PROPOSAL SKRIPSI
ALDI RIANTO
NPM : 16.156.01.11.118
BEKASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu, dan ini terjadi bila orang
melakukan pengindraan pada suatu objek tertentu. Pengindraan bisa terjadi
apabila melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, Soekidjo,2019)1.
Morning sickness atau mual muntah adalah suatu gejala awal yang dialami
oleh wanita hamil sekitar 80% wanita hamil dan biasanya terjadi pada
minggu ke-4 kehamilan dan dapat meningkat di antara minggu kelima dan
ke-10 masa kehamilan, serta dapat diikuti dengan penurunan secara stabil
sampai minggu ke-20 (Marshall dan Raynor, 2014; Wylde et al., 2016)2.
Kehamilan adalah suatu anugerah dan istimewa bagi kehidupan
wanita. Pada proses ini, biasanya wanita hamil akan mengalami
perubahan, baik dari segi fisiologi maupun psikologi (Saputri et al.,
2016)2. Kehamilan dapat menyebabkan perubahan fisik, psikis, dan
hormonal pada tubuh ibu. Kejadian ini dapat menimbulkan bermacam-
macam keluhan, contohnya itu mual muntah atau morning sickness yang
biasa terjadi di awal kehamilan (Iriati dalam Putri dkk, 2017). Mual
muntah yaitu suatu gejala paling awal, paling umum pada ibu hamil dan
paling menyebabkan stress yang bisa dikaitkan dengan kehamilan (Tiran
dalam Putri dkk, 2017). Hampir 50– 90% ibu hamil bisa terjadi mual
muntah pada trimester pertama. Pada ibu hamil yang mengalami Mual dan
muntah sering kali mengabaikan karena mereka menganggap sebagai
sebuah konsekuensi diawal kehamilan (Aritonang dalam Putri dkk, 2017)3.
Menurut dari data World Health Organisation (WHO) angka
kejadian ibu hamil primgravida trimester 1 yang terjadi morning sickness
atau emesis gravidarum itu memperkirakan bahwa sedikitnya 14 % dari
semua wanita hamil yang terkena emesis gravidarum (WHO dalam Sari
2015)3.
Menurut WHO sebagai badan perserikatan bangsa-bangsa (PBB)
yang menangani masalah bidang kesehatan, mengatakan bahwa wanita
hamil yang morning sickness di seluruh dunia akan mengalami
hiperemesis gravidarum , di antaranya negara- negara benua Amerika
dengan angka kejadian yang beragam yaitu mulai 0,5-2%, sebanyak 0,3%
di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di Canada, 10,8% di China, 0,9% di
Norwegia, 2,2% di Pakistan, dan 1,9% di Turki. Sedangkan kejadian
hiperemesis gravidarum pada wanita hamil di Indonesia adalah mulai dari
1-3% dari seluruh kehamilan. Perbandingan insidensi secara umumnya
yaitu 4 : 1000 (Atika, Hardians, dkk, 2016)4.
Menurut (Depkes) Indonseia 2010 diperkirakan bahwa 10% ibu
hamil primigravida trimester 1 yang mengalami emesis gravidarum.
Angka yang mengalami emesis gravidarum di Indonesia yang didapatnya
yaitu 2.203 kehamilan dan yang dapat di observasi secara lengkap adalah
543 orang ibu hamil yang terkena emesis gravidarum. Di Jawa Timur pada
tahun 2011 yaitu 67,9% wanita hamil mengalami emesis gravidarum yang
dikenal dengan istilah morning sickness (rasa mual di pagihari) (Sari,
2015)3.
