Anda di halaman 1dari 8

PROYEK PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP SEBAGAI

PENGGANTI DIKSAR MAPALA

1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mapala adalah organisasi mahasiswa pecinta alam yang cukup banyak
jumlahnya di Indonesia. Pecinta alam adalah istilah yang dipergunakan untuk
kelompok-kelompok yang bergerak di bidang lingkungan hidup dan konservasi
alam. Di Indonesia istilah ini merujuk pada kelompok yang bergerak di bidang
petualangan bebas, seperti mendaki gunung, ekspedisi ke belantara, panjat tebing,
arung jeram, susur gua, penyelaman bawah laut dan berpetualang dengan perahu
layar (Wikipedia, 2017).
Untuk menjadi anggota Mapala calon anggota akan dididik melalui diksar
(pendidikan dasar). Isi diksar antara lain : materi navigasi, suvival, P3K, dan
search and rescue (SAR). Sebelum melaksanakan diksar lapangan, peserta
mengikuti diksar di kampus untuk mendapatkan materi-materi tersebut. Diksar
lapangan kemudian dilaksanakan sebagai kegiatan untuk mempraktikkan material
yang sudah didapatkan, sekaligus sebagai prosesi penerimaan anggota baru
organisasi Mapala
Diksar Mapala yang dijalankan di Indonesia berulang kali memakan
korban. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Tribunnews (2017), antara tahun
2008 s.d. 2017 tercatat ada 12 kejadian kecelakaan yang terjadi pada pelaksanaan
diksar mapala dan menyebabkan korban jiwa sebanyak total 16 orang. Kampus
yang mengalami kejadian ini tidak hanya PTN, tetapi juga PTS yang berada di
Jawa maupun luar Jawa.
Penyebab meninggalnya mahasiswa dalam diksar Mapala selama 10 tahun
terakhir tertera dalam Tabel 1.

Tabel 1. Penyebab mahasiswa meninggal dunia dalam diksar Mapala


Korban
No Tahun Kampus Penyebab meninggal
Jiwa
1. 2008 UGM 1 orang Menderita sakit keram perut
2. 2014 UNNES 1 orang Menderita kelelahan dan mengalami
hipotermia (diksar di lereng Gunung
Ungaran)
3. 2014 Unissula 1 orang Mengalami hipotermia
4. 2014 IAIN Syekh 1 orang Mengalami sakit dan tak sadarkan
Nurjati diri
Cirebon
5. 2014 STIMIK 1 orang Hanyut di sungai Oya saat
Amikom mengikuti diksar
6. 2015 UPRI 1 orang Meninggal saat mengikuti diksar
penerimaan anggota baru
7 2015 UINSA 2 orang Mengalami kelelahan
8. 2016 UPN Veteran 1 orang Mengalami heat stroke yang
merupakan gabungan dari kelelahan,
dehidrasi dan kepanasan
9. 2016 Universitas 1 orang Mengalami hipotermia atau
Binus kesulitan mengatasi tekanan suhu
dingin
10. 2017 UII 3 orang Mengalami kelelahan dan kekerasan
fisik
11. 2017 Unsri 2 orang Terperosok ke bekas galian di
sungai saat diksar
12. 2017 Politeknik 1 orang Meninggal saat mengikuti agenda
Negeri yang diwajibkan bagi mahasiswa
Sriwijaya yang ingin bergabung menjadi
anggota dari organisasi.

Dari Tabel 1, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa mapala meninggal


sebagian besar diakibatkan oleh aktivitas fisik dan kekerasan fisik yang
dijalaninya pada saat diksar.
Usaha pencegahan telah dilakukan, di antaranya pihak otoritas kampus
telah meneliti ulang satuan kegiatan yang menjadi materi pendidikan dasar
organisasi pecinta alam kampus. Ketentuan larangan keras terjadinya kontak fisik
antara mahasiswa senior dan junior telah dinyatakan secara eksplisit dalam
program pendidikan dasar organisasi pecinta alam kampus. Tetapi kenyataannya
korban jiwa pada kegiatan diksar Mapala masih terus terjadi.
Kondisi ini tidak boleh dibiarkan terus menerus. Pemerintah dalam hal ini
Dirjen Dikti diharapkan dapat membuat rumusan pedoman penerimaan
mahasiswa Mapala untuk perguruan tinggi se Indonesia mengingat bahwa hampir
seluruh perguruan tinggi memiliki organisasi Mapala di kampusnya. Sebagai
contoh di Jawa Tengah terdapat 60 organisasi Mapala. Dengan banyaknya
organisasi Mapala yang ada di Indonesia dan kegiatan diksar Mapala telah
dianggap sebagai suatu kelaziman untuk dilaksanakan, sudah sepatutmya Dikti
sebagai organisasi yang menaungi Perguruan Tinggi di Indonesia membuat
aturan/pedoman mengenai kegiatan Mapala. Terlebih, dengan adanya korban jiwa
yang tidak sedikit jumlahnya.
Ide yang digagas oleh tim PKM GT Universitas Veteran Bangun
Nusantara adalah menjadikan proyek pelestarian lingkungan hidup sebagai model
diksar penerimaan mahasiswa Mapala menggantikan kegiatan fisik yang selama
ini dijalankan. Proyek pelestarian lingkungan hidup memiliki manfaat yang lebih
besar dibandingkan dengan diksar yang selama ini berjalan dengan kegiatan fisik.
Mapala sebagai mahasiswa pecinta alam sudah saatnya turut serta dalam
usaha pelestarian lingkungan, sesuai dengan namanya yaitu pecinta alam. Hal ini
relevan dengan kondisi kekinian dimana banyak terjadi kerusakan alam yang
diakibatkan oleh manusia. Kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di depan
mata kita misal pencemaran sungai, menumpuknya sampah di sungai, pencemaran
udara, rusaknya hutan, penebangan liar, punahnya spesies langka baik tumbuhan
atau hewan perlu peran serta Perguruan Tinggi untuk mengatasinya, dan Mapala
merupakan organisasi yang tepat untuk melaksanakan kegiatan ini.
Kerusakan lingkungan hidup itu tanpa kita sadari telah merusak ekosistem
dan mengurangi kualitas kehidupan manusia. Misalnya air minum jadi tercemar,
sering terjadi banjir akibat sampah, tanah longsor karena penebangan hutan liar,
keseimbangan ekosistem terganggu karena punahnya suatu spesies flora/fauna,
dan kualitas udara menurun karena polusi udara dan kurangnya penghijauan.
Masalah kerusakan lingkungan hidup perlu menjadi perhatian dan Mapala
sebagai mahasiswa pecinta alam dapat menjadi garda terdepan dalam
menanggulangi kerusakan alam dan menjadi penggerak dalam pelestarian
lingkungan hidup, sesuai dengan namanya pecinta alam. Pendidikan mapala
sejatinya tidak hanya pendidikan mengenai kemampuan fisik dan kemampuan
bertahan hidup (survival). Sebagai pecinta alam, Mapala sudah sepatutnya
menjadikan usaha pelestarian lingkungan hidup sebagai kegiatan
unggulan/prioritas, apalagi dengan kondisi saat ini yang banyak terjadi kerusakan
alam.
Hal itu lah yang melatarbelakangi gagasan mengenai program pelestarian
lingkungan hidup sebagai model diksar Mapala. Dengan model pendidikan ini
diharapkan Mapala mampu memberikan sumbangsih yang lebih besar bagi
pelestarian alam. Proyek pelestarian lingkungan hidup ini diharapkan bisa menjadi
syarat lulusnya mahasiswa dalam diksar Mapala sehingga korban jiwa akibat
diksar yang hanya berorientasi pada kegiatan fisik saja bisa dikurangi. Porsi
pelatihan fisik tetap ada tetapi diksar Mapala wajib menyertakan proyek
pelestarian lingkungan hidup.

Tujuan
a. Mengubah diksar Mapala yang umumnya aktivitas fisik menjadi proyek
pelestarian lingkungan hidup sebagai kegiatan dasar penerimaan anggota baru
Mapala.
b. Meningkatkan manfaat keberadaan Mapala untuk lingkungan sekitarnya,
khususnya dalam bidang pelestarian lingkungan hidup.
c. Mengurangi terjadinya kasus korban jiwa akibat diksar Mapala.

Manfaat
a. Bagi Mapala, dapat meningkatkan kemanfatan organisasi bagi masyarakat
melalui kegiatan pelestarian lingkungan hidup.
b. Bagi mahasiswa Mapala, dapat memupuk jiwa mencintai alam yang
sepenuhnya.
c. Bagi masyarakat dan lingkungan, dapat terjaga kelestariannya dan
mengurangi kerusakan alam.

