id
TESIS
Disusun Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Magister
Oleh :
Agung Priatmaja
S 500907002
Pembimbing :
Prof. Dr. H. Muchammad Syamsulhadi dr. SpKJ (K)
Prof. Dr. H. Muhammad Fanani dr. SpKJ (K)
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
TESIS
Oleh :
Agung Priatmaja
S 500907002
pada tanggal..........................2012
Dr.dr.Hari Wujoso,Sp.F.,M.M
NIP: 196210221995031001
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
TESIS
Oleh :
Agung Priatmaja
S 500907002
Tim Penguji
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mahasiswa
Agung Priatmaja
S 500907002
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
rahmat dan karuniaNYA sehingga penyusunan hasil penelitian tesis ini dapat
terwujud. Hasil penelitian tesis ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam
kurikulum Program Pendidikan Dokter Spesialis 1 Psikiatri di Fakultas Kedokteran
Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang kami hormati:
1. Prof. Dr Ravik Karsidi, M.S, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan kemudahan penulis dalam melaksanakan pendidikan
Pasca Sarjana Program Studi Magister Kedokteran Keluarga minat utama
Biomedik.
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., sebagai Direktur Program Pasca Sarjana UNS
beserta staf atas kebijakannya yang telah mendukung dengan memberikan
kemudahan penulis dalam melaksanakan pendidikan Pasca Sarjana Program
studi Magister Kedokteran Keluarga minat utama Biomedik.
3. Dr Hari Wujoso, dr., Sp.F., MM sebagai Ketua Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk
pelaksanaan dan penulisan tesis ini.
4. Afiono Agung Prasetyo, dr., Ph D sebagai Ketua Program Studi Magistter
Kedokteran Keluarga minat utama Biomedik yang telah memberikan
pengarahan kepada penulis untuk penulisan tesis ini.
5. Prof. Dr. H. Muchammad Syamsulhadi, dr. SpKJ (K) selaku pembimbing yang
telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam penyusunan penelitian
tesis ini.
6. Prof. Dr. H. Mohammad Fanani, dr. SpKJ (K) selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan mengarahkan dalam penyusunan penelitian tesis
ini.
7. Prof. Dr. H. Aris Sudiyanto, dr. SpKJ (K) selaku Ketua Program Studi PPDS 1
Psikiatri Fakultas Kedokterancommit to userNegeri Sebelas Maret /RSUD Dr.
Universitas
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan penelitian tesis ini masih
banyak terdapat kekurangan, untuk itu penyusun mohon maaf dan sangat
mengharapkan saran serta kritik dalam rangka perbaikan proposal penelitian tesis
ini.
Surakarta , 2012
Penyusun
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Background
Depression in elderly constitute interference is the most important notice for
geriatrics expert. Recognizing depression in elderly require some skills and
experiences, since the clinical manifestations of depression’s classic symptoms is
not often arise.Elderly that suffer depression will lead to meet the difficulty
in activity of daily living. From the results of this research, CBT psycho-
therapy, relaxation therapy and hypnotherapy proven success in overcoming
depression in the elderly, however other psychotherapy research such as logo-
therapy very few were reported. Principles in the logotherapy which contain the
meaning of life and spiritual development in the individual can be applied to elderly
whom sufferred depression and elderly who experience difficulty in activity of
daily living.
Objective
To find out the influence of logotherapy in reducing the degrees of depression
and improving activity of daily living in the elderly.
Method
This study is a randomized controlled trial study. The research subjects are
residents in Dharma Bhakti elderly institution of Surakarta which meet the criteria
for the study. Research performed between July 2011 to September 2011.
Sampling technique using the purposive sampling. Variety of psychotherapy used is
logotherapy for a total of 6 session. The research instrument were personal
data filling, Barthel Index, the brief version of Geriatric Depression Scale, L-
MMPI, the check list of logotherapy, implementation guide of logotherapy. Data
collected was processed and analyzed using SPSS version 17. Statistical tests
using the t test, to signify the relationship of variables with significance level of
5%.
Results
There were significant differences (p = 0.00) between the GDS in pre-post
treatment group and control, also there is a significant difference (p = 0.001) on
the Barthel index between the treatment and control groups. In the correlation
test between the GDS delta and Barthel delta found a significant correlation
with p value = 0.031.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Conclusion
Logotherapy influence reduce the degree of depression and increase the activities
of daily living.
Keyword
Logotherapy-depression-activity of daily living.
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
H. Identifikasi variabel............................................................... 80
I. Definisi Operasional Variabel ............................................... 81
J. Instrumen Penelitian ............................................................. 82
K. Cara Kerja ............................................................................. 82
L. Teknik Analisis data.............................................................. 83
M. Kerangka Kerja Penelitian .................................................... 84
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................... 85
BAB V PEMBAHASAN ..................................................................... 89
A. Subjek Penelitian................................................................. 89
B. Penilaian GDS dan Barthel Index ..................................... 90
C. Keterbatasan........................................................................ 94
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .................................................. 97
A. Simpulan .............................................................................. 97
B. Saran .................................................................................... 97
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HPA : Hypothalamic-Pituitary-Adrenal
5-HT : Serotonin
IB : Indeks Barthel
IL-6 : Interleukin-6
IL-1 : Interleukin-1
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IL-2 : Interleukin 2
LGT : Logoterapi
NE : Norepineprin
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.
Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun keatas tumbuh lebih cepat jika
dibandingkan kelompok usia lainnya. Antara tahun 1970 dan 2025 pertumbuhan
penduduk lanjut usia (lansia) dunia diperkirakan sekitar 694 juta orang atau 223
%. Pada tahun 2025 terdapat sekitar 1,2 miliar orang penduduk lansia dan
memasuki tahun 2050 diperkirakan akan mencapai angka 2 miliar orang seperti
tahun 2020 diperkirakan meningkat menjadi 28,8 juta atau 11,34% dari seluruh
populasi penduduk (Setiati, Nurhayati 1996). Ini mencerminkan salah satu hasil
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
Diperkirakan angka lansia pada tahun 1995 adalah 6,93% dan tahun 2015 menjadi
8,74% yang berarti bahwa pada tahun 1995 sebanyak 100 penduduk produktif
harus menyokong 7 orang usia lanjut yang berumur 65 tahun ke atas sedangkan
pada tahun 2015 sebanyak 100 penduduk produktif harus menyokong 9 orang usia
kondisi orang lanjut usia banyak mengalami kemunduran fisik maupun psikis,
Keberadaan lansia sebagian ada di tengah tengah keluarga dan sebagian lagi ada
yang tinggal di panti panti wreda. Ketika lansia tinggal di panti wreda, maka
1999)
kehidupan sehari hari (AKS) dapat menjadi salah satu faktor penyebab munculnya
depresi. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan depresi pada lansia adalah stres
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
Living (ADL) dan aktivitas Instrumen kehidupan sehari hari (AIKS), Kelompok
Hall & Hassett, 2002), sedangkan lansia yang mengalami demensia dilaporkan
(AKS) dapat menjadi salah satu faktor penyebab munculnya depresi (Eliopoulos,
Hadiwinoto dan Setiadi T (1999) depresi merupakan salah satu faktor yang
sehari hari yang dialami lansia dapat disebabkan karena penurunan kondisi fisik
Lansia yang berada dalam panti dengan berbagai alasan akan merasa
kesepian bila tidak ada kegiatan yang terorganisir dan jarangnya dikunjungi oleh
keluarga. Perasaan ini terjadi akibat terputusnya atau hilangnya interaksi sosial
yang merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya depresi pada lansia. Lansia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
kebutuhan sehari hari (Miller 1995, Lueckenotte, 2000). Selain itu masuknya
lansia ke dalam panti dapat menjadi sumber stres bagi lansia karena merasa
kehilangan dan perpisahan dengan keluarganya serta perasaan tidak berdaya. Hal
ini merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya depresi pada lansia (Stuart dan
Sundeen, 1998).
membantu para lanjut usia agar mempunyai keluhan yang minimal (Nuhriawangsa
melakukan pendekatan dari sisi spiritual dan makna hidup yang sesuai untuk
dipelopori oleh Victor Frankl telah mengalami ujian berat yang dialami oleh tokoh
banyak jumlah lansia. Di sisi lain, jumlah lansia yang semakin banyak justru
Banyak masalah kesehatan yang harus dihadapi oleh kaum lansia baik fisik
maupun mental. Depresi merupakan masalah mental yang paling banyak ditemui
pada lansia. Prevalensi depresi pada lansia di dunia sekitar 8 – 15 %. Hasil survey
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
dari berbagai negara di dunia diperoleh prevalensi rata-rata depresi pada lansia
adalah 13,5 % dengan perbandingan pria dan wanita 14,1 : 8,5. Sementara
merupakan hal yang penting, sehingga beberapa gangguan masalah mental pada
lansia dapat dicegah, dihilangkan atau dipulihkan (Darmojo dan Martono 2004).
depresi dengan aktivitas kehidupan sehari-hari pada lanjut usia juga sudah banyak
kehidupan sehari-hari pada lanjut usia. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk
B. Permasalahan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis:
usia.
2. Manfaat praktis:
depresi dan aktivitas kehidupan sehari hari bagi lanjut usia yang tinggal
di panti wreda.
masalah depresi dan peningkatan aktivitas hidup sehari hari pada lanjut
usia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
tak terhindarkan, dan menjadi manusia lanjut usia (lansia) yang sehat
merupakan suatu rahmat Tuhan. Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti
akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak
(2), (3), (4) UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa batas
usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun
(Darmono 2010).
berarti menjadi tua) dan ditandai oleh penurunan bertahap pada fungsi semua
Istilah untuk manusia yang usianya sudah lanjut belum ada yang baku.
usia lanjut (manula), manusia lanjut usia (lansia), ada yang menyebut
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
golongan lanjut umur (glamur), usia lanjut (usila), bahkan kalau di Inggris
orang biasa menyebutnya dengan istilah warga negara senior (Iskandar, 2006).
mencapai 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah untuk
mencapai usia 60 tahun ke atas (Nugroho, 2000). Lanjut usia atau usia tua
adalah suatu periode dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode di
(Wirakusumah 2002).
umur kronologis dan umur biologis. Umur kronologis adalah umur yang
masa yaitu : masa bayi (0-1 tahun), pra sekolah (6-10 tahun), masa pubertas
(10-20 tahun), dewasa muda (20-30 tahun), masa setengah renta (50-65
tahun), masa usia lanjut (>65-74 tahun) medium old (74-84 tahun) dan tua
2006).
pertengahan (45-59 tahun), lanjut usia (60-74 tahun), lanjut usia tua (75-90)
dan usia sangat tua di atas 90 tahun (Darmojo dan Martono 2004, Hurlock
2002), Menurut Muhammad (1996) cit. Mckenzie (2007) masa lanjut usia
lanjut adalah kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi
empat bagian yaitu : pertama fase investus yaitu antara 25-40 tahun, kedua
fase vertilitas yaitu antara 40-50 tahun, ketiga fase prasenium yaitu antara 55-
65 tahun dan keempat fase senium yaitu antara 65 sampai tutup usia.
mengecil atau komposisi sel pembentukan jaringan ikat baru menggantikan sel
tubuh. Usia tua memang sering kali disertai dengan berbagai gangguan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
kesehatan karena fungsi organ tubuh seperti ginjal, paru dan kekebalan tubuh
menurun. Lanjut usia juga berisiko untuk lebih sering terserang penyakit
Hubungan antara kesehatan mental yang baik dan kesehatan fisik yang
baik adalah jelas pada lanjut usia. Efek yang merugikan pada perjalanan
(2008) adalah :
a Sel
protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati, jumlah sel otak menurun,
berkurang 5 – 10%.
b System Persarafan
Berat otak menurun 10 – 20% (setiap orang berkurang sel saraf otaknya
terhadap sentuhan.
terhadap bunyi suara atau nada–nada yang tinggi, suara yang tidak jelas,
sulit mengerti kata–kata, 50% terjadi pada usia di atas umur 65 tahun,
d Sistim Penglihatan
Sfingter pupil timbul sclerosis dan hilangnya respon terhadap sinar kornea
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
e Sistim Kardiovaskuler
menurun.
aktifitas otot.
g Sistim Respirasi
mmHg, CO² pada arteri tidak terganti, kemampuan elastisitas dinding dada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
usia.
h Sistim Gastrointestinal
Kehilangan gigi, kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk, indera
pengecap menurun adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi
terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap
tentang rasa asin, asam dan pahit, esophagus melebar, rasa lapar menurun
i Sistim Reproduksi
Menciutnya ovari dan uterus, atropi payudara, pada laki–laki testis masih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
j Sistim Genitourinari
melalui urine,darah ke ginjal disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal
nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%, fungsi
urin, berat jenis urin menurun akibat proteinuria (biasanya +1), BUN
k Sistim Endokrin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
l Sistim Kulit
kuku lebih lambat, kuku jari menjadi lebih keras dan rapuh, kuku kaki
m Musculoskeletal System
Lansia yang melakukan aktifitas secara teratur tidak kehilangan massa atau
tonus otot dan tulang sebanyak lansia yang tidak aktif. Serat otot
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
terdahulu namun sering lupa pada masa yang baru, sedangkan intelegensia
begitu juga otak. Perubahan ini disebabkan karena fungsi neuron di otak
dialami lanjut usia adalah demensia, dan delirium (Bongsoe Jamsir, 2007).
penting bagi orang lanjut usia dan masyarakat secara luas. Kondisi sosial
ekonomi yang buruk pada lanjut usia mempunyai efek langsung pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
2.1.4.2 Lansia
Salah satu kondisi yang tidak dapat dihindari dari kehidupan manusia
adalah menjadi tua. Para ahli mempunyai perbedaan pendapat mengenai usia
berapa awal masa tua, namun secara umum mereka sepakat bahwa pada
wanita, awal usia tua dimulai saat henti haid atau menopause sekitar usia 50
tahun, sedangkan pada pria dimulai saat terjadi gejala fisik seperti kulit
menjadi kering dan mengerut, rambut menipis dan merontok, gigi mulai
tanggal satu persatu, daya ingat dan fungsi panca indra melemah, stamina
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
menurun dan mulai gampang sakit. Gejala-gejala ini biasanya tidak terjadi
Kondisi masa tua yang dihadapi oleh setiap orang tidak sama, bagi
orang yang telah mempersiapkan masa tuanya secara fisik dan mental, akan
dirinya, tetapi bagi orang yang tidak mempersiapkan diri untuk masa tuanya,
maupun fisiknya. Orang lanjut usia yang tidak dapat menemukan makna
usia tidak saja ditandai dengan kemunduran fisik, tetapi dapat pula
dampak pada kebahagiaan seseorang. Pada usia mereka yang telah lanjut,
kesempatan kerja.
Aspek medik yang sering menjadi masalah di usia lanjut dapat berupa
dan inkontinensia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
b. Masalah yang nyata dari ketidakstabilan adalah jatuh. Karena kejadian ini
sering dialami oleh lanjut usia di mana angka kejadian wanita yang jatuh,
dua kali lebih sering dibanding pria (Watson 2003). Jatuh adalah suatu
kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat kejadian,
atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran
secara umum. Bantuan yang diberikan adalah melalui petugas panti dan
usia yang kehilangan kontrol berkemih dan defekasi. Hal ini berhubungan
dengan faktor akibat penuaan dan faktor nutrisi seperti yang telah
Wanita yang melahirkan anak dengan otot dasar panggul yang lemah,
teman seusia dan pensiun. Apabila lansia tidak mampu menyesuaikan diri
dengan keadaan tersebut, maka lansia akan merasa kesepian yaitu perasaan
paling penting bagi para ahli geriatri. Perkiraan depresi berkisar antara 5-
10% pada mereka yang berusia di atas 65 tahun dan meningkat jumlahnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
bagi mereka yang berumur di atas 80 tahun, orang miskin, dan yang tidak
menikah.
65 tahun pada pria dan antara 50-60 tahun pada wanita. Kebanyakan depresi
akan berulang bila tidak mendapatkan pengobatan. Tanda dan gejala depresi
somatik. Sindroma yang khusus dan unik adalah melancholia, yaitu salah
satu jenis depresi yang mempunyai ciri khas selain depresi juga
Sudiyanto 2008).
sering tidak muncul. Seorang usia lanjut yang mengalami depresi bisa saja
tenaga/energy, hilangnya rasa senang, tidak bisa tidur atau kaluhan rasa
sakit atau nyeri. Gambaran klinis depresi pada usia lanjut dibandingkan
dengan pasien yang lebih muda berbeda. Dalam usia lanjut cenderung
maupun kelompok dan paling efektif jika dilakukan bersama sama dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
dalam proses sterapeutik akan meredakan gejala dan membuat pasien lebih
a Norepinefrin
jumlah norepinefrin.
b Serotonin
dengan depresi.
c Dopamin
Sadock 2005).
a. Aksis Adrenal
Gallagher 2003).
b. Aksis Tiroid
PPDGJ III yang merujuk pada ICD 10. Gejala-gejala ini bukan
merupakan akibat kondisi medik umum atau akibat pemakaian zat, dan
kehidupan seseorang. Menurut ICD 10, pada gangguan depresi ada tiga
a Mood terdepresi.
aktivitas menurun.
f. Tidur terganggu.
karena gangguan tidur sering terjadi pada lanjut usia yang tidak depresi.
Yang dapat menjadi petunjuk ke arah depresi adalah jika terdapat gejala
bangun lebih awal dari biasanya disertai isi pikiran depresif. Seorang
lanjut usia membutuhkan tidur lebih sedikit dan sering terbangun untuk
buang air kecil pada malam hari. Karena itu penting untuk mengamati
perilaku orang lanjut usia ketika ia terbangun malam hari. Sleep hygiene
badan dapat merupakan tanda awal depresi tapi dapat juga merupakan
yang penting secara klinis bagi kelompok usia ini : pelemahan kognitif,
atau prosedur khusus untuk skrining depresi pada populasi lanjut usia.
Scale (GDS) yang terdiri 30 pertanyaan yang harus dijawab oleh klien
dan ini lebih sesuai untuk dipergunakan sebagai alat skrining depresi
pada lanjut usia. Penilaian depresi bagi lanjut usia harus memperhatikan
butir skala).
c. Bila skor lebih dari 1 pada GDS-4 dan lebih dari 1 pada faktor
untuk bunuh diri pada pasien geriatri adalah tinggi (Blazer et al. 2003).
untuk penilaian derajad depresi yang mudah untuk dinilai dan dikelola
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
GDS dibuat oleh Brink dan kawan-kawan pada tahun 1982 dan
Yesavage, 1986).
Skor < 5 : tidak depresi, skor 5-8 : depresi ringan, skor 9-10 :
depresi sedang, skor > 10 depresi berat (Kaplan dan Sadock 2007).
geriatri. Short Form (SF) GDS terdiri dari 15 pertanyaan, di mana skor
menilai depresi pada geriatri dengan kognitif intak (Rinaldi dan Mecocci
2003).
tidur yang mungkin tidak spesifik untuk depresi pada pasien geriatri
yang signifikan secara klinis, dengan nilai sensitivitas 90,11 % dan nilai
spesifisitas 83,67%. Terdapat juga GDS versi pendek yang terdiri dari 15
pertanyaan saja. Pada GDS versi pendek ini, skor 5 atau lebih
Depression Scale menjadi tidak valid bila digunakan pada pasien dengan
dan Draman (2007) melaporkan bahwa angka depresi di panti lansia yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
depresi. Oleh sebab itu dibutuhkan pelatihan bagi pekerja. GDS dapat
merupakan instrumen yang valid dan dapat dipercaya. Nilai MMSE 0-16
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
2005)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
(Setiahardja 2005).
kebersihan diri, mandi, berpakaian, makan, buang air kecil dan air
(Iskandar 2006).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
keluar dari tempat tidur secara mandiri dan pindah kedalam dan
bergerak masuk dan keluar tempat tidur dan atau kursi, melakukan
melakukan aktivitasnya.
kan menjadi:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
sehari adalah :
penyakit.
c. Berpindah
dan dari tempat tidur atau kursi dengan bantuan, bergerak naik
d. Kontinen
e. Makan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
Tidak menerima bantuan (masuk dan keluar bak mandi sendiri jika
dimandikan).
b. Berpakaian
c. Ke kamar kecil
d. Berpindah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
dari tempat tidur atau kursi dengan bantuan, bergerak naik atau
e. Kontinen
f. Makan
Skala AKS terdiri atas skala AKS dasar atau basic activities of
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
(Setiahardja 2005).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
(Iskandar 2006).
maka skor AKS dasar dan IADLs merupakan prediktor yang lebih kuat
antara lain
a) AKS dasar, sering disebut hanya AKS saja, yaitu ketrampilan dasar
yang memasukkan kontinensi buang air besar dan buang air kecil
atau kegiatan.
(Setiahardja, 2005).
tidak menilai ambulasi, baik berjalan dengan/ tanpa alat bantu atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
pasca stroke.
dulu (dibantu)
5 Mandi 0 5
sendiri)
menutup retslet-ing)
9 Mengontrol anus 5 10
Catatan : Diberikan nilai nol bila pasien tidak dapat melakukan kriteria yang
telah ditentukan.
merupakan skala yang dinilai oleh dokter yang diambil dari catatan medik
dan mempunyai skor keseluruhan yang berkisar antara 0-100, dengan skor
21 - 40 Dependen Berat
41 - 60 Dependen Sedang
61 - 90 Dependen Ringan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
ternyata hasilnya cukup konsisten. Ada 35 pasien yang skornya turun 10 poin.
Collin dkk meneliti konsistensi laporan sendiri dan laporan dari perawat,
menunjukkan angka 0,93 yang berarti pengamatan berulang dari orang yang
2005)
correlation coefficient dan melihat nilai rho (r) masing masing butir. Hasil
(p<0,001). Semua butir mempunyai nilai r > 0,3. Uji kesahihan eksternal AKS
nilai total AKS Barthel dengan butir dan nilai total AKS Katz.
(Iskandar 2006) :
a) Umur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
b) Kesehatan fisiologis
c) Fungsi kognitif
d) Fungsi psikologis
suatu cara yang realistik. Proses ini meliputi interaksi yang komplek
e) Tingkat stres
a) Lingkungan keluarga
disukai para lanjut usia. Lanjut usia merupakan kelompok lansia yang
seperti keluarga.
c) Ritme biologi
seperti hari terang dan gelap. Serta cuaca yang mempengaruhi aktifitas
sehari-hari.
2.11 Logoterapi
1986).
Vienna Medikal School dan guru luar biasa bidang logoterapi pada U.S
Internasional University.
2009).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id
sebagai suatu “ takdir” yang tidak dapat dicegah dan dielakkan. Akan
(Syamsulhadi, 2009)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id
meaning dapat dibedakan menjadi dua bagian lagi yaitu individu yang
doubt), dan individu yang masih aktif mencari personal meaning nya.
dibagi dua, yaitu individu yang memiliki sistem nilai piramidal (people
nilai paralel umumnya lebih sehat dan stabil dari pada individu yang
hanya memegang satu nilai tertinggi cenderung fanatik atau tidak dapat
yang hidup hanya untuk anaknya, sulit untuk memahami perilaku ibu-
penerapnnya. dalam hal ini logoterapi juga memiliki filsafat manusia yang
the freedom of will, the will to meaning dan the meaning of life.
budaya.
layak dijadikan tujuan dalam kehidupan (the purpose in life). Bila hal
yang satu dengan yang lain dan berbeda setiap hari, bahkan setiap
jam. Karena itu yang penting bukan makna hidup secara umum
tertentu.
keimanan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id
(attitudinal values).
makna hidup yang tertinggi dan terbaik. Jadi, inti dari ajaran
gejala yang tampak pada pasien atau klien secara langsung, akan
keputusasaan.
pada pekerjaan dan karya bakti yang dilakukan, serta dalam keyakinan
penderitaan dan peristiwa tragis yang tidak dapat dielakkan lagi yang
berikut :
orang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id
tujuan hidupnya.
value).
universal ada pada setiap orang terlepas dari ras, agama, dan keyakinan
yang dianut.
Hal ini berarti manusia memiliki sumber daya rohaniah yang luhur
dan cinta kasih. Aspek kerohanian yang merupakan dimensi spiritual ini
Salah satu konsep utama Viktor Frankl adalah konsep suara hati (hati
nurani), dia melihat hati nurani sebagai suatu bagian alam bawah sadar
(konsep Freud) sebagai pusat diri dan sumber kesatuan diri manusia.
somatik.
jawab terhadap keberadaan diri, intuisi hati nurani dan pribadi yang lebih
tinggi.” Merujuk pada pribadi sesungguhnya dalam situasi nyata dan tidak
dapat disederhanakan dalam hukum yang universal. Jiwa itu harus hidup.
Frankl merujuk kesadaran sebagai suatu refleksi awal pengertian diri atau
sebagai kebijaksanaan dari hati nurani, yang lebih sensitif dari segala
alasan yang dapat dirasakan, jika kesadaran akan diri dapat dibangkitkan
maka hal ini akan memberikan makna dalam kehidupan yang dapat
Frankl 2006).
2002) dan kesadaran terhadap nilai (Hutzell dan Jerkins 1990). Namun
mengambil sikap (to take a stand) terhadap kondisi diri sendiri dan
dilakukan bagi lansia yang kurang memilki rasa humor. Selain itu,
b Dereflection
gejala hyper intention dan hyper reflection menghilang. Selain itu, akan
terjadi perubahan sikap, yaitu dari yang semula terlalu memerhatikan diri
c. Medical Ministry
sikap (attitude) yang tepat dan positif terhadap kondisi tragis tersebut.
diri dan lingkungan yang tak mungkin diubah lagi. Medical ministry
salah satu sumber makna hidup. Tujuan utama metode medical ministry
d. Existential Analysis/Logoterapi
hidup secara lebih jelas. Makna hidup ini harus mereka temukan sendiri
dan tak dapat ditentukan oleh siapa pun, termasuk oleh logoterapis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id
penemuan makna hidup ini para konselor/ terapis lebih berperan sebagai
”rekan yang turut berperan serta” (the participating partner) yang sedikit
secara potensial ada dalam kehidupan pasien. Dalam hal ini, fungsi
Gutmann 1996).
2.12 Psikobiologi
dan dibelokkan menuju amigdala, hanya sebagian kecil saja yang terus
c. Mekanisme Coping
2005).
d. Patofisiologi
terjadi respon lewat aksis HPA dan Aksis SAM. Respon lewat aksis
menginhibisi fungsi imun, yang terjadi melalui aksis HPA. CRF dapat
merupakan sinap target sel imun. Jadi ketika terdapat stresor yang
2.13 Psikoneuroimunologi
adalah bidang ilmu yang menyelidiki rangkaian antara otak, perilaku, dan
sistem imun dan implikasinya untuk kesehatan fisik dan penyakit. Bukti
dapat merubah fungsi dan jumlah sistem imun manusia. Karena terdapat
apakah intervensi psikososial bisa berpengaruh kuat pada sistem imun dan
interaksi bidirectional antara sistem saraf pusat dengan sistem imun dan
sesuai dengan korelasi anatomi dan fisiologis mereka. Selain itu sejumlah
risiko lebih sakit dibandingkan yang dengan jenis afektif positif (Kaplan
darah perifer, dari sitokin proinflamasi, termasuk IL-6, TNF-α dan IL-1.
Sitokin dan reseptornya ditemukan dalam regio otak yang secara sentral
adalah stimulator CRH yang poten pada regio otak multipel dan bahwa
sistem imun dan sistem saraf pusat. Interaksi antara sistem saraf aksis HPA
dan komponen innate serta sistem imun adaptif memegang peranan dalam
feedback loop. Sitokin juga bisa bekerja secara langsung di otak untuk
sistemik dalam inflamasi dan imunitas. Nyeri fisik, trauma emosional dan
oleh stres psikologis dan pengkondisian perilaku dari respon imun. Peranan
sitokin pada endokrin dan efek perilaku fase akut, mempunyai efek dalam
efek proinflamasi dari stres adalah dimediasi oleh peningkatan derajat IL-6,
mungkin untuk IL-1 dan IFN-beta sebagai messenger yang mungkin dalam
perilaku sakit selama respon fase akut, selama sistem saraf parasimpatis
berlaku sebagai jalur untuk deteksi mereka melalui sistem saraf pusat.
alternatif atau terapi ajuvan pada pasien bermasalah fisik yang disertai
depresi ringan. Pengetahuan akan gejala fisik secara teori akan sangat
membantu (Lenze dan Dew 2002, Sadock dan Sadock 2003). Yusefi et al.
memperbaiki kualitas hidup, emosional, fisik dan fungsi sosial pada pasien
jalan dimonitor sesi demi sesi untuk bukti perubahan yang bermakna secara
penelitian ini) setelah 8 sesi, dengan pemulihan paling awal adalah setelah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Berpikir
Lanjut usia
DEPRESI ↑
Makna Hidup ↓ AKS↓
LOGOTERAPI
· Nilai kreativitas
-Derefleksion
· Nilai Penghayatan
· Nilai Bersikap
Mekanisme Coping↑
C. Hipotesis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
randomized control trial pre and post test design yang ditujukan untuk
mengetahui hasil uji akhir dengan mengendalikan hasil uji awal sebagai cara
B. Lokasi Penelitian
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda Dharma
commit to user
78
perpustakaan.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id
E. Besar Sampel
( ). Ƽ
=
Keterangan:
Zα : batas atas nilai konversi pada tabel distribusi normal untuk batas kemaknaan
Zβ : batas bawah nilai konversi pada tabel distribusi normal untuk batas
kemaknaan
( ,Ǘú ,ĖƼ) . Ƽ
= = 10,4
Batas penolakan kemaknaan sebesar 0.05 atau 5%. Pada penelitian ini
perbedaan rerata (d) skor GDS sebelum dan sesudah Logoterapi adalah 3 (secara
Dari tabel distribusi normal diperoleh nilai konversi batas penolakan 0.05
atau 5% adalah 1.96 sebagai batas bawah dan 0.842 sebagai batas atasnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 80
digilib.uns.ac.id
F. Kriteria Inklusi
peserta penelitian.
