Anda di halaman 1dari 40

1.

Teori Positif Kebijakan Akuntansi

Penelitian pasar modal selama tahun 1970-an memberikan langkah besar ke

depan dalam menjelaskan efek akuntansi atas investasi saham, khususnya efek

akuntansi terhadap harga saham dan penjualan saham / volume pembelian.

Namun, hal itu tidak mampu meyakinkan investor dalam membuat keputusan

dalam membeli atau menjual saham. Untuk memahami pentingnya pilihan

akuntansi, diperlukan pememahaman akan prinsip- prinsip ekonomi fundamental

yang mendasarinya. Literatur menyelidiki isi informasi pasar modal dari laba

yang diterima efficient markets hypothesis (EMH) sebagai realitas deskriptif.

Seperti teori harga klasik, EMH bergantung pada asumsi pasar yang sempurna

seperti informasi yang tersedia secara bebas, biaya transaksi nol, tidak ada

pajak dan tidak ada kontrol monopoli (semua partisipan adalah pengambil

harga). Berdasarkan asumsi ini, harga akan segera disesuaikan untuk memberikan

informasi akuntansi.

Asumsi EMH yang ketat dalam penelitian awal akuntansi positif berarti

bahwa peneliti pasar modal tidak bisa selalu menjelaskan mengapa harga saham

tidak segera merespon informasi akuntansi seperti yang telah diprediksi. Dengan

demikian, ketika mereka menyelidiki reaksi pasar terhadap rilis praktik akuntansi

dan pendapatan perusahaan, peneliti membuat beberapa pengamatan signifikan

yang mendorong minat pada pengembangan teori positif atas pilihan kebijakan

akuntansi. Pengamatan tersebut dijelaskan di bawah ini :

Pertama, Sebelum setiap peraturan mengharuskan mereka untuk

melakukannya, banyak perusahaan telah memberikan laporan akuntansi.


Selanjutnya, laporan tersebut diaudit dan baik persiapan akun serta audit

tersebut membutuhkan biaya. Oleh karena itu, manajer yang rasional

tidak akan mengijinkan perusahaan untuk mengeluarkan biaya ini jika

mereka tidak melihat adanya manfaat dari penyediaan informasi akuntansi

ini. Pengamatan itu menyebabkan peneliti mempertanyakan apa yang

akan menjadi manfaat bagi perusahaan jika mereka secara sukarela

mengeluarkan biaya untuk menyiapkan laporan keuangan.

Kedua, Perusahaan melakukan lobi dalam kaitannya dengan standar

akuntansi yang diusulkan. Sekali lagi, lobi adalah kegiatan yang mahal dan

manajer yang rasional akan terlibat di dalamnya hanya jika manfaatnya

melebihi biaya. Para peneliti mulai bertanya apa yang akan menjadi

manfaat dari lobi.


Ketiga, Perusahaan membuat pola yang konsisten dari pilihan

kebijakan akuntansi di antara berbagai alternatif yang bersaing dan

pilihan kebijakan akuntansi ini tampaknya akan terkait dengan

karakteristik (atribut) dari perusahaan. Para peneliti ingin tahu

untuk menjelaskan alasan hubungan ini.

Keempat, Secara keseluruhan, perusahaan cenderung memilih

metode akuntansi yang menerapkan tindakan konservatif laba,

aset dan ekuitas

Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses yang

menggunakan kemampuan, pemahaman dan pengetahuan akuntansi serta

penggunaan kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi

kondisi bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan

memprediksi praktik-praktik akuntansi. Tuntutan atas adanya suatu

pendekatan positif terhadap akuntansi memunculkan dua teori, yaitu

teori kontrak dan teori keagenan.

Teori Kontrak

Teori kontrak menggambarkan perusahaan sebagai perhubungan hukum

(legal nexus) atau koneksi atas hubungan kontraktual antara pemasok

dan konsumen atas faktor-faktor produksi. Perusahaan itu ada karena

biaya individu untuk bertransaksi (atau kontrak) melalui organisasi pusat

lebih rendah daripada melakukannya secara individual. Dalam arti yang

lebih umum, daripada semua pemasok faktor-faktor produksi (tanah,


tenaga kerja dan modal) secara individual melakukan kontrak dengan

konsumen atas output mereka, lebih baik kontrak ini diambil oleh

perusahaan untuk menghubungkan antara beberapa kelas pemasok dan

konsumennya.

Coase berpendapat bahwa perusahaan akan ada karena perusahaan

merupakan bentuk yang paling efisien dari kontrak penghubung (nexus)

dalam mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan ekonomi serta

mengurangi biaya kontrak. Meskipun penting untuk memahami bahwa

perusahaan melibatkan multiplisitas kontrak, teori akuntansi positif

biasanya berfokus pada dua jenis kontrak, yakni management contracts

dan debt contracts. Kedua kontrak tersebut merupakan agency

contracts, yang mana dalam teori keagenan telah disediakan banyak

sumber penjelasan untuk praktik akuntansi yang sudah ada.

Teori Keagenan

Jensen dan Meckling menggambarkan hubungan agen seperti

yang timbul di mana ada kontrak di mana satu pihak (prinsipal)

melibatkan pihak lain (agen) untuk melakukan beberapa layanan atas

nama prinsipal. Berdasarkan kontrak, principal mendelegasikan beberapa

otoritas pengambilan keputusan kepada agen. Dalam situasi seperti ini,

baik prinsipal dan agen merupakan pihak yang akan memaksimalkan

utilitasnya dan tidak ada alasan untuk percaya bahwa agen akan selalu

bertindak demi kepentingan terbaik bagi prinsipal. Masalah keagenan yang


timbul adalah masalah yang mendorong agen untuk bersikap seolah-olah

ia sedang memaksimalkan prinsip kesejahteraan. Sebagai contoh, di mana

agen adalah manajer perusahaan, manajer telah insentif meningkatkan

konsumsi perquisites seperti penggunaan mobil perusahaan, akun biaya,

atau ukuran pembayaran bonus dengan mengorbankan para pemegang

saham.

Masalah keagenan nantinya akan menimbulkan biaya agensi atau biaya

keagenan. Pada tingkat yang paling umum, biaya agensi adalah jumlah

(uang) dari penurunan kesejahteraan yang dialami oleh principal karena

perbedaan kepentingan dari pemegang saham dan agen. Jensen dan

Meckeling membagi biya agensi menjadi tiga, yaitu :

1. Biaya pemantauan (monitoring costs)

Monitoring cost adalah biaya pemantauan perilaku agen. Biaya

pemantauan dikeluarkan oleh pemegang saham untuk mengukur,

mengamati dan mengontrol perilaku agen. Contoh dari biaya

pemantauan adalah biaya audit, biaya penetapan rencana

kompensasi manajemen, batasan anggaran, aturan operasi.

2. Biaya obligasi (bonding costs)

Biaya obligasi adalah biaya agen untuk membuat dan mematuhi

mekanisme yang menjamin bahwa agen akan berperilaku sesuai

dengan kepentingan prinsipal, ataupun untuk menjamin bahwa agen

akan mengkompensasi prinsipal jika agen bertindak tidak sesuai

dengan kepentingan prinsipal.


3. Kerugian sisa (residual costs)

Kerugian sisa adalah biaya yang akan ditanggung dan potensi

kerugian dari hasil jangka panjang atas tindakan agen yang tidak

sesuai dengan kepentingan principal.

Jika informasi manajemen dan pemegang saham dalam bentuk efisien

kuat, maka pasar akan memiliki informasi mengenai insentif dan peluang

agen untuk bertindak dalam cara yang bertentangan dengan kepentingan

prinsipal. Dalam keadaan tertentu harga akan dilindungi oleh pemegang

saham. Karena perlindungan harga adalah biaya ditanggung oleh agen

(agen menerima gaji kurang daripada seharusnya mereka), agen memiliki

insentif untuk obligasi untuk kepentingan pemegang saham dan

menanggung biaya pemantauan perilaku. Insentif ini meningkat oleh

kenyataan bahwa, di samping perlindungan harga, prinsip dapat menetap

dengan agen untuk perilaku disfungsional. Meskipun berbagai bentuk

pemerintahan, semua perilaku disfungsional agen tidak akan dihapuskan,

karena mekanisme ikatan beroperasi pada biaya dan agen akan

menanggung ini hanya sampai ke titik di mana biaya marjinal melakukan

hal sama dengan keuntungan marjinal. Daya tarik teori keagenan terletak

pada kenyataan bahwa atribut peran akuntansi sebagai bagian dari

mekanisme obligasi dan pemantauan – yang berkaitan erat dengan peran

pengelolaan akuntansi tradisional.

Masalah Agensi Manajer atau Pemegang Saham dan Proteksi Harga


Pemisahan kepemilikan dan pengendalian menunjukkan bahwa manajer,

sebagai agen dari shareholders, harus bertindak untuk kepentingan

mereka. Tapi kepentingan agen mungkin bertentangan dengan

kepentingan pemegang saham. Kepemilikan sebagian atau tidak ada

kepemilikan dari sebuah perusahaan oleh manajemen memberikan insentif

bagi manajer untuk berperilaku dalam cara yang bertentangan dengan

kepentingan pemegang saham karena manajemen tidak menanggung biaya

penuh dari setiap perilaku disfungsional.

Proporsi biaya yang ditanggung manajer menurun karena kepemilikan

manajer dalam perusahaan menurun. Oleh karena itu, semakin kecil

persentase kepemilikan manajer dalam perusahaan, semakin besar

kemungkinan manajer adalah untuk secara berlebihan perquisites dan

manfaat lainnya pada pekerjaan, atau syirik dengan cara lain.

Proteksi harga dalam hal ini mengambil dua bentuk. Ketika pemilik-

manajer menjual proporsinya atau bagiannya dalam perusahaan, Investor

membayar saham apa yang mereka pikir saham tersebut patut dimiliki.

Harga ini menggabungkan diskon untuk sejauh mana manajer diharapkan

untuk memberikan perhatian lebih banyak pada kepentingan pada

pekerjaan daripada kepentingan investor.

Dengan demikian, harga pemilik-manajer yang dibayar untuk

sahamnya mengurangi harapan terhadap pasar yang bertentangan perilaku

untuk meningkatkan kepentingannya, bahkan jika pemilik baru tidak

memonitor kinerja manajer. Jika pemilik baru melakukan memonitor


kinerja manajer semakin dekat, mereka akan menggaji manajer atas dasar

penilaian terhadap kemungkinan perilaku yang bertentangan dengan

kepentingan mereka. Sehingga , jika pasar yang efisien, maka para

pemegang saham baru menerima tingkat normal rata-rata pengembalian.

Para manajer akhirnya menanggung biaya pemegang saham dalam

memantau kinerja mereka dan perilaku yang diharapkan mereka yang

dapat mengurangi kekayaan pemilik. Oleh karena itu, mereka adalah

pihak yang memiliki insentif dalam kontrak untuk memiliki tindakan

mereka pantau, dan untuk membatasi tindakan mereka yang mengurangi

nilai perusahaan. Jika mereka menyediakan jaminan yang cukup kredibel

di muka bahwa mereka akan bertindak dalam kepentingan pemegang

saham, pasar akan membayar harga lebih tinggi untuk kepemilikannya,

dan ada kemungkinan monitoring menjadi kurang.

Manajer umumnya lebih memilih untuk berinvestasi dalam proyek

investasi yang kurang berisiko, proyek-proyek yang lebih rendah nilai

sekarang bersih karena mereka memiliki human capital yang didiversifikasi

signifikan dimana diinvestasikan dalam mengelola bisnis mereka. Artinya,

aset manajer yang paling berharga adalah sumber daya manusia mereka

sendiri serta keahlian manajemen , dan semua ini diinvestasikan di satu

perusahaan. Kehilangan pekerjaan atau kurang dibayar memiliki dampak

yang signifikan terhadap kekayaan manajer. Selanjutnya, risiko ini tidak

dapat sepenuhnya melakukan lindung nilai atau diversifikasi karena

manajer biasanya diperkerjakan hanya dalam satu posisi manajemen saja.

Diversifikasi melalui investasi pada perusahaan lain dapat mengurangi


risiko manajer karena SDM manajer adalah suatu aset utama bahwa

risiko yang terkait dengan itu jauh melebihi risiko yang terkait dengan

investasi lain. Dengan demikian, manajer menghindari risiko sehubungan

dengan manajemen mereka dari perusahaan hanya dalam kasus investasi

tinggi tetapi berisiko tinggi oleh perusahaan jika mengurangi nilai SDM

mereka. Manajer karena itu secara rasional lebih memilih untuk

meminimalkan risiko mereka sendiri daripada memaksimalkan nilai

perusahaan.

Sebuah contoh dari penghindaran resiko muncul jika manajemen dari

sebuah perusahaan penghasil batubara didirikan memiliki kesempatan

untuk membeli tambang emas dan operasi yang sangat spekulatif itu.

Tingkat pengembalian kepada pemegang saham bisa melebihi 100 persen

per tahun setelah pajak di masa mendatang. Di sisi lain, tambang bisa

gagal, memberikan hasil negatif terhadap perusahaan dan menyebabkan

kerugian, sehingga dana yang pemegang saham terima adalah negatif.

Adanya kemungkinan tingkat pengembalian yang sangat tinggi untuk

pemegang saham, pemegang saham ingin manajemen untuk berinvestasi di

tambang emas. Setelah semua, pemegang saham akan menuai hasil yang

tinggi dan, karena kewajiban terbatas, hanya kehilangan sejumlah nilai

dari jumlah nilai yang belum dibayar dalam saham mereka jika operasi

tidak berhasil.

Di sisi lain, manajer akan menolak dengan investasi di tambang

karena jika gagal, nilai aset mereka yang paling berharga, yaitu SDM
mereka akan jatuh dan mereka mungkin kehilangan pekerjaan mereka.

Meskipun mereka dapat memperoleh pekerjaan lain, tidak akan selalu

berada pada tingkat status yang sama dan atau remunerasi karena

reputasi mereka untuk mengelola sebuah operasi gagal. Selanjutnya,

waktu dan usaha yang dihabiskan mencari pekerjaan bisa menjadi mahal

untuk manajer. Jelas, kemudian, pemegang saham dan manajer memiliki

preferensi yang berbeda insentif dan risiko.

Masalah yang lebih luas berasal dari perbedaan waktu kepentingan

antara pemegang saham dan manajer terhadap perusahaan. Pemegang

saham secara teoritis tertarik pada arus kas perusahaan untuk jumlah

waktu tak terbatas ke masa depan, karena nilai teoritis saham mereka

adalah nilai diskon kini dari arus kas yang timbul dari saham. Bahkan jika

pemegang saham memiliki saham untuk berspekulasi, nilai saham mereka

adalah nilai tunai dari seluruh arus kas kepada siapa pun yang memegang

saham selama saham ada. Dengan demikian, bahkan pemegang saham

spekulatif memiliki bunga jangka panjang di perusahaan karena arus masa

depan kas perusahaan mempengaruhi berapa banyak investor lain yang

akan membayar saham.

