Anda di halaman 1dari 4

PT NOJORONO TOBACCO INTERNATIONAL

1. SEJARAH
Perusahaan Nojorono pertama kali didirikan di desa Godi di daerah pati pada tahun
1932 secara sederhana oleh Almarhum tan Djing Thay dan Tjoa Kang Hay, yang pada saat itu
menjabat sebagai penasihat sedangkan pimpinan-pimpinan perusahaan di pegang oleh
anak-anaknya. Pada tahun 1966 diadakan peremajaan pimpinan. Perusahaan rokok
Nojorono pada saat itu merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penjualan tembakau
dan produksi rokok. Pada saat berdiri, perusahaan ini berebntuk firma. Modal yang
digunakan diperoleh dari saudara sendiri atau family dekat. Setelah beberapa tahun
berproduksi di desa Godi, perusahaan menghadapi berbagai macam kesulitan seperti
kelangkaan tenaga kerja.
Untuk mengatasinya, perusahaan dipindahkan ke kota Kudus di Jl. Menur Kudus
pada tahun 1935. Merasa tempat itu kurang cocok maka perusahaan tersebut sempat
pindah beberapa kali di kota Kudus hingga pada tahun 1971 ditemukan tempat yang cocok
dan strategis sampai dengan sekarang di Jl. Jend. Soedirman 86B, Kudus.
Pada tahun 1973 perusahaan rokok Nojorono berubah menjadi Perusahaan Terbatas
(PT) dengan Akta Notaris : No. 50 Tanggal, 25 April 1973 dan pendaftaran PN Kudus : No.
24 / 1974 / K Tanggal 25 Agustus 1974. Sejak berdiri perusahaan ini telah mengalami 7 kali
pergantian kepemimpinan. Sampai saat ini PT Nojorono telah mengahsilkan produk-produk
rokok yang telah beredar dipasaran, produk-produk tersebut terbagi menjadi 2 jenis yaitu
kretek dan filter.
2. VISI MISI
A. VISI
Perusahaan yang mempunyai keunggulan bersaing dengan mengutamakan inovasi
produk-produk bermutu tinggi dan dapat diterima diseluruh Indonesia.
B. MISI
 Senantiasa meningkatkan mutu dan menciptakan produk-produk yang dapat
memuaskan konsumen
 Memantapkan dan memperluas pemasaran
 Mewujudkan terbentuknya perusahaan yang kokoh efektif dan efisien utnuk
kesejahteraan bersama
 Tetap bertulang punggung pada industry rokok
3. LOKASI PERUSAHAAN
A. LOKASI KANTOR PUSAT
Kantor pusat PT Nojorono terletak bersebelahan dengan Bank Rakyat Indonesia
(BRI), yaitu di Jalan jenderal Soedirman 86B, Kudus.
B. LOKASI PERUSAHAAN
PT. Nojorono terbagi menjadi beberapa bagian wilayah produksi atau lokasi pabrik.
Sedangkan wilayah produksi terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu bagian Sigaret Kretek
Tangan (SKT) untuk rokok kretek dan Sigaret Kretek Mesin (SKM) untuk rokok filter.
Bagian Sigaret Kretek Tangan (SKT) terdiri dari 9 Brak atu lokasi pabrik, yaitu:
o SKT Pusat Jl. Menur, Kudus
o SKT Jambean di desa Jambean, Bae, Kudus
o SKT Djinggo I di desa Panjunan, Kota, Kudus
o SKT Kali Wungu di desa Kali Wungu, Kudus
o SKT Garung di desa Garung, Kudus
o SKT Golan Trepus di desa Golan Trepus, Mejobo, Kudus
o SKT Welahan di desa Welahan, Jepara
o SKT Mejobo di desa Mejobo, Kudus
o SKT Djinggo 2 di desa Panjunan, Kota Kudus
Sedangkan bagian SKM memilik 4 wilayah atau lokasi pabrik yaitu:
o SKM Nojorono di Jl. Menur, Kudus
o SKM Nikki Super di desa Penjanan, Kudus
o SKM Nikorama di desa Jambean, Bae, Kudus
o SKM Class Mild di desa Panjunan, Kudus
4. PROSES PRODUKSI
A. Bahan Baku
 Tembakau
 Cengkeh
 Saos
 Kertas
B. Proses Produksi
 Proses Produksi SKT
Pada proses pembuatan rokok dari pelintingan hingga pengepakan pada SKT
masih menggunakan tenaga manusia dengan peralatannya. Alat yang digunakan
untuk melinting rokok pada SKT disebut alat giling. Biasanya pekerja bekerja secara
berpasangan, yaitu terdiri dari tukang giling dan seorang bathil. Tukang giling
bertugas melinting rokok dengan alat giling sedangkan tukang bathil bertugas
membantu pekerjaan tukang giling, seperti : memberi lem pada kertas pembungkus
rokok, mengambil tembakau ke gudang bila tembakau di embernya sudah habis,
merapikan keuda ujung rokok yang dilinting tukang giling, dan meyerahkan rokok
yang sudah jadi (per 1000 batang) ke bagian pelintingan. Untuk menghasilkan 1
batang rokok dibtuhkan waktu 5 sampai 6 detik.
Rokok yang selesai dilinting dirapihkan kedua sisinya kemudian diikat per 50
batang untuk dilakukan pngecekan oleh mandor yang bertugas. Rokok yang sudah
diinspeksi sebanyak 1000 batang (20 ikat), akan diserahkan tukang bathil ke bagian
pengepakan yang bertugas mengepak perbungkus 12 batang, memasangi pita cukai
dan plastik pembungkus, mengepak 10 bungkus rokok dalam 1 press dan 10 press
dimasukan dalm 1 bal.
 Proses Produksi SKM
Proses produksi SKM menggunakan mesin semi-otomatis. Cara kerjanya adalah
tembakau pencampuran, filter dan kertas pembungkus dimasukan kedalam mesin
maker. Mesin maker merupakan mesin yang menghasilkan rokok yang sudah jadi
dengan kapasitas 2800 batang per menit.
Rokok yang dihasilkan disebut sebagai rokok batangan dibawa ke mesin packer
untuk di pak per bungkusnya 12 batang dan 16 batang dengan kapasitas mesin 156
pak per menit, kemudian rokok dimasukkan kedalam mesin bandrol wrapper untuk
dipasing plastic pembungkus atau yang biasa disebut tear tape (pak) dan ditambah
dengan opp film (pak). Rokok dari mesin bandrol wrapper akan dibawa kebagian
pengepakan untuk dibuat dalam satuan press yang berisi 10 pak rokok wrapper
dengan menggunakan mesin boxer.
5. JENIS PRODUKSI
Perusahaan in
6. PENGENDALIAN KUALITAS
a. Pemerikasaan bahan setiap tahapan proses
b. Factor yang mneyebabkan produk cacat
c. Standar kualitas rokok yang diterapkan
7. KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja disini menyangkut jaminan kesehatan bagi karyawan, untuk itu PT.
Nojorono memberikan fasilitas sebgai berikut:
a. Disediakan klinik pengobatan bagi karyawan harian dan karyawan bulanan. Apabila
sakit pada waktu menjalankan tugas maka karyawan tersebut mendapatkan
pengobatan gratis termasuk opname pada rumah sakit yang ditunjuk oleh pabrik.
b. Cuti tahunan dan cuti panjang, merupakan fasilitas lain yang menunjang kesehatan
dan kesejahteraan pekerja atau karyawan perusahaan
8. PENGOLAHAN LIMBAH
9. ORGANISASI PERUSAHAAN
10. PEMASARAN

Anda mungkin juga menyukai