G. Kriteria Eksklusi
5. Skor L-MMPI tidak > 10. Instrumen ini diisi sendiri oleh subjek. Skala ini
H. Identifikasi variabel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id
pertanyaan.
Skor ≥ 5 : Depresi.
Ketergantungan : ≤ 90
Mandiri :>90
Lanjut usia: Lanjut usia adalah seorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke
Panti Wreda :Panti Wreda adalah tempat dimana berkumpulnya orang – orang
lanjut usia yang baik secara sukarela ataupun diserahkan oleh pihak keluarga
untuk diurus segala keperluannya, dimana tempat ini dikelola oleh pemerintah
maupun pihak swasta, dan sudah merupakan kewajiban Negara untuk menjaga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id
dan memelihara setiap warga negaranya (UU No.12 Tahun 1996 Direktorat
J. Instrumen penelitian.
3. MMSE
5. L-MMPI
K. Cara Kerja
ditentukan.
7) Di akhir penelitian dilakukan post tes dengan GDS dan Barthel Indeks pada
kedua kelompok.
SPSS versi 17.0 . Untuk membandingkan skor GDS dan Barthel indeks antara pre
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id
POPULASI
KRITERIA
INKLUSI/
EKSKLUSI
GDS
SUBJEK
(Diambil 24 subjek)
Randomisasi
KELOMPOK KELOMPOK
PERLAKUAN KONTROL
Logoterapi
ANALISIS
STATISTIK
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 85
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Telah dilakukan penelitian di Panti Wreda Dharma Bakti Surakarta mulai Juli
pasien yang mengundurkan diri selama sesi terapi baik pada kelompok perlakuan
Lama Tinggal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 86
digilib.uns.ac.id
Variabel Kelompok
Perlakuan Kontrol Total X2 p
n(%) n(%)
Jenis Laki-laki 7(62%) 5(38%) 11(100%) 1,51 0,22
ganggu
Pada tabel 4.1 dan 4.2 ditampilkan deskripsi karakteristik data dari
jenis kelamin (p= 1,000), status (p= 1,000). Hal ini menunjukkan bahwa secara
deskripsi karakteristik data, sampel adalah homogen atau setara dalam hal
demografi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 87
digilib.uns.ac.id
Dengan Uji t
Pada tabel 4.3 dan 4.4 ditampilkan perbandingan variabel GDS pre-post
dan Barthel pre-post. Pada GDS post dan barthel post tampak adanya perbedaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 88
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.5. Perbandingan Variabel delta GDS dan delta BARTEL pada
Tabel 4.6 Uji selisih antara delta GDS dan delta Barthel :
Variabel N Mean SD p
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
A. Subjek Penelitian
keluarga di luar panti, penyakit medis umum, lama tinggal di panti. Hal tersebut
penting untuk dikendalikan karena masalah yang terjadi terutama pada golongan
lanjut usia disebabkan karena adanya sejumlah faktor risiko psikososial. Faktor
finansial dan penurunan fungsi kognitif. Hal tersebut dapat mengganggu interaksi
sosial yang kontinu. Memiliki aktivitas sosial bermanfaat untuk kesehatan fisik
Dalam penghitungan statistik pada tabel 4.2 terlihat tidak ada perbedaan
yang bermakna antar jenis kelamin (nilai p=0,22) dan tidak ada perbedaan yang
bermakna antara lansia penghuni panti wreda yang masih memiliki anggota
keluarga diluar panti baik pada kelompok kontrol dan perlakuan (nilai p= 1,00).
commit to user
89
perpustakaan.uns.ac.id 90
digilib.uns.ac.id
dalam status penyakit baik yang mengganggu maupun yang tidak mengganggu
tidak didapatkan angka perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa secara deskripsi karakteristik data,
Dalam tabel 4.3 dari 24 subjek pada penelitian ini didapatkan rerata skor
GDS 7,58 pada kelompok perlakuan lebih tinggi dibanding rerata skor GDS 7,33
memuliki rata rata lebih depresi dibandingkan kelompok kontrol dan baik
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan rata rata ada dalam kondisi depresi.
perlakuan memiliki nilai rerata 88,33 dan kelompok kontrol memiliki nilai rerata
88,75, artinya ke dua kelompok rata rata pada kondisi dependen ringan.
Pada tabel 4.4 dari 24 subjek penelitian ini didapatkan skor GDS pada
kelompok perlakuan memiliki rerata 3,58 dan pada kelompok kontrol memiliki
nilai rerata 5,50. Ini menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan sudah tidak
depresi dan adanya perbedaan yang bermakna dengan nilai p=0,00. Sedangkan
pada skor Barthel, didapatkan pada kelompok perlakuan memiliki rerata 98,33
dan kelompok kontrol memiliki rerata 91,67. Ini menunjukkan bahwa kedua
kelompok baik kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sudah tidak dependen
Dalam tabel 4.5 perbandingan variabel selisih GDS dan selisih Barthel
adanya perbedaan mean. Pada GDS pre-pos kelompok perlakuan memiliki mean
4,00 dan pada kelompok kontrol memiliki mean 1,83 dengan nilai p=0,00. Ini
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara GDS pre dan post.
kontrol dengan mean (3,33) dengan nilai p=0,00. Dalam tabel 4.6 uji selisih
antara delta GDS dengan delta Barthel didapatkan nilai p=0,031, hal ini
hari (Miller 1995, Lueckenotte 2000, Hall & Hasset 2000), sedangkan lansia yang
sehari hari (Jorm 1994), sebaliknya keterbatasan lansia dalam memenuhi AKS
dapat menjadi salah satu faktor penyebab munculnya depresi (Eliopoulus, 1997;
Robert, Kaplan, Shema & Strabridge, 1997). Relevan dengan penelitian Lenze
1998) bahwa mekanisme pengaruh depresi terhadap disabilitas fisik dapat dibagi
tinggal di panti wreda cenderung mengarah pada kondisi yang kronis, karena
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 92
digilib.uns.ac.id
potensi diri dan dukungan sosial dari lingkungannya kurang adekuat untuk
Adapun kombinasi umur, status depresi, dan status dementia telah terbukti
hari dengan tingkat depresi menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,098 dengan
tingkat signifikans 0,506 yang berarti ada hubungan yang lemah antara tingkat
kemampuan aktivitas dasar sehari-hari dengan tingkat depresi pada lansia yang
umur, status depresi, dan status demensia telah terbukti memiliki hubungan yang
Catchment Area (ECA) menemukan bahwa gangguan jiwa yang paling lazim
pada lanjut usia adalah gangguan depresif, gangguan kognitif dan fobia ( Kaplan
& Sadock, 2010). Menurut Hadywinoto & Setiadi (1999) depresi pada lansia
Draman & Aris (2007) adanya penyakit kronis dan depresi mempengaruhi dari
dengan depresi pada lanjut usia yang berada di dalam panti dengan tingkat
kemaknaan p=0,02.
dan makna tujuan hidupnya sehingga dengan demikian akan membuat manusia
mampu untuk bertanggung jawab dan menghargai situasi hidup yang dihadapinya
(Bastaman, 2007; Frankl, 2006; Guttman, 1996; Lukas, 1986). Lee CH (2004).
interaksi obat atau efek samping obat terhadap masalah fisik. Lansia merupakan
populasi terbesar yang menderita sakit dan merupakan subjek yang lebih banyak
besar dari populasi lainnya. Terlebih lagi psikotropik adalah obat yang paling
sering berhubungan dengan efek samping yang terjadi pada lansia (Gurwitzet al,
2000)
therapy termasuk logoterapi dapat digunakan sebagai terapi alternatif atau terapi
ajuvan pada pasien bermasalah fisik yang disertai depresi ringan. Pengetahuan
akan gejala fisik secara teori akan sangat membantu. Terdapat bukti kegunaan
psikoterapi pada pasien dengan penyakit fisik yang disertai depresi (Lenze and
Dew 2002; Sadock and Sadock, 2003). Yusefi et al (2006) melaporkan bahwa
CBT yang dilakukan pada 56 pasien penyakit jantung koroner dengan gangguan
cemas di Isfahan, Iran, (sebanyak 8 sesi, tiap sesi selama 2 jam) menurunkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 94
digilib.uns.ac.id
tersembunyi dan memperbaiki kualitas hidup, emosional, fisik dan fungsi sosial
C. Keterbatasan
1. Sampel penelitian.
kelompok kontrol berada dalam satu kamar setiap harinya, lama tinggal di
2. Lokasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 95
digilib.uns.ac.id
3. Waktu.
4. Instrumen.
Pada penelitian ini digunakan skor GDS sebagai indikator depresi dan
masalah karena peneliti tidak menegakkan diagnosis pada klien di panti wreda
melainkan skrining adanya depresi pada pasien lanjut usia yang tinggal di
5. Pelaksanaan Logoterapi.
6. Peneliti.
tersebut juga dapat menyebabkan terjadinya bias pada hasil penelitian ini.
7. Keterbatasan lain
berhubungan dengan derajat depresi dan aktivitas kehidupan sehari hari pasien
lanjut usia. Seringkali membingungkan yang mana muncul lebih dulu dan
antara keduanya adalah kompleks dan tidak dapat diduga. Dan juga belum
diteliti motivasi lanjut usia tinggal di panti wreda apakah karena kesadaran
sendiri atau karena keluarga lanjut usia yang tidak sanggup merawatnya. Juga
tidak diteliti seberapa derajad jauh rasa kesepian berpengaruh terhadap depresi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB VI
A. SIMPULAN
1. Dari hasil penelitian ini didapatkan penurunan derajat depresi yang signifikan
B. SARAN
1. Perlu suatu penelitian lain dengan desain pre dan pos tes, pengambilan sampel
acak, jumlah sampel yang lebih besar dengan karakteristik subjek berbeda dan
commit to user
97
perpustakaan.uns.ac.id 98
digilib.uns.ac.id
diberikan kuesioner GDS sebagai skrening sehingga dapat terdeteksi lebih dini
usia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99