Anda di halaman 1dari 23

NAMA : RISZA NURIL SAMSIYAH

NIM : 190341621627

OFFERING :A

BAB 1 (SISTEM PEREDARAN DARAH)

Model jantung kelima kelas vertebrata

Jantung pisces tersusun secara sederhana. Hanya terdiri dari sinus venosus, satu atrium, dan satu
ventrikel yang tersusun secara seri. Di antara atrium dan vena utama terdapat sinus venosus
yang membantu atrium untuk menampung darah dari jaringan tubuh. Di antara atrium dan
ventrikel terdapat katup yang berfungsi untuk mencegah berbaliknya darah ke Atrium.

Jantung amfibi tersusun dari tiga ruangan , yaitu dua atrium dan satu ventrikel . Atrium kiri dan
kanan dipisah oleh septum interatrium. Terdapat sinus venosus pada atrium kanan. Darah dari
atrium kiri dan kanan, masuk ke dalam ventrikel. Karena susunan otot ventrikel yang berbentuk
bunga karang. Sehingga mampu mengurangi bercampurnya darah. Darah meninggalkan jantung
melalui Konus arteriosus.

Jantung reptilian, Kebanyakan tersusun dari tiga ruangan. Yaitu 2 atrium dan 1 ventrikel, hanya
saja sekat yang memisahkan ventrikel (Septum interventrikuler) kurang berkembang. Pada
buaya, tersusun empat ruangan jantung. Dengan ventrikel kanan dan kiri yang sudah terpisah
sempurna. Pada buaya dilengkapi dengan Foramen Panizzae yaitu lubang kecil pada persilangan
aorta kiri dan kanan. Berfungsi sebagai tempat pencampuran darah.

Jantung Aves dan Mamalia. Jantung mereka sama sama memiliki empat ruangan, yaitu 2
serambi dan 2 bilik. Dan masing masing terpisah secara sempurna.

Arah Peredaran Darahnya dari dan Ke Jantung

Pada jantung pisces, kontraksi otot atrium mengakibatkan darah mengalir menuju ventrikel.
Selanjutnya, ventrikel akan memompa darah meninggalkan jantung menuju ke arteri yang akan
membawa darah ke insang untuk proses oksigenasi.
Pada jantung amfibi, darah yang mengandung karbondioksida dibawa oleh vena kava menuju ke
serambi kanan. Selanjutnya darah yang kaya Oksigen dari paru paru dibawa oleh vena
pulmonalis yang memasuki jantung melalui atrium kiri. Darah dari atrium kiri dan kanan masuk
ke ventrikel kemudian meninggalkan jantung melalui konus arteriosus

Pada jantung Reptilia, darah dari seluruh tubuh masuk ke jantung melalui atrium kanan
kemudian menuju ke ventrikel kanan. Darah dari paru paru memasuki jantung melalui atrium kiri
menuju ke ventrikel kiri.

Pada jantung mamalia darah dari seluruh tubuh diangkut oleh pembuluh vena menuju atrium
kanan. Kemudian masuk ke bilik kanan untuk diedarkan ke paru paru. Di dalam paru paru, darah
mengalami oksigenasi sehingga menjadi darah yang kaya oksigen dan diedarkan lagi ke atrium
kiri melalui vena pulmonalis. Setelah dari atrium kiri darah diedarkan ke seluruh tubuh melalui
ventrikel kiri.

Pembuluh darah yang masuk dan keluar jantung

Arteri : Pembuluh darah yang meninggalkan jantung, dan mengangkut darah


bersih kecuali Arteri pulmonalis
Vena : Pembuluh darah yang menuju jantung, dan mengangkut darah kotor
kecuali vena pulmonalis
Aorta : Pembuluh darah arteri terbesar
Vena Kava : Pembuluh darah vena terbesar
Arteri pulmonalis : Pembuluh darah yang meninggalkan jantung dan mengangkut darah
kotor
Vena Pulmonalis : Pembuluh darah yang menuju jantung dan mengangkut darah bersih

Macam macam sel darah putih


Berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap invasi mikroorganisme atau untuk
penyembuhan luka
A. Granulosit
 Basofil : Intinya berbentuk s, Granula bersifat basofilik
 Eosinofil : Intinya terdiri dari dua lobi, granula bersifat asidofilik
 Neutrofil : Intinya terdiri dari 3 lobi, Granula bersifat netral
B. Agranulosit
 Monosit : Intinya berbentuk seperti huru f U, atau biji kacang
 Limfosit : Intinya besar, memenuhi sitoplasma.

Ciri ciri sel darah merah


 Mengandung hemoglobin
 Berbentuk lonjong dan bikonvek pada kebanyakan vertebrata
 Berbentuk bulat dan bikonkaf pada mamalia.
 Tidak berinti

Perbedaan apusan sel darah mamalia dan aves


Pada sel darah merah Mammalia tidak terdapat inti sel (nucleus) sedangkan pada sel
darah merah Aves terdapat inti sel. Hal itu disebabkan karena, pembentukan sel darah merah itu
berlangsung di sumsum tulang. Sel darah merah berasal dari sel induk yang nantinya akan
berubah menjadi eritroblas. Eritroblas selanjutnya berdiferensiasi menjadi sel darah merah. Pada
mamalia, pada proses diferensiasi ini dia kehilangan inti/ nukleusnya. Sementara pada aves,
nucleus/ intinya tidak hilang.
Selain itu bentuk sel darah merah manusia adalah bikonkaf, sedangkan pada sel darah
burung bentuknya biconvex.

Perbandingan Histologi Arteri dan vena


Struktur histologi pembuluh darah, memiliki tiga lapisan. Yaitu Tunika interna, Tunika media,
Tunika eksterna. Pada arteri, Tunika Media dan Interna berkembang lebih baik daripada vena.
Sedangkan Tunika eksterna vena lebih tebal.
Pembuluh arteri memiliki ciri sebagai berikut :
 Letaknya berada lebih dalam dari pada pembuluh vena, artinya tidak dekat dengan
permukaan
 Dinding pembuluhnya tebal, kuat, dan elastis.
 Pembawa darah bersih, antar 
 Berbeda dengan pembuluh darah vena, mempunyai ciri yang khas yaitu :
 Letak lebih dekat dengan permukaan, kebiruan rupanya
 Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis
 Membawa darah balik yang minim oksigen

Pembuluh darah Arteri, Menurut diameternya dibedakan menjadi tiga, yaitu.


Arteri Besar Arteri sedang Arteriola
Tunika Interna  Tebal  Sama seperti arteri  Tidak memiliki
 Terdiri dari selapis besar lapisan sub endotel
sel endotel dan sub  Tidak
endotel, mengandung
 Mengandung membrane elastika
serabut elastic dan interna
sedikit serabut otot
polos
 Terdapat
membrane elastika
interna
Tunika Media  Mengandung  Tebal  Terdapat otot
serabut otot polos  Banyak polos
sedikit, dan serabut mengandung  Terdapat sedikit
elastic yang serabut otot polos, serabut elastis
banyak elastis, kolagen,
retikuler

Tunika Eksterna Tidak berkembang  Mengandung  Tidak terdapat


membrane elastika membrane elastika
eksterna dan eksterna
jaringan ikat
khusus.
Pembuluh darah vena, menurut diameternya dibagi menjadi tiga yaitu.
Vena Besar Vena Sedang Vena kecil
Tunika interma  Selapis endotel dan  Sel endotel  Sel endotel yang
sub endotel polygonal dan tebal dan subendotel
 Tebal sedikit kolagen tipis
 Terdapat katup
yang berpasangan
Tunika media  Tersusun sel otot  Sel otot polos  Berkas otot polos
polos  Banyak kolagen  Serabut elastis
 Banyak jaringan dan elastis
ikat  Tipis
 Tipis
Tunika Eksterna  Kolagen dan  Kolagen dan  Serabut kolagen
Elastin Elastis
 Paling tebal  Tebal

BAB 2 (SISTEM UROGENITAL)

Anatomi system urogenital jantan dan betina dari 5 kelas vertebrata

Jantan Betina
Pisces  Testis berjumlah sepasang, berwarna  Saluran reproduksi
putih kompak. Terletak pada betina pada pisces
abdomen bagian lateral, diantara berupa sepasang
usus dan pneumatocyst. oviduct yang terdapat
 Saluran keluar sangat pendek bersatu di abdomen bagian
dengan lanjutan dari vesika urinaria lateral, di antara usus
membentuk sinus urogenitalis dan pneumacyst.
kemudian lanjut sebagai satu saluran
yang sangat pendek dan akhirnya  Oviduc dilengkapi
bermuara sebagai poros urogenitalis. dengan shell gland
 Golongan pisces yang mempunyai (kelenjar cangkang)
organ kapulatoris adalah untuk mensekresikan
elamosbranchii dan beberapa albumen pada
teleostei. cangkang telur.
 Organ kapulatoris pada
elamosbranchii berupa klasper, suatu  Pada pisces betina
modifikasi dari pelvis. Sedangkan ovarium tampak
pada telostei berupa gonopodium seperti agar-agar
yaitu suatu modifikasi dari sirip anal. jernih atau terlihat
bintik-bintik karena
berisi sel-sel telur.

 Saluran luar dari


gonad sangatlah
pendek sebagai
lanjutan dari vesica
urinaria, membentuk
sinus urogenital

 Sinus urogenital
kemudian membentuk
saluran yang sangat
pendek dan akhirnya
bermuara sebagai
porus urogenitalis.
Amphibi  Testis berjumlah sepasang, berwarna  Memiliki sepasang
putih kekuningan yang  ovarium dengan tipa
digantungkan oleh mesorsium. sarkular.
Sebelah kaudal dijumpai korpus
adiposum, terletak di bagian  Di sebelah kranial
posterior rongga abdomen. ovarium terdapat
 Saluran reproduksi. Tubulus ginjal jaringan lemak yang
akan menjadi duktus aferen dan disebut dengan korpus
membawa spermatozoa dari testis adiposum.
menuju duktus mesonefrus. Di dekat
kloaka, duktus mesonefrus pada  Setiap ovarium
beberapa spesies akan membesar melekat pada dinding
membentuk vasikula seminalis perut dorsal terletak di
(penyimpan sperma sementara). dalam alat
Vesikula seminalis akan membesar penggantungnya
hanya saat musim kawin saja. Vasa disebut dengan
aferen merupakan saluran-saluran mesovarium.
halus yang meninggalkan testis,
berjalan ke medial menuju ke bagian  Ovarium akan
kranial ginjal. Duktus wolf keluar membesar saat musim
dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di kawin dan
sebelah lateral ginjal. Kloaka mengandung ovum
kadang-kadang masih jelas dijumpai. yang tidak terhitung
jumlahnya.

 Saluran reproduksi ,
berupa sepasang
saluran panjang dan
berkelok-kelok,
disebut dengan oviduk

 Pada ujung anterior


oviduk, terbentuk
bukaan seperti corong
bersilia, dinamakan
ostia/ostium
abdominale.

 Pada ujung posterior


oviduk bagian dorsal,
membentuk kloaka
yang merupakan muara
dari saluran
reproduksi.

 Sebelum memasuki
kloaka, setiap dinding
tipis oviduk melebar
yang disebut dengan
ovisac/uterus yang
belum sejati.
Reptile  Testis berbentuk oval, relatif kecil,  Ovarium kadal betina
berwarna keputih-putihan, berjumlah berjumlah sepasang
sepasang, dan terletak di dorsal yang terletak pada
rongga abdomen. Pada kadal dan kolumna vertebralis
ular, salah satu testis terletak lebih ke dengan memiliki ciri
depan dari pada yang lain. Testis yaitu adanya benjolan
akan membesar saat musim kawin. pada permukaannya
 Saluran reproduksi, duktus dan melekat pada
mesonefrus berfungsi sebagai saluran mesovarium.
reproduksi, dan saluran ini akan
menuju kloaka. Sebagian duktus  Saluran reproduksi
wolf dekat testis bergelung yaitu oviduk yang
membentuk epididimis. Tubulus berjumlah sepasang
mesonefrus membentuk duktus dan terletak pada
aferen yang menghubungkan tubulus bagian lateral dari
seminiferus testis dengan epididimis. ovarium.
Duktus wolf bagian posterior  Pada bagian kranialnya
menjadi duktus deferen. Pada terbentuk pelebaran
kebanyakan reptil, duktus deferen disebut dengan ostium
bersatu dengan ureter dan memasuki abdominale.
kloaka melalui satu lubang, yaitu  Pada dinding oviduk
sinus urogenital yang pendek. terdapat kelenjar, yaitu
kelenjar yang
mengeluarkan sekret
albumen dan shell
gland. Namun pada
katal hanya
menyekretkan shell
gland saja untuk
menghasilkan
cangkang telur.
 Ukuran oviduk akan
menjadi lebih besar
saat musim kawin.
 Saluran reproduksi
bermuara pada kloaka.
Aves  Testis berjumlah sepasang berbentuk  Ovarium berjumlah
oval terletak sebelah ventral dari sepasang. Akan tetapi,
lobus renis yang paling cranial hanya ovarium kiri
tempat dibuat dan disimpan yang berkembang,
spermatozoa sedangkan yang kanan
 Epididimis berjumlah sepasang berdegenerasi.
berukuran kecil terletak pada sisi
dorsal daripada testis berupa suatu  Saluran reproduksi
saluran dilalui oleh sperma dalam Aves hanya sebelah
perjalanannya ke caudal menuju kiri yang berkembang.
ductus deferens. Oviduk panjang
 Ductus deferens berkelok- kelok
Berjumlah sepasang, pada burung tergantung pada
yang muda terlihat lurus sedangkan dinding tubuh bagian
pada burung yang sudah tua terlihat dorsal oleh selaput
berkelok-kelok. Berjalan ke caudal, mesosalfing.
menyilangi ureter, dan bermuara
pada sebelah lateral.  Infundibulum
 Mesorsium mengandung rumbai-
Alat penggantung testis, berjumlah rumbai yang disebut
sepasang yang merupakan lipatan fimbria
dari peritoneum.
 Alat kopulasi  Magnum yang akan
Terdapat perbedaan bentuk. Pada mensekresikan
merpati tidak ada. Pada saat albumin
copulation, proctodaes kedua burung
saling ditempelkan secara kuat-kuat,  Istimus yang
sehingga sperma yang keluar akan membentuk membrane
langsung memasuki proctadaeum cangkang telur dalam
betina, dan kemudian menuju dan luar
oviduk.
 Uterus atau shell
gland, yang berdinding
tebal untuk
membentuk cangkang
kapur bagi telur.
Mamalia  Testis pada marmut berjumlah  Ovarium berjumlah
sepasang, bentuknya bulat telur dan sepasang terletak di
terletak di dalam skrotum, dibungkus rongga pelvis.
dengan jaringan ikat fibrosa, tunika Ovarium diikatkan
albugenia. Jika testis tidak turun pada dinding tubuh
ke skrotum disebut Cryptorchydism  bagian dorsal oleh
yang menyebabkan sterilitas. selaput jaringan ikat
Lintasan antara rongga abdomen dan yang disebut
rongga skrotum disebut mesovarium.
saluran inguinal
 Saluran reproduksi pada marmot  Bentuk ovarium pada
berupa tubulus mesonefrus berkemba kebanyakan spesies
ng menjadi ductus efferent kemudian hewan adalah hampir
akan menuju epididymis sama yaitu seperti biji
 Epididimis terletak di sekeliling alamond, tetapi ada
testis. Epididimis anterior (caput beberapa ternak
epididymis) lalu ke arah posterior empunyai bentuk
korpus dan kauda yang berbatasan ovarium yang berbeda
dengan ductus defferens. Ductus
wolf menjadi epididimis, ductus  Saluran reproduksi
defferens, dan vesicular seminalis pada mamalia bermula
dari duktus muller
betina yang
berkembang menjadi
saluran reproduksi
yang terdiri atas
oviduk, uterus dan
vagina.

Struktur histologi ginjal, perhatikan nefron tersusun dari, sel penyusun setiap bagian
nefron

Unit kerja fungsional ginjal disebut sebagai nefron. Dengan demikian kerja ginjal dapat dianggap
sebagai jumah total dari fungsi semua nefron tersebut (Price dan Wilson, 2006). Nefron terdiri
atas bagian yakni: Korpuskel renalis, tubulus kontortus proksimal, ansa henle, tubulus kontortus
distal.

1. Kospuskel renalis

Setiap korpuskel renalis terdiri atas seberkas kapiler, yaitu glomerulus yang dikelilingi oleh
kapsul epitel berdinding ganda yang disebut kapsula bowman. Lapisan parietal kapsula bowman
terdiri atas epitel selapis gepeng yang ditunjang lamina basalis dan selapis tipis serat retikulin
(Junquiera dan Carneiro, 2002).

2. Tubulus Kontortus Proksimal

Pada kutub urinarius di korpuskel renalis, epitel gepeng dilapisan parietal kapsula bowman
berhubungan langsung dengan epitel tubulus kontortus proksimal yang berbentuk kuboid atau
silindris rendah

3. Ansa Henle

Ansa henle terdiri atas segmen tebal desenden, segmen tipis desenden, segmen tipis asenden dan
segmen tebal asenden. Ansa henle terlibat dalamretensi air, hanya hewan dengan ansa demikian
dalam ginjalnya yang mampu menghasilkan urin hipertonik sehingga cairan tbuh dapat
dipertahankan (Junquiera dan Carneiro, 2002)

4. Tubulus Kontortus Distal

Sel–sel tubulus kontortus distal memiliki banyak invaginasi membran basal dan mitokondria
terkait yang berfungsi transpor ionnya.

Arah aliran urin dari ginjal sampai keluar tubuh dari 5 kelas vertebrata

 Pisces : Ginjal (mesonepros) → ureter (duktus mesoneprodikus) → vesika


urinaria → sinus urogenitalis → porus urogenitalis
 Amphibi : Ginjal (mesonepros) → duktus mesonefros → kantung urin→ kloaka
 Reptil : Ginjal – ureter – kloaka (urin disimpan sementara dalam kantung urin) –
kloaka
 Aves : Ginjal – ureter – kloaka
 Mamalia: Ginjal – Ureter – Vesika Urinaria – Uretra

Arah aliran sperma dari testis ke luar tubuh dari 5 kelas vertebrata

a. Pisces : testis – duktus efferens – duktus mesonefros – sinus genitalia atau sinus
urogenitalia

b. Amphibia : testis – duktus efferens – duktus mesonefros – kloaka

c. Reptilia : testis – duktus efferens – epididimis – duktus deferens – kloaka

d. Aves : testis – duktus efferens – epididimis – duktus deferens – kloaka

e. Mamalia : testis – duktus efferens – epididimis – duktus deferens – uretra

Struktur histologi irisan melintang testis dan ovarium

a. Testis

 Merupakan kelenjar tubuler kompleks yang mempunyai dua fungsi yaitu reproduksi dan
hormonal
 Setiap testis dikelilingi oleh simpai tebal jaringan ikat kolagen yaitu Tunika albuginea
 Tunika albuginea menebal pada permukaan posterior testis dan membentuk mediastinum
testis tempat septa fibrosa
 Testis dibagi menjadi sekitar 250 ruangan/ lobulus testis oleh septa fibrosa
 Setiap lobulus ditempati oleh 1-4 tubulus seminiferus yang berkelok-kelok
 Tubulus seminiferus dikelilingi jaringan ikat longgar interstisial yang banyak
mengandung pembuluh darah dan limfe, saraf, dan sel Leydig endokrin yang menyekresi
testosteron, sel leydig menyekresikan androgen testis
 Setiap testis membawa serta suatu kantong serosa, yaitu tunika vaginalis yang berasal
dari peritoneum
 Tunika vaginalis terdiri atas lapisan parietal di luar dan lapisan viseral di sebelah dalam,
yang membungkus tunika albuginea pada sisi anterior dan lateral testis
 Saat pengaturan suhu, setiap testicularis dipertahankan oleh pleksus vena pampiniformis
dengan darah dingin dari testis yang menarik panas dari darah arteri melalui suatu sistem
pertukaran panas balik

(Sumber : Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas)

 Tubulus seminiferus
 Menghasilkan spermatozoa
 Mempunyai panjang 30-70 cm dengan diameter sekitar 150-250 mikrometer
 Setiap tubulus dihubungkan oleh suatu segmen pendek dan sempit, yaitu tubulus rektus,
dengan rete testis
 10-20 ductulus efferen menghubungkan rete testis dengan caput epididymis
 Setiap tubulus seminiferus dilapisi oleh suatu epitel berlapis khusus dan kompleks yang
disebut epitel germinal atau epitel seminiferous
 Membran basal epitel ini dilapisi oleh jaringan ikat fibrosa, dengan suatu lapisan
terdalam yang mengandung sel-sel mioid gepeng yang memungkinkan kontraksi tubulus
 Epitel tubulus semiiferus terdiri atas :
sel penyokong atau sustentakular (sel sertoli)
sel-sel proliferatif dari garis keturunan spermatogenik

b. Ovarium

 Ovarium adalah sebuah kelenjar berjumlah sepasang yang melekat pada permukaan
posterior ligamentum uterus oleh selaput jaringan ikat yang disebut mesovarium.
 Bentuknya lonjong menggepeng, yang mempunyai panjang 4 cm, lebar 2 cm dan tebal 1
cm.
 Ovarium dilapisi oleh selapis sel yang berasal dari peritoneum, yang disebut epitel
germinal.
 Disebelah dalam epitel germinal terdapat lapisan jaringan ikat padat yang menyebabkan
ovarium menjadi berwarna putih yakni tunika albuginea.
 Jaringan dasar ovarium disebut stroma yang di dalamnya mengandung jaringan ikat,
pembuluh darah, pembuluh limfa, otot polos dan serabut-serabut saraf .
 Pada potongan ovarium dapat dibedakan menjadi dua daerah, yaitu korteks dan medulla.
 Korteks terdiri dari stroma yang mengandung jaringan ikat dan pada korteks tersebut
terdapat banyak folikel.
 Bagian medulla dibentuk oleh jaringan ikat longgar dan jaringan yang kaya akan jaringan
neurovaskular, dimana terdapat hilus di dalamnya.

