Anda di halaman 1dari 28

Latihan I Semester Ganjil 2019/2020

Mata Kuliah : Struktur Beton Bertulang


Hari/Tgl/ Tahun : Selasa, Oktober 2017 KODE : A
Waktu : 120 menit
Sifat Ujian : Tutup Buku

Kompetensi 1:
Dapat menjelaskan perbedaan diagram tegangan–regangan beton dan baja.
Memahami Mutu/Kekuatan Tekan, Kekuatan Tarik, Modulus Elastisitas Beton dan Baja.

SOAL :
1. A. Gambar dan jelaskan diagram tegangan regangan hasil uji tekan silinder beton
(Gambarkan beberapa mutu dalam 1 grafik).

 Kurva tegangan-regangan beton bersifat linier dari awal sampai 1/2


kekuatan tekan maksimum, dan setelah itu kurva bersifat non linier.
 Tidak terdapat titik leleh yang jelas, kurva cenderung smooth.
 Kekuatan tekan maksimum tercapai pada regangan sebesar 0.002 dan
hancur pada regangan 0.003 sampai 0.004.
 Untuk perhitungan, diasumsikan regangan ultimate beton (εcu‟ ) adalah
0.003.
 Mutu beton : tegangan tekan maksimum benda uji standar yang berumur
28 hari.
 Mutu benda uji kubus dinyatakan dalam K (kuat tekan kharakteristik) mis.
K-300 = 300 kg/cm2 . Sedangkan Mutu benda uji silinder dinyatakan dalam
fc‟. Misalnya fc‟30 = 30 Mpa. K-300 tidak sama dengan fc‟30
 Beton mutu rendah lebih daktail dari beton mutu tinggi, yaitu mempunyai
regangan yang lebih besar pada saat hancur.

B. Tentukan MODULUS ELASTISITAS BETON ( Ec )


Modulus elastisitas beton adalah konstanta elastis dari material beton ditentukan dari
kemiringan atau tangen dari kurva tersebut.
(a) Modulus awal, yaitu kemiringan kurva tegangan regangan di titik
awal kurva.
(b) Modulus tangen, yaitu slope atau kemiringan di suatu titik
singgung (tangen point) pada kurva tegangan regangan, misalkan
pada kekuatan 50% dari kekuatan ultimate.
a c b

(c) Modulus secan, yaitu garis yang menghubungkan titik awal kurva
dengan titik lain pada tegangan 0.45fc’ atau 0.5 fc’. Nilai ini
mewakili modulus elastisitas dimana pada saat beban dihilangkan,
regangan dapat kembali ke posisi semula (reversible penuh)
Semakin tinggi mutu beton, Modulus Elastisitas semakin tinggi, beton
menjadi lebih getas karena kekakuan beton tsb lebih tinggi. Sedangkan
beton dg modulus elastisitas rendah bersifat lebih ductile.
Untuk beton dengan Wc antara 1440 – 2560 kg/m3, modulus elastisitas
beton dapat diambil sebesar Ec = 0,043 Wc1.5 √fc‟.
Untuk beton normal diijinkan Ec = 4700 √fc‟.

c. Tentukan KEKUATAN TARIK BETON


Kekuatan tarik beton dapat diketahui dari hasil uji tarik belah silinder dan
uji lentur balok tanpa tulangan.
Berkisar antara 9-15 % dari kekuatan tekannya.


P
Beton tanpa
tulangan

M M

Modulus of rupture (Modulus Retak) beton : fr  0,7 fc'


Beton mulai retak bila tegangan tarik (fct) pada bagian penampang yang
tertarik melampaui Modulus of rupture (fr) (Modulus Retak beton).

M.ya
fcc  (Tegangan tekan)
Ix
ya

yb
M.y b
fct  (Tegangan tarik )
Ix
h
M.
M.y b 2  6M >
Beton Retak Bila fct   fr  0,7 fc'
I 1 3 bh 2

.b.h
12

D. Gambar dan jelaskan diagram tegangan regangan hasil uji tarik baja.
Es= fy /εy = 200.000 MPa

fy
E s= = 200.000 MPa
εy

Berdasarkan diagram tegangan regangan yang telah diidialisasi :


Baja belum leleh bila regangan εs < εy ; tegangan fs = εs . Es
Baja sudah leleh bila regangan εs ≥ εy ; tegangan fs = fy
Mutu Baja 400 MPa artinya :
Tegangan Leleh Baja fy = 400 MPa
Regangan Leleh Baja εy = 400/200.000 = 0,002
E. Tentukan MODULUS ELASTISITAS beton bila hasil uji tekan kubus
beton pada umur 14 hari mencapai 275 kg/cm2. Tentukan berapa
MUTU BETON tersebut dalam satuan K (benda uji kubus) dan fc‟
(benda uji silinder).
MUTU BETON adalah kekuatan tekan masimum hasil uji tekan benda uji standar
pada umur 28 hari. Mutu beton yang diperoleh dari benda uji kubus dinyatakan
dalam K (Kuat Tekan Kharakteristik) dengan satuan Kg/cm2, sedangkan untuk
benda uji silinder dinyatakan fC‟ dengan satuan MPa

Hasil uji tekan kubus umur 14 hari = 275 kg/cm2.


