Anda di halaman 1dari 10

Nama : Suci Ramadhani

No. BP : 1710531001
Tugas : Resume Teori Akuntansi

EMERGING ISSUES IN ACCOUNTING AND AUDITING


A. Current Factors Influencing Accounting
Salah satu pengaruh utama pada penelitian dan praktik akuntansi dan audit yang diteliti
adalah pertumbuhan standar akuntansi dan audit yang berlaku secara internasional. Maka,
sejumlah sejumlah faktor penting yang secara potensial terkait diuji.
 XBRL
Adanya perkembangan pada revolusi teknologi yang memegngaruhi penyiapan
laporan keuangan. Pada akhir 2008, the US Securities and Exchange Commission (SEX)
memerintahkan 500 perusahaan besar di Amerika Serikat untuk mengarsipkan laporan
keuangan tahun 2009 dengan menggunakan Extensible Business Reporting Language
(XBRL). Harapan SEC terhadap XBRL adalah mempercepat analisis data keuangan
perusahaan dengan memperluas kelompok pengguna dengan mengurangi tingkat
kesalahan. Teknik sekarang yang digunakan untuk mengolah laporan keuangan seringkali
berisi kesalahan karena dilakukan secara manual atau menggunakn software yang
menghasilkan perkiraan data saja.
Satu isu terkait XBRL adalah apakah pendekatan audit sekarang atas rekonsilias
versi cetak dari dokumen terkait XBRL dengan informasi yang berada di SEC memadai.
Plumlee dan Plumlee menunjukkan bahwa provisi dari informasi XBRL adalah
perpanjangan dari paradigm pelaporan tradisional yang akan mengubah cara penggunaan
data keuangan dan non keuangan. Pergeseran paradigma ini mengharuskan auditor untuk
mempertimbangkan pertanyaan yang lebih dalam daripada hanya melakukan rekonsiliasi
ouput.
 Efek “Corporate Collapse” dan The Sarbanes-Oxley Act (2002)
Pada awal tahun 2000-an, sejumlah perusahaan besar tumbang (collapse) dan
aturan berganti sebagai gambaran atas akuntansi dan audit, dan hal tersebut mempengaruhi
lingkungan. Kritik atas independensi auditor dan tata kelola perusahaan menjadi ‘front-
burner’ yang menarik banyak komentar publik dan penelitian.
Sejak tahun 2004, Public Company Accounting and Oversight Board (PCAOB),
yang dibentuk dengan aturan SOX, telah mengarahkan inspeksi independen dari firma
audit. Meskipun demikian, daripada menggunakan kritik peer review AICPA yang mana
mengarah pada perubahan aturan, Hilary dan Lennox menyediakan bukti bahwa peer
review menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perbedaan kualitas firma
audit. Hilary dan Lennox mencatat bahwa perbedaan metode reviu dan secara khusus
bagaimana temuannya dipublikasikan, menyulitkan mengambil kesimpulan. Dalam sistem
AICPA, terlihat bahwa firma yang mereviu cenderung tidak melaporkan masalah audit jika
mereka tidak dalam kondisi bersaing dengan firma yang direviu. Firma yang direviu
muncul dengan kualitas yang lebih tinggi jika mereka direviu oleh auditor yang tidak
bersaing mendapatkan klien yang sama. Fakta menunjukkan sulitnya menghilangkan
dorongan kepentingan pribadi di bawah sistem pengendalian kualitas yang diatur sendiri.
Provisi kunci yang lain dalam SOX adalah batasan pada provisi pada jasa
konsultansi tertentu (non-audit) oleh firma audit kepada klien mereka. Auditor laporan
keuangan dilarang memberikan jasa konsultansi kepada klien mereka, kecuali terhadap
beberapa pengecualian dengan terlebih dahulu melakukan persetujuan dengan komite audit
klien. Setelah tumbangnya perusahaan pada awal 2000a, firma audit dikritik karena
mengkompromikan independensi mereka dengan sangat bergantung pada pendapatan dari
jasa konsultansi. Secara umum, aturan auditor, teknik mereka, dan independensi mereka
berlanjut kepada perdebatan karena aturan mereka dalam membentuk kepercayaan dalam
perusahaan dan manajemen.

