mas Koki (Carassius auratus) Oranda pada Berbagai Tingkat
Pemberian Tepung Spirulina platensis. Jurnal Chimica et Natura Acta.
Vol.6(2):49-55.
Campbell, Neil A. Reece, Jane B. dan Can Mitchell. 2010. Biologi Jilid I Edisi.
Jakarta: Erlangga.

Indra, Widi Kesuma. 2013. Penentuan Jenis Kelamin Serta Gen Tunggal
Dominan Lengkap Pada Ikan Hias Air Tawar. UL Press. Lampung.
Kedelapan. Erlangga. Jakarta.
Keong, B.P. et al.2011. Polygenic Inheritance of Background Body Colour in
Hybrids of Poecilia latipinna and Poecilia sphenops. Journal of fisheries
and aquatic sciences. Vol 6 (7):822-827.

Laimeheriwa, B.M.2012. Pedoman Pengkajian Fenotip Kualitatif dalam Unit


Pembenihan Ikan. Masyarakat Akuakultur Indonesia, Universitas
Pattimura
Marquez, J.L.G., Mendoza, B.P., dan Santiago, J.L.G. 2016. Reproductive
Biology of Poecilia sphenops Valenciennes, 1846 (Cyprinidontiformes:
Mustami, M.K. 2013. Genetika. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin.
Tamsil, Andi., dan Hasnidar. 2019. Aspek Biologi Reproduksi Ikan Molly,
Poecilia latipinna (Lesueur 1821) di Tambak Bosowa Kabupaten Maros.
Jurnal Iktiologi Indonesia, vol. 19(3):375-390.
Yunisari., Niken Ayu Pamukas., Usman M. Tang. 2017. The Effect of Addition of
Carrot Flour (Daucus Carrota L) In Feeding to Color Brightness, Growth
and Survival of Molly Fish (Poecilla sphenops) On Recirculation
System. Journal Unri.

Anda mungkin juga menyukai