Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sri Wahyuni Ahmad

Nim : 311421095
Kelas : 5D
Mata Kuliah : Berbicara Publik
Dosen Pengampu : Ibu Wa Ode Irawati S.Pd, M.Pd

PIDATO
Potret Pendidikan di Indonesia Masa Kini

“PERMASALAHAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN MASA KINI”

Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia. Pendidikan
memiliki peran penting dalam membangun peradaban manusia. Pendidikan sejatinya dibutuhkan
untuk peningkatkan kualitas sumber daya manusia. Karena itu, pendidikan berkaitan erat dengan
berjalannya pembangunan sebab sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat mempercepat
pembangunan. Dalam realitanya, pendidikan di masing-masing negara memiliki perbedaan yang
cukup signifikan. Kualitas pendidikan di negara maju terlihat jelas berbeda dengan kualitas
pendidikan di negara berkembang.

Perbedaan ini dapat dilihat dari segi taraf hidup masyarakatnya yang mana pada
masyarakat di negara maju memiliki taraf hidup yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan
negara berkembang. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki kualitas pendidikan yang
masih rendah. Hal ini karena pendidikan di Indonesia masih diselimuti oleh berbagai
permasalahan yang rumit dan tak pernah usai. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut terkait dengan
isu-isu yang menyelimuti dunia pendidikan di Indonesia.

Berbagai permasalahan yang terjadi pada tahun 2023 terkait dengan Kualitas guru yang
ada di SDN 3 Paguyaman Pantai masih terbilang rendah, oleh karena itu Seorang guru dituntut
harus memiliki kompetensi yang baik agar dapat membangun generasi mendatang yang lebih
baik. Namun pada realitanya tidak semua guru memiliki kompetensi yang baik. Banyak kita
jumpai guru-guru yang kurang dalam penguasaan materi pembelajaran. Misalnya pada guru
jenjang Sekolah Dasar (SD), mereka dituntut untuk dapat menguasai semua bidang pelajaran
yang mana kadang kala terdapat materi pelajaran tertentu yang kurang mereka kuasai.
Akibatnya, banyak guru yang mengalami kesulitan atau terkendala dalam mengajarkan materi
pembelajaran kepada siswanya. Hal ini tentunya cukup berbeda jika dibandingkan dengan guru
pada jenjang sekolah menengah yang hanya fokus menguasai satu bidang tertentu sehingga
mereka lebih kompenten dalam mengajar.

Selain itu, masih banyak guru yang belum profesional dalam bekerja. Hal ini dapat
terlihat dari perilaku buruk para guru yang suka meninggalkan kelas ketika mengajar, terlambat
masuk kelas, bermalas-malasan di kelas dengan bermain smartphone, mengobrol dengan guru
lain ketika dalam proses belajar mengajar hingga mengabaikan muridnya dan sebagainya.
Perilaku-perilaku tersebut tentunya memberikan contoh dan dampak yang tidak baik kepada
muridnya.

Kesejahteraan guru yang rendah, Guru diklasifikasikan menjadi dua yaitu guru dengan
status honorer dan guru dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS). Perbedaan menonjol yang
dapat terlihat diantara keduanya adalah pada segi ekonomi dimana gaji yang didapatkan
keduanya sangat berbeda. Guru dengan status PNS memiliki gaji yang stabil dan tunjangan
sesuai dengan aturan gaji PNS yang ditetapkan didalam perundang-undangan. Sedangkan guru
dengan status honorer memiliki gaji yang rendah dan kadang kala jauh lebih rendah dari gaji
buruh. Dari beberapa kasus, gaji honorer seringkali dibayar terlambat hingga berbulan-bulan
lamanya. Hal ini membuat para guru honorer berusaha mencari pekerjaan sampingan karena gaji
mereka tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup. Berbagai permasalahan terkait dengan
kesejahteraan guru di Indonesia memang cukup memperhatinkan.

Terlepas dari masalah gaji, masa kerja yang lama dan tidak adanya kepastian dalam
mengangkatan guru honorer juga turut andil dalam mempengaruhi hal tersebut. Salah satu faktor
penyebabnya adalah karena kurangnya perhatian pemerintah akan kesejahteraan guru honorer.
Hal itu kemudian berimbas pula pada produktivitas guru yang menurun karena fokus para guru
terpecah antara mengajar dan mencari cara untuk bertahan hidup dengan gaji kecil yang mereka
terima.
Penyebaran guru yang belum merata Ketersediaan guru yang ada di Indonesia dapat
dikatakan sangat banyak dari segi jumlah, baik itu guru dengan status honorer maupun guru
dengan status PNS. Meskipun demikian, persebaran guru di Indonesia sendiri masih belum
merata. Terlebih hal ini dapat kita lihat di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) yang mana
jumlah profesional guru yang ada sangat sedikit. Banyak guru yang enggan untuk mengajar di
daerah-daerah tersebut karena beragam faktor seperti biaya kebutuhan hidup yang sangat tinggi,
sarana dan prasana yang ada di daerah tersebut kurang memadai, jauh dari keluarga, dan
sebagainya. Berbeda dengan daerah lain, misalnya di pulau Jawa yang mana menjadi primadona
para guru untuk mengabadi. Hal ini karena pulau Jawa merupakan pusat dari perekonomian
Indonesia, yang mana biaya kebutuhan hidup disana tidak setinggi di daerah 3T. Selain itu, di
pulau jawa memiliki sarana dan prasana yang jauh lebih lengkap daripada daerah-daerah yang
berada di luar pulau Jawa. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penumpukan jumlah guru di
pulau Jawa. Berbagai permasalahan terkait dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di
dalam dunia pendidikan

Anda mungkin juga menyukai