Berdasarkan data Kemenkes Indonesia (2015) yang mengalami
morning sickness atau emesis gravidarum dari hasil data bahwa AKI di
Indonesia pada tahun 2015 mencapai 8.606 kasus. Angka yang sudah
diperoleh sangat jelas masih jauh dari yang diharapkan, dengan angka
persalinan tenaga kesehatan sebanyak 1.671.193 kasus. Dari data tersebut
Provinsi dengan AKI terbanyak yaitu berada didaerah Bengkulu (6.899
kasus) disusul dengan Jawa Tengah, Jawa Barat, JawaTimur, Banten dan
lainya5.
Hasil Data yang didapat dari profil Kesehatan Kabupaten Bandung
tahun 2016 terdapat 31 kecamatan dan 62 puskesmas dengan jumlah ibu
hamil paling banyak terdapat pada puskesmas Soreang dengan jumlah ibu
hamil 1.794 orang, puskesmas Pasir Jambu dengan jumlah ibu hamil 1.123
orang dan puskesmas Ciwidey dengan jumlah ibu hamil 1.091 orang
(Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, 2016). Hasil wawancara dengan
10 ibu hamil, terdapat 8 ibu hamil mengatakan mual dan muntah, ibu-ibu
mengatakan untuk penanganan emesis gravidarum mereka memilih
beristirahat atau memakan buah yang asam tetapi tidak ada pengaruh
apapun dan tidak mengetahui bahwa aromatherapy lemon dapat
menurunkan frekuensi emesis gravidarum6.
Hasil data peneltian yang dilakukan di lokasi kerja Puskesmas
Babelan I Kabupaten Bekasi pada bulan Desember 2018 sampai bulan
Februari 2019. Yang subjeknya dituju pada ibu hamil primigravida
trimester I yang mengalami morning sickness di wilayah kerja Puskesmas
Babelan I Kabupaten Bekasi dengan yang memenuhi kriteria inklusi dan
bersedia menjadi subjek sebuah penelitian setelah dijelaskan secara detail
dan menandatangani lembar persetujuan. Hasil dari Teknik sampling yang
menggunakan non probability sampling dengan rumus simpangan baku
antar kelompok 0,572 didapatkan hasilnya 36 sampel ibu primi gravida.
Untuk mengatasi kejadian subjek yang drop out maka jumlah sampel
ditambah 10% sehingga menjadi 40 ibu primigravida7.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut terkait hubungan pengetahuan tentang
morning sickness terhadap penurunan berat badan ibu hamil primigravida
trimester 1 di Desa Tambun Kecamatan Tambun Selatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi
rumusan masalah adalah “Apakah Ada Hubungan pengetahuan tentang
morning sickness terhadap penurunan berat badan ibu hamil primigravida
trimester 1 di desa tambun kecamatan tambun selatan ?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang morning
sickness terhadap penurunan berat badan ibu hamil primigravida
trimester 1 di Desa Tambun Kecamatan Tambun Selatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan tentang morning sickness pada ibu
hamil primigravida trimester 1 di Desa Tambun Kecamatan
Tambun Selatan.
b. Untuk mengetahui penurunan berat badan pada ibu hamil primi
gravidatrimester 1 ketika mengalami morning sickness.
c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang morning
sickness terhadap penurunan berat badan ibu hamil primigravida
trimester 1 di Desa Tambun Kecamatan Tambun Selatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi data dasar
bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian selanjutnya baik
untuk pembuktian suatu teori dan konsep ataupun untuk membuktikan
suatu intervensi terkait morning sickness terhadap penurunan berat
badan ibu hamil primigravida trimester 1.
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan data dasar bagi penelitian
selanjutnya untuk kepentingan pengembangan ilmu yang berkaitan
dengan ilmu keperawatan khususnya keperawatan maternitas.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan refrensi
perpustakaan dan sebagai sumber bacaan tentang hubungan
pengetahuan tentang morning sickness terhadap penurunan berat
badan ibu hamil primigravida trimester 1.
c. Bagi Wanita Yang Mengalami Moning Sickness
Hasil Penelitian ini dapat memberikan pemahaman
mengenai morning sickness terhadap penurunan berat badan pada
ibu hamil primigravida trimester 1. sehingga para wanita dapat
mengatasi mual muntah yang terjadi pada ibu hamil dengan segera
sehingga bisa mencegah bahaya yang terjadi baik untuk ibu
maupun janinnya.