Faktor Konversi Umur Beton 14 ke 28 hari = 0,88

Mutu beton benda uji Kubus (K) :


275/0,88 = 312,5 kg/cm2 ≈ K-313

Faktor konversi K ke fc’ = 0,83


K-313 kg/cm2 = 31,3 MPa

fc‟ = 0,83 x 31,3 = 25,98 ≈ 26 MPa

Jadi :

Kuat tekan kubus umur 14 hari = 275 kg/cm2


Setara dengan K-313 atau fc’ 26

Modulus Elastisitas = 4700 √fc’ = 4700 √26 = 23965,39 MPa


Kompetensi 2 :
Dapat menjelaskan konsep disain berdasarkan teori kekuatan
Dapat menjelaskan faktor beban dan faktor reduksi kekuatan dengan
pemahaman terhadap Kuat Perlu, Kuat Rencana dan Kuat Nominal
Dapat menjelaskan faktor keamanan

A. PHILOSOFI DESIGN :
Dua philosofi desain yang dikenal yaitu :
 Metode beban kerja (Working stress method) yaitu metode yang menetapkan
tegangan pada penampang akibat beban kerja/layan dibatasi maksimum sebesar
tegangan ijin, yaitu tegangan dimana material masih dalam keadaan elastis.
Misalnya tegangan tekan maksimum pada beton adalah sebesar 0,50 fc‟.
 Metoda kuat ultimit (Strength design method) fokus pada pembebanan yang lebih
besar dari beban layan dimana beban kerja/layan dinaikkan dengan suatu factor.
Beban yang telah dinaikkan dengan faktor tersebut disebut dengan beban
terfaktor dimana dengan beban tersebut keruntuhan mungkin “terjadi”.
Pasal 9.1.1 SNI-2847-2013
Struktur dan komponen struktur harus direncanakan hingga semua
penampang mempunyai kekuatan rencana minimum sama dengan kuat
perlu, yang dihitung berdasarkan kombinasi beban dan gaya terfaktor yang
sesuai dengan ketentuan tata cara ini.

KUAT RENCANA ≥ (KUAT PERLU)

R   S +  S + …+  Si
n 1 1 2 2 i

 Kekuatan struktur dan komponen struktur > beban


 Berlaku untuk semua gaya seperti, yaitu momen lentur, gaya geser, dan
gaya aksial
 i adalah faktor beban dan Si adalah jenis beban
  bervariasi sesuai dengan sifat, jenis beban dan peraturan
 Beban yang umum bekerja:
 Beban mati atau berat sendiri (D)
 Beban hidup (L)
 Beban atap (Lr)
 Beban hujan (R)
 Beban gempa (E)
 Beban angin (W), dll
 Kombinasi beban yang umum dipakai:
 U = 1.4D
 U = 1.2D + 1.6 L
 U = 1.2D + 1.0 L + 1.0 E
  adalah faktor reduksi kekuatan/tahanan,
  bervariasi sesuai dengan sifa gaya,
 Lentur,  = 0.90
 Aksial tekan  = 0,65
 Aksial tarik,  = 0,90
 Aksial tekan dengan tulangan spral,  = 0,75
 Aksial tekan dengan tulangan lain  = 0,65
B. APA YANG DIMAKSUD DENGAN KUAT PERLU, KUAT RENCANA
Kuat Perlu diperoleh dari analisis struktur dengan menggunakan beban
terfaktor/ultimit (U). Beban terfaktor adalah beban yang dikalikan dengan
factor beban

U = 1,4 D U = 0,9D +1,0W


U = 1,2D + 1,6L + 0,5(Lr atau R) U = 0,9D + 1,0E
U = 1,2D + 1,0E + 1,0 L U = 0,9D – 1,0E

Kuat Rencana atau Kekuatan Desain yang disediakan oleh suatu


penampang atau komponen struktur harus diambil sebesar Kekuatan
Nominal (Rn) dihitung sesuai dengan persyaratan dan asumsi yang
tercantum pada peraturan yang berlaku (SNI/ACI) yang dikalikan dengan
factor reduksi kekuatan 

KUAT RENCANA ≥ KUAT PERLU (U)

( R )  ( U =  S1 +  S2 )
n 1 2
 Mn  Mu ;  V n  V u ;  P n  P u ;  T n  T u
C. Rangkuman Aturan Safety (Keamanan):

Faktor Keamanan ada 2 :

1. Faktor Beban.

Struktur dan komponen struktur harus selalu dirancang untuk dapat menahan
kondisi beban berlebih. Oleh karena itu Beban Kerja diperbesar dengan suatu
faktor yang ditentukan dalam pasal 9.2 SNI 03-2847-2013. Beban tersebut
disebut Beban terfaktor. Beban terfaktor sering juga disebut sebagai Kuat
Perlu.

2. Faktor Reduksi Kekuatan.

Ada tiga alasan utama kenapa hal tersebut harus ditinjau:


1. Ketidakseragaman kekuatan/tahanan struktur
2. Kondisi pembebanan yang bervariasi
3. Resiko kegagalan.

Ketidakseragaman Tahanan Struktur

1. Variasi kekuatan material beton dan baja tulangan.


2. Perbedaan dimensi pada gambar rencana dan kenyataan dilapangan
3. Akibat dari penyederhanaan rumusan dan asumsi yang digunakan pada
perhitungan

Resiko Kegagalan

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan tingkat


keamanan yang dapat diterima

1. Potensi timbulnya korban jiwa.


2. Biaya untuk membersihkan puing – puing dan penggantian struktur beserta
isinya.
3. Biaya yang harus dibayarkan pada masyarakat.
4. Tipe keruntuhan, adanya tanda2 akan terjadinya keruntuhan

Kuat rencana :

kuat nominal x faktor reduksi kekuatan komponen struktur (φ) menurut pasal 9.3
SNI 03-2847-2013, yang mana nilai φ < 1. Artinya kekuatan elemen struktur
beton bertulang yang digunakan pada perencanaan lebih kecil dari kemampuan
sesungguhnya elemen itu (kuat nominalnya).

Kuat nominal :

kemampuan penampang atau elemen struktur menerima beban yang dihitung


berdasarkan ketentuan dan asumsi dari tata cara pada SNI. 03-2847-2013.
Besarnya kekuatan Nominal dihitung berdasarkan analisa gaya-gaya dalam yang
bekerja pada penampang atau elemen struktur. Kuat nominal terhadap Momen,
Gaya Tekan dan Gaya Geser ditulis dalam bentuk Mn, Pn dan Vn.
D. LATIHAN :

D.1. Balok dengan b=300 mm dan h=600 mm, berdasarkan tulangan terpasang
diketahui mempunyai kekuatan nominal sebesar 28 tm. beton = 2,4 t/m3

Tentukan beban hidup maksimum yang boleh bekerja pada struktur di


bawah ini ? qL = …. ?

9m

Berat sendiri Balok : qD = beton . b . h = 2,4 . 0,3 . 0.6 = 0,432 t/m3

MDmak = 1/8 . qD . L2 MLmak = 1/8 . qL . L2


= 1/8 . 0,432 . 92 = 1/8 . qL . 92
= 4,374 t m = 10,125 . qL
Kuat Perlu :
Mu = 1,2 . MD + 1,6 ML
= 1,2 . 4,374 + 1,6 . 10,125 . qL
= 5,2488 + 16,2 qL

Kuat Nominal (Mn) = 28 tm


Syarat :

KUAT RENCANA ≥ KUAT PERLU (U)

 Mn  Mu
Mn  Lentur)

28 = [5,2488 + 16,2 . qL]

qL = 1,23 t/m‟

Jadi beban hidup maks. yang bekerja pada balok adalah 1,23 t/m’

D.2. Sebuah balok menerima beban Mati positip MD+ sebesar 47 tm. Balok juga
+ -
menerima beban hidup bolak balik ML = 5 tm, ML = 5 tm.
Apakah dengan Kuat Nominal = 70 tm balok tersebut aman ?

Mu = 1,4 MD = 1,4 x 47 = 65,8 tm


Mu = 1,2 MD + 1,6 ML
= 1,2 . 47 + 1,6 . 5 = 64,4 tm nilai terbesar = 65,8 tm
Mu = 1,2 MD – 1,6 ML
= 1,2 . 47 – 1,6 . 5 = 48,4 tm
 Mn ≥ Mu ;
0,9. 70 ≥ 65,8
63 < 65,8 Jadi balok tersebut tidak aman.
Kompetensi 3 :
Dapat menjelaskan dasar anggapan disain berdasarkan teori kekuatan
Dapat menggambar Diagram Regangan dan Blok Tegangan sebuah penampang
Memahami distribusi Gaya-Gaya Dalam

DASAR-DASAR ANGGAPAN DALAM PERENCANAAN :


1. Regangan dalam beton dan baja tulangan dianggap berbanding lurus dg jaraknya
terhadap garis netral. (Bentuk diagram regangan selalu linier)
2. Regangan maks. Beton pada serat tekan terluar εcu‟ = 0.003
3. Untuk εs < εy, teg. Baja fs = εs . Es
Untuk εs ≥ εy, teg. Baja fs = fy
4. Kekuatan tarik beton diabaikan, SELURUH GAYA TARIK DILIMPAHKAN
KEPADA TULANGAN TARIK
5. Baja tulangan dianggap TEREKAT SEMPURNA dengan beton sehingga regangan
baja sama dengan regangan beton.