2. GAGASAN
Kondisi kekinian
 Diksar mapala sebagai suatu kelaziman prosesi penerimaan anggota baru
Mapala
 Diksar diisi dengan aktivitas fisik dan survival
 Rawan kecelakaan dan rawan kekerasan
 Banyak korban jiwa meninggal
 Perlu model diksar yang dapat memupuk jiwa pecinta alam, namun tidak
beresiko terjadi kecelakaan

Telah banyak mahasiswa yang menjadi korban jiwa dalam kegiatan diksar
Mapala. Sebagian besar meninggal dunia karena kelelahan fisik dan karena tindak
kekerasan seniornya. Tetapi masih banyak pihak yang menganggap bahwa diksar
adalah sebuah kegiatan yang sangat penting, sangat bermanfaat bagi generasi
muda pada khususnya. Bulan Januari 2017, sebanyak 3 mahasiswa UII meninggal
dunia setelah mengikuti diksar mapala di lereng selatan Gunung Lawu di Desa
Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Diduga adanya tindak kekerasan yang dilakukan senior. yang berangkat segar
bugar berubah 180 derajat selepas mengikuti pelatihan itu. Mereka dibawa ke
rumah sakit untuk menjalani perawatan karena kondisinya sungguh
memprihatinkan. Kabar ini akhirnya sampai ke telinga keluarga para mahasiswa
nan malang ini. Pihak keluarga terpukul melihat kondisi 3 mahasiswa yang
menggenaskan seusai diksar. Selain 3 mahasiswa tewas, 5 mahasiswa peserta
Diksar masih dirawat di rumah sakit. Tewasnya 3 mahasiswa ini membongkar
aksi kekerasan di tubuh Mapala UII. Tim investigasi internal UII lalu bergerak
dan menemukan adanya dugaan kekerasan.
UII menghentikan sementara kegiatan di luar kampus. UII menegaskan
tidak ada keterlibatan pihak luar dalam kegiatan diksar. Panitia Mapala UII juga
dilarang pergi ke luar kota. Bagi para pelaku penganiayaan, UII berjanji akan
mengeluarkan mereka dari kampus. Selain investigasi internal, aparat dari Polres
Karanganyar sudah mendatangi kampus UII untuk mengumpulkan informasi guna
mengusut kasus ini. Demikian pula Ombudsman RI Perwakilan DIY juga turun
tangan mengawal kasus meninggalnya tiga mahasiswa ini hingga tuntas.
Banyak terjadi kerusakan lingkungan akibat ulah manusia. Di antaranya
masyarakat belum menyadari pentingnya membuang sampah pada tempatnya.
Beberapa masyarakat membuang sampah disungai yang menyebabkan banjir.
Banyak masyarakat yang menebang hutan secara liar akan mengakibatkan
terjadinya tanah longsor. Dan pencemaran udara di kota-kota besar seperti jakarta
tidak ada pelestarian lingkungan hidup.

A. Solusi yg pernah ditawarkan


Guna mencegah terulangkan tragedi yang menimpa tiga mahasiswa UII
kampus perlu mengevaluasi tentang lokasi pendidikan dasar pecinta alam kampus.
Ada baiknya pendidikan atau latihan dasar itu dilakukan di kampus.
(Antaranews,2017)
Ketentuan larangan keras terjadinya kontak fisik antara mahasiswa senior
dan junior telah dinyatakan secara eksplisit dalam program pendidikan dasar
organisasi pecinta alam kampus itu. Tetapi kenyataannya korban jiwa pada
kegiatan diksar mapala masih terus terjadi.

B. Perbaikan Kondisi dengan Gagasan Baru


Kondisi saat ini yang terjadi terdapat beberapa mahasiswa yang meninggal
akibat diklat mapala, dengan mengurangi terjadinya kasus korban jiwa akibat
diksar mapala tersebut kami dari tim pkm menawarkan gagasan baru tentang
mengubah diklat mapala yang umumnya aktivitas fisik menjadi projek pelestarian
lingkungan hidup. Meningkatkan manfaat keberadaan mapala untuk lingkungan
sekitarnya, khususnya dalam bidang pelestarian lingkungan hidup untuk
mengurangi kerusakan hutan seperti penebangan dan kebakaran hutan.

C. Pihak-pihak yang terlibat


1. Dirjen Dikti membuat rumusan pedoman SK yang dilandasi Undang-
undang dan asas keterbukaan, demokrasi,dan humanis yang berisi tentang
pelaksanaan kegiatan pelestarian lingkungan hidup bagi mahasiswa yang
mencalonkan sebagai anggota diksar.
2. Perguruan Tinggi melaksanaan pembinaan terhadap UKM mapala, dan
membuat juknis diksar mapala yang berientasi pada pelestarian lingkungan
hidup. Mempertegas aturan pelarangan adanya tindak kekerasan antara
senior kepada calon anggota baru.
3. Organisasi Mapala membuat konsep kegiatan diklat berbasis pelestarian
lingkungan hidup, agar mengurangi korban yang meninggal akibat diksar,
dan turut menjaga kelestarian alam sesuai dengan nama organisasinya
yaitu pecinta alam.
4. Peserta sebagai pelaksana jalannya kegiatan projek yang diberikan senior,
agar tidak terjadi kekerasan kepada peserta dialihkan menjadi kegiatan
pelestarian lingkungan hidup di Perguruan Tinggi.
5. Sivitas akademika membuat tim pengawas yang terdiri dari pembina
organisasi mapala, kepengurusan di organisasi mapala dan tata tertib.
D. Langkah-langkah strategis

Dikti :
Menerbitkan aturanj mengenai diksar mapala yang mewajibkan
dilaksanakan program pelestarian lingkungan hidup sebagai kegiatan
diksar

Perguruan Tinggi :
Dinas Lingkungan Membuat tata tertib dan aturan
Hidup mengenai mapala di Perguruan
Tinggi dan kegiatannya

Mapala melaksanakan kegiatan diksar


berdasarkan aturan dikti dan Tata Tertib
Universitas

Monitoring dan evaluasi kegiatan diksar oleh sivitas


akademik dan masyarakat

1. Mendata semua calon anggota diksar baru.


2. Membagi calon anggota diksar baru menjadi beberapa kelompok
mahasiswa.
3. Setiap kelompok mahasiswa diberi tema projek pelestarian lingkungan
hidup.
4. Setiap kelompok mahasiswa diberi waktu selama 1 minggu untuk
menjalankan projek pelestarian lingkungan hidup.
5. Setiap kelompok mahasiswa agar mengajak masyarakat untuk
menjalankan projek pelestarian lingkungan hidup.
6. Pengenalan lingkungan sekitar kepada masyarakat yang dipilih kelompok
mahasiswa sebagai sasaran pelaksanaan projek pelestarian lingkungan
hidup.
7. Memberi materi usaha pelestarian lingkungan hidup kepada masyarakat
agar turut membantu tercapainya projek pelestarian lingkungan hidup .
8. Selama projek yang diberikan kepada kelompok mahasiwa yang telah
tercapai maka kelompok mahasiswa tersebut dinyatakan lolos seleksi
diklat.
No Durasi Materi
1. 1x pertemuan Keorganisasian Mapala
@120 menit
2. 3x pertemuan Teknik Caving,Rock Climbing, Mountainering,
@120 menit Lingkungan Hidup, Ilmu Medan dan Kompas
3. 1x pertemuan - Persiapan proyek pelestarian lingkungan
@120 menit - Pembentukan kelompok
- Pembagian/pemilihan tema
- Pembagian kakak pembimbing dan pembina dari DLH
4. 1x pertemuan Site visit ke lokasi yang akan dijadikan proyek
@ 120 menit pelaksanaan pelestarian lingkungan
Contoh pemilihan tema yang bisa diambil:
- Bersih sungai
- Penghijauan
- Pelestarian tanaman langka
- Pelestarian hewan langka
- Bersih lingkungan
5. 1 bulan Pelaksanaan proyek dengan bimbingan kakak tingkat dan
pembina dari DLH

E. KESIMPULAN

F. DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2017. Pencinta alam. URL:


https://id.wikipedia.org/wiki/Pencinta_alam. Diakses online tanggal 12
Desember 2017.
Iifhaniffa. 2017. Diklat Mapala, Begitu Kejamkah?. URL:
https://iifhaniffa.wordpress.com/2017/01/29/diklat-mapala-begitu-
kejamkah/. Diakses online tanggal 12 Desember 2017.
Antaranews. 2017. Mencegah kekerasan di kampus. URL:
https://m.antaranews.com. Diakses online tanggal 12 Desember 2017.

Anda mungkin juga menyukai