Laba sering dianggap sebagai hal yang lebih langsung berhubungan

dengan kinerja manajerial daripada harga saham. Dengan demikian, laba

akuntansi sering digunakan baik sebagai pengganti, atau bersama dengan,

nilai saham di pengupahan manajer. Sebagai contoh, remunerasi seorang

manajer mungkin termasuk gaji tetap ditambah bonus di mana manajer


yang dibayar dari persentase keuntungan yang melebihi beberapa

keuntungan dasar dikombinasikan dengan beberapa bonus terkait dengan

nilai saham perusahaan. Oleh karena itu, sebagai konsekuensinya, manajer

memiliki kepentingan yang kuat dengan cara perhitungan keuntungan,

dan dalam pemilihan kebijakan akuntansi.

Berarti kontrak secara spesifik memotivasi manajer untuk bertindak

dalam kepentingan pemegang saham meliputi :

a. Menyediakan rencana bonus di mana batas atas bonus sebagian

tergantung pada rasio pembayaran dividen perusahaan

b. Membayar manajer lebih berdasarkan pergerakan harga saham

sebagai manajer mendekati pension

c. Membayar bonus pada tingkat progresif sebagai peningkatan

keuntungan yang dilaporkan

d. Kurangnya remunerasi dengan kompensasi berbasis saham

sebagai kepemilikan manajer dalam peningkatan perusahaan

Oleh karena itu, pendapatan berbasis rencana bonus adalah bagian

yang lebih penting dari skema kompensasi eksekutif dan biasanya

menyediakan bagi manajer untuk berbagi dalam beberapa bagian dari

keuntungan yang dilaporkan, telah dihipotesiskan bahwa, dengan adanya

temuan ini, manajer akan memilih prosedur akuntansi bahwa pergeseran

melaporkan laba dari periode mendatang untuk periode ini. Transfer laba

antara periode mempengaruhi nilai sekarang dari bonus manajer dan

meningkatkan kepastiannya. Hal ini dinamakan hipotesis bonus. Hipotesis


rencana bonus sering diutarakan sebagai: rencana kompensasi manajemen

perusahaan dengan menggunakan peningkatan kebijakan akuntansi laba.

Yang mengatakan penggunaan laba sebagai dasar untuk

kompensasi eksekutif ini sekarang juga baik diterapkan di seluruh dunia,

dengan menggunakan saham dan opsi saham juga baik diterapkan di

perusahaan-perusahaan yang terdaftar di, memperkenalkan beberapa isu-

isu akuntansi yang memiliki potensi untuk mempengaruhi laba yang

dilaporkan, dan dengan demikian komponen kompensasi manajemen yang

terkait dengan laba yang dilaporkan. Pentingnya regulasi atas kompensasi

manajemen dan bagaimana perusahaan cenderung untuk mengambil

keputusan ekonomi nyata untuk melawan aturan baru yang akan

mengubah pengaturan untuk pembayaran kontrak untuk manajer puncak.

Masalah Agensi Debtholders dan Kreditor

Ketika kita membahas aturan kontrak utang dalam konteks lembaga,

kita asumsikan bahwa manajer adalah baik pemilik tunggal dari

perusahaan, atau memiliki kepentingan yang benar-benar selaras dengan

kepentingan pemilik. Artinya, principal dalam hal ini adalah kreditor,

atau pemberi pinjaman; agen adalah manajer yang bertindak atas nama

pemegang saham atau pemilik lainnya. Mengingat bahwa nilai perusahaan

meliputi jumlah utang ditambah dengan nilai dari ekuitas, salah satu

cara untuk meningkatkan nilai ekuitas adalah untuk meningkatkan nilai

perusahaan, yang lain adalah untuk mentransfer kekayaan dari kreditor.


Smith dan Warner mengakui bahwa masalah keagenan dari utang

dapat menimbulkan empat metode utama dari transfer kekayaan dari

debtholders kepada pemegang saham :

a. Pembayaran dividen yang berlebihan

Masalah pembayaran dividen yang berlebihan muncul ketika

pembayaran utang yang dipinjamkan kepada perusahaan

diasumsikan pada tingkat tertentu pembayaran dividen. Utang

dengan harga sesuai, tetapi perusahaan kemudian mengeluarkan

tingkat dividen yang lebih tinggi. Penerbitan dividen lebih

tinggi mengurangi basis aset untuk membayar utang dan

mengurangi nilai hutang. Pada situasi ekstrim, ada insentif

bagi manajemen untuk meminjam dan kemudian membayar

semua dana yang dipinjam sebagai dividen, meninggalkan

kreditor dengan tidak ada apa-apa dan meninggalkan pemegang

saham dengan dana. Pemegang saham mendapatkan keuntungan

di bawah skema tersebut karena mereka telah menerima uang

tunai, tetapi kewajiban terbatas berarti bahwa mereka tidak

secara pribadi bertanggung jawab atas hutang dari perusahaan

dalam hal kepailitan.

b. Substitusi asset

Substitusi aset didasarkan pada premis bahwa pemberi

pinjaman yang mau mengambil resiko. Mereka memberikan

pinjaman kepada perusahaan dengan harapan mereka tidak akan

berinvestasi dalam aset atau proyek dari risiko yang lebih


tinggi daripada yang diterima oleh mereka. Sesuai harga utang

mereka, melalui tingkat bunga yang dibebankan atau jangka

waktu pinjaman. Setelah itu, mereka tidak berbagi dalam

peningkatan keuntungan proyek yang berisiko tinggi. Namun,

mereka berbagi dalam kerugian sejauh kerugian masih dalam

tahap aman untuk memenuhi tuntutan mereka. Di sisi lain,

pemegang saham umumnya memiliki portofolio yang

terdiversifikasi dan, dengan kewajiban terbatas, adalah lebih

suka risiko dalam kaitannya dengan investasi mereka dalam

perusahaan tertentu. Hal ini karena mereka berpartisipasi

dalam risiko terbalik di mana aset berisiko tinggi memberikan

keuntungan yang tinggi, tetapi terbatas berarti bahwa mereka

tidak berpartisipasi dalam risiko rendah.

c. Kurangnya investasi

Kurangnya investasi terjadi ketika pemilik memiliki insentif

untuk tidak melaksanakan proyek-proyek dengan NPV positif

karena untuk melakukannya akan meningkatkan dana yang

tersedia dengan debtholders, tetapi tidak kepada pemilik.

d. Pencairan klaim

Pencairan klaim terjadi ketika isu hutang perusahaan dari isu-

isu prioritas yang lebih tinggi daripada utang yang masih dalam

masalah. Hal ini meningkatkan dana yang tersedia untuk

meningkatkan nilai perusahaan dan nilai kepemilikan, Tapi

mengurangi keamanan relatif dan nilai hutang yang ada. Hal ini
berarti, itu pencairan nilai utang yang ada karena utang yang

kini telah menjadi lebih berisiko dengan adanya hutang prioritas

lebih tinggi. Sekali lagi, pemberi pinjaman dapat mengantisipasi

pencairan klaim dan melindungi harga, namun alternatif adalah

bagi pemilik untuk memasukkan dalam perjanjian kontrak utang

yang menyatakan bahwa mereka tidak akan meminjam utang

dari prioritas yang lebih tinggi atau jatuh tempo sebelumnya.

Persyaratan perjanjian utang adalah syarat dan ketentuan tertulis

dalam kontrak utang yang membatasi kegiatan pengelolaan atau

mengharuskan manajemen untuk mengambil tindakan tertentu.