𝟎 𝟎𝟓 𝒇𝒄 − 𝟐𝟖
untuk fc‟ ≤ 28 MPa, β1 = 0,85 untuk fc‟ > 28 MPa, 𝜷𝟏 𝟎 𝟖𝟓 −
𝟕
β1 > 0,65
A. GAMBAR DIAGRAM REGANGAN, BLOK TEGANGAN DAN GAYA-GAYA
DALAM PENAMPANG PERSEGI DAN BUKAN PERSEGI.

A1.
cu’=0.003 0,85 fc’

a=1c Cc = 0,85.fc.a.b
c
d Bb
𝑎
Z = d-
2
As
Ts = As . fy
s > y
A2. b
be
cu’=0.003 0,85 fc’
hf s’ Cs = As’.fs’
As‟ Cc2 = 0,85.fc.hf.[be-bw]
a=1c Cc1 = 0,85.fc.a.bw
c
Z2= d-d’
+ d
Z2= d-
ℎ𝑓
2
𝑎
Z1= d-
As 2

Ts= As.fy
s > y
bw bW

Untuk tulangan tekan dan tarik bila :

Regangan εs < εy, Tegangan fs = εs . Es [Tulangan belum leleh]

Regangan εs ≥ εy, Tegangan fs = fy [Tulangan sudah leleh]

Gambar A1. Balok T Terbalik tetap dianalisa sebagai balok persegi karena bagian
penampang tertekan berbentuk persegi. Blok tegangan juga berbentuk
persegi. Sedangkan bagian flens terletak di daerah tarik. Beton di daerah tarik
kekuatannya diabaikan, seluruh gaya tarik dilimpahkan kepada tulangan tarik.
Gambar A2. Balok dianalisa sebagai balok T murni dimana bagian penampang
tertekan berbentuk T. Blok tegangan juga berbentuk T. Gaya CC1 bekerja
pada badan dan CC2 pada flens.

A.3 COBA GAMBAR ALTERNATIF DIAGRAM REGANGAN DAN BLOK


TEGANGAN PENAMPANG YANG MENERIMA MOMEN POSITIP SBB :
Kompetensi 4 :
Paham Kompatibilitas Regangan dan Keseimbangan Gaya-Gaya Dalam.
Mampu menjelaskan kegagalan balok terlentur kondisi underreinforced,
balance dan overreinforced

```
g.n penulangan seimbang

𝑨𝒔 𝟎 𝟐𝟓√𝒇𝒄 𝟏𝟒 𝟒
As,min = ρmin bw.d ; ρ= ; ρmin = ; ρmin = ; ρmin = ρanalisis
𝒃.𝒅 𝒇𝒚 𝒇𝒚 𝟑

𝟎.𝟖𝟓 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
As,mak= 0,75 Asb atau ρmak = 0,75ρb ; 𝝆𝒃 𝜷𝟏 →Tul.Tunggal
𝒇𝒚 𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚

𝒇′𝒔 𝑨′𝒔
ρmak = 0,75 ρb + ρ’ ρ’ = → ρmak untuk Tul. Rangkap
𝒇𝒚 𝒃.𝒅
1. Balok dengan b=300 mm dan h=600 mm, d‟= 50 mm, d=h-d‟=550 mm
fc‟ 25 MPa, fy= 400 MPa.
a. Tentukan Luas dan Rasio tulangan kondisi balance ( As,b dan ρb )
b. Tentukan Luas dan Rasio tulangan maksimum ( As,mak dan ρmak )
c. Tentukan Luas dan Rasio tulangan minimum ( As,min dan ρmin )

Jawab : Regangan leleh y = fY/Es = 400/200.000 = 0,002


KONDISI BALANCE, s = y = 0,002 ; cu’= 0.003
cu’=0.003 0,85 fc’

a=1cb Cc = 0,85.fc’.a.b
Cb
d 𝑎
Z = d- 2

Asb
Ts = Asb . fy
s = y = 0,002
b

1.a Menghitung ( As,b dan ρb )


Garis netral c :

c = 330 mm
a = β1. c = 0.85 . 330 = 280,5 mm
∑H = 0
Cc = Ts
0.85 . fc‟. a . b = Asb . fy
. .f . .
Asb =
fy
. . 2 . 2 .
= = 4470,5 mm2

ρb = = 0,0271
. .

atau dg rumus :

.
= 0,0271
+
1.b. TULANGAN MAKSIMUM :

As mak = 0,75 . Asb = 3352,9 mm2 → ρmak = 0,75ρb = 0,0203

1.c. TULANGAN MINIMUM :

As,min = b.d = .300.550 = 577,5 mm2 → ρmin = = 0,0035

√ √ √
As,min = b.d = 300.550 =515,6 mm2 → ρmin = =0,00312

Jadi dipakai nilai yang lebih besar yaitu :

As,min = 577,5 mm2 dan ρmin = 0,0035

Catatan :

Dalam disain penulangan, luas tulangan minimum di atas tidak perlu diterapkan
jika luas tulangan yang disediakan As paling tidak sepertiga lebih besar dari luas
tulangan hasil analisis.

As,min = ρanalisis b.d → ρmin = ρanalisis

2. JELASKAN POLA KEGAGALAN STRUKTUR TERLENTUR BERDASARKAN NILAI ρanalisis


ATAU ρS :
Bila ρS > ρMAKS : BALOK OVERREINFORCED
KEGAGALAN BALOK DITANDAI OLEH HANCURNYA BETON SECARATIBA-TIBA. BAJA
TULANGAN BELUM LELEH. JADI SANGAT BERBAHAYA. SOLUSINYA : PENAMPANG
DIPERBESAR ATAU DG MENGGUNAKAN TULANGAN RANGKAP
Bila ρS < ρMAKS : BALOK UNDERRENFORCED
KEGAGALAN BALOK DITANDAI DENGAN MELELAHNYA BAJA TULANGAN SEBELUM
BETON MENCAPAI REGANGAN ULTIMATE, SEHINGGA TERJADI DEFORMASI YANG
CUKUP SEBAGAI TANDA BALOK MENGALAMI KEGAGALAN.

SYARAT PENULANGAN : ρMIN < ρS < ρMAKS


1. SUSUN PERSAMAAN GAYA-GAYA DALAM DAN KESEIMBANGAN GAYA HORISONTAL (∑H=0) KE TIGA PENAMPANG DENGAN POSISI
GARIS NETRAL SEPERTI GAMBAR DI BAWAH INI.

2. BUAT PERSAMAAN MOMEN NOMINAL PENAMPANG TERHADAP GAYA TARIK Ts

3. BUAT PERSAMAAN MOMEN NOMINAL PENAMPANG TERHADAP GARIS NETRAL

b2
be cu’=0.003 0,85 fc’ 0,85 fc’ 0,85 fc’
's2 Cs2 Cs2
hf1 Cs
CC2 CC2
hf2 a=1c CC10,8 CC1 CC
c 0,8
d 's1 0,8 Z3 0,8 0,8
g.netral Cs1 Z2 Cs1 Cs1
Z1
As Z4
s Ts Ts Ts
b1 bW bW
W
(a) (b) (c) (a) (b) (c)

GAYA-GAYA DALAM :
Kompetensi 5 :

MAMPU MENGANALISIS REGANGAN, TEGANGAN,


GAYA-GAYA DALAM DAN KAPASITAS NOMINAL (Mn)
PENAMPANG TERLENTUR

1. HITUNG MOMEN NOMINAL AKTUAL BALOK DENGAN B=300 mm,


H=600 mm, d‟=50 mm, fc‟=25 Mpa, fy=400 Mpa. Tulangan terpasang
5D19.
cu’=0.003 0,85 fc’

c a=1c Cc = 0,85 fc’a.b


d
𝑎
Z = d-
2
As=5D19
Ts= As . fy
s > y
b
As = 5 D 19 = 5 (283,53) = 1417,64 mm2

Kontrol tulangan terpasang :


.
mak = . [ ] = 0,0203
+

min = = 0,0035 atau min = = 0,0031
.

 s = = = 0,0086
. .

 Syarat : min ≤ s ≤ mak (Penulangan OK)

∑H = 0
Cc = Ts
0.85 . fc‟. a . b = As . fy
. fy .
a = = = 88,95 mm
. . f ‟. . . 2 .
Mn = Ts (d-a/2)
= As.fy.(d-a/2)
= 286660984,4 N mm = 28,666 t m
2. Balok dg b=350 mm dan h=550 mm, penutup beton = 40 mm, fc‟ 20
MPa, fy= 320 MPa. Tulangan 8D29 dipasang 2 baris. Sedangkan untuk
sengkang digunakan Ф10 mm. Buktikan Balok tersebut Overreinforced

a. Kontrol luas tulangan terpasang terhadap As,maks dan mak


b. Hitung regangan maks beton pada saat tulangan tarik leleh s =y
c. Hitung regangan dan tegangan tulangan pada saat cu’= 0,003

Jawab :
8 D29 = 5284,16 mm2 .
cu’=0,003 0,85 fc’

a=c Cc=0,85 fc’.a.b


c
d g.n kondisi balance 𝑎
Z=d-
2

ds
s=y Ts = As. fy

Jarak bersih vertical antar tulangan, Snv ≥ 25 mm atau Snv ≥ D =29 mm ≈ 30 mm


ds = penutup beton + Øbegel + D + Snv/2 = 40 + 10 + 29 + 30/2 = 94 mm
d = h – ds = 550 – 94 = 456 mm

Kontrol Persyaratan penulangan :


.
mak = . [ ] = 0,0241
+


min = = 0,0047 atau min = = 0,0037
.

 s = = = 0,033 > mak = 0,024


. .

Syarat : min ≤ s ≤ mak (Penulangan TIDAK OK)

BALOK OVER-REINFORCED :
Jawaban Soal (b) :

Regangan pada serat tekan terluar betonc=cu‟= ...? pada


saat tulangan tarik leleh, s=y

Keseimbangan Gaya-Gaya Dalam : 0,003 ’c=...?


∑H = 0
c
Cc = Ts
g.n kondisi balance
0.85 . fc‟. a . b = As . fy
d-c
2 . fy
a = s=y=0,0016
. . f ‟.
2 . 2
= = 284,19 mm
. . 2 .
c = a/1 . = 266,43/0,85 = 334,34 mm

c = y

= 0,0016

= 0,0044 > ‟cu = 0,003

(Tidak aman)

KESIMPULAN :

Pada saat tulangan tepat mencapai leleh, regangan beton sudah


melampaui batas regangan maksimum 0,003. Kondisi ini sangat
berbahaya dimana kegagalan terlebih dahulu terjadi pada beton.

BALOK OVER-REINFORCED
Jawaban Soal (c) :
Tentukan regangan baja tarik pada saat regangan pada serat tekan
terluar = 0,003.

∑H = 0
Cc = Ts

0.85.fc‟.β1 c.b = As . fs dimana fs= .Es



= atau =

0.85.fc‟. β1 c . b = As. Es

0.85.fc‟. β1 c2. b = As. d. Es - As . c . . Es

Diselesaikan dengan rumus ABC : Ac2 + B c – C = 0

A = 0.85.fc‟. β1.b = 0,85 . 20 . 0,85 . 350 = 5057,5

B = As . . Es = 5284,16 . 0,003 . 200000 = 3170496

C = As d Es = 5284,16. 456 . 0,003. 200000 = 1445746176

5057,5 c2 + 3170496 c – 1445746176 = 0 ’cu=0,003


Didapat c = 306,32 mm

= c
g.n kondisi balance
2
= 0,003
2 d-c
= 0,00147 0,0016 s =.....?
fs = . Es
= 0,00147 . 200000 = 293,18 Mpa < fy=320 Mpa
KESIMPULAN :
Pada saat Regangan Beton = 0,003, regangan baja tarik = 0,00147
lebih kecil dari regangan leleh = 0,0016. Jadi baja belum leleh.
BALOK OVER-REINFORCED
3.Hitung Gaya-Gaya Dalam dan Momen Nominal (Mn) penampang
dengan tulangan rangkap dengan B =350 mm, H=600 mm,
d’ = 50 mm, fc’= 35 Mpa, fy = 320 Mpa, Es= 200.000 Mpa,
As= 3984,33 mm2, As’= 860,586 mm2. Sudah dihitung Garis
Netral c = 120 mm.

PENYELESAIAN :
cu’=0.003 0,85 fc’
εs' =?? Cs = As’ . fs’
c =120 mm a=1c Cc = 0,85 . fc’. a . b
d 𝑎
Z = d- 2

Ts = As . fy
s > y
b

fc’ = 35 MPa,
β1 = 0.85 – 0.05(fc‟-28)/7 = 0,80
c = 120 mm (shd diketahui)
a = β1 . c = 0.80 . 120 = 96 mm
Kontrol regangan pada tulangan tarik :
εs = 0,003
2
= 0,003 = 0,0108 > εY = 0,0016
2
Kontrol regangan tulangan tekan :

ε's = 0,003
2
= 0,003 = 0,00175 > εy = 0,0016
2
Kesimpulan :
Tulangan tarik dan Tulangan tekan sudah leleh,
fs = fs’ = fy = 320 MPa
Gaya-gaya dalam :
Cc = 0,85 fc’ a b = 0,85 .35. 96 .350 = 999600 N
Cs = As’ . fs ‘ = 860,58 . 320 = 275387,6 N
Ts = As . fs = 3984,33 . 320 = 1274987,6 N
Kontrol :
∑H = 0 → Cc + Cs –Ts = 0 (OK)

MOMEN NOMINAL :

MOMEN NOMINAL TERHADAP TULANGAN TARIK ( Ts ) :


Mn = Cs (d-d‟) + Cc (d-a/2)
= 275387,6 (550 – 50) + 999600 (550 – 96/2)
= 639493000 N mm
= 63,95 t m
MOMEN NOMINAL TERHADAP GARIS NETRAL :

Mn = Cs (c-d‟) + Cc (c-a/2) + Ts (d-c)


= 275387,6 (120-50) + 999600 (120 – 96/2) +
1274987,6 (550-120)
= 639493000 N mm
= 63,95 t m
KESIMPULAN :
MOMEN NOMINAL PENAMPANG ADALAH SAMA DI SETIAP BAGIAN
PANAMPANG SATU DENGAN BAGIAN PENAMPANG LAINNYA PADA
PENAMPANG YG SAMA.

KONTROL TERHADAP PERSYARATAN TULANGAN MAKSIMUM :


ρmak = 0,75 ρb + ρ’ = 0,75 →baja tekan dan tarik leleh fs’=fy
. ′
mak = 0,75 [ ] + ρ’ = 0,0364+0,00447=0,0409
+


min = = 0,0047 atau min = = 0,0037
.

 s = = = 0,0251 < mak = 0,0409


. .

Syarat : min ≤ s ≤ mak (OK)


4. Hitung Gaya-Gaya Dalam dan Momen Nominal (Mn)
penampang dengan tulangan rangkap dengan data sbb :
B = 350 mm
H = 600 mm
d’ = 50 mm
fc’ = 35 Mpa → β1=0.81 SNI-2847-2002
fy = 320 MPa β1=0.80 SNI-2847-2013
Es = 200.000 MPa
As = 5 D 22 mm2
As’ = 3 D 22 mm2
JAWAB :
cu’=0.003 0,85 fc’

Cs = As’ . fs’
a=1c Cc = 0,85 . fc’. a . b
d 𝑎
Z = d- 2

Ts = As . fy
s > y
b
As = 5 D 25 mm2 = 2454,37 mm2
As’ = 3 D 25 mm2 = 1472.62 mm2
2
ρs = = 0,0127
.
2. 2
ρs ‘ = = 0,0076
.

Tulangan Tekan leleh bila :


0,85.1 fc ' d ' 600
  ' 
fy d 600  fy
0,85.1 fc ' d ' 600
ρs – ρ’ = 0,0051 < = 0,0145
fy d 600  fy
( Baja tekan belum leleh)
∑H = 0
Cc + Cs – Ts = 0
0,85 fc‟ a b + As‟.fs‟ - As . fy = 0
0,85 fc‟ β1 c b + As‟ . εs‟ Es - As . fy = 0

0,85 fc‟ β1 c b + As‟ . 0,003 . Es - As . fy = 0
0,85 fc‟ β1 c2 b + As‟ . − 0,003 . Es - As.fy. c= 0

Kumpulkan suku-suku yang sama :


A = 0,85 fc‟ β1 b = 8330
B = (As‟.0,003 . Es – As . fy ) = 98174,77
C = - 0,003 . Es . As‟ . d‟ = - 44178646,69

Pers. Kwadrat : Ac2 + Bc + C =0


8330 c2 + 98174,77 c - 44178646,69 = 0
Garis netral c = 67,17 mm
Gaya-gaya dalam :
Cc = 0,85 . 35 . (0.80 . 66,79) . 350 = 559532 N
Cs = 1472,62 . 0,003. 200000 = 225866 N
Ts = 2454,37 . 320 = 785398 N

Kontrol :

∑H = 0

Cc + Cs –Ts = 0 (OK)
Momen Nominal ( Coba thd tulangan tarik [Ts] ) :
Mn = Cc (d-a/2) + Cs (d-d‟) = 405642017 N mm
KONTROL TERHADAP PERSYARATAN TULANGAN MAKSIMUM :


ρmak = 0,75 ρb + ρ’ = 0,75
. ′
mak = 0,75 [ ] + ρ’
+


min = atau min = Syarat : min ≤ s ≤mak
.
5. Hitung Kapasitas Aktual / Momen Nominal Negatif Mn (-) dan
Positip Mn (+) Penampang dengan tulangan rangkap sbb :

Data Balok : Kombinasi beban :


D19 mm U = 1,4 D
fy = 400 MPa
U = 1,2 D + 1,6 L
b : 300 mm
h : 500 mm U = 1,2 D + L ± E
d„ : 50 mm
Ф : 0,9

Apakah penampang tersebut aman bila momen akibat beban luar


yang bekerja pada penampang tersebut adalah :
MD = 10 tm Momen negatif (-)
ML = 5 tm Momen negatif (-)
ME = 7 tm, Momen bolak balik (±)

REGANGAN DAN BLOK TEGANGAN MOMEN NOMINAL NEGATIF

s > y
Ts= As . fy

Z1
Z2
d
c a=1c Cc = 0,85 . fc’.a.
b Cs= As’. fs’
b cu’=0.003 0,85 fc’

REGANGAN DAN BLOK TEGANGAN MOMEN NOMINAL POSITIP


cu’=0.003 0,85 fc’
Cs= As’. fs’
c a=1c Cc = 0,85 . fc’.a. b
d
Z2
Z1
Ts= As . fy
s > y
b
JAWABAN :

-
a. Momen Nominal Negatif (Mn ) : Serat atas tertarik, serat bawah tertekan,
shg :

s > y
Ts= As . fy

d
c a=1c Cc = 0,85 . fc’.a.
b Cs= As’. fs’
b cu’=0.003 0,85 fc’

As = 5 D 19 mm2 = 1417,643 mm2


As’ = 3 D 19 mm2 = 850,586 mm2
ρs = As / b d = 0,0105
ρs ‘ = As’/ b d = 0,0063
ρs – ρ’ = 0,0042
Tulangan Tekan leleh bila :
0,85.1 fc ' d ' 600
  ' 
fy d 600  fy
0,0042 < 0,85 . 1 fc ' d ' 600 = 0,0151 ( Baja tekan belum leleh)
fy d 600  fy
∑H = 0
Cc + Cs – Ts = 0
0,85 fc‟ a b + As‟.fs‟ - As . fy = 0
0,85 fc‟ β1 c b + As‟ . εs‟ Es - As . fy = 0

0,85 fc‟ β1 c b + As‟ . 0,003 . Es - As . fy = 0
0,85 fc‟ β1 c2 b + As‟ . − 0,003 . Es - As.fy. c= 0

Kumpulkan suku-suku yang sama :

A = 0,85 fc‟ β1 b = 5418,75


B = (As‟.0,003 . Es – As . fy ) = - 56705,75
C = - 0,003 . Es .As‟ . d‟ = - 25517586,3

Persamaan Kwadrat : Ac2 + Bc + C = 0

5418,75 c2 - 56705,75 c - 25517586,3 = 0


Garis netral c = 74,05 mm ; a = β1 . c = 0,85 . 74,05 = 62,946 mm

Gaya-gaya dalam :

Cc = 0,85 . 25 . (0.85 . 74,05) . 300 = 401283,57 N


Cs = 850,586 . (74,05-50)/74,05 . 0,003. 200000 = 165773,90 N
Ts = 1417,644 . 400 = 567057,47 N

Kontrol ∑H = 0

Cc + Cs –Ts = 0 (OK)

Momen Nominal misalnya (thd Ts) :

Mn = Cc ( d - a/2 ) + Cs ( d -d‟ ) = 234257482 N mm


= 23,426 t m

b. Momen Nominal Positip (Mn+) : Serat atas tertekan, serat


bawah tertarik, asumsi garis netral c > d’ = 50 mm shg :

cu’=0.003 0,85 fc’


Cs= As’. fs’
c a=1c Cc = 0,85 . fc’.a. b
d
Z2
Z1
Ts= As . fy
s > y
b
As = 3 D 19 mm2 = 850,586 mm2
As‟ = 5 D 19 mm2 = 1417,643 mm2
ρs = As / b d = 0,0063
ρs ‟ = As‟/ b d = 0,0105
ρs – ρ’ = - 0,0042

Tulangan Tekan leleh bila :

0,85.1 fc ' d ' 600


  ' 
fy d 600  fy
- 0,0042 < 0,85.1 fc ' d ' 600 = 0,0151 ( Baja tekan belum leleh)
fy d 600  fy
∑H = 0
Cc + Cs – Ts = 0
0,85 fc‟ a b + As‟.fs‟ - As . fy = 0
0,85 fc‟ β1 c b + As‟ . εs‟ Es - As . fy = 0

0,85 fc‟ β1 c b + As‟ . 0,003 . Es - As . fy = 0
0,85 fc‟ β1 c2 b + As‟ . − 0,003 . Es - As.fy. c= 0

Kumpulkan suku-suku yang sama :


A = 0,85 fc‟ β1 b = 5418,75
B = (As‟.0,003 . Es – As . fy ) = 510351,73
C = - 0,003 . Es .As‟ . d‟ = - 42529311
Persamaan Kwadrat :
5418,75 c2 + 510351,73 c - 42529311 = 0

Garis netral c = 53,24 mm > d‟=50 mm ; a = β1 . c = 0,85 . 53,24 = 45,253 mm


Gaya-gaya dalam :
Cc = 0,85 . 25 . (0.85 . 53,24) . 300 = 288488 N
Cs = 1417,644 . (53,24 - 50) / 53,24 . 0,003 . 200000 = 51746 N
Ts = 850,586 . 400 = 340235 N

Kontrol ∑H = 0
Cc + Cs –Ts = 0 (OK)

Momen Nominal misalnya (thd Ts) :


Mn = Cc ( d - a/2 ) + Cs ( d -d‟ ) = 143990717 N mm = 14,40 t m

KESIMPULAN :
-
Kapasitas Nominal Mn (-) = 23,426 t m ; Ф Mn = 21,08 tm
+
Kapasitas Nominal Mn (+)= 14,40 t m ; Ф Mn = 12,96 tm
Beban Luar :
MD = 10 tm Momen negatif (-) Syarat :
ML = 5 tm Momen negatif (-)
Ф Mn ≥ Mu
ME = 12 tm, Momen bolak balik (±)
Momen terfaktor :
MU = 1,4 D = 1,4 (-10) = - 14 tm
MU = 1,2 D +1,6 L = 1,2 (-10) + 1,6 (-5) = - 20 tm
MU = 1,2 D + L + E = 1,2 (-10) + 1,0 (-5) +1,0 ( 7 ) = - 10 tm
MU = 1,2 D + L – E = 1,2 (-10) + 1,0 (-5) – 1,0 (-7) = - 24 tm >21,08 tm

KESIMPULAN BALOK TIDAK AMAN

Anda mungkin juga menyukai