Anda di halaman 1dari 8

Praktikum Ke 4

Hari/Tanggal : Kamis, 27 September 2018

PENGEMASAN DAN DESAIN KEMASAN PRODUK

Irfan
4443160067
Kelompok 4

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018

Abstrak
Kemasan merupakan hal yang penting karena kemasan tidak hanya
digunakan sebagai pelindung terhadap produk, tetapi kemasan digunakan juga
sebagai media promosi untuk memikat konsumen. Oleh karena itu dalam
praktikum kali ini akan dilakukan percobaan pengemasan terasi dengan kemasan
berbeda dan juga pembuatan label kemasan. Praktikum rekayasa proses tentang
pengemasan dan desain produk dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27
September 2018 pada pukul 13.00 bertempat di Laboraturium Teknologi
Pengolahan Hasil Perikanan (TPHP) Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Tujuan praktikum Rekayasa Proses tentang
pengemasan dan desain produk adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan
bahan pengemas dengan metode pengemasan sealler terhadap mutu terasi
menggunakan suhu kamar. Hasil organoleptik minggu pertama terasi dengan
pengemasan plastik PP lebih baik dibandingkan dengan plastik HDPE, LDPE dan
PVC. Sedangkan nilai organoleptik minggu kedua terasi dengan pengemasan
plastik (PVC) lebih baik dibandingkan dengan plastik HDPE, LDPE dan PP.

Kata kunci : Kemasan, Pengemasan, Sealler

PENDAHULUAN
Teknologi Pengemasan terus berkembang dari waktu ke waktu dari mulai
proses pengemasan yang sederhana atau tradisional dengan menggunakan bahan-
bahan alami seperti dedaunan atau anyaman bambu sampai teknologi modern
seperti saat ini. Dalam teknologi pengemasan modern misalnya jaman dulu orang
membuat tempe di bungkus dengan daun pisang atau daun jati, membungkus gula
aren dengan daun kelapa atau daun pisang kering. Teknologi pengemasan yang
semakin maju dan modern telah hampir meniadakan penggunaan bahan pengemas
tradisional. diantara contoh-contoh pengemasan modern diantaranya
menggunakan bahan plastik, kaleng/logam, kertas komposit, dan lain sebagainya
(Agustina 2011).
Kemasan merupakan hal yang penting karena kemasan tidak hanya
digunakan sebagai pelindung terhadap produk, tetapi kemasan digunakan juga
sebagai media promosi untuk memikat konsumen sehingga konsumen
berkeputusan untuk melakukan pembelian produk yang bersangkutan (Susetyarsi
2012).
Tujuan dari praktikum Rekayasa Proses tentang Pengemasan Dan Desain
Produk adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan bahan pengemas dengan
metode pengemasan sealler terhadap mutu terasi menggunakan suhu kamar.

TINJAUAN PUSTAKA
Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan
dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau
fermentasi, disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada
umumnya bentuk terasi berupa padatan, kemudian teksturnya agak kasar, dan
memiliki khas aroma yang tajam akan tetapi rasanya gurih (Pierson 2013).
Menurut Kotler (2003) pengemasan merupakan kegiatan merancang dan
membuat wadah atau bungkus sebagai suatu produk, sedangkan menurut Basu
(1999) mengatakan kemasan (packaging) adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat
umum dan perencanaan barang yang melibatkan penentuan betuk atau desain
pembuatan bungkus atau kemasan suatu barang. Jadi dapat dikatan bahwa
kemasan adalah suatu kegiatan merancang dan memproduksi bungkus suatu
produk yang meliputi desain bungkus dan pembuatan bungkus produk tersebut.
Fungsi kemasan adalah untuk melindungi produk yang bersangkutan
terhadap kerusakan-kerusakan dari saat produk tersebut diproduksi sampai produk
tersebut dikonsumsi. Untuk memudahkan pengerjaan dan penyimpanan produk-
produk tersebut oleh produsen, perantara maupun konsumen. Untuk menarik
konsumen bila mereka berbelanja di supermarket atau sebagai alat untuk promosi
(Susetyarsi 2012).
Bahan kemasan dewasa ini sangat beragam. Kemasan pada umumnya
terbuat dari, Gelas, mudah pecah, transparan. Metal, biasanya dibuat dari
aluminium, mempunyai kekuatan yang tinggi. Kertas, tidak tahan terhadap
kelembaban dan air sehingga mudah rusak. Plastik, kemasan ini dapat berbentuk
kantung, botol, stoples, kotak dan sebagainya. Penggunaan plastik sebagai
kemasan semakin luas karena ongkos produksinya relatif murah, mudah dibentuk
dan dimodifikasi. Kemasan dari plastik ini sifatnya sangat beragam ada yang
hanya sekali pakai ada yang bisa dipakai berulang-ulang tergantung dari jenis
plastic yang digunakan (Susetyarsi 2012).
Berdasarkan struktur kemasan atau kedudukan suatu bahan pengemas di
dalam sistem kemasan keseluruhan dapat dibedakan atas, Kemasan primer, yaitu
apabila bahan pengemas langsung mewadahi atau membungkus bahan pangan
(kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe, dan lain-lain). Kemasan sekunder,
yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok-kelompok kemasan
lainnya, seperti halnya kotak karton untuk wadah susu dalam kaleng, kotak kayu
untuk wadah buah-buahan yang sudah dibungkus, keranjang tempe, dan
sebagainya. Kemasan tersier, kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi
pengemasan setelah kemasan primer, sekunder, dan tersier (untuk kemasan
kuartener). Umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan
(Iskandar 1987).

