Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL

BAB 6
ANALISIS GEOTEKNIK

6.1 Ketentuan Umum


Menurut Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No. 07/SE/M/2015 tentang Pedoman Persyaratan Umum Perencanaan Jembatan
menyebutkan ada beberapa ketentuan dalam menentukan perencanaan pada
jembatan penyeberangan orang.

6.1.1 Dasar Perencanaan


Perencanaan struktur jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki di
perkotaan harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku serta paling baik
memenuhi pokok-pokok perencanaan jembatan yang meliputi:
a) Kekuatan dan stabilitas struktur (structural safety);
b) Keawetan dan kelayakan jangka panjang (durability);
c) Kemudahan pemeriksaan (inspectability);
d) Kemudahan pemeliharaan (maintainability);
e) Kenyamanan bagi pengguna jembatan (rideability);
f) Ekonomis;
g) Kemudahan pelaksanaan;
h) Estetika;
i) Dampak lingkungan pada tingkat yang wajar dan cenderung minimal.

6.1.2 Kriteria Perencanaan


Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dipertimbangkan/dipastikan
sebagai kriteria dalam perencanaan tetapi tidak tertutup kemungkinan beberapa
hal perlu ditambahkan sebagai kriteria untuk melengkapi.
a) Peraturan-peraturan yang digunakan
b) Metode dan asumsi dalam perhitungan
c) Metode dan asumsi dalam penentuan/pemilihan tipe bangunan atas,
bangunan bawah dan fondasi

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL
d) Pengumpulan data lapangan
e) Metode pengujian Fondasi.

6.2 Latar Belakang


Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) adalah salah satu prasarana yang
penting dalam kehidupan masyarakat, karena selain sebagai penghubung untuk
memperlancar transportasi antara dua sisi jalan untuk pedestrian yang terpisah,
dengan adanya JPO secara tidak langsung dapat meningkatkan keamanan dan
kenyamanan bagi pejalan kaki di suatu daerah.
Secara struktur JPO dipisahkan menjadi dua bagian, dimana ada struktur
Bangunan Atas JPO dan Struktur Bangunan Bawah JPO. Struktur Bangunan
Bawah Jembatan yang terdiri dari pangkal JPO, pilar/pier (jika ada) dan pondasi
JPO, perencanaannya harus disesuaikan dengan lokasi dan kondisi setempat.
Masalah yang umum ditemui dalam konstruksi jembatan adalah terjadinya
kegagalan struktur, contohnya terjadi penurunan pada Struktur Bangunan Bawah
JPO, walaupun tanpa ada kerusakan berarti pada Struktur Banguan Atas JPO,
secara keseluruhan struktur JPO menjadi miring, tidak aman untuk dilalui, dan
tidak menutup kemungkinan, JPO akan runtuh secara total.
Dengan demikian, untuk menghindari hal-hal tersebut perlu dipelajari cara
mendesain, dan menganalisisnya dari sisi geoteknik struktur bawah JPO. Sesuai
fungsinya, struktur bangunan bawah JPO adalah untuk menopang dan
meneruskan beban dari Struktur Bangunan Atas JPO dan beban-beban yang
bekerja disekitarnya ke lapisan tanah yang kuat dan stabil/solid. Keseluruhan
dari proses ini disebut analisis kestabilan pondasi JPO.
Analisis geoteknik merupakan lanjutan dari analisis struktur bangunan di
atas jembatan dimana output dari analisis struktur bangunan di atas jembatan
adalah beban vertikal dan momen yang bekerja pada kolom jembatan
penyeberangan. Analisis geoteknik bertujuan mendesain fondasi bawah yang
dapat menahan beban dan momen yang bekerja sehingga jembatan
penyeberangan orang dapat berdiri dengan aman. (kapasitas fondasi dalam
menahan beban lebih besar dari beban yang bekerja)

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL
6.2.1 Batasan Masalah
Pada analisis geoteknik yang dilakukan ini, akibat dari keterbatasan data
dan tidak dapat dilakukannya pengujian sampel di lapangan, oleh karena itu
analisis geoteknik ini dilakukan dengan pendekatan-pendekatan empiris untuk
mendapatkan data tanah sesuai peraturan ataupun teori yang ada. Data utama
pada analisis geoteknik bersumber dari data SPT dan CPT yang dilakukan Rony
Ardiansyah Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau, Pekanbaru di
beberapa titik di pusat Kota Pekanbaru yang salah satu titiknya berada di dekat
lokasi JPO yang akan dianalisis. Asumsi yang digunakan menggunakan fondasi
dangkal telapak gabungan dengan perhitungan kapasitas dukung tanah
menggunakan Analisis Terzaghi.

