Disusun oleh :
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kita, shalawat
serta salam kita haturkan kepada junjungan nabi besar kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat yang senantiasa menuntun kita dari zaman kegelapan hingga zaman
terang benderang.
Adapun judul makalah ini mengenai definisi konflik, stress, trauma, frustasi, Faktor-
faktor penyebab konflik, stres, trauma, frustasi. Dalam proses penyusunan makalah ini, kami
haturkan terimakasih dan penuh rasa hormat kepada: bapak Chairul Fuad,M.Kes. sebagai
dosen pengampu mata kuliah Kesehatan Mental
Kami selaku penyusun makalah memohon maaf apabila ada kesalahan dalam
membuat makalah ini, oleh karena itu kami senantiasa menerima apabila ada kritik dan saran.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Penyusun
ii
Daftar Isi
Halaman Judul........................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................1
A. Latar Belakang...............................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................1
C. Tujuan Masalah.............................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................3
A. Definisi dan Dinamika Konflik, Stres, Trauma, dan Frustasi
................................................................................................3
B. Gejala-gejala Konflik, Stres, Trauma, dan Frustasi
.........................................................................................4
C. Faktor-Faktor Penyebab Konflik, Stres, Trauma, dan Frustasi
.........................................................................................5
BAB III PENUTUP.............................................................14
A. Kesimpulan.....................................................................14
B. Saran-saran....................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan juga kependidikan yang sangat pesat,
membawa perubahan pula dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan itu membawa akibat
yaitu tuntutan yang lebih tinggi terhadap setiap individu untuk lebih meningkatkan kinerjanya.
Agar eksistensinya tetap terjaga, maka setiap individu akan mengalami konflik, stress,
trauma dan frustasi terutama bagi individu yang kurang dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan tersebut.
Kalau diperhatikan orang-orang dalam kehidupan sehari-hari, akan terlihat bermacam-
macam hal yang terjadi dikalangan masyarakat tersebut. Ada yang kelihatannya selalu gembira,
senang, bahagia, dan tertawa walau yang akan dihadapinya nanti berbeda dengan apa yang
diharapkan.
Adapula yang sering mengeluh dan bersedih hati, putus asa, menyerah, tidak cocok dengan
orang lain dan pekerjaannya hal tersebut membuat seseorang mengalami suatu gannguan
kesehatan.
Hal ini terjadi karena kurangnya masyarakat untuk menjaga keharmonisan di dalam
masyarakat itu sendiri
Dalam gangguan-gangguan ini kita harus tau betul apa yang akan dipelajari dalam hal ini
dan bagaimana pemahaman kita terhadap gangguan-gangguan tersebut.
Dalam pembahasan ini banyak sekali poin-poin yang bisa kita ambil pelajaran atau sisi
positifnya, agar kita tahu masalah yang ada di lingkungan masyarakat mengenai tiga hal tersebut.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan dinamika dari Konflik, Stres, Trauma, dan Frustasi?
2. Apa saja gejala-gejala dari Konflik, Stress, Trauma dan Frustasi?
3. Apa faktor penyebab terjadinya Konflik, Stress, Trauma dan Frustasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana teori dari Konflik, Stres, Trauma dan Frustasi
2. Untuk mengetahui apa definisi dan dinamika dari Konfli, Stres, Trauma dan Frustasi
3. Untuk mengetahui apa saja gejala-gejala dari Konflik, Stres, Trauma dan Frustasi
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konflik disebut pula pertentangna batin.Abe arkoff dalalm bukunya menjelaskan konflik
suatu persaingan antara berbagai pola-pola perbuatan selain itu konflik sebagai suatu keadaan
perasaan yang disertai proses pertentangan.sebagaimana frustrasi,konflik adalah pertentangan
hambatan terhadap tercapainya suatu tujuan.
Kats B.and lehner menjelaskan:Suatu keadaan yang menekan karna adanya dua atau lebih
pertentangan,dari keinginan-keinginan seorang.dalam diri manusia terdapat berbagai
dorongan,keinginan yang saling bersaing untuk dipenuhi atau dipuaskan[1].adapula yang saling
bertentangan,sehingga dalam waktu yang sama tidak dapat terpenuhi.Maka konflik itu dapat
digolongkan menjadi:
a. Konflik atau pertentangan antara dua hal yang sama-sama dingini sehingga kedua-duanya
tidak mungkin untuk dipenuhi.
b. Konflik atau pertentangan antara satu hal,yaitu sisi satu diingini dan sisi yang lain tidak
diingini.
c. Konflik atau pertentangan antara dua hal yang asama-sama tak disenangi.