METODOLOGI
Praktikum Rekayasa Proses tentang Pengemasan Dan Desain Produk
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 September 2018 pada pukul 13.00
sampai dengan selesai bertempat di Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil
Perikanan (TPHP) Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
Alat yang digunakan pada saat praktikum adalah timbangan analitik, dan
sealler. Sedangkan bahan yang digunakan adalah terasi dan plastik bungkus bahan
HDPE tahan panas, LDPE tebal, PVC tebal, PP tebal.
Prosedur kerja yang dilakukan pada saat praktikum Rekayasa Proses
tentang Pengemasan dan Desain Kemasan Produk adalah pertama timbang terasi
sampai 250 gram, kemudian dibagi menjadi 3 bagian dengan masing-masing 100
gram, 100 gram, dan 50 gram. Kemudian masing-masing terasi dikemas dengan
plastik dan disimpan selama 1 minggu di suhu kamar. Setelah itu lakukan sealler
pada kemasan, simpan selama 1 minggu di suhu kamar kemudian lakukan orlep
pertama, simpan kembali selama 1 minggu di suhu kamar kemudian lakukan orlep
kedua. Lalu pembuatan label untuk kemasan dan presentasi.
Berikut diagram alir praktikum Rekayasa Proses tentang Pengemasan dan
Desain Kemasan Produk, sebagai berikut :

Timbang terasi 250 gram

Terasi dibagi 3 (100gr, 100gr, 50gr)

Terasi dikemas kedalam plastik

Simpan 1 minggu (suhu kamar)

Sealler kemasan

Simpan 1 minggu (suhu kamar)

Orlep pertama

Simpan 1 minggu (suhu kamar)

Orlep kedua

Pembuatan label

Presentasi

Gambar 1. Diagram Alir Praktikum Rekayasa Proses tentang Pembuatan


Pengemasan dan Desain Kemasan Produk

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil dari Praktikum Rekayasa Proses tentang Pengemasan dan Desain
Kemasan Produk adalah sebagai berikut :
MINGGU KE 1
3.9000
3.8000
3.7000
Tingkat Kesukaan

3.6000 Warna
3.5000 Tekstur
3.4000
Aroma
3.3000
3.2000 Rasa
3.1000
3.0000
2.9000
1 2 3 4
Kelompok

Grafik 1. Hasil Organoleptik Terasi Minggu Ke 1


Berdasarkan grafik diatas didapati hasil organoleptik minggu pertama
parameter warna nilai tertinggi terdapat pada kelompok 1 (HDPE), diikuti oleh
kelompok 3 (PVC), lalu kelompok 2 (LDPE), dan yang terendah kelompok 4
(PP). parameter tekstur nilai tertinggi terdapat pada kelompok kelompok 1
(HDPE), diikuti oleh kelompok 2 (LDPE), lalu kelompok 4 (PP), dan yang
terakhir terdapat pada kelompok 3 (PVC). Parameter aroma nilai tertinggiterdapat
pada kelompok 4 (PP), diikuti oleh kelompok 2 (LDPE), lalu kelompok 3 (PVC),
dan yang terakhir kelompok 1 (HDPE). Parameter rasa nilai tertinggi terdapat
pada kelompok 1 (HDPE), lalu kelompok 4 (PP), lalu kelompok 3 (PVC), dan
yang terakhir kelompok 2 (LDPE).

MINGGU KE 2
3.5000
3.0000
Tingkat Kesukaan

2.5000 Warna
2.0000 Tekstur
1.5000 Aroma
Rasa
1.0000
0.5000
0.0000
1 2 3 4
Kelompok
Grafik 2. Hasil Organoleptik Terasi Minggu Ke 2
Berdasarkan grafik diatas didapati hasil organoleptik terasi pada minggu
kedua. Parameter warna nilai tertinggi terdapat pada kelompok 2 (LDPE), diikuti
oleh kelompok 3 (PVC), lalu kelompok 4 (PP), dan terakhir kelompok 1 (HDPE).
Parameter tekstur nilai tertinggi terdapat pada kelompok 4 (PP), diikuti oleh
kelompok 1 (HDPE), dan kelompok 3 (PVC), lalu terakhir kelompok 2 (LDPE).
Parameter aroma nilai tertinggi terdapat pada kelompok 3 (PVC), diikuti oleh
kelompok 1 (HDPE), lalu kelompok 4 (PP), dan yang terendah adalah kelompok 2
(LDPE). Parameter rasa nilai tiap kelompok tidak jauh berbeda tetapi nilai
tertinggi terdapat pada kelompok 1 (HDPE).

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil organoleptik minggu pertama terasi dengan
pengemasan plastik PP lebih baik dibandingkan dengan plastik HDPE, LDPE dan
PVC. Sedangkan nilai organoleptik minggu kedua terasi dengan pengemasan
plastik (PVC) lebih baik dibandingkan dengan plastik HDPE, LDPE dan PP.
Perbedaan hasil antara minggu pertama dan minggu kedua mungkin karena
panelis kurang ahli dalam melakukan uji organoleptik.
Praktikum Rekayasa Proses tentang Pengemasan dan Desain Kemasan
Produk selanjutnya agar memakai bahan berbeda dan juga menggunakan kemasan
yang berbeda dari praktikum kali ini agar mendapat hasil yang lebih bervariasi.
Dalam penyimpanan haruslah lebih diperhatikan agar bahan tidak terpengaruh.
Pengujian organoleptik panelis harus betul-betul memahami dan ahli agar hasil
sesuai dengan kondisi bahan.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Wawan. 2011. Teknologi Pengemasan, Desain Dan Pelabelan
Kemasan Produk Makanan. Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat
Guna. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) : Jawa Barat.

Basu, Swastha. 1999. Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Ketiga. Liberty :


Yogyakarta.

Iskandar, B.Ed. 1987. Buku Paduan Pengemasan Indonesia. Federasi


Pengemasan Indonesia : Jakarta.

Kotler, Philip. 2003. Manajemen Pemasaran, Edisi sebelas. PT. Indeks : Jakarta.
Pierson, S. 2013. Kajian Terasi Atau Balacan Sebagai Bahan Tambahan
Makanan. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Susetyarsi, Th. 2012. Kemasan Produk Ditinjau Dari Bahan Kemasan, Bentuk
Kemasan Dan Pelabelan Pada Kemasan Pengaruhnya Terhadap
Keputusan Pembelian Pada Produk Minuman Mizone Di Kota Semarang.
[JURNAL STIE SEMARANG]. Vol 4 No. 3

LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 2. Penimbangan terasi 100gr Gambar 3. Penimbangan terasi


50gr

Gambar 4. Sealler kemasan Gambar 5. Kemasan terasi


Lampiran 2. Hasil ANOVA

Tabel 1. Hasil ANOVA Minggu ke 1


Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square

Warna Between Groups 3,792 3 1,264 2,758 ,047

Within Groups 42,167 92 ,458

Total 45,958 95
Tekstur Between Groups 2,083 3 ,694 1,455 ,232
Within Groups 43,917 92 ,477
Total 46,000 95
Aroma Between Groups 1,531 3 ,510 ,720 ,542
Within Groups 65,208 92 ,709
Total 66,740 95
Rasa Between Groups ,365 3 ,122 ,197 ,898

Within Groups 56,792 92 ,617

Total 57,156 95

Tabel 2. Hasil ANOVA Minggu ke 2


Sum of Mean
Squares df Square F Sig.

Warna Between Groups ,510 3 ,170 ,295 ,829

Within Groups 55,280 96 ,576

Total 55,790 99
Aroma Between Groups 2,960 3 ,987 1,833 ,146
Within Groups 51,680 96 ,538
Total 54,640 99
Rasa Between Groups ,830 3 ,277 ,475 ,700
Within Groups 55,920 96 ,582
Total 56,750 99
Tekstur Between Groups 1,200 3 ,400 ,676 ,569

Within Groups 56,800 96 ,592

Total 58,000 99

Anda mungkin juga menyukai