Anda di halaman 1dari 14

UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Kuliah : Desain Perkerasan Jalan


Program Studi : Magister Teknik Sipil (S2)
Dosen : Suyuti.
Tanggal : 19 April 2020.

A. Kasus konstruksi embankmen jalan:


Adriani dan Herliyana (2012) melaporkan bahwa pembangunan timbunan konstruksi
pelebaran jalan Simpang Serapat KM.17 Lingkar Utara, Kalimantan Tengah, lapisan tanah
dasar telah diperoleh berjenis tanah rawa atau tanah lunak.
Mereka melaporkan bahwa hasil desain pembangunan timbunan jalan adalah digunakan
perkuatan geo-textile and kayu galam (D) = 10 cm, jarak antara tiang (s) = 1.0 m, panjang (L)
= 4 m, lihat Gambar 1.

(a) Potongan setengah-embankmen (b) Kuat geser tanah

Gambar 1. Konstruksi embankmen jalan diperkuat kayu geo-textile dan kayu galam
Gambar 1, diketahui dimensi dan parameter tanah embankment jalan seperti lebar atas B0,
slope n = 1,5 dan Hrenc = 1,5m. Geo-textile memiliki tarik (Tgt ) (Lihat lampiran). Dimana
bahan perkuatan satu layer geo-textile diletakkan pada permukaan tanah dasar dan kayu
galam telah dipancang dengan pola bujur sangkar.

Kerjakan perencanaan:
1. Perencanaan konstruksi embankmen jalan di atas tanah dasar lunak dengan (terlampir
data: cu0, cu1, dan IP).
2. Tahapan evaluasi kapasitas dukung tanah dasar bersih diperkuat geo-textile dan tiang
kayu galam (qnr2).
3. Analisa perhitungan tinggi kritis konstruksi embankmen jalan (Hcr), gunakan data di
atas dan data tanah terlampir.
4. Desain stabilitas tanah dasar dengan mengecek faktor keamanan (Fk) menggunakan
teori Koerner (1987).

B. Review desain konstruksi embankmen jalan: Perkuatan tiang kayu galam dengan jarak
antara tiang kayu (s) = 1m (10D) adalah direview desainnya menjadi jarak tiang s = 3,3D /
5D*. Konstruksi perkerasan jalan adalah setebal t = 70 cm (sub base + base). Beban 2-ban
gandar belakang kendaraan truck sebesar P = 5,6 ton pada permukaan perkerasan.

Kerjakan review perencanaan:


1. Tentukan analisa distribusi tekanan baban 2-ban truck (p'0) pada permukan tanah
dasar.
2. Tahapan evaluasi kapasitas dukung tanah dasar bersih diperkuat geo-textile dan tiang
kayu galam (qnr2)
3. Evaluasi faktor keamanan yang terjadi sekarang (Fk) akibat tekanan beban ban truck.
4. Buatkan gambar hasil-hasil analisa di atas.

Lampiran data parameter dan dimensi konstruksi:


Mhs-S2 Jarak tiang
Tanah dasar lempung lunak (φs ≈ 0o) Geo-textile Embankmen
(memilih direview *)
satu Jarak
cu0 cu1 γs1 Nc IP γkayu Tgt φr γb B0
no.data) s
2 2 3
kN/m kN/m kN/m - % m kN/m3 kN/m 3
( ) o
kN/m 3
m
1 5 10 14.5 3,7 7 3,3D 11 55 30 20 9,5
2 5 12 14.6 3,7 7 3,3D 11 55 30 20 9,5
3 5 15 14,7 3,7 7 3,3D 11 55 30 20 9,5
4 5 20 14.8 3,7 7 3,3D 11 55 30 20 9,5
5 5 25 15 3,7 7 3,3D 11 55 30 20 9,5
6 8 10 15.1 3,7 14 3,3D 11 55 30 20 9,5
7 8 12 15.1 3,7 14 3,3D 11 55 30 20 9,5
8 8 15 15.1 3,7 14 3,3D 11 55 30 20 9,5
9 8 20 15.1 3,7 14 3,3D 11 55 30 20 9,5
10 8 25 15.1 3,7 14 3,3D 11 55 30 20 9,5
11 10 12 15.2 3,7 27 3,3D 11 55 30 20 9,5
12 10 15 15.3 3,7 27 3,3D 11 55 30 20 9,5
13 10 20 15.4 3,7 27 3,3D 11 55 30 20 9,5
14 10 25 15.5 3,7 27 3,3D 11 55 30 20 9,5
15 5 10 14.5 3,7 7 5D 11 55 30 20 9,5
16 5 12 14.6 3,7 7 5D 11 55 30 20 9,5
17 5 15 14.7 3,7 7 5D 11 55 30 20 9,5
18 5 20 14.8 3,7 7 5D 11 55 30 20 9,5
19 5 25 14.9 3,7 7 5D 11 55 30 20 9,5
20 8 10 15.0 3,7 14 5D 11 55 30 20 9,5
21 8 12 15.1 3,7 14 5D 11 55 30 20 9,5
22 8 15 15.2 3,7 14 5D 11 55 30 20 9,5
23 8 20 15.3 3,7 14 5D 11 55 30 20 9,5
24 8 25 15.4 3,7 14 5D 11 55 30 20 9,5
ANALISIS TIMBUNAN PELEBARAN JALAN SIMPANG SERAPAT
KM-17 LINGKAR UTARA

Adriani 1), Lely Herliyana2)

ABSTRAK

Jalan lingkar utara adalah daerah yang berjenis tanah rawa atau tanah lunak maka
untuk melakukan perkuatan tanah tersebut maka digunakan geotextile dan cerucuk. Tujuan dari
penulisan ini adalah mengetahui tinggi timbunan kritis pada badan jalan, mengetahui daya
dukung tanah dengan menggunakan geotextile sebagai bahan pemisah dan cerucuk sebagai
perkuatan, mengetahui penurunan yang terjadi pada timbunan badan jalan mengetahui faktor
keamanan pada tanah lunak.
Daya dukung tanah dikenalkan oleh Prandtl (1921) yang mengembangkan
persamaan dari analisis kondisi aliran. Teori ini dikembangkan oleh Terzaghi (1943), Meyerhof
(1955), Hansen (1970), Vesic (1975) dan lainnya. paham analisa perhitungan daya dukung tanah
lempung dikembangkan para ahli tersebut mengasumsikan tanah lempung dalam keadaan tidak
terganggu.
Berdasarkan hasil analisis timbunan dapat perhitungan daya dukung tanah di titik lokasi
perencanaan ada dua titik pengujian sondir yang berkisar antara. 0-150 kg/cm². Berdasarkan
pengamatan di lapangan tinggi timbunan rencana 1.5 m dan perhitungan tinggi timbunan kritis
adalah 1.40 m. Perhitungan beban (qo) tinggi timbunan rencana (Hr) = 1,5 m sebesar 3,30 t/m2 >
sehingga diperlukan perkuatan dengan daya dukung tanah 8,4 t/m2. Jumlah cerucuk yang
diperlukan dalam satu m² adalah 4 batang.

Kata kunci : daya dukung tanah, tinggi timbunan rencana, tinggi timbunan kritis

PENDAHULUAN pendukung pondasi bangunan, tanah


Tanah merupakan suatu bagian juga digunakan sebagai bahan timbunan
elemen terpenting dalam bidang teknik seperti tanggul, bendungan dan jalan.
sipil, baik dalam bangunan gedung, Perkembangan dan
transportasi maupun bangunan air. modernisasi jalan ini banyak penemuan
Karena dapat dipastikan hampir semua yang dapat membantu perkerasan untuk
bangunan tersebut berdiri atau dibangun daerah rawa seperti geotextile.
di atas tanah. Kecuali berfungsi sebagai Pemakaian geotextile di Indonesia

13
mulai diperkenalkan dalam beberapa tanah yang mendadak, mengingat
tahun yang lalu namun pemakaiannya selama ini dalam perencanaan jalan,
hanya dilaksanakan akhir-akhir ini. belum adanya studi analisa tentang
Mengingat hal diatas penulis pengaruh kekuatan maupun kestabilan
merasa perlu untuk mengangkat pada timbunan badan jalan pada tanah
permasalahan perkerasan jalan dengan lunak.
menggunakan pengetahuan yang ada. Untuk merencanakan jalan
Karakteristik tanah ini, munculah lingkar utara yang baik maka harus
berbagai metode untuk mengatasinya. diketahui kondisi dari tanah yang akan
Salah satunya adalah dengan cara memikul semua beban, kemampuan
perkuatan tanah dengan menggunakan daya dukung tanah maka pekerjaan
geotextile dan cerucuk. perencanaan yaitu berupa tanah lunak.
Lokasi perencanaan adalah Untuk itu diperlukan analisis geoteknik
yang berlokasi di jalan lingkar utara ruas jalur lingkar utara dapat berfungsi
adalah daerah yang berjenis tanah rawa secara optimal.
atau tanah lunak maka untuk melakukan METODOLOGI
perkuatan tanah tersebut maka Flowchart mengenai tahapan yang akan
digunakanlah geotextile dan cerucuk. dilalui, serta langkah-langkah yang
Pelebaran jalan lingkar utara perlu dilakukan dalam penyelesaian
yang tanahnya lunak dapat penulisan ini dapat dilihat pada
menyebabkan terjadinya penurunan flowchart dibawah ini :

14
Mulai

Identifikasi Masalah

Study pustaka Pembuatan Proposal Batasan Masalah

Pengumpulan data skunder

ANALISA DATA:
Perhitungan tinggi timbunan
- Menentukan tinggi tinggi timbunan rencana
- Perhitungan tinggi timbunan kritis

Perhitungan daya dukung


dengan perkuatan
Tidak

Perhitungan penurunan

Perhitungan kelongsoran

Perhitungan geotextile sebagai pemisah

Kesimpulan

Selesai

PEMBAHASAN data sekunder berupa data sondir dan

Data yang dikumpulkan adalah data laboratorium, kemudian kita

15
analisa data tersebut berdasarkan hasil daya dukung tanah dasar sebelum ada
literatur yang telah dilakukan, pada tanah urugan sebelum direncanakan
perencanaan badan jalan lingkar utara tinggi timbunan rencana dan setelah ada
km. 17 ini parameter tanah dasar, tanah tinggi timbunan kritis, dan sebelum
timbunan, geotextile dan cerucuk dipakai perkuatan dan setelah tinggi
galam. timbunan kritis dihitung maka hasilnya
Pengujian data sondir tersebut tidak aman maka dipakai
dilakukan pada dua titik yang menyebar perkuatan yaitu berupa satu lapis
pada lokasi perencanaan. Berdasarkan geotextile dan perkuatan pakai cerucuk
hasil penyelidikan geotexnik dilapangan galam.
terhadap semua data tanah dan material
yang ada selanjutnya mengadakan Tanah asli pada perencanaan badan
penyelidikan tanah dan material didua jalan Lingkar Utara km. 17 Anjir
titik, yaitu didapat nilai tekanan konus Serapat parameter tanah dasar terdiri
(qc) berkisar rata-rata dari dua titik 0- dari material lempung agak kenyal,
150 kg/cm² pasir, dan pasir padat dengan data
Dari data yang didapat laboratorium
selanjutnya dilakukan analisa jenis Timbunan dibagi menjadi tiga
tanah pada kedalaman tertentu, maka jenis, yaitu timbunan biasa, timbunan
selanjutnya dibuat analisis jenis tanah pilihan, dan timbunan di atas tanah
pada kedalaman yang sudah rawa. Pada proyek pelebaran jalan
ditentukan.untuk menghitung daya simpang serapat km-17 lingkar utara
dukung tanah, merencanakan tinggi digunakan tanah timbunan pilihan
timbunan rencana dan tinggi timbunan sebagai lapis penopang. Timbunan
kritis pada badan jalan. Maka piihan dapat juga digunakan untuk
selanjutnya dibuat analisis jenis tanah stabilisasi lereng atau pekerjaan
pada kedalaman yang sudah pelebaran timbunan .
ditentukan.untuk merencanakan tinggi Timbunan pilihan di atas tanah
timbunan rencana dan tinggi timbunan rawa yang akan digunakan untuk
kritis pada badan jalan. melintasi daerah yang rendah dan selalu
Hasil perhitungan terhadap tergenang air. Bahan timbunan pilihan

16
diatas tanah rawa adalah pasir atau Ɣ,Ø,Ϲ qu = 9,252 t/m2
kerikil atau bahan berbutir bersih. q0 = ƔxD
Timbunan pilihan diatas tanah rawa q0 = 2,2 t/m3x 1,40 m
mulai dipadatkan pada batas permukaan = 3,08 t/m2 < qu =
air dimana timbunan terendam. Nilai 9,252 t/m2
Ɣtimbunan yang diketahui adalah Karena q0 < qu OK
sebesar = 2.2 t/m². q0 = Ɣ. D
= 2,2 t/m3 x 1,5 m
Tinggi timbunan kritis (Hcr) = 1.40 m < = 3,30 t/m2
H rencana 1.50 m = qu = 9,252 t/m2
Karena tinggi timbunan kritis lebih q0 < qu
kecil dari pada tinggi timbunan rencana qu > q ijin
maka dipakai perkuatan cerucuk galam maka perlu perkuatan dari galam
dengan geotextile satu lapis sebagai 1 galam = q ijin = 2,1 ton
pemisah antara tanah asli dan tanah 1 m2 = 4 galam
urugan. Jenis geotextile yang digunakan 4 x 2,1 = 8,4 ton/ m2
adalah jenis woven atau resap air. Daya dukung tanah perkuatan = 8,4 ton/
qu= 9,252 t/m2 m2
SF=3 Karena q0 = 3,3 ton / m2 < q total galam
qu
Q ijin = = 8,4 ton / m2
sf
9,252 Maka di nyatakan aman
= = 3,084 t/m2
3

qu= 9,252 t/m2


SF=3
qu
q ijin = sf
9,252
= = 3,084 t/m2
3

17
γ,Ø,c = qu = 9,252 t/m2
q0 = γxD
q0 = 2,2 t/m3x 1,40 m
= 3,08 t/m2 < qu = 9,252 t/m2
Karena q0 < qu OK

q0 = γ x D Perkuatan pada cerucuk galam


= 2,2 t/m3 x 1,5 m yang dipakai diameter 10 cm panjang 4
= 3,30 t/m2 m maka galam dianggap kayu kelas II
2
= qu = 9,252 t/m
q0 < qu
qu > q ijin σlt = 100kg/cm²
maka perlu perkuatan dari galam σtr = 85kg/cm²
1 galam = q ijin = 2,1 ton σtk = 25 kg/cm²
1 m2 = 4 galam τ = 12 kg/cm²
2
4 x 2,1 = 8,4 ton/ m
Daya dukung tanah perkuatan = 8,4 ton/ Berbagai metode perbaikan tanah telah
m2 banyak dikembangkan salah satu
Karena q0 = 3,3 ton / m2 < q total galam dengan metode perkuatan tanah dengan
= 8,4 ton / m2 cerucuk galam sebagai alternatif
Maka di nyatakan aman pemecahan masalah terhadap penurunan

18
daya dukung tanah yang rendah. dan bisa dipakai nilai berkisar 10 – 60
Pemakaian cerucuk galam pada tergantung dari pengalaman lokal (local
lempung lunak dapat meningkatkan experience).
daya dukung lempung lunak. Dari Perhitungan konsolidasi
kenaikan daya dukung tersebut terlihat Penambahan beban di atas suatu
bahwa cerucuk memberikan kontribusi permukaan tanah dapat menyebabkan
yang sangat besar pada lempung lunak lapisan tanah di bawahnya mengalami
semakin besar diameter cerucuk pemampatan, pemampatan tersebut
tersebut besar daya dukung cerucuk disebabkan oleh adanya deformasi
galam adalah akibat tahanan ujung dan patikel tanah, relokasi partikel,
tahanan geser. keluarnya air atau udara di dalam pori
dan sebab-sebab lain. Beberapa atau
Menurut Meyerhof (1956) mengusulkan semua faktor tersebut mempunyai
untuk menentukan estimasi bearing hubungan dengan keadaan tanah yang
capacity (daya dukung) izin tanah bersangkutan. Secara umum, penurunan
dengan asumsi penurunan (setlement) (settlement) pada tanah yang
pondasi sebesar 25 mm, tanpa disebabkan oleh pembebanan maka
memperhatikan faktor lebar bawah perhitungan penurunaan konsolidasi.
pondasi telapak adalah: qa = qc / 30, 1.8 Perhitungan Geotextile Sebagai
satuan qc dalam kPa atau kg/cm² angka Pemisah
30 dianggap sangat konservatif (aman), a. Kekuatan Jebol (Burst)

Gambar 2. kekuatan jebol

19
b.Impact geotextile dijatuh material timbunan
Kekuatan ini perlu kita perhitungan yang mengakibatkan geotextile rusak.
karena saat pelaksanaan kadang

Gambar 3, gaya geser akibat perkuatan


adalah jenis woven atau resap air.
Kondisi lereng dengan beban Perencanaan ini bertujuan
yang besar dan kemiringan yang curam untuk mengetahui pengaruh kemiringan
dapat menyebabkan terjadinya lereng, panjang geotekstil, dan jarak
kelongsoran sehingga diperlukan vertikal antar geotekstil (Sv) terhadap
sebuah perkuatan lereng, salah satunya angka keamanan lereng yang dilakukan
yaitu dengan geotekstil. Geotekstil dengan menggunakan perhitungan yaitu
sering digunakan karena memiliki perhitungan dengan eksebel dilakukan
beberapa keunggulan, antara lain mudah untuk mengetahui stabilitas terhadap
dalam pelaksanaan, murah, dan dapat kelongsoran lereng. Berdasarkan hasil
meningkatkan stabilitas lereng secara penelitian diperoleh bahwa besarnya
efektif. Jenis geotextile yang digunakan penurunan rata-rata nilai SF.

Gambar 4. Stabilitas kelongsoran

20
Stabilitas menyeluruh dari dinding, perlu secara terpisah ditinjau
lereng di sekitar dinding harus keamanan terhadap resiko kegagalan
dipertimbangkan. Kestabilan yang disebabkan oleh:
menyeluruh dari dinding penahan, tanah - penurunan;
yang ditahan dan tanah yang - pergerakan horisontal;
mendukung harus dievaluasi untuk - terguling (overturning)
semua dinding dengan menggunakan Dinding gravitasi, dinding semi
analisis metode kesetimbangan terbatas. gravitasi dan dinding kantilever harus
Analisis dengan metode Bishop yang didimensikan untuk menjamin stabilitas
dimodifikasi, Janbu yang terhadap hal-hal di atas. Apabila
disederhanakan, dan Spencer dapat dinding penahan terletak pada lapisan
digunakan. Eksplorasi khusus, tanah kohesif yang dalam, keseluruhan
percobaan dan analisis dibutuhkan stabilitas massa tanah yang mendukung
untuk konstruksi dinding penahan dan dinding sebaiknya diselidiki. Apabila
kepala jembatan di atas deposit lunak di gerusan atau penggalian akan
mana konsolidasi dan atau aliran lateral menghilangkan material timbunan di
dari tanah lunak dapat mengakibatkan atas pondasi
penurunan atau pergerakan horisontal atau lereng, maka pengaruh stabilitas
jangka panjang yang tidak dapat massa tanah harus dihitung secara teliti,
diterima. Dalam meninjau stabilitas dan tahanan pasif seharusnya diabaikan

Gambar 5. lereng jalan

21
KESIMPULAN DAN SARAN pada timbunan kritis.
Kesimpulan 3. Karena perhitungan penurunan
Berdasarkan hasil analisis yang terjadi besar akibat ada beban
timbunan pelebaran jalan simpang lalu lintas jadi diperlukan perkuatan
serapat Km-17 Lingkar Utara dapat 4. Perkuatan tanah memakai
disimpulkan sebagai berikut: geotextile satu lapis dan cerucuk
1. Berdasarkan pengamatan di galam 4 batang dalam satu m2.
lapangan tinggi timbunan rencana DAFTAR PUSTAKA
(Hr) = 1,5 m dan perhitungan tinggi
timbunan kritis (Hcr) = 1,4 m Braja, Das. (1993), Mekanika Tanah
2. Perhitungan beban (qo) tinggi Jilid 1. Alih bahasa oleh Noor
timbunan rencana (Hr) = 1,5 m Endah Mochtar, Indrasurya.
sebesar 3,30 t/m2 > sehingga Erlangga. Jakarta
diperlukan perkuatan dengan daya Karl, Terzaghi, dan Ralph B Peck.
dukung tanah 8,4 t/m2 (1987), Mekanika Tanah Dalam
3. Perhitungan penurunan yang terjadi Praktek Rekayasa. edisi kedua jilid
11,68 cm/190 hari 1, Erlangga. Jakarta
4. Jumlah cerucuk yang diperlukan Hardiyatmo, Hary Christady. (2007),
dalam satu m² adalah 4 batang Mekanika Tanah 1. Edisi ke empat.
Yogyakarta
Saran Hardiyatmo, Hary Christady. (2007),
1. Karena tinggi timbunan rencana Mekanika Tanah 1. Universitas
lebih besar daripada tinggi Gajah Mada. Edisi ke empat.
timbunan kritis maka diperlukan Yogyakarta
perkuatan dengan memakai Hardiyatmo, Hary Christady. (2007),
geotextile satu lapis dan Mekanika Tanah 2. Universitas
menggunakan cerucuk galam. Gajah Mada. Edisi ke empat.
2. Karena perhitungan daya dukung Yogyakarta
tanah pada tinggi timbunan rencana Shirley (1994), Geoteknik dan
lebih besar daripada daya dukung Mekanika Tanah. Nova. Bandung

22
23

Anda mungkin juga menyukai