Anda di halaman 1dari 4

ETIKA BISNIS

TUGAS 13
BAB 13: ETIKA BISNIS DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN

Disusun oleh:
KELOMPOK 4
Nama kelompok: 1. Windha Nurul Aini N
2. LM. Radly Damaiansyah
3. Elisabet Natalia D.B.S
4. Iqbal Wahyu Permana
5. Anis Sukha Anifa

Nomor mahasiswa: 1. 1116 29121


2. 1116 29332
3. 1117 29519
4. 1117 29522
5. 1117 29545

Nomor mahasiswa: 1. 33
2. 34
3. 38
4. 36
5. 43
ILUSTRASI:
KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP AKIBAT PRAKTIK BISNIS YANG BURUK
Kerusakan lingkungan hidup merupakan dampak langsung terhadap kejahatan lingkungan. Hal
ini terjadi di mana-mana dan dilakukan oleh siapa saja, terutama oleh siapa saja, terutama para
pelaku usaha yang tidak memperdulikan lingkungna hidup dan peraturan pemerintah. Akibatnya
kejahatan lingkungan ini terus berkembang hingga merusak lingkungan hidup sekitarnya contoh
kasus kerusakan lingkungan diantaranya dalaah semburan lumpur panas PT.Lapindo Brantas
yang bermula tahun 2006. Hingga saat ini semburan masih kerap keluar ditempat yang berbeda.
Dampak langsung semburan ini adalah rusaknya Derah Aliran Sungai Kali Brantas, lumpur
berubah menjadi bentang alam, jalan tol tidak berfungsi selama beberapa waktu, tergenangnya
desa-desa di Kecamatan/ Kelurahan Porong,Jaabon, Tanggulangin dan sekkitarnya. Selain itu,
lebih dari 8.200 jiwa harus dievakuasi, rusaknya lahan perkebunan dan ertanian milik warga,
hilamhnya pekerjaan bagi ribuan orang tenaga kerja serta terhentinya aktivitas pabrik-pabrik lain
sehingga terpaksa menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan ibuan tenaga kerja.
Contoh kasuus lainnya adalah pada PT Kelian Equotor Mining (KEM) di Kalimantan Timur
sebagai perusahaan tambang besar yang berkantor pusat di London. PT KEM menggunakan
lebih dari 6 juta meter kubik air bersih dari sungai keliam untuk operasi tambang mereka. Hanya
4 juta meter kubik yang didaur ulang dalam tambang tersebut. Limbah air yang mengandung ion
logam tingkat tinggi seperi mangan, sianida dan lumpur dibuang begitu saja ke dalam sungai
Kelian. Dampak yang ditimbulkan berupa perubahan bentangan alam dan ratusan danau buatan.
Implikasinya, puluhan perkampungan kehilangna akses atas tanah adat mereka yang kemudian
terjadilah banjir. Serta masyarakat sekitar pun berhubungan langsung dengan limbah racun yang
setiap saat menjadi ancaman pula bagi flora dan fauna di sekitarnya.
Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh perusahaan tersebut sangatlah mencoreng etika
dalam berbisnis, hal ini adalah contoh etika bisnis yang buruk yang tidaklah pantas dilakukan
oleh siapapun. Prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja
unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan menaati kaidah-kaidah etika sejalan
dengan hukum dan peraturan yang berlaku, memperhatikan dan menjaga lingkungan hidup
disekitarnya.

Sumber : http://achmadsaerozi.wordpress.com/2011/11/11kerusakan lingkungan -akibat-etika-