Pembatasan yang dirancang untuk melindungi kepentingan pemberi

pinjaman (debtholders) dengan mensyaratkan, misalnya, bahwa

perusahaan mempertahankan tingkat tertentu aset sebagai jaminan

untuk hutang. Pelanggaran dari perjanjian utang merupakan standar

teknis pada kontrak dan menyediakan. Pembatasan yang terdapat dalam

kontrak utang umumnya terdiri satu atau lebih dari empat kategori :

1. perjanjian yang membatasi produksi-peluang investasi

perusahaan. Persyaratan perjanjian ini dirancang untuk

mengurangi substitusi aset dan kurangnya investasi.

2. perjanjian menahan pembayaran dividen dan biasanya mengikat

pembayaran dividen ke fungsi dari keuntungan. Perjanjian ini

menghalangi pembayaran dividen yang berlebihan.

3. perjanjian menahan kebijakan pembiayaan perusahaan. Ini


ditujukan pada masalah pencairan klaim dan biasanya

mengambil bentuk membatasi penggunaan utang yang lebih

tinggi

4. perjanjian Bonding yang mengharuskan perusahaan untuk

memberikan informasi tertentu kepada para pemberi pinjaman,

seperti laporan dan pengungkapan laporan keuangan untuk

pihak berwenang. Ini membantu pemegang obligasi menentukan

apakah persyaratan perjanjian telah dilanggar atau yang dekat

dengan pelanggaran.

Ex Post Opportunism Versus Ex Ante Efficient Contracting

Agency Contract memberikan insentif bagi agen untuk bertindak

dengan cara yang bertentangan dengan kepentingan prinsipal. Namun,

adanya perlindungan harga berarti bahwa hal itu merupakan kepentingan

agen untuk melakukan kontrak yang dapat mengurangi agency cost.

Seberapa kuat insentif ini tidak jelas. Satu pendekatan untuk

menyatakan bahwa agen bersifat oportunistik dan berusaha untuk

mentransfer kekayaan dari prinsipal karena agen menganggap bahwa

perlindungan harga dan ex post settling up untuk perilaku disfungsional

tidak lengkap. Argumen ini dinamakan 'oportunistic' perspective. Hal ini

juga disebut pendekatan ex post karena hal ini menempatkan kontrak

dari perusahaan seperti yang diberikan dan berpendapat bahwa ex post

(yaitu setelah kontrak berada di tempat), agen memiliki insentif untuk

mentransfer kekayaan dari prinsipal karena persyaratan kontrak dan


negosiasi ulang dari kontrak yang sudah ada tidak mungkin untuk benar-

benar 'menyelesaikan' atau menghilangkan manfaat yang dapat diperoleh

(yaitu kontrak agen tidak lengkap).

Dalam menerapkan perspektif oportunistik dari teori kontrak kepada

kontrak utang menyiratkan bahwa manajer akan bertindak dengan

mencoba mentransfer kekayaan dari pemberi pinjaman kepada pemegang

saham. Sebuah alternatif untuk pendekatan oportunistik adalah

pendekatan kontrak efisien. Jika kontrak efisien, maka mereka akan

menyelaraskan kepentingan agen dan prinsipal sehingga tindakan tersebut

dapat menguntungkan agen dan prinsipal, serta dapat meningkatkan nilai

perusahaan. Meskipun mengakui bahwa agen memiliki insentif untuk

mentransfer kekayaan dari prinsipal, pendekatan 'kontrak efisien', atau

pendekatan ex ante, terhadap teori keagenan berpendapat bahwa agen

mengakui bahwa jika mereka mencoba untuk mentransfer kekayaan dari

prinsipal, mereka akan dikenakan sanksi untuk kegiatan ini di masa

depan. Artinya, akan ada penyelesaian yang pada akhirnya akan

menghilangkan manfaat dari perilaku oportunistik. Argumen mengakui

bahwa efek reputasi akan mengurangi remunerasi yang dibayarkan kepada

agen di masa depan jika mereka melakukan perilaku disfungsional. Oleh

karena itu, agen akan menegosiasikan kontrak yang selaras dengan

kepentingan prinsipal. Perspektif ini disebut 'efisien' karena biaya

keagenan diminimalkan dalam jangka panjang. Artinya, nilai perusahaan,

nilai klaim prinsipal, dan nilai dari remunerasi agen, semuanya akan lebih

besar dan lebih dialokasikan secara merata sehingga menurut perspektif


oportunistik pendekatan ini juga disebut ex ante karena agen berperilaku

seolah- olah kontrak telah dinegosiasikan untuk membatasi perilaku

mereka.

Melalui pendekatan kontrak efisien, manajer cenderung memberikan

informasi yang mencerminkan seakurat mungkin lingkungan ekonomi yang

mendasari perusahaan. Hal ini akan mengurangi biaya monitoring dan

meningkatkan reputasi manajer, sehingga dapat meningkatkan nilai

perusahaan dan nilai SDM manajer. Jika perspektif kontrak efisien

diterapkan pada situasi di mana perjanjian utang perusahaan ada

kemungkinan akan dilanggar karena situasi sementara yang menyebabkan

leverage untuk melebihi nilai maksimum yang ditetapkan, maka manajer

mungkin akan beralih ke metode garis lurus untuk mencegah default

teknis.

Teori Signalling

Selain perspektif kontraktor,yang menggambarkan perspektif lebih

lanjut tentang pilihan kebijakan akuntansi. Di bawah perspektif tersebut

manajer secara sukarela memberikan informasi kepada investor untuk

membantu pengambilan keputusan mereka.Manajer melakukan peran ini

karena mereka memiliki keunggulan komparatif dalam produksi dan

penyebaran informasi. Informasi akuntansi yang digunakan untuk

menunjukkan bagaimana nilai perusahaan dan klaim terhadap itu akan

berubah. Dalam perspektif kontrak efisien, akuntansi mencerminkan arus

kas berubah yang mempengaruhi perusahaan: laporan akuntansi yang


digunakan untuk memantau(konfirmasi) peristiwa ekonomi dan transaksi

yang telah terjadi.

Hipotesis informasi mendasari sebagian besar riset pasar modal awal.

Dalam studi pasar modal, manajer diasumsikan memberikan informasi

untuk pengambilan keputusan oleh investor. Dengan demikian, setiap

perubahan dalam metode akuntansi harus berarti bahwa informasi telah

berubah dan keputusan investasi harus berubah. Hipotesis informasi

sejalan dengan signalling theory, dimana manajer menggunakan akun

untuk memberitahukan espektasi dan niat tentang masa depan.

Menurut teori signaling, perusahaan mengharapkan manajer untuk

meningkatkan pertumbuhan yang tinggi di masa depan, maka mereka

akan mencoba untuk memberi sinyal kepada investor melalui akun.

Manajer dari perusahaan lain yang berkinerja baik akan mendapat insentif

yang sama, dan manajer dari perusahaan dengan berita yang netral akan

memiliki insentif untuk melaporkan berita positif sehingga mereka tidak

dicurigai memiliki hasil yang buruk. Manajer perusahaan dengan kabar

buruk akan memiliki insentif untuk tidak melaporkan. Namun, mereka

juga akan memiliki insentif untuk melaporkan berita buruk mereka,

untuk menjaga kredibilitas di pasar yang efektif di mana sahamnya

diperdagangkan. Dengan asumsi insentif ini untuk sinyal informasi ke

pasar modal, menandakan teori memprediksi bahwa perusahaan akan

mengungkapkan informasi lebih dari yang diminta.

