Anda di halaman 1dari 4

Tehnik Bedah Laparatomy Pada Kucing Domestik Untuk Peneguhan

Diagnosa Kanker Ovarium Pada Cavum Abdomen

Dina sahmiranda

Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Brawijaya

1. Pendahuluan
Beberapa tahun terakhir pemilihara kucing semakin meningkat. Bahkan
kucing maupun anjing seringkali dianggap sebagai anggota keluarga. Dunia medis
veteriner saat ini telah banyak mengalami perkembangan. Hal ini dapat diketahui
dari semakin meningkatnya kasus-kasus pada hewan kesayangan yang sampai di
meja operasi. Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen
Tindakan bedah tersebut diantaranya dilakukan di daerah abdomen kucing. Jenis-
jenis tindakan bedah yang sering dilakukan diantaranya adalah laparotomi,
cystotomi, histerektomi, ovarihisterektomi, kastrasi, caudektomi, enterektomi dan
lain sebagainya.
Menurut Gary, (2008). Salah satu jenis tindakan bedah yang paling sering
dilakukan adalah laparotomi, yaitu penyayatan pada dinding abdomen atau lapisan
peritonial. Banyak kasus bedah yang ditangani dengan melakukan tindakan
laparotomi, baik medianus, paramedianus anterior maupun posterior, serta
laparotomy flank. Saat operasi keputusan untuk melakukan laparatomi diambil
adalah bila ada kecurigaan penyakit dalam rongga abdominal. Laparatomi medianus
umumnya dilakukan pada hewan kecil. Masing masing posisi memiliki kelebihan
dan kekurangan tersendiri. Pemilihan posisi penyayatan laparotomi ini didasarkan
kepada organ target yang dituju. Pada proses laparotomy memerlukan waktu sekitar
20-15 menit. Hal ini untuk menegakkan diagnosa pada tumor ovarium berbagai
kasus yang terletak di rongga abdomen.
Menurut Ratih, (2007). populasi kucing peliharaan di Indonesia berkisar
15.000.000 juta ekor dan termasuk peringkat kedua peningkatan jumlah populasinya
sedunia sebesar 66%. Beberapa populasi hasil penelitian didapatkan angka kejadian
kanker ovarium sebesar 30,5% di Yogyakarta pada tahun 1976, di Jakarta 13,8%
tahun 1990 dari seluruh kanker ginekologis. Sementara di Medan tahun 1970-1973
ditemukan sebesar 16,9%. Menurut Rebecca, (2010). resiko angka kesakitan dan
penyakit yang meningkat berhubungan dengan kanker ovarium, disebabkan
ketiadaan cara untuk mengenal tanda dan stadium dini, dimana 70% dari penderita
kanker ovarium didiagnosa pada stadium lanjut. penyakit ini mempunyaiangka
ketahanan hidup 5 tahun sebesar 80% jika didiagnosa pada stadium pada stadium
dini yaitu stadium I atau II.
Kanker merupakan penyebab kematian utama kedua yang memberikan
kontribusi 13 % kematian dari 22 % kematian akibat penyakit tidak menular utama
di dunia. Kanker ovarium dalam dunia medis veteriner masih merupakan suatu
problem yang cukup serius di dunia, penyakit ini disebabkan karena masih banyak
di jumpai pada pasien kucing tanpa adanya suatu gejala sampai terjadinya
metastase. Masalah penyakit kanker di Indonesia antara lain hampir 70% penderita
penyakit ini ditemukan dalam keadaan stadium yang sudah lanjut. Di Amerika
Serikat dijumpai 23.000 kasus baru dari kanker ovarium dan dijumpai 14.000
kematian pada laporan tahun 2000. Ini memberi kontribusi yang tinggi pada tingkat
keganasan kanker ovarium (Johni, 2007).
Dampak Penyakit Tidak Menular khususnya penyakit kanker ovarium dapat
menyebabkan kematian dan kesakitan juga menurunkan produktivitas. Angka
kesakitan dan kematian tersebut terjadi pada penderita. Kanker merupakan penyakit
dengan penyebab multifactor yang terbentuk dalam jangka waktu yang lama dan
mengalami kemajuan melalui stadium yang berbeda-beda. Faktor nutrisi merupakan
salah satu aspek yang sangat penting, yang kompleks dan sangat dikaitkan dengan
proses patologis kanker (Ratih, 2007).
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dapat diketahui permasalahan yang akan di rumuskan dalam makalah ini adalah (1)
bagaimana cara melakukan tindakan tehnik operasi laparatomy pada kucing
domestik (2) bagaimana indikasi dilakukannya tehnik operasi laparatomy pada
kucing domestik.

2. Tindakan tehnik operasi laparatomy pada kucing domestik.


3. Indikasi dilakukannya operasi laparatomy pada kucing domestik.
4. Penutup
DAFTAR PUSTAKA

Gary D. Norsworthy, 2008. The Laparatomy. Alamo Feline Health Center San Antonio,
Texas.

Johni Marpaung, 2007. Ketepatan Human Kallikrein 6 Sebagai Prediksi Keganasan


Ovarium Di Bandingkan Dengan CA 125. Departemen dan Dinekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera utara.

Ratih, 2007. Prevalensi Tumor Dan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Di Indonesia.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Indonesia.

Rebecca L, 2010. Ovarian remnant syndrome in dogs and cats: 21 cases (2000–2007).
JAVMA, Vol 236.

Anda mungkin juga menyukai