Bial seorang menghadapi suatu hal,tetapi mempunya satu sisi yang diminatii dan sisi lain sangan
tak disenangi disebut dengan approachavoidance conflict.dapat disebut konflik angguk-geleng
sehinggan yang bersangkutan juga kebingungan.
selanjutnya bila menghadapi dua hal yang bernilai negatif.Dua hal yang kedua-duanya tidak
diminati,tidak diingini,nnamun harus dihadapi,disebut avoidance-avoidance conflict.Karna semua
6
bernialai negatif.dapat dikatakan pula konflik geleng-geleng,dan karna terlalu bingung
makacendrung melarikan diri.
2. Stress diartikan sebagai “ketidak nyamanan diri (perasaan dan pikiran) sebagai respon
(reaksi) fisik atau psikis terhadap tekanan atau tuntutan yang dihadapi”.
Merupakan istilah dalam membahas stres yang dihubungkan dengan bagaimana kita menerima &
beradaptasi dengan dorongan & peristiwa yang sifatnya membuat individu merasakan stres.
Pembedaan jenis stres berdasarkan efeknya. Ada juga dalam pengertian yang lain yaitu:
Stres adalah proses psikobiologikal (adanya stimulus yang membahayakan fisik dan psikis bersifat
mengancam, lalu memunculkan reaksi-reaksi kecemasan).
3. Trauma adalah cedera fisik atau emosional. Secara medis, “trauma” mengacu pada cedera
serius atau kritis, luka, atau syok. Dalam psikiatri, “trauma” memiliki makna yang berbeda dan
mengacu pada pengalaman emosional yang menyakitkan, menyedihkan, atau mengejutkan, yang
sering menghasilkan efek mental dan fisik berkelanjutan.[5]
Ø Konsep trauma
7
Pengertian traumaTrauma berasal dari bahasa Yunani yang berarti luka. Kata tersebut digunakan
untuk menggambarkan situasi akibat peristiwa yang dialami seseorang. Para Psikolog menyatakan
trauma dalam istilah psikologi berarti suatu benturan atau suatu kejadian yang dialami
seseorangdan meninggalkan bekas. Biasanya bersifat negative
Ø Kata gori trauma
trauma.Pertama-tama, trauma bukanlah sesuatu yang muncul dari kekosongan,
melainkanmemiliki sebab yang jelas. Trauma adalah akibat yang disebabkan oleh faktor-
faktor tertentu.Tanpa faktor-faktor tersebut, trauma tidak akan pernah tercipta. Artinya,
penyebab dari trauma adalah sesuatu ‘yang lain’ dari trauma itu sendiri.
Kedua, trauma memiliki kecenderungan untuk mengalami peningkatan intensitas.
Selamasebab dari trauma itu masih ada, selama itu pula intensitas trauma akan terus meningkat.
Ketiga, trauma akan terus ada, walaupun sebabnya sudah tidak ada. Jadi,
walaupunsebabnya sudah tidak ada, trauma akan terus ada. Trauma tidak langsung lenyap,
ketika sebabnyasudah tidak ada.
Keempat, trauma akan berlangsung selama-lamanya. Bahkan jika orang yangmengalami
dan keturunannya sudah tidak ada, trauma terus ada, dan berubah menjadi
semacamlegenda tragis dari masa lalu, serta terus menghantui peradaban selanjutnya.
4. frustrasi
Lazim pula disebut dengan frustrasi,artinya hambatan,kegagalan,rintangan.Difinisi menurut
KatZ B,and lehner G,F.J., frustrasi merupakan rintangan terhadap dorongan atau
kebutuhan,doronan manusia yang banyak sekali jumlahnya,sudah selayaknyalah bahwa semua itu
tidak dapat dipenuhi secara bersama-sama,ada pula yang tidak dapat dipenuhi secara wajar.
