PUSAT INVESTASI
Pada pusat laba, pusat perhatian utama adalah pada laba yang diukur
berdasarkan selisih pendapatan dengan biaya, sedangkan pada pusat investasi
perhatian utama adalah membandingkan antara laba yang diperoleh dengan
investasi/biaya untuk menghasilkannya.
Bentuk pusat investasi adalah Kantor Pusat Perusahaan atau Unit Bisnis
Strategis maupun Divisi yang diberi wewenang atau kebijakan maksimum dalam
menentukan keputusan operasi yang tidak hanya berjangka pendek, tetapi juga
tingkat (besarnya) dan tipe (jenis) investasi.
1. Pada umumnya tujuan manajer unit usaha adalah memperoleh laba yang
memuaskan dari investasi yang ditanamkan.
2. Laba yang yang diperoleh, berasal dari modal yang ditanam untuk
memperoleh laba tersebut.
3. Makin besar modal yang ditanam belum tentu makin besar pula labanya.
Terdapat dua metode dalam mengukur prestasi Pusat Investasi. Pertama, pusat
investasi diukur prestasinya dengan menghitung laba yang diperoleh dengan
investasinya (investment base). Perhitungan ini disebut dengan Return on
Investmen atau ROI. Kedua, pengukuran prestasi dilakukan dengan menghitung
Economic Value Added (EVA) yang sering disebut juga sebagai residual income.
ROI = Laba operasi / Aktiva operasi rata-rata, atau ROI = Margin x perputaran =
(Laba operasi / Penjualan) x (Penjualan / Aktiva operasi rata-rata)
Keterangan :
Keuntungan ROI :
Kelemahan ROI :
Secara konsep EVA lebih unggul dari pada ROI, tetapi menurut survey, ROI
lebih banyak digunakan dalam bisnis. Kebanyakan perusahaan menggunakan ROI
daripada EVA, karena alasan: (1) merupakan alat ukur komprehensif, (2) mudah
dihitung dan dipahami, serta (3) merupakan denominator umum yang digunakan
pusat investasi.
1. Praktik-praktik apa saja yang akan membuat para manajer unit bisnis
menggunakan aktiva mereka dengan efisien dan untuk mendapatkan
jumlah dan jenis yang tepat dari aktiva baru?
2. Praktik-praktik apa saja yang paling baik mengukur linerja suatu kesatuan
ekonomi?
1. Kas :
2. Piutang :
Perlakuannya sama dengan Piutang yaitu dicatat pada akhir periode dengan
metode yang dipilih untuk tujuan akuntansi keuangan. Oleh sebab itu perlu
digunakan sistem biaya standard atau rata-rata dan biaya yang sama yang juga
digunakan untuk mengukur Harga Pokok Penjualan pada perhitungan Laba/Rugi.
Aktiva tetap dicatat dng harga perolehan dan didepresiasi sepanjang umur
ekonomisnya. Pendekatan ini digunakan untuk mengukur profitabilitas unit usaha
yang menggunakan aktiva ini.
Dalam akuntansi keuangan, aktiva tetap pada awalnya dicatat sebesar harga
perolehan (cost), dan dihapus selama masa manfaat aktiva melalui depresiasi.
Permasalahan yang mungkin timbul bila menggunakan pendekatan tersebut antara
lain:
Fluktuasi EVA dan ROI dari tahun ke tahun dapat dihindari dengan
memasukkan unsur aktiva yang dapat disusutkan dalam dasar investasi sebesar
nilai buku kotornya. ROI yang dihitung berdasarkan nilai buku kotor akan
menyatakan nilai yang terlalu rendah dibandingkan tingkat pengembalian yang
sebenarnya.
c. Disposisi Aktiva
Jika aktiva dimasukkan ke dalam dasar investasi pada biaya awalnya, maka
manajer unit usaha akan termotivasi untuk menghilangkan aktiva tersebut,
meskipun aktiva itu memiliki suatu kegunaan karena dasar investasi unit usaha
akan berkurang sejumlah biaya penuh dari aktiva tersebut.
d. Depresiasi Anuitas
Jika penyusutan ditentukan oleh metode anuitas, dan bukan oleh metode
garis lurus, maka perhitungnan profitabilitas unit usaha akan menunjukkan
EVA dan ROI yang tepat. Hal ini disebabkan karena metode penyusutan
anuitas sesungguhnya mengaitkan pengembalian investasi yang implicit dalam
perhitungan nilai sekarang. Namun perusahaan biasanya menggunakan metode
garis lurus karena dianggap merupakan metode yang paling tepat
menggambarkan kondisi di lapangan.
Jika memiliki asset yang mengganggur yang dapat digunakan oleh unit lain,
maka unit usaha tersebut boleh mengeluarkan asset dimaksud dari investasinya
sehingga tidak diperhitungkan sebagai penilaian kinerjanya.
Dana-dana yang diperoleh Kantor Pusat diperoleh dari internal dan eksternal.
Hal ini perlu dipertimbangkan untuk dihitung secara terpisah, karena kadang-
kadang pinjaman lebih besar modal. Oleh sebab itu perhitungan EVA harus
dihitung berdasarkan pinjaman yang berasal dari Kantor Pusat dan bukan dari total
aktiva.
9. Beban Modal :
Tarip beban modal ditentukan oleh Kantor Pusat yang lebih besar dari tarip
pendanaan dengan hutang. Sedangkan total dana yang digunakan adalah campuran
(hutang ditambah modal berbiaya tinggi). Dengan demikian, tarif tersebut lebih
kecil dari pada estimasi biaya modal perusahaan, sehingga EVA diatas rata-rata
unit usaha lebih besar 0.
Jika tarip modal kerja lebih kecil dari pada untuk aktiva tetap, risiko modal
kerja lebih kecil dari pada aktiva tetap, karena dananya digunakan untuk keperluan
jangka pendek.