(Sumber : Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas)

Perkembangan folikel telur dan oosit

Pada awal pubertas dengan pelepasan hormon FSH dari hipofisis , sekelompok kecil folikel
primordial memulai proses pertumbuhan setiap bulannya. Hal ini melibatkan pertumbuhan oosit,
proliferasi dan perubahan sel folikel, serta proliferasi dan diferensiasi fibroblas stroma di sekitar
setiap folikel. Pemilihan folikel primordial yang mengalami pertumbuhan dan rekrutmen dini
pada setiap siklus dan folikel dominan yang ditakdirkan berovulasi pada bulan itu melibatkan
perubahan hormon kompleks dan perbedaan samar di antara folikel pada jumlah reseptor FSH,
aktivitas aromatase dan sintesis estrogen, dan variabel lain.

Dengan rangsangan FSH, sebuah oosit tumbuh paling cepat selama bagian pertama
perkembangan folikel dan mencapai diameter maksimum sekitar 120 mikrometer. Sel-sel folikel
membelah melalui mitosis dan membentuk selapis sel kuboid di sekotar oosit yang tumbuh
disebut folikel primer unilaminar. Selfolikel uterus berproliferasi dan membentuk epitel folikel
berlapis, yaitu granulosa, dengan sel-sel yang saling berkomunikasi melalui taut celah yang
disebut sel granulosa dan folikel menjadi suatu folikel primer multilaminar yang masih
dikelilingi membran basal. Diantara oosit dan sel granulosa, selapis materi ekstrasel yang disebut
zona pelusida terbentuk, dengan tebal hingga 5-10 mikrometer yang terdiri atas 4 glikoprotein
yang dihasilkan oosit. Filopodia sel folikel dan mikrovili oosit mempenetrasi zona pelusida, yang
memungkinkan komunikasi antara sel-sel ini melalui taut celah.

Sewaktu tumbuh dengan pertambahan ukuran oosit dan jumlah sel-sel granulosa, folikel
ini berpndah ke korteks ovarium yang lebih dalam. Ruang kecil terbentuk di dalam lapisan
granulosa saat sel-sel tersebut menyekresikan cairan folikel. Cairan ini mengumpul, ruang kecil
tersebut semakin menyatu, dan sel-sel granulosa mengatur diri membentuk rongga yang lebih
besar, yaitu antrum yang membentuk folikel sekunder.
Selama sel-sel granulosa menyusun diri membentuk antrum, sebaguan sel lapisan ini
membentuk “bukit” kecil pada sel, yaitu cumulus oophorus, yang mengelilingi oosit dan
menonjol ke dalam antrum. Sel granulosa yang mengelilingi dan terhubung dengan oosit
membentuk corona radiata dan menyertai oosit saat meninggalkan ovarium.

Ketika folikel terbentuk, sel stroma di sekitar folikel secara cepat berdiferensiasi
membentuk teka folikular. Lapisan ini kemudian menjadi 2 jaringan disekitar folikel : jaringan
endokrin yang dengan vaskularisasi baik, theca interna dan jaringan fibrosa luar, theca externa
yang mengandung otot polos dan fibroblas. Sel-sel theca interna berdiferensiasi sebagai sel
penghasil steroid. Sel-sel granulosa dibawah pengaruh FSH , menyintesis suatu enzim aromatase,
yang mengubah steroid menjadi estrogen. Estrogen kembali menuju theca dan stroma disekitar
folikel, memauki kapiler dan tersebar ke seluruh tubuh.

Pada setiap siklus menstruasi, biasanya 1 folikel tumbuh lebih besar dari folikel lain dan
menjadi folikel dominan, dan folikel yang lain mengalami atresia. Folikel dominan mencapai
tahap perkembangan folikel optimal dan dapat mengalami ovulasi yang disebut folikel Graaf
yang mencapai diameter 20-30 mm atau lebih sebelum ovulasi. Ukuran antrum bertambah
karena akumulasi cairan folikel dan oosit melekat pada dinding folikel melalui cumulus
oophorus sel granulosa. Folikel matur memiliki lapisan theca yang sangat tebal dan biasanya
terbentuk dari suatu folikel primordial dangan periode sekitar 90 hari. Setelah sel telur
diovulasikan, sisa folikel Graff akan berubah menjadi korpus luteum, yang berfungsi untuk
menghasilkan hormon progesteron. Karakteristik korpus luteum adalah memiliki struktur dinding
folikel yang terlipat. Jika tidak terjadi kehamilan,korpus luteum hanya bekerja dalamwaktu
singkat sekitar 14 hari dan setelah itu akan berdegenarasi menjadi corpus albicans yang berupa
jaringan seperti parut bewarna keputihan di dalam ovarium. Jika terjadi kehamilan, korpus
luteum mempunyai massa fungsional yang lama sekitar 6 bulan.

Badan ovarium terdiri atas 2 daerah, yaitu korteks dan medula, tetapi batasnya tidak jelas.
Bagian korteks mengandung banyak folikel telur yang masing-masing terdiri atas sebuah oosit
yang diselaputi oleh sel-sel folikel.

Terdapat tiga macam folikel telur


yaitu : folikel muda (primordial), folikel tumbuh (terdiri atas folikel primer, sekunder, dan
tersier), dan folikel matang (folikel Graaf)

Folikel primordial, merupakan folikel utama yang terdapat sebelum lahir. Terdiri atas sebuah
oosit primer yang dilapisi oleh selapis sel folikel berbentuk pipih.

Folikel primer, terdiri atas oosit primer yang dilapisi oleh selapis sel folikel (sel granulosa)
berbentuk kubus. Terjadi pembentukan zona pelusida, yaitu suatu lapisan glikoprotein yang
terdapat diantara oosit dan sel-sel granulosa.

Folikel sekunder, terdiri atas oosit primer yang dilapisi oleh beberapa lapis sel granulosa
berbentuk kubus yang disebut stratum granulosa.

Folikel tersier, oositnya berupa oosit primer. Volume stratum granulosa bertambah besar.
Terdapat beberapa celah (antrum) diantara sel-sel granulosa. Jaringan ikat stroma yang terdapat
di luar stratum granulosa menyusun diri membentuk teka interna dan teka eksterna.

Folikel Graaf, disebut juga folikel matang, karena oositnya siap diovulasikan dari ovarium. Oosit
sekunder yang dilapisi oleh beberapa lapis sel granulosa berada dalam suatu jorokan ke dalam
antrum, yang disebut cumulus ooforus. Sel-sel granulosa yang mengelilingi oosit disebut korona
radiate. Antrum berupa sebuah rongga yang besar, berisi liquor folliculi (cairan folikel yang
antara lain mengandung hormone esterogen).

Setelah sel telur diovulasikan, sisa folikel Graaf akan berubah menjadi korpus luteum, yang
berfungsi untuk menghasilkan progesterone. Jika tidak terjadi kehamilan, korpus luteum hanya
bekerja dalam waktu yang singkat (+-14hari), setelah itu akan berdegenerasi menjadi suatu
massa jaringan ikat yang disebut korpus albikans. Jika terjadi kehamilan, korpus luteum
mempunyai massa fungsional yang lama (+-6bulan).

Spermatogenesis dimulai saat pubertas dengan se1 benih primitif, yaifu spermatogonium (Yun.
sperma + gone, generasi), relatif merupakan sel bulat kecil dengan diameter sekitar 12 ptm.
Terjadi di dalam testis, tepatnya di dalam tubulus seminiferous. Pada penampang melintang
tubulus seminiferous terlihat bahwa pembuluh ini memiliki epitel germinal yang terdiri atas dua
macam sel, yaitu sel spermatogenik (sel germa) dan sel sertoli.
Pembentukan sperma diatur oleh sebuah sistem hormonal, yakni hormon LH (Luteinizing
Hormone) yang terletak di hipofisis anterior berfungsi untuk meransang sel leyding yang
menghasilkan testosteron, yang mana testosteron ini yang fungsi pada pembelahan sel-sel
germinal (spermatogenesis) dan juga sebagai pemacu untuk tumbuhnya sifat kelamin sekunder,
seperti kumis, janggut, dada yang berbentuk bidang, dan juga distribusi rambut ditempat lainnya.
Kemudian ada hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang meransang sertoli untuk
membentuk ABP (Androgen Binding Protein) yang membuat spermatogonium untuk memulai
proses spermatogenesis, sertoli ini juga berfungsi untuk memberi makan spermatozoa. Fungsi
FSH juga meliputi perannya pada proses spermiogenesis, yakni perubahan dari spermatid
menjadi sperma. Selanjutnya juga ada peran dari GH (Growth Hormone) yang mengatur
pembelahan awal spermatogonia.

Tahap pembentukan spermatozoa terdiri atas tiga tahap, yaitu:

1. Spermatositogenesis

Proses ini adalah tahap yang dimana spermatogonia mengalami mitosis dan menjadi spermatosit
primer. Spermatogonia ini sifatnya diploid (2n) atau mengandung 23 pasang kromosom.
Spermatosit primer yang terbentuk juga bersifat diploid (2n).

2. Meiosis

Sesudah spermatosit primer terbentuk, maka sitoplasma yang terbentuk juga semakin banyak dan
terjadilah proses meiosis. Spermatosit primer berubah menjadi spermatosit sekunder yang
sifatnya haploid (n) kromosomnya. Kemudian spermatosit sekunder membelah lagi pada proses
meiosis II dan membentuk lagi n kromosom, sehingga terbentuklah empat buah spermatid yang
juga bersifat haploid (n).

3. Spermiogenesis

Proses ini adalah perubahan dari spermatid menjadi spermatozoa (sel sperma matang). Spermatid
yang awalnya hanya berbentuk seperti sel-sel epitel yang sederhana, pada proses ini mengalami
suatu transformasi yang signifikan, yakni mengalami pemanjangan sehingga terbentuklah
struktur yang jelas dari sperma, yakni mmiliki bagian kepala, midpiece, dan ekor.
BAB 3 (SISTEM SARAF DAN INDRA)

Struktur Histologis Neuron

struktur histologis neuron terdiri dari tiga


bagian yaitu
A. Dendrit
B. Badan Sel
C. Akson

Telah ditunjukkan dalam gambar.

Struktur Histologis penyusun Cerebrum, cerebellum, dan medulla spinalis.

Cerebrum (Otak Besar)


 Korteks, merupakan bagian terluar dari serebrum yang memiliki 4 lobus
Korteks serebrum dapat dibedakan menjadi 6 lapisan yaitu,

1. Lapisan Molekuler
2. Lapisan Granuler luar
3. Lapisan sel pyramid
4. Lapisan Granuler dalam
5. Lapisan ganglionic
6. Lapisan sel gelendong

 Medula
Cerebellum (Otak kecil)
 Korteks
Korteks merupakan lapisan terluar dari cerebellum. Terbagi atas 3 lapisan yaitu.
1. Lapisan Molekular
2. Lapisan Purkinye
3. Lapisan Granuler

purkinje

 Medulla
Medula spinalis
 Korteks
Tersusun atas substansi putih (Grisea).
 Medulla
Tersusun atas substansi abu (Alba). Berbentu seperti huruf H. dengan dua tanduk ventral
dan dua tanduk dorsal.
Struktur anatomi dan histologi mata dan telinga beserta fungsinya.

Anatomi Telinga
A. Auriculla I. Stapes
B. Kartilago J. Koklea
Elastis K. Saraf
C. Temporal Pendengaran
Muscle (Vestibular
D. Temporal dan Cochlear
Bone Nerve)
E. Ear Canal L. Eustachian
F. Membran Tube
Timpani M. Tymphany
G. Maleus Cavity
H. Inkus N. Fenestra
Ovalis
O. Fenestra
Rotunda

 Auriculla : Menangkap dan


melokalisasi Suara
 Saluran eustachius : Menyamakan
 Kartilago elastis : memberi kelenturan
tekanan udara di luar dan didalam
struktur telinga
telinga.
 Liang telinga: mengarahkan suara
 Fenestra ovalis : meneruskan getaran
menuju gendang telinga
suara dari tulang sanggurdi meuju ke
 Membran timpani: menghantar getaran
koklea
suara dari udara menuju tulang
 Fenestra rotunda : pintu masuk getaran
pendengaran
suara menuju ke koklea
 Tiga tulang Pendengaran :
Penghubung telinga luar dengan telinga
dalam
 Koklea : mengubah bunyi dari getaran
mekanis menjadi sinyal, yang
dikirimkan ke otak melalui saraf
auditori.

Anatomi mata
1. Badan 8. Rectus
Siliaris Medialis
2. Iris 9. Vena
3. Anterior 10. Arteri
Chamber 11. Saraf optic
4. Pupil 12. Vitreous
5. Cornea 13. Macula
6. Lens 14. Retina
7. Ora Serrate 15. Sclera

Fungsi:
Badan Siliaris : Pengisi rongga antara kornea dengan lensa
Iris : Memberi warna pada bola mata, mengataur banyak sedikit nya cahaya yang
masuk
Anterior chamber : Penyeimbang tekanan di dalam mata
Pupil : Saluran masuknya cahaya
Kornea : Melindungi mata bagian luar
Lensa Mata : menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina.
Sklera : Melindungi mata dan mempertahankan bentuk bola mata
Retina : tempat terbentukmya bayangan pada mata

Anda mungkin juga menyukai