6.2.2 Titik Kolom Analisis

Analisis geoteknik yang dilakukan adalah pada 3 kolom telapak gabungan


utama JPO dan 2 kolom bordes JPO .
6.3 Perhitungan dan Analisis
Perhitungan analisis daya dukung tanah menggunakan Metode Terzaghi.
Fondasi yang direncanakan adalah fondasi dangkal telapak gabungan dengan
bentuk persegi panjang.

6.3.1 Perhitungan Parameter Geoteknik


Parameter geoteknik yang akan ditentukan adalah jenis lapisan antar tanah
dengan Soil Behavior Types (SBT), menentukan berat isi tanah kering antar

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL
lapisan dan parameter lainnya yang diperlukan menggunakan pendekatan empiris
dari data utama.
Tabel 6.1 Data SPT dan CPT Acuan

depth qc qc rata-rata
N-SPT
(m) ekivalen Kg/cm2
6
8
0-2 2 7,6667
9
17
12
2-4 4 12 13,6667
30
50
4-6 6 25 35
98
50
6-8 18 25 57,6667
85
19
8-10.6 10 25 43
19
25
10.6-12 7 105 49,6667

Sumber: Rony Ardiansyah, 2022

Tabel 6.2 Konsistensi Tanah dan Sebaran Luas Areanya di Pekanbaru

Sumber: Rony Ardiansyah, 2022

Berdasarkan data dari kedua tabel tersebut didapati untuk kedalaman 0-2 m
merupakan tanah lunak, dan seterusnya merupakan tanah sedang. Perencanaan
fondasi dangkal adalah pada kedalaman 3 m dari bawah permukaan tanah

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL
sehingga diperlukan data parameter geoteknik untuk 3 lapisan tanah awal yaitu
kedalaman 0-2 m, 2-4 m, 4-6 m dan 6-8 meter.

 Menentukan Jenis Tanah


Pada titik acuan di asumsikan tanah berjenis dominan kepasiran. Tanah
kepasiran merupakan jenis tanah non kohesif yang mempunyai sifat antar
butiran lepas (loose), sehingga c = 0

 Menentukan Berat isi dan sudut geser tanah untuk jenis tanah pasir

Sumber: Bowless, 1977


Berdasarkan gambar diatas maka:
Tanah 1 dengan N-SPT = 2, maka φ1 = 25° dan γ1 = 11 kN/m3
Tanah 2 dengan N-SPT = 4, maka φ2 = 26° dan γ2 = 13 kN/m3
Tanah 3 dengan N-SPT = 6, maka φ3 = 27° dan γ3 = 14,1 kN/m3
Tanah 4 dengan N-SPT = 18, maka φ4 = 30° dan γ4 = 17,4 kN/m3

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL
6.3.2 Perhitungan Daya Dukung Tanah pada Kolom Utama
A. Kolom Tengah

Pada analisis struktur menggunakan software SAP2000 didapati beban dan


momen yang bekerja pada kolom tengah JPO yaitu:

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL

P1 = 260,722 kN
M1 = 0 kN.m

P2 = 254,091 kN
M2 = 0 kN.m

Asumsi fondasi rencana


a1 = 1,0 m
a2 = 1,0 m
Maka:
ΣP = P1 + P2 = 260,722 + 254,091 = 514,813 kN
L = R + a1 + a2 = 2 + 1,0 + 1,0 m = 4,0 m
L/2 = 3,4 / 2 = 1,7 m

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL
a. Mencari Posisi Garis Kerja Gaya (ΣP ke r1)
ΣP x r1 = P2 x R
514,813 x r1 = 254,091 x 2

r1 =

= 0,987 m
r2 = R – r1
= 2 – 0,987 = 1,013 m

b. Jarak Garis Kerja Gaya ke Sisi kiri Fondasi (x) (Titik resultan gaya selalu
mendekati beban terberat)

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL
X = r1 + a1 = 0,987 + 1,0 = 1,987 m

c. Jarak Garis Kerja (ex)


Nilai eksentrisitas (ex) = L/2 – x = 2,0 – 1,987= 0,013 m

d. Kontrol Tidak Terjadi Tegangan Negatif


Syarat bahwa 6 . ex < L, sehingga :
6 . ex < L
6 . 0,013 < 4,0
0,077 < 4,0 m (MEMENUHI)

e. Menghitung Tekanan yang terjadi (σ maks)


Dengan nilai L = 4,0 m , ex = 0,077 m, ey = 0 (tidak ada momen di sumbu y
yang bekerja),
ΣP = 514,813 kN , B = 1 m (Asumsi lebar fondasi)
∑P 6 ex 6 ey 6 77 6
σ maks = (1 )= (1 )
4 1 4 1

= (1 115 )
= 131,190 kN/m2

f. Perhitungan Kapasitas Dukung Tanah (Terzaghi)


Pada perencanaan kedalaman (df) yang dipakai adalah 3 m, asumsi muka air
tanah jauh dikedalaman tanah, dan dengan L = 4,0 m maka diperoleh kondisi
bahwa di bawah telapak pondasi terdapat 3 jenis lapisan tanah yang
mempengaruhi kekuatan kapasitas fondasi oleh tanah yaitu lapisan tanah 2, tanah
3 dan 4 :
qu = c. Nc . ( 1 + 0,3L/B) + po . Nq + 0,5 . γ . L . Nγ . (1 - 0,2L/B)

φ dan γ yang dipakai untuk parameter perhitungan dibawah fondasi adalah rata-
rata dari masing-masing data tanah 2,3 dan 4

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL
dengan masing-masing Panjang fondasi yang mempengaruhi kekuatan kapasitas
fondasi oleh tanah,
x1 = 1 meter
x2 = 2 meter
x3 = 0,6 meter
Sehingga total x1 + x2 + x3 = L yaitu 3,4 m
x1 x2 x3
φ rata-rata (φr) = 2 3 4
1 2 4
=4 26 27 3
4 4

= 6,750 + 15,000 + 4,500


= 26,250°

x1 x2 x3
γ rata-rata (γ r) = 2 3 4
1 2 4
=4 13 14 17 4
4 4

= 3,525 + 8,700 + 2,610


= 14,835 kN/m3

Lapisan tanah yang berada di atas pondasi hanya lapisan tanah lapis 1 dan 2 tanpa
terendam air, sehingga nilai Po adalah
Po = t1 x γ1 + (df - t1) x γ2 = (2 x 11) + ((3-2) x 13) = 40,1 kN/m2

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL

Dengan nilai φr = 26,250°, dan berdasarkan tabel di atas, maka dapat ditentukan
nilai (menggunakan interpolasi) :
( -25) (37 2 -25 1 )
Nc = (3 -25)
25 1 = 28,250

( -25) (22 5 -12 7 )


Nq = (3 -25)
12 7 = 15,150

( -25) (1 7 - 7 )
Nɣ = (3 -25)
7 = 12,200

g. Perhitungan Kapasitas Daya Dukung Tanah (qu)


 cr. Nc . ( 1 + 0,3 . L/B) = 0 x 28,250 x ( 1 + 0,3 x 4,0/1)
= 0 kN/m2
 po . Nq = 35 x 15,150
= 607,515 kN/m2
 0,5 . γr . L . Nγ . (1 - 0,2L/B) = 0,5 x 14,835 x 4,0 x 14,835
x (1 - 0,2 x 4,0/1)
= 361,974 x 0,2
= 72,395 kN/m2

qu = cr. Nc . ( 1 + 0,3L/B) + po . Nq + 0,5 . γr . L . Nγ . (1 - 0,2L/B)


= 0 + 607,515 + 72,395

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL
= 679,910 kN/m2

h. Menghitung Faktor Keamanan


Syarat Qult (qu) > σ maks
Qult (qu) = 679,910 kN/m2
σ maks = 131,190 kN/m2
691,766 > 144,399 kN/m2 (MEMENUHI)
Qult
Sehingga FK = σ maks = =

Dengan syarat FK 3 s/d 6 (kewajaran dan efisiensi), Maka FK = 5,183


MEMENUHI dan AMAN, sehingga asumsi dimensi Fondasi: L = 4,0 m ; B = 1 m
pada kedalaman 3 m dapat dipakai.

Dengan cara yang sama, analisis kolom utama kanan dan kiri dengan dimensi
yang sama, didapati angka sebagai berikut:
 Kolom kiri

Syarat Qult (qu) > σ maks


Qult (qu) = 679,910 kN/m2
σ maks = 147,031 kN/m2
679,910 > 147,031 kN/m2 (MEMENUHI)
Qult
Sehingga FK = σ maks = =

 Kolom kanan
Syarat Qult (qu) > σ maks
Qult (qu) = 679,910 kN/m2
σ maks = 143,796 kN/m2
679,910 > 143,796 kN/m2 (MEMENUHI)
Qult
Sehingga FK = σ maks = =

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL
Dengan syarat FK 3 s/d 6 (kewajaran dan efisiensi), Maka kedua FK dari kolom
kanan dan kiri MEMENUHI dan AMAN, sehingga asumsi dimensi Fondasi: L =
4,0 m ; B = 1 m pada kedalaman 3 m dapat dipakai juga.

B. Kolom Bordes

Kolom bordes kanan


Pada analisis struktur menggunakan software SAP2000 didapati beban dan
momen yang bekerja pada kolom tengah JPO yaitu:

P1 = 115,98 kN
M1 = 0 kN.m
Asumsi fondasi rencana
a1 = 0,7 m
a2 = 0,7 m
Maka:
L = a1 + a2 = 0,7+ 0,7 m = 1,4 m
L/2 = 1/2 = 0,7 m

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL

Pada kolom bordes hanya berjumlah satu buah kolom, oleh karena itu posisi garis
kerja gaya tepat berada pada titik beban, sehingga dapat langsung dihitung
tekanan yang terjadi
a. Menghitung Tekanan yang terjadi (σ maks)
Dengan nilai L = 1,4 m , ex = 0 m, ey = 0 (tidak ada momen di sumbu y yang
bekerja),
ΣP = P1 = 115,98 kN , B = 1,0 m (Asumsi)
∑P 6 ex 6 ey 6 6
σ maks = (1 )= (1 )
14 1

= (1)
= kN/m2
b. Perhitungan Kapasitas Dukung Tanah (Terzaghi)

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL
Pada perencanaan kedalaman (df) yang dipakai adalah 1,5 m, asumsi muka
air tanah jauh dikedalaman tanah, dengan L = 1,4 m maka diperoleh kondisi
bahwa di bawah telapak pondasi hanya terdapat 2 jenis lapisan tanah saja yaitu
lapisan tanah 1 dan 2.
qu = c. Nc . ( 1 + 0,3L/B) + po . Nq + 0,5 . γ . L . Nγ . (1 - 0,2L/B)

φ dan γ yang dipakai untuk parameter perhitungan dibawah fondasi adalah rata-
rata dari masing-masing data tanah 1 dan 2.
dengan masing-masing Panjang fondasi yang mempengaruhi kekuatan kapasitas
fondasi oleh tanah,
x1 = 0,5 meter
x2 = 1,0 meter
Sehingga total x1 + x2 = L yaitu 1,5 m
x1 x2
φ rata-rata (φr) = 1 2
5 1
=1 25 26
14

= 8,926+ 18,571
= 27,500°

x1 x2
γ rata-rata (γ r) = 1 2
1
= 14 1 17 4
14 14

= 3,929 + 9,286
= 13,214 kN/m3

Lapisan tanah yang berada di atas pondasi hanya lapisan tanah lapis 1 tanpa
terendam air, sehingga nilai Po adalah
Po = df x γ1 = 1,5 x 11 = 16,5 kN/m2

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL

Dengan nilai φ2 = 27,500°, dan berdasarkan tabel di atas, maka dapat ditentukan
nilai (menggunakan interpolasi) :
( -25) (37 2 -25 1 )
Nc = (3 -25)
25 1 = 31,150

( -25) (22 5 -12 7 )


Nq = (3 -25)
12 7 = 17,600

( -25) (1 7 - 7 )
Nɣ = (3 -25)
7 = 14,700

c. Perhitungan Kapasitas Daya Dukung Tanah (qu)


 cr. Nc . ( 1 + 0,3 . L/B) = 0 x 31,150x ( 1 + 0,3 x 1,4/1,0)
= 0 kN/m2

 po . Nq = 16,5 x 17,600
= 290,400 kN/m2
 0,5 . γr . L . Nγ . (1 - 0,2L/B) = 0,5 x 13,214 x 1,4 x 14,7
x (1 - 0,2 x 1,4/1,0)
= 135,975 x 0,72
= 97,902 kN/m2

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL

qu = cr. Nc . ( 1 + 0,3L/B) + po . Nq + 0,5 . γr . L . Nγ . (1 - 0,2L/B)


= 0 + 290,400 + 97,902
= 388,320 kN/m2

d. Menghitung Faktor Keamanan


Syarat Qult (qu) > σ maks
Qult (qu) = 388,320 kN/m2
σ maks = 82,846 kN/m2
388,320 > 82,846 kN/m2 (MEMENUHI)
Qult
Sehingga FK = σ maks = =

Dengan syarat FK 3 s/d 6 (kewajaran dan efisiensi), Maka FK = 4,687


MEMENUHI dan AMAN, sehingga asumsi dimensi Fondasi: L = 1,4 m;B = 1,0
m pada kedalaman 1,5 m dapat dipakai.

Dengan cara yang sama, analisis kolom bordes kiri dengan dimensi yang sama,
didapati angka sebagai berikut:
 Kolom bordes kiri
Syarat Qult (qu) > σ maks
Qult (qu) = 388,302 kN/m2
σ maks = 76,350 kN/m2
388,302 > 76,350 kN/m2 (MEMENUHI)
Qult
Sehingga FK = σ maks = =

Dengan syarat FK 3 s/d 6 (kewajaran dan efisiensi), Maka kedua FK = 5,086


MEMENUHI dan AMAN, sehingga asumsi dimensi Fondasi: L = 1,4 m;B = 1 m
pada kedalaman 1,5 m dapat dipakai juga.

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL
6.3.3 Perhitungan Penurunan (Settlement) pada Kolom Utama
Pada titik acuan JPO jenis tanah dominan kepada jenis tanah kepasiran,
dimana tanah jenis pasir biasanya mengalami penurunan segera (immediate
settlement). Oleh karena itu perlu dihitung penurunan tanah yang terjadi pada
setiap kolom utama.

Penurunan segera harus dicari per lapisan tanah dengan asumsi tanah yang berada
tanah lapisan 5 (tanah yang tidak mempengaruhi kapasitas dukung tanah fondasi
tapak) tidak mengalami penurunan, untuk Kolom Utama tengah maka dapat
dihitung sebagai berikut:

( )

Keterangan :
Si = Penurunan segera (m)
Qn = Tekanan fondasi netto (kN/m2)
E = Modulus Elastisitas (kN/m2)
μ = Angka poisson
Ip = Faktor pengaruh beban

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL

μ (pasir) = 0,5

E (pasir) = 200 kg/cm2 = 20000 kN/m2

L/B = 4,0/1 = 4,0 maka Ip = 0,98

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL

 Penurunan Lapisan Tanah 2 (Fondasi terletak pada lapisan tanah 2)


Qn = σ maks – (tebal lapisan dibawah fondasi × γtanah)
= 131,190 – (1 × 13)
= 117,090 kN/m2

( )

( )

 Penurunan Lapisan Tanah 3


Qn = σ maks – (tebal lapisan dibawah fondasi × γtanah)
= 131,190 – (1 × 13) – (2 × 14)
= 82,290 kN/m2

( )

( )

 Penurunan Lapisan Tanah 4


Qn = σ maks – (tebal lapisan dibawah fondasi × γtanah)
= 131,190 – (1 × 13) – (2 × 14) – (2 × 17,4)
= 47,490 kN/m2

( )

( )

Penurunan Total pada Kolom Tengah = Penurunan Lapisan Tanah 2,3,4

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL
= 0,004 + 0,003 + 0,002 = 0,009 m = 9 mm ≈ 1 cm

Dengan cara yang sama dihitung penurunan total kolom utama pada sisi kiri dan
kanan, maka didapati penurunnya sebagai berikut:
Penurunan Total pada Kolom Kanan = 0,013 m = 1,0 cm
Penurunan Total pada Kolom Kiri = 0,013 m = 1,0 cm

Penurunan yang terjadi pada ketiga kolom utama tidak berbeda jauh atau
signifikan sehingga jembatan penyeberangan orang yang dipikul oleh kolom-
kolom utama ini aman dan tidak akan miring dan besaran dari penurunan tanah
yang terjadi tidak besar.

6.3.4 Perhitungan Tulangan Lentur Fondasi Tapak Kolom Utama


a. Menentukan luas pondasi gabungan
Asumsi yang digunakan adalah fc = 25 MPa, mutu baja tulangan fy = 400
MPa
Ketebalan fondasi yang direncanakan sebesar 600 mm, maka tinggi efektif
fondasi, d = 600 – 75 (tebal selimut) – 19 (diameter tulangan) = 506 mm.
Luas Fondasi, A = L x B = 4,0 x 1 = 4,0 m2

b. Menentukan tegangan tanah ultimit akibat beban terfaktor


Pu = 1,2 DL + 1,6 LL, maka didapati:
Pu1 = 267,614 kN, Pu2 = 243,119 kN
Tegangan tanah ultimit, q ult =

c. Periksa geser arah 1 arah

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL

Jarak geser maksimum terjadi pada jarak d (=506 mm) dari sebelah kanan
kolom I:
( )

( √ )

( √ )

maka AMAN dari gaya geser satu arah

d. Periksa terhadap geser dua arah (pons) pada kolom I


( ) ( )
( )
( )
( )
kN

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL
Kapasitasnya didapat dari nilai kuat geser pons dua arah untuk beton
ditentukan dari nilai terkecil antara:

( ) √ ( ) √

( ) √ ( ) √

√ √

Diambil Nilai karena yang terkecil, maka

maka AMAN dari gaya geser dua arah

e. Desain tulangan lentur arah memanjang

[ √ ] [ √ ]

( )

Maka gunakan 6 D 19 (As = 1698 ) atau D19 dengan jarak 200 mm

f. Desain tulangan lentur arah pendek


Lebar jalur = lebar kolom + sisi luar kolom + d = 600 + 400 + 506 = 1506
mm atau 1,5 m

KELOMPOK 7
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI SIPIL

Tegangan tanah ultimit dibawah kolom I, =

Jarak dari tepi pondasi ke muka kolom I dalam arah pendek adalah

6.4 Kesimpulan
Pada hasil perhitungan dan analisis kolom-kolom yang ada pada Jembatan
Penyeberangan Orang Jalan Sudirman depan Balai Sudirman maka didapati
dimensi fondasi yang telah memenuhi syarat aman dan efisien (ekonomis) sebagai
berikut:
 Kolom Utama (Kanan, Tengah, Kiri)
L = 4,0 m
B=1m
df (kedalaman fondasi) = 3 m

 Kolom Bordes (Kanan dan Kiri)


L = 1,4 m
B = 1,0 m
df (kedalaman fondasi) = 1,5 m

KELOMPOK 7

Anda mungkin juga menyukai