Konsekuensi logis dari teori signaling adalah bahwa ada insentif bagi
semua manajer untuk menerima sinyal harapan keuntungan masa depan,

karena jika investor percaya akan sinyal tersebut, harga saham akan

meningkat dan para pemegang saham (dan manajer bertindak untuk

kepentingan mereka) akan mendapatkan keuntungan. Penelitian insentif

signaling termasuk studi yang menyelidiki mengapa perusahaan secara

sukarela mengungkapkan berita buruk, mengurangi dividen dan

peningkatan dividen, pendapatan dan merevaluasi serta merusak aset,

dan mengakui aset internal yang dihasilkan.

Political Processes

Teori akuntansi positif juga membuat model proses politik yang

melibatkan hubungan antara perusahaan dan pihak-pihak lain yang

tertarik pada perusahaan, seperti pemerintah, serikat buruh dan

kelompok masyarakat. Seperti dalam konteks utang dan kontrak

kompensasi manajemen, akuntansi penting dalam proses politik sebagai

salah satu sumber informasi tentang perusahaan. Perbedaan utama

antara pasar politik dan pasar modal pada umumnya adalah kurangnya

permintaan, dan karena itu maka insentif akan lebih kecil, untuk

memproduksi informasi dalam pasar politik. Analisis ekonomi

menyarankan bahwa hal ini merupakan hasil dari manfaat marjinal yang

lebih rendah untuk individu dalam proses politik, karena lebih sulit bagi

individu atau kelompok untuk memperoleh manfaat dari infomasi itu.

Ada biaya informasi yang tinggi bagi individu, heterogenitas

(keberagaman) kepentingan, dan biaya organisasi.


Konservatisme, Standar Akuntansi dan Biaya Agensi

Pada teori keagenan, secara implisit diasumsikan bahwa kontrak yang

dibuat antara prinsipal dan agen dalam perusahaan, pada dasarnya

berbicara tentang tata kelola perusahaan internal dengan pemegang

saham dan demokrasi perusahaan terhadap kontrak yang efisien dengan

meminimalkan biaya keagenan.

Pendekatan lain menuju ke arah model kontrol agen dengan

kekuasaan terbatas untuk kreditor dan pemegang saham. Hal ini muncul

karena manajer memiliki jabatan yang terbatas dan ini memberikan

pengaruh bias dalam perkiraan nilai. Dalam ekstrim, jika manajer sebagai

agen memiliki kekuatan diktator dan berusaha untuk bertindak sesuai

dengan kepentingan mereka, maka mungkin juga ada efek yang dapat

mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan.

Pandangan konservatisme Tradisional dalam akuntansi berarti

mempercepat pengakuan beban dan menunda pengakuan pendapatan yang

bertujuan untuk mengantisipasi keuntungan selain mengantisipasi semua

kerugian. Konservatisme muncul karena ada keperluan verifikasi asimetri

yang memaksakan tingkat yang lebih tinggi verifikasi untuk pendapatan

jika dibandingkan dengan pengeluaran dan ini umumnya berfungsi untuk

mengurangi pelaporan laba. Selanjutnya, sistem penilaian didasarkan pada

nilai historis dan revaluasi tidak mengikuti aturan di amerika serikat.

Penggunaan biaya hisrorical konservatif secara efektif berarti nilai-nilai

peningkatan aset apapun akan berpengaruh ke pendapatan karena mereka


direalisasikan melalui transaksi, bukan melalui pengungkapan nilai segera.

Akhirnya, prinsip akuntansi dapat mengurangi pengungkapan pendapatan,

sehingga mengurangi kemampuan manajer untuk melaporkan peluang dari

angka akuntansi. Oleh karena itu probabilitas manajer dan auditor yang

disetujui meningkatkan atau menurunkan lebih atau kurang percepatan

pelaporan pendapatan.

Pengujian Empiris terhadap Teori

Salah satu keuntungan dari model yang dikembangkan menggunakan

teori positif adalah bahwa model dapat diuji secara empiris, sehingga

membantu untuk menguatkan atau menolak pemahaman yang

dikembangkan oleh teori.

a. Pengujian hipotesis biaya opportunistic dan politik

Dengan model yang diterbitkan untuk melakukan kontrak di

perusahaan dan dalam proses politik, hipotesis umum telah

dikembangkan untuk menjelaskan pilihan akuntansi yang

melibatkan transfer kekayaan dari prinsipal. Watts dan

Zimmerman menguji posisi perusahaan dalam kepatuhan atas

FASB Amerika Serikat tahun 1974 Discussion Memorandum on

GPLA (General Price Level Adjustment Accounting).

Perusahaan mengikuti general inflation index karena dapat

meningkatkan nilai aset dan menurunkan profit. GPLA juga

berdampak terhadap kompensasi manajemen dan perjanjian

hutang sehingga proses politik menjadi insentif utama. Ada


kemungkinan manipulasi atas laba akuntansi, bukan hanya

kebijakan akuntansi, namun juga diskresi terkait estimasi masa

manfaat aset. Watts dan Zimmerman mengusulkan 3

perbaikan : detail kontrak relevan dapat digunakan, hipotesis

ukuran dapat disempurnakan karena ukuran perusahaan

mengukur bermacam faktor, hipotesis dapat ditarik dari

kontrak lain dalam perusahaan.

b. Pengujian menggunakan contract detail

Healy menemukan bukti hipotesis rencana bonus. Manajer

dengan rencana bonus melaporkan laba bersih secara akrual

untuk memaksimalkan bonus.

c. Pengujian hipotesis kontrak efisien

Meski kapitalisasi biasanya meningkatkan bonus manajer, komite

manajemen kompensasi akan melakukan kapitalisasi bunga dan

menutup pendapatan meski biaya ditambah kontrak. Perlakuan

konsisten memanfaatkan bunga pada proyek yang dibiayai

spesifik akan menghemat waktu negosiasi dengan auditor dan

pelanggan.

d. Perubahan CEO

CEO tidak menghabiskan lebih sedikit penelitian dan

pengembangan di tahun terakhir mereka, Kompensasi

manajemen diminimalkan melalui kepemilikan saham CEO.

Evaluasi Teori
Meskipun perkembangan teori akuntansi positif telah diterima oleh

banyak akademisi, hal ini adil untuk dikatakan bahwa teori akuntansi

positif tidak diterima dengan baik oleh semua. Dengan berkonsentrasi

pada pernyataan positif daripada pernyataan normatif, Howieson

berpendapat bahwa akademisi sekarang mengabaikan resiko yang

merupakan peran yang sangat penting dalam masyarakat. Dua kritik dari

teori akuntansi positif dibagi menjadi 2 kategori :

1. Kritik statistik dan metodologi

Sebuah kritik utamadariteori akuntansi positifadalah bahwa

bukti empiris yang berkaitan dengan penjelasan pemiilihan

kebijakan akuntansi, dan efeknya terhadap harga saham dan

kontrak perusahaan yang lemah dan tidak meyakinkan. Secara

khusus, kritik statistik dan metodologi menjelaskan bahwa :

a. Variabel penjelas dalam beberapa penelitian tidak signifikan

dan tidak dapat diprediksi

b. Kekuatan prediksi dari model hipotesis rendah

c. Ada kolinearitas antara variabel kontrak.

d. model Cross-sectional kurang spesifik

e. Ukuran seperti ukuran perusahaan, untuk

mengoperasionalkan biaya politik tidak didefinisikan dengan

baik dalam arti teori, atau dalam arti pengukuran

(kesalahan dalam variabel).

Selanjutnya, Christie menguji hipotesis statistik bahwa teori

akuntansi positif dapat menjelaskan pilihan prosedur


akuntansi dengan menjumlahkan hasil tes dalam studi yang

dipublikasikan. Dia menyimpulkan bahwa ada 6 (enam)

variabel dari penelitian akuntansi positif yang secara

konsisten menunjukkan signifikan secara statistik. Variabel

tersebut adalah :

1. Kompensasi manajer

2. cakupan bunga

3. rasio utang

4. ukuran

5. hambatan deviden

6. risiko

Christie juga mengamati bahwa teori akuntansi positif masih

berkembang sebagai paradigma. Seperti ilmu-ilmu sosial

lainnya, ada kecenderungan untuk mempublikasikan hasil yang

mendukung sebuah teori dalam penelitian sebelumnya.

2. Kritik filosofi

Sejak kemunculannya sebagai model alternatif teori normatif,

teori akuntansi positif telah mengalami kritik filosofis. Kritik

disajikan bawah ini,bersama dengan ringkasan singkat mengenai

tanggapan dari teoritis akuntansi positif. Tinker, Merino dan

Neimark menyarankan bahwa teori akuntansi positif dengan

klaim tersebut, dan nilai yang dimuat, sejak penelitian memilih

topik untuk diselidiki dengan metode dan asumsi yang akan

diterapkan. Untuk itu mereka masih memberlakukan


pertimbangan nilai tentang apa yang layak diselidiki. Wattsdan

Zimmerman menunjukkan bahwa, sejak teori akuntansi positif

memberikan permintaan informasi, orang yang memerlukan

teori akuntansi untuk sejumlah alasan akan memilih dari teori

yang tersedia. Christenson berpendapat bahwa ciri teori

akuntansi positif bukan sebagai teori akuntansi, tetapi sebagai

sosiologi akuntansi karena itu berkonsentrasi pada perilaku

manusia dan bukan pada perilaku atau pengukuran entitas

akuntansi. Sebagai tanggapan, Watts dan Zimmerman

komentar bahwa entitas akuntansi dapat diakui hanya dari segi

perilaku dari individu yang terkait dengan perusahaan-pemegang

saham, manajer, akuntan, auditor.

Issues for Auditors

Watts dan Zimmerman memeriksa sejarah audit di Inggris dan

Amerika Serikat untuk menguji apakah audit dituntut untuk mengurangi

biaya keagenan dan meningkatkan nilai perusahaan, atau hanya untuk

memenuhi persyaratan hukum. Watts dan Zimmerman menemukan bukti

bahwa audit yang ada dalam sejarah awal korporasi (sejak 1200). Audit

ini berkembang secara bertahap ke dalam jenis audit yang dibutuhkan

oleh the first English companies act pada tahun 1844. Mereka juga

menemukan bahwa perbedaan dalam pengembangan audit profesional

antara kedua negara itu mencerminkan perbedaan pada waktu

perkembangan pasar modal di kedua negara tersebut. Bukti mereka


mendukung kesimpulan bahwa legislasi memerlukan audit untuk

mengkodifikasi best practice, daripada mendorong permintaan untuk

audit.

Sulit untuk menguji teori tentang permintaan audit menggunakan

data kontemporer karena negara-negara dengan pasar modal yang maju

mensyaratkan perusahaan agar terdaftar di public exchanges untuk

mengungkapkan data keuangan yang sudah diaudit setidaknya setiap

tahun.

DeAngelo berpendapat bahwa auditor yang memiliki reputasi besar

seperti 'Big 4', memiliki kualitas yang lebih tinggi dari auditor lain

karena memiliki 'lebih banyak kehilangan' dengan kegagalan dalam

melaporkan pelanggaran yang ditemukan dalam catatan klien. Jika

perusahaan audit besar mengkompromikan independensinya pada satu

pemeriksaan untuk menyenangkan klien, reputasinya akan turun dan

perusahaan bisa kehilangan semua klien lainnya. Insentif bagi auditor

untuk mengkompromikan independensinya bagi satu klien tergantung

pada seberapa pentingnya klien. Pentingnya klien ini diukur sebagai

proporsi dari total nilai perusahaan audit yang tergantung pada klien.

Datar, Feltham dan Hughes berpendapat bahwa pengguna laporan

keuangan percaya bahwa auditor besar memiliki kualitas yang lebih tinggi

karena mereka memahami argumen 'lebih kehilangan'. Mereka

berpendapat bahwa perusahaan menerbitkan saham pada initial public

offering (IPO) dengan menggunakan kualitas audit untuk


menginformasikan kualitas perusahaan dan sahamnya. Salah satu metode

signaling kualitas perusahaan baru adalah untuk promotor dalam rangka

mempertahankan sebagian besar saham. Ini merupakan sinyal yang

berharga karena biayanya mahal. Sinyal alternatif untuk saham

berkualitas adalah dengan mempekerjakan auditor yang mahal dan

berkualitas tinggi. kualitas untuk promotor untuk mempertahankan

sebagian besar saham.

Akhirnya, para peneliti telah menyempurnakan konsep auditor

berkualitas tinggi untuk memasukkan auditor yang mengkhususkan diri

dalam industri atau kontrak tertentu. Craswell, Francis dan Taylor

menemukan bahwa bahkan setelah mengendalikan efek dari Big 4 auditor,

auditor spesialis industri memberi beban biaya audit yang lebih tinggi.

Godfrey dan Hamilton menunjukkan bahwa perusahaan dengan beban

research and development (R & D) diskresioner yang tinggi memilih

auditor yang khusus di bidang audit R&D, terutama untuk klien kecil

yang tidak harus menggunakan auditor besar. Auditor memberikan

jaminan bahwa expenditure untuk pertumbuhan R&D telah dilaporkan

dengan benar, dan karena itu risiko underinvestment dapat diturunkan.

2 Riset Pasar Modal


Ada 2 macam penelitian pasar modal yang secara khusus penting

terhadap teori akuntansi positif :

1. Studi yang berusaha menentukan dampak perilisan informasi

keuangan terhadap return saham.

2. Studi yang memikirkan efek dari perubahan kebijakan akuntansi

terhadap harga saham.

Sebagian besar penelitian mengenai hal ini mengarah pada satu

paradigma ekonomi – efficient markets hypothesis (EMH). Definisi pasar

efisien yang ‘menggambarkan sepenuhnya’ informasi yang tersedia

didasarkan atas asumsi:

Pertama, Tidak ada biaya transaksi dalam perdagangan sekuritas.

Kedua, Informasi disediakan secara cuma-cuma bagi seluruh peserta

pasar.

Ketiga, Ada perjanjian mengenai dampak informasi saat ini terhadap

harga sekarang dan pendistribusian harga pada masa yang akan

datang.

Implikasi dari asumsi tersebut bahwa didalam pasar modal yang

efisien, informasi secara penuh diikut sertakan didalam harga saham

ketika diterbitkan. Terdapat tiga macam informasi, yaitu:

1. Weak, dimana harga sekuritas saat ini hanya mencerminkan

harga masa lalu


2. Semistrong, dimana harga sekuritas saat ini menunjukkan segala

informasi yang tersedia, selain dari harga masa lalu

3. Strong, dimana harga sekuritas menunjukkan seluruh informasi

termasuk informasi yang tidak dipublikasikan

Bentuk informasi semistrong adalah yang paling sesuai dengan

penelitian akuntansi, karena informasi keuangan sebagai bagian dari

informasi yang tersedia. Pasar efisiensi bukan berarti bahwa seluruh

informasi keuangan telah disajikan ‘secara benar’ atau ‘secara tepat’ oleh

si pengambil keputusan. Melainkan menunjukkan bahwa manajer membuat

keputusan manajemen yang terbaik atau bahwa investor dapat

memprediksi peristiwa masa depan dengan tepat.

EMH merupakan teori mengenai mekanisme pemberian harga dari

pasar saham. Capital Market Research (CMR) adalah riset empiris yang

menggunakan metode statistik untuk menguji hipotesis mengenai perilaku

pasar modal. Kebanyakan CMR menggunakan market model yang mana

diperoleh dari Capital Aset Pricing Model (CAPM), untuk

mengestimasikan pengembalian yang tidak terduga dari saham biasa

perusahaan pada saat keadaan tertentu.

Pasar efisiensi dalam konteks EMH, secara sederhana berarti harga

sekuritas menggambarkan dampak keseluruhan atas semua informasi yang

relevan sehingga tidak bias dan membingungkan. Sementara EMH adalah

teori tentang mekanisme harga pada pasar sekuritas, capital market

research (CMR) adalah penelitian empiris yang menggunakan metode


statistik untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan perilaku pasar

modal. Kebanyakan CMR menggunakan market model. Asumsi dalam

market model:

Pertama,Investor merupakan risk-averse

Kedua, Return didistribusikan secara normal dan para investor

memilih portofolio mereka sendiri

Ketiga, Investor memiliki ekspektasi yang sama

Keempat, Merupakan pasar sempurna

Dampak Pengumuman Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham

1. Besaran (magnitude).

Sangat mungkin untuk meneliti hubungan antara besarnya

perubahan yang tak terduga dari profit dan abnormal return.

Teori yang mendasari pengujian ini yaitu bahwa apabila profit yang

diumumkan mengandung suatu informasi, maka besarnya abnormal

return dapat dikaitkan dengan besarnya profit yang tak terduga.

2. Asimetri informasi dan ukuran perusahaan.

Semakin kecil perusahaan, semakin banyak informasi yang terdapat

dalam laporan keuangan. Penelitian empiris menunjukkan profit

yang diumumkan oleh perusahaan yang kecil mempunyai dampak

informasi yang lebih besar.

3. Magnitude of profit release from other firms.

Penelitian mengenai pasar modal lainnya telah meneliti bahwa


tidak hanya kecermatan menanggapi return perusahaan terhadap

pengumuman profit mereka, tapi juga return atas pengumuman

profit perusahaan lain.

Penelitian ‘transfer informasi’ ini didasarkan pada keyakinan bahwa

profit yang tak terduga dalam satu perusahaan pada industri

tertentu akan berpindah melalui industri tersebut.

4. Volatilitas.

Peneliti lain telah menggunakan ‘index’ alternatif atas informasi

yang terkandung dalam profit yang diumukan. Salah satunya

abnormal return. Teori yang mendasari yaitu jika pada profit yang

diumumkan mengandung suatu informasi, maka bisa diperkirakan

perubahan harga saham yang lebih besar pada saat tanggal

pengumuman.

Ada penelitian yang mengukur dampak perhitungan akuntansi

terhadap harga saham. Tujuannya untuk menguji dampak dari variabel

akuntansi dan informasi yang lebih luas yang menunjukkan return

sekuritas dalam jangka panjang. Faktor-faktor yang mempengaruhi ERC:

a. Risiko dan ketidakpastian. Risiko yang besar berarti tingkat

bunga yang dibayarkan besar pula dimana mengurangi nilai

sekarang dari perkiraan profit yang akan datang dan juga ERC.

Ketidakpastian mengenai operasional masa depan bisa

mempengaruhi manfaat ekonomis di masa yang akan datang

atau tingkat bunga.

b. Kualitas audit. Apabila besarnya ERC berfungsi bagi kredibilitas


profit yang diumumkan, dan jika proses audit eksternal

bertujuan untuk menaikkan kredibilitas profit, maka besarnya

ERC berguna dalam kualitas audit. Penelitian analitis

menunjukkan ukuran perusahaan yang diaudit dan kualitas

auditnya memiliki hubungan positif.

c. Industri. Hipotesis menyatakan industri dengan ketidakpastian

outcome yang besar akan memiliki ERC yang besar pula.

Seperti halnya dengan ukuran perusahaan, industri kelihatan

tidak begitu penting, tapi bertindak sebagai pelindung bagi

faktor lain (seperti risiko).

d. Tingkat bunga. Discount rate pada waktu tertentu merupakan

hasil dari risk free rate of return dan risk premium. Jika risk

free rate of interest naik, kemudian hal-hal lainnya tetap,

maka nilai sekarang dari perkiraan profit menurun, sehingga

menghasilkan hubungan negatif antara tingkat bunga dan ERC.

e. Financial Leverage. Penekanan terhadap leverage di analisa oleh

Jeter dan Chaney yang menemukan sebuah gabungan yang

menolak antara leverage dan ERC. Berikut ini adalah urutan

teori – teori lainnya.

Pertama, teori ‘default’ dimana ERC mengkaitkan secara

positif untuk faktor kegigihan profit dan secara negatif

mengkaitkan untuk resiko kegagalan perusahaan (tingkat

financial leverage). Kedua, teori ‘maximum debt’ menyebutkan

saat financial leverage meningkat, harga saham meningkat


secara bersamaan untuk 2 alasan. Alasan pertama, pajak dapat

mengurangi bunga dana pinjaman yang menghasilkan suatu

perlindungan pajak dimana meningkatkan tingkat hutang

perusahaan, karena itu weighted average biaya modal menurun.

Kedua, mengkaitkan kepada penyampaian leverage perusahaan

secara positif. Kesediaan manajer untuk meningkatkan financial

leverage adalah sebuah ungkapan keyakinan manajer di masa

depan dan percaya perusahaan akan menghasilkan dana yang

melebihi adjusted weighted average biaya modal. Terakhir,

pendekatan ‘optimal leverage’ mengasumsikan suatu posisi

terbaik financial leverage untuk setiap perusahaan. Pendekatan

optimal leverage memprediksi arah perubahan harga saham

adalah syarat pada financial leverage perusahaan yang relative

untuk sesuai. Jika perusahaan di atas hipotesis yang sesuai

untuk tingkat hutang, ERC lebih rendah. Sebaliknya, jika

perusahaan di bawah leverage yang sesuai, ERC lebih tinggi.

f. Pertumbuhan perusahaan. Kesempatan bertumbuh akan

menunjukkan ERC yang lebih tinggi. Kesempatan bertumbuh

termasuk rancangan yang ada atau kesempatan investasi di

dalam suatu projek yang mengharapkan yield tingkat

pengembalian melebihi resiko yang sebanding dengan tingkat

pengembalian sepadan dengan resiko sistematik rancangan arus

kas.

g. Permanent & temporary profits. Jika besar kecilnya nilai


profit yang tidak terduga diharapkan berlangsung lama, besar

kecilnya abnormal return akan seperti yang diharapkan. Oleh

karena itu, hubungan positif antara perbaikan ukuran untuk

‘permanen’ profit dan ERC yang diharapkan.

h. Non-Linear Modelling. Satu kritikan pada penelitian ERC adalah

kejelasan kekuatan profit untuk harga lebih rendah (jenis R-

Square di bawah 10%). Sebelumnya, pembelajaran ERC

menyetujui teknik statistic linear untuk mengestimasi ERC,

tetapi beberapa penelitian saat ini memiliki teknik non-linear.