bisnis-yang buruk/
Analisis
Kerusakan lingkungan hidup merupakan dampak langsung terhadap kejahatan lingkungan .
Akibatnya kejahatan lingkungan ini terus berkembang hingga merusak lingkungan hidup
sekitarnya. Contoh kasus yang merusak lingkungan hidup akibat praktik bisnis yang buruk
adalah kasus PT Lapindo Brantas dan PT Kelian Equotor Mining (KEM).
Kedua kasus perusahaan itu membawa damapak yang merugikan bagi masyarakat sekitar.
Dampak dari Kasus PT Lapindo Brantas adalah tergenangnya desa porong, merusak pertanian
sekitar dan lumpur mengubah bentang alam. Sedangkan dampak dari PT Kelian Equotor Mining
(KEM) adalah perubahan bentang alam dan ratusan danau buatan. Kerusakan lingkungan yang
disebabkan oleh perusahaan tersebut sangatlah mencoreng etika dalam bisnis. Seharusnya prinsip
bisnis yang dilakukan beretika yakni dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang
dijalankan dengan menaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang
berlaku, memperhatikan dan menjaga lingkungan hidup disekitarnya.
Ilustrasi tersebut dapat dinilai tidak etis dari sudut pandang teori teleologi pendekatan
egoisme yakni suatu tindakan dinilai baik atau buruk bedasarkan tujuan yang ingin dicapai atau
akibat dari tindakan tersebut. Tindakan yang di lakukan oleh PT Lapindo Brantas dan PT
Kelian Equotor Mining (KEM) pada dasarnya bertujuan untuk mengejar keentingan pribadi dan
memajukan diri sendiri dan dampak praktik bisnis yang buruk merusak lingkungan sekitarnya
bahkan menjadi ancaman bagi flora dan fauna disekitarnya. Selanjutnya untuk menjaga
lingkungan dan menjalankan bisnis agar berjalan dengan lancar setiap pelaku bisnis wajib
menjalankan Corpotarte Social Responsibility karena kegiatan ini masuk dalam UU No. 40
Tahun 2007 tentang perseroan terbatas.
Refleksi 13.1
Apabila masyarakat mengetahui perusahaan yang mengabaikan isu-isu pemeliharaan lingkungan,
apa yang harus dilakukan oleh masyarakat? Bagaimanakah prosedur yang benar agar perusahaan
tersebut dapat berperan menjaga ekosistem?
Analisis
Apabila masyarakat mengetahui perusahaan mengabaikan isu -isu pemeliharaan lingkungan
maka masyrakat dapat menegur perusahaan dan menyampaikan tuntutan-tuntutannya pada public
relationnya persusahaan tersebut untuk menjalankan kewajibannya Corpotarte Social
Responsibility. Lalu prosedur perusahaan yang harus dilakukan dalam menjaga ekosistem yakni
dengan Melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yakni memperhatikan
konsekuensi kemungkinan kerusakan lingkungan lebih lanjut sebelum melakukan usaha,
menjalankan kewajibannya Corpotarte Social Responsibility, Mengurangi penggunaan bahan
kimia pencemar lingkungan, mengolah limbah usaha dll.
Jadi, tindakan tersebut dapat dinilai etis dari sudut pandang teori teleologi pendekatan
utilitarianisme yakni suatu tindakan dinilai baik atau buruk apabila membawa manfaat bagi
sebanyak-banyaknya anggota masyarakat.
Refleksi 13.2
Seperti yang telah dibahas diatas, kekayaan laut di Indonesia sangat melimpah. Apa peran
institusi bisnis dalam memelihara kekayaan laut di Indonesia?
Analisis

Peran intuisi bisnis dalam memelihara kekayaan laut di Indonesia yakni menjaga kebersihan
pantai dan laut dengan tidak membuang sampah di laut, melakukan daur ulang limbah industri
dan pabrik sebelum dibuang melalui aliran air, laut, atau udara., tidak merusak terumbu karang
sebagai habitat berbagai biota laut, tidak mengambil bagian bagian karang sebagai cindera mata
atau bahan bangunan, untuk kelangsungan bisnis, mengurangi pencemaran tanah, air dan udara,
membantu pemerintah melakukan program penanaman bakau atau mangrove di pesisir pantai
untuk melindungi pantai dari abrasi

Jadi, tindakan tersebut dapat dinilai etis dari sudut pandang teori deontologi yang menyatakan
pembenaran wajib dilaksanakan pada suatu tindakan tersebut demi kewajiban itu sendiri. Peran
setiap intuisi dalam memelihara kekayaan laut di Indonesia merupakan suatu bukti bisnis yang
dijalankan etis dan menaati regulasi pemerintah dalam menjalankan kewajibannya Corpotarte
Social Responsibility.

Anda mungkin juga menyukai