Dalam pengertian lain frustasi adalah Frustrasi, dari bahasa Latin frustratio, adalah perasaan
kecewa atau jengkel akibat terhalang dalam pencapaian tujuan. Semakin penting tujuannya,
semakin besar frustrasi dirasakan. Abe Arkoff juga memberikan difinisi sebagai berikut:
Bahwa frustrasi itu suatu proses dimana tingkah laku kita terhalang.Oleh karna kebutuhan atau
bertingkah laku mencapai untuk mencapai tujuan yaitu melayani kebutuhan yang sesuai dengan
dorongan.selain itu Arkoff juga menambahkan lagi : Frustrasi itu suatu keadaan perasaan disertai
dengan proses rintangan.kebutuhan atau dorongan manusia yang bersifat fundamental itu
menimbulakan ia bertingkah laku dalam keadaan apapun untuk mencapai tujuan sering mendapat
8
halangan atau kekecewaan,maka dapat dikatakakn,bahwa dalam mengalami frustrasi sangat
tergantung pada tanggapan masing-masing terhada situasi atau keadaan dan cara-cara
mengekpresikan frustrasi itu.Misalnya suautu keadaan atau situasi membuat dua orang sama-sama
memngalami frustrasi,sebenarnya mereka mempunyai dasar pengalaman yang berbeda,sehingga
tingkah laku merekapun selanjutnya akan berbeda.prasaan-prasaan frustrasi itu bermacam-macam
kualitas dan kuantitasnya.Jarak dan dalalmnya suatu keputus-asaan,kemarahan ataupun kasih
sayang kadang-kadang merupakan peristiwa yang menyeangkan sertaa membantu memberi
kekuatan dan memberikan ransangan.
2. Perbedaan Persepsi
Keberadaan sebab konflik dalam kelompok ditentukan oleh persepsi individu atau
kelompok. Keberadaan sebab konflik dalam kelompok ditentukan oleh persepsi individu
atau kelompok
3. Perbedaan Persepsi
Keberadaan sebab konflik dalam kelompok ditentukan oleh persepsi individu atau
kelompok
9
5. Perilaku Agresif
Perilaku agresif yang dilakukan suatu kelompok terhadap kelompok lain dapat
menimbulkan sebab konflik antar kelompok. Ketika suatu kelompok menyerang kelompok
lain, maka kelompok yang diserang akan membalas.Hal ini akan bisa berlanjut kepada
sebab konflik yang berkepanjangan.
1. Sulit tidur
2. Gangguan daya ingat
3. Gangguan berkonsentrasi
4. Perubahan pola makan
5. Mudah marah dan tersinggung
6. Sering gugup atau gelisah
7. Merasa kewalahan dengan pekerjaan di sekolah atau kantor
8. Merasa takut tidak bisa menyelesaikan tugas-tugas dengan baik
Banyak orang yang pikirannya terus terjebak di keterpurukan masa lalu. Ia tidak mampu
melupakan memori yang menyedihkan. Hampir setiap hari ingatan akan peristiwa buruk
muncul.
Hampir semua reaksi trauma adalah rasa takut dan cemas. Rasanya peristiwa menakutkan
dan mengerikan itu mungkin saja bisa terjadi lagi. Parahnya, perasaan ini bisa saja terjadi
lebih buruk ketimbang perasaan saat peristiwa buruk itu terjadi.
3. Marah
10
Sebagai pengganti rasa takut dan cemas, biasanya muncul amarah sebagai reaksi
dari trauma. Misalnya merasa marah setiap kali melihat orang yang membuat kita
tersakiti.
4. Kesedihan
Adapun beberapa faktor dari Konflik, Stres, Trauma dan Frustasi menurut pandangan Psikologi
Agama adalah sebagai berikut:
11
1. Kegagalan Menemukan Pengalaman Spiritual
Frustasi bisa disebabkan salah satunya karena kegagalan dalam menemukan ketenangan
atau pengalaman spiritual tertentu. Seseorang yang mengalami frustasi, ketika ia kesulitan
untuk mendapatkan ketenangan bisa disebabkan karena belum pernah mengalami pengalaman
spiritual tertentu. Orang yang terbiasa untuk menenangkan diri dengan berdoa, biasanya akan
terhindar dari rasa frustasi dan tetap berusaha mencari jalan keluar permasalahan.
Individu dengan koping yang tidak efektif juga sangat rentan mengalami frustasi. Perasaan
tidak berdaya membuat seseorang akan berusaha menangani stress dengan melakukan koping
tertentu. Koping yang tidak efektif ini bisa saja dengan munculnya sikap agresif, depresif atau
tindakan lain yang cenderung negatif.
Faktor lain yang paling umum menyebabkan seseorang frustasi adalah permasalahan dari
luar yang terus saja berdatangan secara bertubi-tubi. Seseorang bisa mengalami titik jenuh. Ia
akan merasa setiap usahanya mengalami kegagalan sehingga timbul rasa frustasi. Tentu ini
tergantung dengan jenis emosi yang dimiliki seseorang.
4. Kebuntuan Pikiran
Karena munculnya banyak permasalahan yang bertubi-tubi tadi, maka seseorang kemudian
bisa merasa apa yang telah ia lakukan semacam sia-sia. Timbul kebuntuan pikiran yang
membuatnya kemudian frustasi. Dalam psikologi agama sendiri, sebenarnya ini dianggap
sebagai sesuatu yang memang sudah sewajarnya akan dialami oleh seorang individu. Usaha
apa yang akan ia lakukan itulah yang menentukan kemudian.
5. Kehilangan Panutan
Faktor frustasi dalam psikologi agama selanjutnya yaitu berupa hilangnya panutan
seseorang. Katakanlah seorang individu memiliki sosok yang menginspirasinya dalam
12
mengatasi setiap permasalahan. Namun ketika sosok yang menjadi panutannya tersebut hilang,
tentu saja ini menyebabkan ia menjadi lebih frustasi.
6. Perasaan Terkhianati
Hampir sama seperti kehilangan panutan, ketika seseorang merasa terkhianati oleh sosok
yang menginspirasinya atau apa yang ia percayai ternyata tidak sesuai dengan kenyataan yang
dihadapi, bisa saja ia menjadi frustasi. Ini adalah faktor yang siapa saja bisa mengalaminya.
7. Hilangnya Iman
Seseorang yang hilang iman, biasanya juga tidak percaya dengan kekuatan doa.
Akibatnya, saat mengalami permasalahan, kadang ia lupa untuk berdoa. Kebuntuan dalam
permasalahannya, ia sejenak lupa bahwa unsur spiritual yang ada dalam dirinya juga patut
untuk dipertimbangkan.
9. Kehilangan Motivasi
13
Terakhir adalah sikap malas. Malas menjadi faktor penyebab dari rasa frustasi yang mungkin
saja terjadi. Ini juga masih ada kaitannya dengan mudahnya seseorang kehilangan motivasi
sehingga tidak mampu mencari cara lain dalam mengatasi permasalahan.
Selain itu, Stres bersumber dari frustasi dan konflik yang dialami individu yang dapat berasal
dari berbagai kehidupan manusia Dalam hal hambatannya, ada beberapa macam hambatan yang
biasanya dihadapi oleh individu seperti:
a. Hambatan fisik: Misalnya kemiskinan, kekurangan gizi, bencana alam dan sebagainya.
b. Hambatan sosial: Misalnya kondisi perekonomian yang tidak bagus, persaingan hidup
yang keras, perubahan tidak pasti dalam berbagai aspek kehidupan. Hal-hal tersebut
mempersempit kesempatan individu untuk meraih kehidupan yang layak.
c. Hambatan pribadi: Keterbatasan-keterbatasanpribadi individu dalam bentuk cacat fisik
atau penampilan fisik yang kurang menarik bisa menjadi pemicu frustasi dan stress pada
individu.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat simpulkan bahwa Konflik adalah terdapatnya dua macam
dorongan atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain, dan tidak mungkin
dipenuhi dalam waktu yang sama.
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan
ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang.
Trauma Trauma adalah cedera fisik atau emosional. Secara medis, “trauma” mengacu pada
cedera serius atau kritis, luka, atau syok. Dalam psikiatri, “trauma” memiliki makna yang berbeda
dan mengacu pada pengalaman emosional yang menyakitkan, menyedihkan, atau mengejutkan,
yang sering menghasilkan efek mental dan fisik berkelanjutan.
Frustasi Frustasi adalah pernyataan sikap seseorang akibat adanya hambatan dalam
memenuhi kebutuhan-kebutahannya, atau adanya suatu hal yang menghalangi keinginannya.
Dimana masing-masing konflik, stress, trauma dan frustasi juga terdapat gejala-gejala yang
merupakan kejadian yang lazim bagi manusia dan akan terus dialami oleh manusia selama dia
masih hidup di dunia ini.
B. Saran
Kami sebagai penulis mohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan makalah ini dan
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih bermanfaat dan lebih
baik kualitasnya dimasa yang mendatang, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi
semuanya
15
DAFTAR PUSTAKA
http://kamuskesehatan.com/arti/trauma/
http://dosenpsikologi.com/gejala-gejala-konflik-stres-trauma-dan-frustasi
https://dosenpsikologi.com/faktor-frustasi-dalam-psikologi-agama
16