B. Issues Surrounding The Application of Fair Value Accounting During The Global
Financial Crisis
Penyebab dari global financial crisis (GFC) yang melanda seluruh dunia pada tahun 2008
dan 2009 merupakan hal kompleks untuk diperdebatkan. Beberapa menganggap praktek menilai
asset secara wajar adalah sebagai faktor yang berkontribusi terhadap melebarnya masalah di
pasar subprime mortgage AS, dan memperburuk lebarnya krisis. Hal ini karena standar akuntansi
(terutama standar akuntansi keuangan (FAS) No 157 Pengukuran Nilai Wajar) memerlukan
write-downs atas nilai investasi yang dipegang oleh bank saat kondisi pasar bergejolak. Write-
down ini membatasi kemampuan entitas untuk memberikan pinjaman. Menandai aset keuangan
ke pasar (untuk mencerminkan nilai wajar) juga mempengaruhi sisi aktiva dari neraca pinjaman
perusahaan, dan membatasi kemampuan untuk melakukan pinjaman.
The United States Securities and Exchange Commission (SEC) menginvetigasi peran
nilai wajar saat terjadi krisis dan mengeluarkan laporan pada hari-hari terakhir tahun 2008. SEC
diminta untuk menyelidiki peran standar akuntansi, seperti FAS 157 atas kegagalan bank yang
terjadi pada tahun 2008. Laporan menyimpulkan bahwa kegagalan bank di AS disebabkan oleh
kemungkinan kerugian kredit, kualitas aset, dan dalam kasus tertentu, mengikis kepercayaan
investor dan pemberi pinjaman, dan tidak hanya disebabkan ketika menandai aset keuangan ke
nilai pasar. Pandangan tentang peran akuntansi nilai wajar didukung, termasuk mantan akuntan
SEC yaitu Conrad Hewitt dan Lynn Turner, yang memuji akuntansi mark-to-market untuk
meningkatkan transparansi, memungkinkan pengguna dari laporan keuangan untuk melihat
kondisi sebenarnya atas situasi ekonomi suatu lembaga.

 Reaksi dengan Setter Standard


Pada bulan Oktober 2008, IASB mengubah aturan untuk reklasifikasi aset
keuangan sehingga kerugian dari perubahan nilai pasar atas aset tersebut yang dapat
diperlakukan secara berbeda. Sebelum perubahan aturan, standart internasional diperlukan
seperti kerugian yang akan diambil melalui laporan laba rugi. Setelah perubahan peraturan,
aset bisa dipindahkan dalam kondisi tertentu untuk menghindari pengisian kerugian mark-
to-market ke laporan laba rugi. Namun, ada juga aturan perubahan yang membutuhkan
pengungkapan instrumen keuangan dan pengaruh reklasifikasi pada laporan laba rugi.
Perubahan ini dibuat melalui amandemen untuk IAS 39 dan IFRS 7.
IASB dan FASB merespon rekomendasi tersebut, salah satunya meminta FASB untuk
memperbolehkan bank menggunakan penilaiannya sendiri dalam menentukan nilai wajar
asset, daripada menggunakan pasar sebagai kriteria objektif. Blundell-Wignall, Atkinson
dan Lee dalam papernya menjelaskan hal-hal yang membuat krisis keuangan global, yaitu:
1. Kebijakan likuiditas makro global
2. Kerangka kerja regulasi yang masih minim

 Auditor dan Krisis Keuangan Global


Berdasarkan catatan Sikka, sangat sedikit perhatian yang diberikan dalam tekanan
peran auditor pada saat krisis, meskipun beberapa komentator menanyakan nilai audit
ketika auditor tidak memprediksi efek dari resiko asset pada neraca beberapa bank.
Canadian Institute of Chartered Accounts dan The Institute of Chartered Accountants di
Inggris dan Wales mengeluarkan publikasi yang menekankan resiko yang dialami auditor
ketika menilai nilai asset dan mempertimbangkan jasa perencanaan manajemen untuk
memitigasi resiko berkesinambungan dan isu likuiditas selama resesi antisipasi. Publikasi
ini juga menegaskan pentingnya standar etis ketika menghadapi tekanan dari manajemen
untuk menghindari pengakuan yang tidak diinginkan atau write-down.
C. Possible Directions in The Future International Accounting Standard Setting Arrangemen

 Proyek Konvergensi IASB dan FASB

Pada November 2008, SEC di US mengeluarkan sebuah ‘roadmap’ untuk


menerapkan IFRS oleh perusahaan AS mulai 2014. Konvergensi ini diperhatikan oleh SEC
karena SEC akan memperkirakan akan berkembang ke arah kejadian yang penting di tahun
2011 dan akan membuat keputusan dalam tahun 2014 maka implementasi tersebut harus
sudah diproses.
Kejadian penting tersebut berhubungan dengan:
1. Perbaikan dalam standar akuntansi
2. Akuntabilitas dan membiayai IASC
3. Perbaikan dalam kemampuan untuk menggunakan data pelaporan IFRS
4. Mengadakan pendidikan dan pelatihan yang berhubungan dengan IFRS
5. Dibatasi untuk segera menggunakan IFRS dimana hal ini akan mempertinggi
komparabilitas untuk investor US
6. Mengantisipasi pemilihan waktu pembuatan peraturan mendatang oleh komisi
7. Mengimplementasikan perintah menggunakan IFRS oleh issuers

 Masalah Dalam Konvergensi IFRS – US GAAP


Meskipun adanya roadmap, belum diketahui secara pasti bahwa negara-negara
bersatu akan mengadopsi IFFS. Pimpinan SEC, Mary Schapiro, baru-baru ini mengatakan
bahwa dia tidak akan merasa terikat oleh roatmap tersebut. Dia menambahkan bahwa ada
beberapa kekhawatiran tentang standar IFRS umum, dan tidak siap untuk mendelegasikan
pengaturan standar atau tanggung jawab pengawasan IASB. Seorang anggota dewan
akuntansi perusahaan pengawasan publik (PCAOB) di Amerika Serikat, Charles Niemeier,
juga mengkritik tujuan konvergensi. perhatian utama-Nya adalah bahwa beralih ke IFRS
akan membiarkan US dengan aturan yang lebih sulit untuk ditegakkan.

 Standar Auditing Internasional


HAKA melaporkan bahwa beberapa akuntan menunjukkan beralihnya ke IFRS
akan memerlukan standar audit dan praktek di US merubah cara dari model penilaian
sesuai dengan aturan dalam standar akuntansi untuk penilaian keseluruhan yang ‘true and
fair’. Pendekatan audit memiliki implikasi penting bagi penerapan standar akuntansi
principles-based dalam IFRS karena pendekatan yang ada sebelumnya berfokus pada
penegakan aturan daripada prinsip. Standar Audit juga sedang internasionalisasi untuk
beberapa alasan sebagai standar akuntansi, yaitu globalisasi pasar bisnis dan berbagi
permintaan menciptakan untuk standar global.

D. Sustainability Accounting, Reporting, and Assurance


 Sustainability Accounting and Reporting
Akuntansi ketahan dan pelaporan merupakan bagian dari akuntansi sosial. Gray,
Owen, dan Adams menyatakan akuntansi sosial sebagai kombinasi akuntansi untuk hal
yang berbeda, pada media berbeda, untuk pengguna yang berbeda, dan untuk tujuan yang
berbeda. Dengan kata lain, melampaui pengukuran keuangan dari kejadian ekonomi dan
pelaporan untuk kelompok pengguna tertentu, biasanya sesuai dengan standar akuntansi
dan regulasi. Akuntansi sosial dan pelaporannya bertujuan untuk mengamati dan menyerap
isu-isu yang tidak dicakup oleh fungsi akuntansi tradisional menjadi bentuk yang dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan oleh individu, tidak harus secara langsung atau
hanya terkait dengan keberhasilan keuangan entitas. Akuntansi sosial dapat termasuk
kategori empat dan lima dari asumsi ontologis.

 Perkembangan saat ini dalam Sustainability Reporting


Bentuk dari pelaporan ketahanan telah berubah pada masa kini terkait beberapa
perkembangan. Salah satu yang paling banyak digunakan sebagai pedoman dalam
pelaporan ketahanan adalah yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI) yang
direvisi dan dikeluarkan pada oktober 2006. Pedoman GRI membentuk dasar framework
dari pengungkapan ketahanan dan berisi prinsip dan petunjuk serta standar pengungkapan
untuk semua tipe organisasi. Prinsip tersebut menentukan isi dari laporan ketahanan,
kualitas informasi, dan batas laporan. Standar pengungkapan termasuk strategi dan profil
ketahanan organisasi, pendekatan manajemen, dan indikator performa. Pedoman GRI
sesuai dengan tujuan kerangka konseptual yang digunakan dalam pedoman pelaporan
keuangan.
Pertumbuhan pelaporan tentang isu-isu lingkungan juga didorong oleh kekuatan
pasar terkait izin untuk emisi gas rumah kaca atau tidak. Perusahaan yang dipengaruhi oleh
pasar-pasar ini perlu untuk memperhitungkan emisi gas rumah kaca mereka dan
melaporkan berdasarkan peraturan yang ditetapkan otoritas peraturan yang relevan.
Perkembangan izin wajib terkait emisi, khususnya saat pembentukan European Union
Emisi Trading Scheme (EU ETS) pada bulan Januari 2005, telah juga memberikan
kontribusi terhadap hubungan yang dekat antara pelaporan keuangan dan lingkungan, atau
pelaporan ketahanan. Hal ini disebabkan kebutuhan untuk mempertimbangkan hak-hak
atau izin emisi, dan kewajiban yang timbul sebagai akibat dari emisi yang dibuat.
PwC dan IETA menyimpulkan bahwa selain kurangnya kejelasan dan
komparabilitas laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan dengan hak-hak emisi,
tidak adanya otoritas tentang masalah ini telah menyebabkan baik kegagalan maupun
pemborosan sumber daya bagi perusahaan. Selain itu, karena survei mereka tidak melihat
adanya kebutuhan dan pandangan para pemangku kepentingan eksternal terkait dampak
variabilitas dalam akuntansi untuk hak emisi pada kemampuan mereka dalam pengambilan
keputusan. Menanggapi masalah dalam akuntansi untuk skema perdagangan emisi ini,
IASB baru-baru ini mengumumkan akan mengaktifkan kembali proyek pada Skema
Perdagangan Emisi dan diharapkan terbentuk standar pada tahun 2010.
Perubahan iklim dan keberlanjutan masalah juga mempengaruhi pelaporan
keuangan tradisional terkait keputusan tentang penurunan nilai aktiva dan pengungkapan
risiko. Perubahan iklim dapat menimbulkan ancaman fisik untuk nilai aset, misalnya,
dataran rendah pantai dapat meningkatkan risiko banjir. Selain itu, nilai aset operasional
dipengaruhi oleh penurunan permintaan untuk produk yang mereka hasilkan.

 Kecenderungan dalam Sustainability Reporting Assurance


Sebuah unsur penting dari kegunaan laporan keuangan perusahaan adalah
keyakinan yang independen atas laporan. Keyakinan yang independen memberikan
kepercayaan kepada pemegang kepentingan tentang kredibilitas, relevansi, dan keandalan
atas laporan. Perbedaan antara audit dengan review adalah tingkat keyakinan yang
diberikan oleh auditor terkait keandalan informasi yang diberikan perusahaan. Hal ini
ditentukan oleh sifat dan jangkauan dari prosedur yang dilakukan oleh auditor, hasil dari
prosedur dan objektivitas bukti yang diperoleh. Audit memberikan tingkat keyakinan yang
memadai dan review memberikan tingkat keyakinan yang terbatas.
Beberapa perusahaan mencari keyakinan atas laporan keberlanjutan mereka.
Greenwashing adalah praktik menyebarluaskan informasi yang salah sehingga
menampilkan image publik bertanggung jawab kepada lingkungan. Survei KPMG juga
menunjukkan jumlah dari perusahaan besar yang mencari keyakinan yang resmi berbeda
secara signifikan bergantung negaranya. Tujuan utama atas pengumpulan informasi ini
adalah untuk memberitahukan keputusan pembelian dan investasi oleh investor dari
lembaga, organisasi pembelian dan badan/instansi pemerintah.
 Mengapa Mencari Assurance for Sustainability Reports?
Audit diyakini memberikan manfaat dengan meningkatkan kredibilitas laporan
keuangan yang disiapkan oleh manajemen dan meningkatkan kualitas dari sistem akuntansi
entitas berdasarkan feedback dari proses audit. Penerapan teori ini pada sustainability
assurance menganjurkan bahwa perusahaan dengan keuntungan paling banyak atas
peningkatan kredibilitas laporannya akan cenderung untuk mencari keyakinan (assurance).
Perusahaan dengan keuntungan paling banyak dari laporan yang lebih kredibel adalah yang
paling berkemungkinan menjadi sangat terlihat, dan industri yang berpotensi tinggi
menimbulkan polusi.
 Sustainability Assurance Standards
Terdapat pedoman otoritas yang terbatas atas perjanjian keyakinan (assurance
engagement) dalam laporan keberlanjutan (sustainability reports) dan informasi emisi
karbon. ISAE 3000, Assurance Engagements Other than Audits or Reviews of Historical
Financial Information, diterbitkan oleh IAASB, menyediakan beberapa pedoman umum
namun tidak spesifik pada sustainabilityreport dan laporan karbon emisi, sehingga
cenderung diterapkan secara tidak konsisten oleh pemberi keyakinan. AA1000AS
menyediakan pedoman pada sustainability assurance reports yang mengevaluasi ketaatan
entitas kepada AA1000 AccountAbility Principles dan kualitas atas informasi yang
diungkap kepada publik atas sustainability performance. O’Dwyer dan Owen menganalisis
assurance statement dari laporan Association of Chartered Certified Accountants (ACCA)
United Kingdom and European Sustainability Reporting Awards Scheme tahun 2002.
E. Other Non-Financial Accounting and Reporting Issues
 Water Accounting
Tujuan WASB melakukan pengembangan standar water accounting dan prosedur
untuk memfasilitasi dalam pengambilan keputusan oleh berbagai pengguna yang
memperhatikan distribusi, manajemen, dan penggunaan air mirip dengan maksud dari
penyusunan standar akuntansi keuangan. WASB telah menggunakan kerangka konseptual
akuntansi keuangan dan proses pengaturan standar untuk mendukung pengembangan
water accounting. WACF didasarkan pada model standar akuntansi keuangan dan
berkaitan dengan maksud dan isi dari tujuan umum laporan water accounting.
Sistem water accounting diadopsi oleh WASB adalah sistem akrual di mana
laporan untuk kebanyakan entitas pelaporan air akan meliputi:
(a) Statement of Physical Water Flows
(b) Statement of Wate Assets and Water Liabilities
(c) Statement of Changes in Water Assets and Water Liabilities
(d) Disclosure Notes
(e) Compliance Statement
(f) Assurance Statement

