Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

Cerebrities
Stase Keperawatan Gawat Darurat ( KGD )

Disusun Oleh :

LIA NURTIYANA SUAZI


1911040070

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2020
A. PENGERTIAN

Abses otak (AO) adalah suatu proses infeksi yang melibatkan parenkim otak;
terutama disebabkan oleh penyebaran infeksi dari fokus yang berdekatan oleh penyebaran
infeksi dari fokus yang berdekatan atau melaui sistem vaskular. Timbunan abses pada
daerah otak mempunyai daerah spesifik, pada daerah cerebrum 75% dan cerebellum
25%.

Abses otak merupakan penumpukan suatu nanah yang terdapat dalam


otak,sehingga si penderita mengalami keluhan-keluhan yang sangat menyiksa untuk
tubuh penderita karena dapat terjadi gejala-gejala yang sakit pada tubuh. Abses otak
biasanya akibat komplikasi dari suatu infeksi, trauma atau tindak pembedahan. Keadaan-
keadaan ini jarang terjadi, namun demikian insidens terjadinya abses otak sangat tinggi
pada penderita yang mengalami gangguan kekebalan tubuh (seperti penderita HIV positif
atau orang yang menerima transplantasi organ). (Hanif Maulana 2014)

B. KLASIFIKASI

1. Stadium serebritis dini/ CEREBRITIS EARLY (hari ke 1-3)


2. Stadium serebritis lambat/ CEREBRITIS LATE (hari ke 4-9)
3. Stadium pembentukan kapsul dini/ EARLY CAPSULA FORMATION (hari ke 10-14)
4. Stadium pembentukan kapsul lambat/ LATE CAPSULA FORMATION (setelah hari ke
14)

C. ETIOLOGI
Berbagai mikroorganisme dapat ditemukan pada abses otak, yaitu bakteri, jamur
dan parasit.Bakteri yang tersering adalah Staphylococcus aureus, Streptococcus anaerob,
Streptococcus beta hemolyticus, Streptococcus alpha hemolyticus, E. coli dan
Baeteroides. Abses oleh Staphylococcus biasanya berkembang dari perjalanan otitis
media atau fraktur kranii. Bila infeksi berasal dari sinus paranasalis penyebabnya adalah
Streptococcus aerob dan anaerob, Staphylococcus dan Haemophilus influenzae. Abses
oleh Streptococcus dan Pneumococcus sering merupakan komplikasi infeksi paru. Abses
pada penderita jantung bawaan sianotik umumnya oleh Streptococcus anaerob. Jamur
penyebab abses otak antara lain Nocardia asteroides, Cladosporium trichoides dan spesies
Candida dan Aspergillus. Walaupun jarang, Entamuba histolitica, suatu parasit amuba
usus dapat menimbulkan abses otak secara hematogen.

D. PATOFISIOLOGI

Fase awal abses otak ditandai dengan edema lokal, hiperemia infiltrasi leukosit
atau melunaknya parenkim. Trombisis sepsis dan edema. Beberapa hari atau minggu dari
fase awal terjadi proses liquefaction atau dinding kista berisi pus. Kemudian terjadi
ruptur, bila terjadi ruptur maka infeksi akan meluas keseluruh otak dan bisa timbul
meningitis.Abses otak dapat terjadi akibat penyebaran perkontinuitatum dari fokus
infeksi di sekitar otak maupun secara hematogen dari tempat yang jauh, atau secara
langsung seperti trauma kepala dan operasi kraniotomi. Abses yang terjadi oleh
penyebaran hematogen dapat pada setiap bagian otak, tetapi paling sering pada
pertemuan substansia alba dan grisea; sedangkan yang perkontinuitatum biasanya
berlokasi pada daerah dekat permukaan otak pada lobus tertentu.
Abses otak bersifat soliter atau multipel. Yang multipel biasanya ditemukan pada
penyakit jantung bawaan sianotik; adanya shunt kanan ke kiri akan menyebabkan darah
sistemik selalu tidak jenuh sehingga sekunder terjadi polisitemia. Polisitemia ini
memudahkan terjadinya trombo-emboli. Umumnya lokasi abses pada tempat yang
sebelumnya telah mengalami infark akibat trombosis; tempat ini menjadi rentan terhadap
bakteremi atau radang ringan. Karena adanya shunt kanan ke kin maka bakteremi yang
biasanya dibersihkan oleh paru-paru sekarang masuk langsung ke dalam sirkulasi
sistemik yang kemudian ke daerah infark. Biasanya terjadi pada umur lebih dari 2 tahun.
Dua pertiga abses otak adalah soliter, hanya sepertiga abses otak adalah multipel. Pada
tahap awal Abses otak terjadi reaksi radang yang difus pada jaringan otak dengan
infiltrasi lekosit disertai udem, perlunakan dan kongesti jaringan otak, kadang-kadang
disertai bintik perdarahan. Setelah beberapa hari sampai beberapa minggu terjadi nekrosis
dan pencairan pada pusat lesi sehingga membentuk suatu rongga abses. Astroglia,
fibroblas dan makrofag mengelilingi jaringan yang nekrotik. Mula-mula abses tidak
berbatas tegas tetapi lama kelamaan dengan fibrosis yang progresif terbentuk kapsul
dengan dinding yang konsentris. Tebal kapsul antara beberapa milimeter sampai
beberapa sentimeter. Abses dalam kapsul substansia alba dapat makin membesar dan
meluas ke arah ventrikel sehingga bila terjadi ruptur, dapat menimbulkan meningitis.
Infeksi jaringan fasial, selulitis orbita, sinusitis etmoidalis, amputasi
meningoensefalokel nasal dan abses apikal dental dapat menyebabkan abses otak yang
berlokasi pada lobus frontalis. Otitis media, mastoiditis terutama menyebabkan abses
otak lobus temporalis dan serebelum, sedang abses lobus parietalis biasanya terjadi secara
hematogen.
E. PATHWAY

F. MANISFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala awal dan umum dari abses otak adalah nyeri kepala, IM menurun
kesadaran mungkin dpat terjadi, kaku kuduk, kejang, defisit motorik, adanya tandatanda
peningkatan tekanan intrakranial. Tanda dan gejala lain tergantung dari lokasi abses.
( Elizabeth J,2009). Gejala lokal yang terlihat pada abses otak :

1. Frontalis mengantuk, tidak ada perhatian, hambatan dalam mengambil


keputusan,Gangguan intelegensi, kadang-kadang kejang
2. Temporalis tidak mampu meyebut objek;tidak mampu membaca, menulis atau,mengerti
kata-kata;hemianopia.
3. Parietalis gangguan sensasi posisi dan persepsi stereognostik,kejang fokal,hemianopia
homonim,disfasia,akalkulia,agrafia
4. Serebelum sakit kepala suboksipital,leher kaku,gangguan koordinasi,nistagmus,tremor
intensional.

G. KOMPLIKASI

Abses otak menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Adapun komplikasinya adalah:


1. Robeknya kapsul abses ke dalam ventrikel atau ruang subarachnoid
2. Penyumbatan cairan serebrospinal yang menyebabkan hidrosefalus
3. Edema otak
4. Herniasi oleh massa Abses otak

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diganostik yang dapat dilakukan pada pasien dengan kasus abses otak,
yaitu:

1. X-ray tengkorak, sinus, mastoid, paru-paru: terdapat proses suppurative.


2. CT scan: adanya lokasi abses dan ventrikel terjadi perubahan ukuran.
3. MRI: sama halnya dengan CT scan yaitu adanya lokasi abses dan ventrikel terjadi
perubahan ukuran.
4. Biopsi otak: mengetahui jenis kuman patogen.
5. Lumbal Pungsi: meningkatnya sel darah putih, glukosa normal, protein meningkat
(kontraindikasi pada kemungkinan terjadi herniasi karena peningkatan TIK).

I. PENATALAKSANAAN
Penetalaksaan medis yang dilakukan pada abses otak, yaitu:

1. Penatalaksaan Umum
 Support nutrisi: tinggi kalori dan tinggi protein.
 Terapi peningktan TIK
 Support fungsi tanda vital
 fisioterapi
2. Pembedahan
3. Pengobatan
 Antibiotik: Penicillin G, Chlorampenicol, Nafcillin, Matronidazole.
 Glococorticosteroid: Dexamethasone
 Anticonvulsants: Oilantin.

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan orak bd. peradangan dan edema pada otak dan selaput otak
2. Resiko tinggi cedera bd. kejang, perubahan status mental dan penurunan tingkat
kesadaran.
3. Nyeri bd. iritasi selaput dan jaringan otak

DAFTAR PUSTAKA
Adril Arsyad Hakim; Abses Otak, Majalah Kedokteran Nusantara Vol. 38 no.4.
Desember 2005; http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/15591
Arif Muttaqin, 2008, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dgn Gangguan Sistem Persarafan,
Jakarta : Salemba Medika
Judith M. Wilkinson, 2007, Buku saku diagnosis keperawatan, Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai