Maraknya kasus Tindak Pidana korupsi di Indonesia menjadi salah satu tantangan
tersendiri bagi setiap organisasi untuk melawannya. Mahasiswa sebagai kaum terpelajar
juga turut melawan tindakan korupsi. Sebagai Agen Of Change mesti berada di garda
terdepan untuk melawan korupsi. Sikap kritis dan idealis menjadi ruh pergerakan dalam
diri mahasiswa harus pula diimbangi dengan pendidikan anti korupsi supaya tidak
melahirkan koruptor-koruptor di masa mendatang.
Di indramayu, tindak pidana korupsi sudah menjadi budaya. Dalam kurun waktu
kurang dari 20 tahun terakhir ada 2 kepala daerah yang terjerat tindak pidana korupsi.
Yakni pada tahun 2015, Dr. Irianto Mahfudz Sidiq Syafiuddin yang akrab disapa Yance,
pada saat itu Yance merupakan mantan bupati Indramayu yang terjerat kasus tindak
pidana korupsi PLTU sumuradem. Dan pada tahun 2019 kemarin Drs. Supendi yang juga
terjerat kasus penerimaan suap pengenddalian proyek di wilayah kabupaten Indramayu.
Tentu saja kita ssebagai Agen Of Change berkewajiban untuk memberantas budaya
korupsi khususnya di wilayah indramayu.
Baik alumni maupun kader, keduanya merupakan Brand Ambassador dari sebuah
organisasi. Sudah barang tentu sebagai kader atau alumni berkewajiban menjaga nama
baik organisasi di mata masyarakat. Salah satunya dengan memberikan contoh yang baik.
Tindak pidana korupsi yang melibatkan mantan aktifis menurunkan elektabilitas organisasi
di mata masyarakat luas. Bagaimana tidak, Tindakan (korupsi) yang dulu mereka lawan
sekarang malah justru mereka lakukan.