Hubungan non-linear pada nilai absolute profit tidak terduga

yaitu berkorelasi negative dengan kekuatan profit. Pengetahuan

tentang hubungan ini penting, karena teori valuasi meramalkan

analisa dan investor harus menempatkan dampak terbaik pada

peramalan kekuatan profit yang tinggi dibandingkan kekuatan

profit yang rendah.

i. Disaggregating profits. Enam komponen profit seperti gross

profit, general dan administrative expense, depreciation

expense, interest expense, income tax dan other item sudah

diteliti dengan keadaan regresi abnormal return pada perubahan

tidak terduga pada komponen. Pendekatan alternatif lainnya

untuk disagregat accounting profit memisahkan profit ke dalam

cash flow dan komponen akrual.

j. Arus kas. Bowen, Burgstahler dan Daley menyebutkan bahwa

cash flow harus ditambahkan sebagai penambahan variabel


penjelas untuk harga, karena profit dan cash yang individu dan

penambahan yang penting atau kedua – duanya bersifat

individu yang penting tetapi kedua – duanya bukan

penambahan yang penting, atau masing – masing bersifat

individu yang penting tetapi satu sedikit lebih penting dan

mendominasi.

k. Neraca & komponen neraca. Kombinasi neraca dan profit serta

penyesuaian terhadap kondisi makroekonomi menambah kuatnya

harga saham. Model ini menjadi dasar dalam menentukan harga

dan nilai intrinsik.

Strategi Perdagangan dalam Pasar Modal

1. Post-announcement Drift.

Dua penemuan yang mewakili pertanyaan terkait efisiensi

pasar modal, yaitu adanya post – announcement drift dan

penurunan trading rule dimana abnormal return dapat

diperoleh melalui perdagangan pada informasi akuntansi yang

dipublikasikan. Post-announcement drift terjadi ketika

abnormal return berlanjut setelah pengumuman profit,

sehingga kandungan informasi dari pengumuman profit itu

tidak menggambarkan sepenuhnya harga saham pada saat

tanggal pengumuman.

2. Winners/ Losers & Overconfidence.

Efek winner / loser adalah sebuah contoh anomali asosiasi


jangka panjang. Efek ini menghasilkan sebuah strategi

perdagangan. Saham yang menghasilkan pengembalian positif

(winner) atau pengembalian negatif (loser) diurutkan

berdasarkan kinerja 3 tahun terakhir dan penempatan dalam

portofolio. Terlalu percaya tentang informasi yang tertutup

juga menyebabkan investor mengecilkan pentingnya informasi

yang disebarluaskan ke publik. Lebih lanjut, dalam

pembentukkan harapan, investor berhipotesis yaitu

memberikan banyak bobot untuk kinerja profit perusahaan

sebelumnya dan sedikit sekali menyadari fakta bahwa kinerja

yang akan datang cenderung tidak sama seperti sebelumnya.

Disini juga dipercaya bahwa pasar bereaksi perlahan pada

saat dan di dalam penggabungan informasi baru.

3. Mechanistic or behavioral effect.

Dua hipotesis yang dikembangkan dalam cosmetic accounting:

a. Mekanisme reaksi pasar untuk mengubah urutan

akuntansi, tanpa memperhatikan apakah mereka cosmetic

atau apakah mereka memiliki implikasi arus kas, seperti

pasar secara sistematis tertipu oleh perubahan akuntansi

yang meningkatkan atau menurunkan profit (hipotesis

‘mechanistic’).

b. Pasar menolak perubahan akuntansi yang tidak memiliki

konsekuensi arus kas, yaitu pasar tidak bereaksi terhadap

perubahan akuntansi selain dari peningkatan nilai sekarang


dari tax saving atau efek – efek lainnya dari arus kas

perusahaan.(hipotesis ‘no-effects’ turunan dari EMH).

Pengujian untuk kedua hipotesis ini mempertimbangkan

perilaku tingkat pengembalian abnormal dan waktu

berubahnya kebijakan akuntansi. Catatan untuk hipotesis

‘no-effect’, harus bersifat abnormal return ketika terjadi

‘cosmetic change’ dalam kebijakan akuntansi, karena tidak

ada efek pada arus kas.

4. Manipulating accounting numbers.

Perhitungan income dengan GAAP ramai diberitakan tidak

sempurna dalam mengukur ‘economic income’ atau

‘fundamental value’. Ini karena standar akuntansi tidak

tepat menjelaskan atau konsisten di seluruh dunia; dampak

terhadap akuntan yaitu subjektif dan budaya interpretasi

dengan estimasi mereka, serta pengaturan dan manipulasi

laporan keuangan sangat banyak.

Dalam perspektif oportunistik, kecurangan merupakan jenis

manajemen laba yang paling ekstrim dan digunakan oleh

manajer untuk membohongi pengguna laporan keuangan.

5. Detecting the quality and probability of accounting

management.

Kita dapat menggunakan reaksi harga pasar sebagai indikasi

kualitas. Namun, penelitian oleh Sloan dan lainnya

menunjukkan pasar tidak memiliki pemahaman akrual yang


sophisticated dan karenanya muncul reaksi yang berlebih

untuk peningkatan akrual income positif. Reaksi analis –

analis keuangan dapat juga digunakan untuk menaksir

kualitas karena keahlian mereka. Namun, penelitian ini

menyatakan bahwa analis dapat bersifat bias dan berfokus

pada faktor industri yang spesifik daripada variabel

perusahaan yang spesifik. Laporan dan opini auditor juga

dapat sebagai proxy atas kualitas tapi hal ini diperdebatkan

karena belum tentu auditor tersebut benar-benar

independen.

Isu Auditor

Berdasarkan bukti empiris, laba akuntansi mengandung informasi

(harga saham). Berdasarkan bukti empiris terdapat keterkaitan antara

biaya modal dengan kualitas audit. Namun kebanyakan dari aktivitas

ekonomi yang terjadi didalam perusahaan butuh untuk diaudit sehingga

peneliti harus menginvestigasi biaya modal mempengaruhi kualitas auditor

yang berbeda-beda.

Para peneliti tidak dapat melakukan percobaan terkontrol untuk

membuktikan hubungan kausal antara pilihan auditor dan biaya modal.

Bukti berdasarkan data arsip klien yang menggunakan jasa auditor yang

lebih besar yang cenderung memiliki biaya modal yang lebih rendah dapat

dijelaskan dalam 3 (tiga) cara berbeda:

1. Nilai Investor baik kualitas pekerjaan audit dan / atau


perlindungan asuransi yang disediakan oleh auditor besar, dan

karena itu membayar lebih untuk saham atau biaya bunga yang

lebih rendah.

2. Perusahaan ini dianggap sebagai investasi yang baik karena

alasan lain, dan manfaat ekonomi dari biaya modal yang lebih

rendah memungkinkan manajer untuk membayar biaya lebih

tinggi dibebankan oleh auditor besar. Dalam hal ini biaya modal

menyebabkan pilihan auditor.

3. Pemilihan auditor dan biaya modal, keduanya bisa disebabkan

oleh faktor lain, seperti kualitas manajemen perusahaan atau

peluang investasi.

Para peneliti berhati-hati untuk mencoba mengkontrol

penjelasan alternatif tersebut, dan menggunakan teknik seperti

variabel kontrol, persamaan simultan dan analisis statistik yang

kompleks, serta melakukan banyak tes kepekaan. Akhirnya,

proses penelitian melibatkan banyak upaya terpisah untuk

menyelidiki teori menggunakan metode yang berbeda dan

sampel, dan dalam konteks yang berbeda, untuk membangun

kepercayaan pada hasil.

Anda mungkin juga menyukai