Laporanwater accountingakan memberikan informasi tentang saham dan arus


sumberdaya air, bukan hanya data dan klaim yang dibuat oleh manajer yang bergantung
pada data yangbersumber di luar sistem formal akuntansi, seperti dalam pelaporan
keberlanjutan. Dengan cara yang sama bahwa auditor laporan keuangan meningkatkan
nilai laporan keuangannya dengan meningkatkankredibilitas mereka, diharapkan bahwa
laporan air juga akan diaudit. Auditor bisa memberikanjaminan pada laporan air dengan
menggunakan keterampilan dan teknik yang sama yangdigunakan untukmengaudit laporan
keuangan, meskipun mereka kemungkinan akanmemerlukan perhatian khusus pada isu-isu
teknis dari insinyur dan ahli kualitas air.
 Water AccountingvsGreenhouse Gas Emission Accounting (GGP)
Satu perbedaan kunci antara water accounting standard dan standar GGP adalah
penekanan sebelumnya atas akuntansi untuk saham dan arus air yang menggunakan proses
akrual. Pendekatan pengukuran water accounting berasal dari adopsi eksplisit atas tujuan
untuk menghasilkan informasi untuk membantu pengambilan keputusan, yang merupakan
tujuan yang sama dengan kerangka konseptual akuntansi keuangan. GGP menyediakan
standar untuk memandu perusahaan dalam mempersiapkan persediaan gas rumah kaca
yang menyajikan suatu akun yang benar dan adil atas emisinya, dan menekankan
karakteristik kualitatif atas relevansi, kelengkapan, konsistensi, transparansi, dan akurasi.
Beberapa isu yang timbul dari pendekatan faktor emisi dalam standar GGP
berkaitan dengan pemilihan dan penerapan faktor emisi dan kualitas data kegiatan.
Persetujuan faktor emisi sebagai alat pengukuran yang valid berarti bahwa standar GGP
tidak mengijinkan pembuat keputusan untuk memiliki tingkat kepercayaan di laporan
informasi GHG. Mereka juga mengangkat isu-isu yang berbeda untuk auditor. Gerakan
menuju sistem akuntansi yang terintegrasi penuh secara akrual untuk emisi gas rumah kaca
akan memberikan kesempatan bagi auditor untuk membuat opini.
Namun, terlepas dari keterbatasan pada standar GGP dan upaya lain untuk
mengukur emisi gas rumah kaca, sistem ini berarti bahwa untuk pertama kalinya dalam
sejarah terdapat perusahaan yang melaporkan data emisi gas rumah kaca. Para GGP dan
standar water accounting adalah hasil bukti atas tekanan oleh pemerintah untuk
memperoleh data pada sumber daya yang langka, selain yang ditangkap oleh sistem
akuntansi keuangan secara tradisional. Dengan demikian, mereka menunjuk kepada yang
lebih luas, dan mungkin lebih penting, masa depan untuk akuntansi di abad dua puluh satu
dan seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai