Ok PDF
Ok PDF
DASAR TEORI
𝜆 + 2µ
𝑉𝑝 = √
𝜌
(3.1)
Keterangan : λ = konstanta lame
µ = rigiditas
ρ = densitas
(3.2)
Keterangan : µ = rigiditas
ρ = densitas
1.2.1 HVSR
4 Rata-rata dari 2
spektrum horizontal
dihitung kemudian
hasilnya dibagi oleh
spektrum vertikalnya
sehingga didapatkanlah
nilai HVSR.
1.2.2 Amplifikasi
II. AKUISISI
Untuk memperoleh data yang baik ada beberapa hal yang harus
diperhatikan. Berikut merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengukuran mikroseismik:
a. Parameter rekaman :
- Penentuan gain (pembesaran) semaksimal mungkin tanpa terjadi
saturasi. Penentuan gain yang terlalu besar akan mengakibatkan
sinyal ter saturasi. Pastikan pula semua komponen di setting dalam
gain yang sama besar.
- Penentuan frekuensi pencuplikan yang terlalu kecil akan
mengakibatkan efek aliasing. Gunakan frekuensi pencuplikan
minimal empat kali lebih besar dari frekuensi maksimal yang
terkandung dalam sinyal seismik. Semakin besar frekuensi sampling
akan semakin baik tetapi akan membutuhkan memori penyimpanan
yang besar. Frekuensi pencuplikan juga harus disesuaikan dengan
instrumen yang digunakan.
- Durasi rekaman harus memenuhi kriteria pada tabel dibawah.
Sumber Sesame
- Pastikan sensor dalam keadalan stabil sebelum dilakukan
pengukuran.
b. Spasi pengukuran:
- Spasi antar titik disesuaikan dengan luas area yang akan diukur.
Untuk daerah yang luas bisa digunakan spasi 500m. Agar data yang
diperoleh lebih rapat bisa menggunakan spasi 250 m tetapi akan
berakibat jumlah titik yang akan diukur semakin banyak. Hal ini
harus disesuaikan dengan waktu yang dimiliki untuk pengukuran.
- Minimal gunakan tiga titik pengukuran untuk melakukan analisa di
suatu tempat.
c. Kopling tanah-sensor
- Untuk mendapatkan kopling yang baik antara tanah dan sensor,
sebaiknya di pasang langsung pada tanah.
- Hindari pengukuran pada tanah lunak, misalnya daerah berlumpur,
rawa.
- Hindari pengukuran pada yanah yang jenuh air misalnya setelah
hujan deras.
- Untuk memperoleh kopling yang bagus dapat digunakan lempeng
yang keras misalnya keramik atau paving sebagai alas sensor dan
dipasang pada lubang sedalam ±30 cm.
d. Efek struktur lokal
- Sebisa mungkin hindari pengukuran di dekat struktur yang besar,
misalnya gedung dan pohon. Pergerakan struktur tersebut akibat
angin akan menimbulkan low frekuensi noise. Tidak ada jarak
minimal yang disarankan karena hal tersebut dipengaruhi banyak
faktor seperti kecepatan angin, tipe tanah dll.
- Hindari pengukuran diatas struktur bawah tanah misal jaringan pipa
air. Pengukuran diatas struktur bawah tanah akan besar pengaruhnya
terhadap rekaman seismiknya khususnya komponen vertikal.
e. Kondisi cuaca
- Angin merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
rekaman. Tidak disarankan untuk melakukan pengukuran saat cuaca
berangin.
- Hindari pengukuran saat hujan deras. Saat hujan ringan masih bisa
dilakukan tetapi harus diperhatikan peralatan yang tidak tahan air
harus dilindungi.
f. Noise
- Selain faktor di atas yang dapat mempengaruhi hasil rekaman adalah
gangguan lokal, misal langkah kaki, kendaraan yang lewat, derau
mesin. Walaupun gangguan lokal ini bisa dihindari saat melakukan
prosesing data dengan melakukan windowing tetapi sangat
dianjurkan untuk menghindari hal tersebut dengan menentukan titik
ukur di tempat yang bebas noise.
III. PROCESSING
3.1.1 Manual
10
𝑙𝑤 =
𝑓0
Dari persamaan di atas menjelaskan bahwa dalam penentuan
length window bergantung pada kebutuhan target frekuensi terendah
yang ingin dicapai. Jika menggunakan length window 10 maka batas
frekuensi terendah yang dapat dipercaya adalah 1 Hz. Hal ini tentunya
juga melihat pada spesifikasi sensor yang digunakan. Jika sensor
memiliki nilai frekuensi natural sebesar 1 Hz menandakan pula bahwa
batas frekuensi terendah yang dapat dipercaya adalah 1 Hz. Untuk itu
gunakan length window dengan frekuensi minimum yang didapatkan
adalah 1 Hz.
3.1.2 Auto
i) Jika peak dari grafik H/V terlihat jelas, pastikan nilai frekuensi
dominannya (f0) memenuhi syarat:
𝟏𝟎
𝒇0 =
𝑙𝑤
ii) Pastikan nilai dari number of cycles (nc) lebih dari 200; Untuk
mendapatkan hasil pengolahan yang berkualitas, batas minimum
dari nc dinaikkan hingga 400 jika didapatkan frekuensi dominan
yang rendah, dan untuk frekuensi tinggi sekitar 800 – lebih dari
1000.
iii) Bila didapatkan nilai deviasi standar yang tinggi pada peak dari
kurva H/V, sering diakibatkan oleh adanya gangguan ketika
pengukuran. Untuk itu pastikan nilai dari deviasi standar σA(f)
lebih kecil dari 2 (untuk f0 > 0.5 Hz) dan 3 (untuk f0 < 0.5 Hz)
dalam batas frekuensi 0.5f0 hingga 2f0
Sebagai tambahan yang harus diperhatikan adalah nilai amplitud dari
peak kurva H/V. Jika nilai tersebut berada pada klasifikasi A0 < 0.1 atau
A0 > 10 dengan range frekensi yang lebar (lebih dari 4 kali f0), dapat
dimungkinkan bahwa sensor yang digunakan tidak dalam kondisi baik
atau sinyal ambient yang diolah memiliki sumber yang sangat dekat.
Dalam hal ini harus diadakan pengukuran ulang.
- Peak dari kurva deviasi standar harus berada pada frekuensi yang
sama atau masih dalam batas toleransi 5% (SESAME).
- Nilai σf lebih rendah dari batas nilai ambang ε(f) (threshold), dapat
dilihat pada tabel di bawah.
- Nilai σA (f0) lebih rendah dari batas nilai ambang θ(f), dapat dilihat
pada tabel di bawah.
(sumber: SESAME)
Jika pada titik pengukuran tidak dekat dengan kegiatan industri yang
dapat menghasilkan sinyal ambient (aktivitas mesin seperti turbin, generator
dan lain-lain), maka dapat dikatakan nilai f0 yang didapatkan
menginterpretasikan frekuensi dominan di area tersebut. Ukuran jarak dari
aktivitas industri adalah dapat terlihat beberapa kilometer dari titik
pengukuran (SESAME). Clear Peak dapat dilihat pada gambar berikut.
Jika dari hasil pengolahan didapatkan dua Clear Peak yang sama-
sama memenuhi persyaratan yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka ada
beberapa hal yang mungkin menjadi penyebabnya:
Pada kondisi ini dapat disebabkan adanya slope antara lapisan lunak
dengan lapisan yang lebih keras di bawah permukaan. Jika dapat dilakukan
pengukuran di area yang sama, maka lakukan pengukuran ulang di sekitar
area tersebut, kemudian diolah. Jika ketentuan-ketentuan berikut terpenuhi,
maka dapat dikatakan terdapat variasi struktur bawah tanah yang signifikan
secara lateral.
Kondisi ini terjadi jika nilai H/V berada disekitar 0.5 – 2 tanpa
adanya peak. Hal ini dapat disebabkan oleh struktur bawah tanah yang tidak
memiliki kontras impedansi.