Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ALVA MUKAROMATUS SA’ADAH

NPM : 19700043

Problematika dalam pendidikan kewarganegaraan Indonesia


1. Tantangan mengajar Pendidikan Kewarganegaraan di era milenial.
pengajar yang konvensional & quo maka materi yang anda sampaikan ke
anak didik juga akan konvensional. Dimana guru hanya mengajar dengan
berceritan dan monoton seperti angina lalu, hal tersebut menjadikan materi yg
disampaikan tidak menarik. Sedangkan era sekarang perkembangan digital
berkembang sangat cepat. Yg harus dilakukan oleh pendidik adalah dengan
melakukan inovasi sistem pembelajaran yang lebih modern sesuai dengan
perkembangan jaman (era milenial).
2. mengapa selama ini PKn cenderung kurang diminati siswa? Mengapa PKn
kurang mendapat perhatian seperti pelajaran matematika, IPA dan bahasa
Indonesia? Apakah karena PKn tidak di- UN-kan di tingkat sekolah dasar (SD)?
3. beratnya materi pendidikan kewarganegaraan untuk anak SD.
kurikulum yang terlalu berat. Menurut penulis, konten kurikulum PKn
untuk tingkat SD terlalu tinggi dibandingkan kemampuan anak usia SD.
Misalnya, untuk materi kelas VI SD semester II. Ambil contoh Standar
Kompetensi (SK) 2 Memahami sistem pemerintahnntangan Republik Indonesia,
Kompetensi Dasar (KD) 2.1 Menjelaskan proses Pemilu dan Pilkada, 2.2
Mendeskripsikan lembaga-lembaga negara sesuai UUD 1945 hasil amandemen,
2.3 Mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintahan pusat dan daerah.
4. kendala pendidikan kewarganegaraan dalam membangun karakter peserta
didik di dalam proses pembelajaran
5. seiring dengan perkembangan zaman pendidikan kewarganegaraan
mengalami krisis
6.  Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan
Perhatian yang diberikan pmerintah dalam pendidikan dikota dan di desa
sangatlah berbeda . pemerintahan lebih memperhatikan perkotaan . salah satu
contoh kesejahteraan guru . gaji guru di desa jauh lebih rendah dibandingkan
dengan gaji guru di perkotaan . hal ini meyebaban guru banyak bekreja di kota
dibandingkan did desa. Sehingga kualitas guru di kota lebih baik daripda di desa
7. Indonesia merupakan negara yang mutu pendidikannya masih rendah jika
dibandingkan dengan negara-negara lain
Indonesia merupakan negara yang mutu pendidikannya masih rendah jika
dibandingkan dengan negara-negara lain bahkan sesama anggota negara
ASEAN pun kualitas SDM bangsa Indonesia masuk dalam peringkat yang
paling rendah. Hal ini terjadi karena pendidikan di Indonesia belum dapat
berfungsi secara maksimal. Hal ini disebabkan karena perhatian pemerintah kita
masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah
pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang
profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU pendidikan kacau.
Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin
terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi
anggaran Pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan
kabupaten.
8. Rendahnya Relevansi Pendidikan dengan kebutuhan
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur .
adanya ketidakserasian dengan hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini
disebabkan oleh kurikulum yang materinya kurang fungsional terhadap
keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik masuk ke dunia kerja
9. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan
Perhatian yang diberikan pmerintah dalam pendidikan dikota dan di desa
sangatlah berbeda . pemerintahan lebih memperhatikan perkotaan . salah satu
contoh kesejahteraan guru . gaji guru di desa jauh lebih rendah dibandingkan
dengan gaji guru di perkotaan . hal ini meyebaban guru banyak bekreja di kota
dibandingkan did desa. Sehingga kualitas guru di kota lebih baik daripda di desa
10.  Lokasi yang tidak memungkinkan
Karena jarak yang sangat jauh ditambah transportasi yang sangat kurang
memadai membuat masyarakat desa enggan untuk bersekolah . atau
melanjutkan bekerja dbandingkan harus sekolah

Anda mungkin juga menyukai