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
4. Selvi Puspan Sari1 , Udin Perbandingan 2019 Hasil data penelitiannya bisa
Sabarudin2, Siti Sugih Pengaruh dia ambil Simpulan bahwa
Hartiningsih1 , Hidayat Inhalasi inhalasi aromaterapi lemon
Wijayanegara1,3 Herri S Aromaterapi dapat menurunkan frekuensi
Sastramihardja1, Lemon dan emesis gravidarum lebih
Ma’mun Sutisna1,4 Vitamin B6 baik dibanding
Terhadap vitamin B6
Penurunan
Frekuensi Emesis
Gravidarum pada
Ibu Primigravida
Trimester I
Selvi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu, dan ini terjadi bila orang
melakukan pengindraan pada suatu objek tertentu. Pengindraan bisa
terjadi apabila melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo,
Soekidjo,2019)1.
2. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012)
a. Tahu ( Know )
Tahu artinya yaitu sebagai mengingat sebuah materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan
yaitu mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan
seluruh pengetahuan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima (Notoatmodjo, 2012)1.
b. Memahami ( Comprehension )
Memahami artinya itu sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang suatu objek yang diketahui,
dan juga bisa menginterpretasikan sebuah materi secara benar
(Notoatmodjo, 2012)1.
c. Aplikasi (Application )
Aplikasi dapat di artikan sebagai kemampuan untuk
mempergunakan sebuah materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi real ( sebenarnya ) (Notoatmodjo, 2012)1.
d. Analisis ( Analysis )
Analisi merupakan suatu kemampuan yang memaparkan
sebuah materi atau sebuah objek ke dalam komponen –
komponen tertentu, tetapi masih dalam satu struktur organisasi,
dan masih ada kaitannya sutu sama lain (Notoatmodjo, 2012)1.
e. Sintesis ( Synthesis)
Sintesis ini dapat menunjuk kepada suatu kemampuan yang
bertujuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian –
bagian yang di dalamnya suatu bentuk keseluruahn yang baru
(Notoatmodjo, 2012)1.
f. Evaluasi ( Evaluation )
Evaluasi ini kaitannya dengan kemampuan yang bertujuan
untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu
meteri atau objek (Notoatmodjo, 2012)1.
3. Pengukuran Pengetahuan
Untuk mengetahui Pengukuran pengetahuan responden dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang isinya materi yang di
ukur dari subjek penelitiannya terhadap respondenya. Dengan susuai
tingkat-tingkatannya ( Notoamodjo,2010).
Menurut Arikunto (2010) skala dilakukan skor setiap pilihan
berdasarkan tikat sikap pengetahuan8.
a. Pengetahuan kurang = < 56%
b. Pengetahuan cukup = 56%- 75%
c. Pengetahuan baik = 76% - 100%
Rumus :
11) Insulin
Hormone ini meningkat karena sebagai akibat ekstrogen,
progesterone, dan HPL (saryono,2010)11.
12) Parathormon.
Hormone ini tidak berpengaruh dalam kehamilan
(saryono,2010)11.
6. Perubahan-perubahan pada ibu hamil
a. Trimester 1
Pada trimester ini peningkatan hormone estrogen dan
progesterone terjadi dalam tubuh.. hal ini dapat timbul
berbagai macam ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu
hamil, misalnya mual muntah, keletihan , dan pembesaran
payudara 11.
b. Trimester 2
Pada trimester ini ibu sudah terbiasa oleh kadar hormone
yang tinggi, serta rasa ketidaknyamanan kehamilan mulai
berkurang. Dan juga pada trimester ini bisa merasakan gerakan
janin yang mulai dating kehadiran janinnya(marjati,2011)11.
c. Trimester 3
Pada trimester ini timbul rasa sakit pinggang karena beban
berat bawa bayi dalam kandungan, pernapasan susah karena
tekanan bayi berada di diafragma yang menekan paru, sering
buang air kecil, kontraksi perut, serta cairan vagina disebabkan
adanya peningkatan cairan vagina11.
7. Factor –faktor yang dapat mengurangi dampak psikologis ibu
hamil trimester 1
a. Support keluarga
1. Suami
2. Keluarga
3. Lingkungan
b. Support tenaga kesehatan
c. Rasa aman nyaman selama kehamilan
d. Persiapan menjadi orang tua11.
8. Tanda-tanda Bahaya pada Ibu Hamil (saryono,2010)
a. Perdarahan pervaginan
b. Sakit kepala yang hebat
c. Penglihatan yang kabur
d. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
e. Keluar cairan vervaginaan
f. Gerakan janin tidak terasa
g. Nyeri abdomen yang hebat11.
9. Pengukuran Indeks massa tubuh pada ibu hamil
Pengukuran ini digunakan untuk menilai status gizi pada ibu hamil .
Rumus :
b. Faktor psikososial
Masalah pada psikologis bisa memprediksi sebagian
wanita untuk mengalami mual dan muntah dalam kehamilan
atau bisa juga memperburuk gejala yang sudah ada atau
mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala. Kehamilan
yang tidak ada rencana, tidak nyaman dalam kehamilan atau
krhamilan tidak diinginkan atau karena hal tersebut akan
menyebabkan penderitaan batin, syok dan adaptasi yang
dibutuhkan jika kehamilan kembar, atau kehamilan yang terjadi
dalam waktu berdekatan juga dapat menjadi faktor emosional
yang membuat mual dan muntah menjadi lebih berat (Sulate,
Sisilia Ikavianti,2015)9.
c. Pekerjaan
Jika sesorang bekerja dan berjalan ke tempat kerja dengan
terburu-buru di pagi hari tanpa mempumyai waktu yang cukup
untuk sarapan . hal ini dapat menyebabkan mual dan muntah
(Sulate, Sisilia Ikavianti,2015)9.
d. Paritas
Pada sebagian besar ibu hamil yang primigravida dan
belum mampu beradaptasi dengan hormon estrogen dan
koreonik gonadotropin sehingga lebih sering terjadi emesis
gravidarum (Sulate, Sisilia Ikavianti,2015)9.
6. Pengaruh Emesis Gravidarum
Pada Ibu Dan Janin, jika terjadi emesis dalam keadaan normal
maka tidak banyak menimbulkan resiko terhadap ibu dan janin, namun
bila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah menjadi
hipermesis gravidarum yang bisa meningkatkan resiko terajadinya
gangguan pada kehamilan. Ibu hamil dengan gejala emesis gravidarum
yang berlebih dan berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan
cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, bahkan sampai terjadi
robekan kecil pada selaput lendir esofagus dan lambung atau sindroma
Mallary Weiss akibat perdarahan gastrointestinal (Wiknjosastro, 2011 ;
Sulate, Sisilia Ikavianti,2015)9.
7. Penanganan Emesis Gravidarum (Sulate, Sisilia Ikavianti,2015)
a. Makanlah sesering mungkin, dalam porsi kecil. Siang hari
untuk porsi besar, malam hari cukup porsi kecil.
b. Istirahat yang cukup, hal ini akan membantu mengurangi
keletihan yang dapat menimbulkan rasa mual.
c. Simpanlah beberapa makanan kecil (cemilan) seperti coklat
atau cracker untuk dimakan sebelum turun dari tempat tidur di
pagi hari.
d. Berolahraga yang rutin untuk menghirup udara segar, lakukan
olahraga ringan contohnya berjalan kaki atau berlari-lari kecil
akan membantu mengurangi rasa mual dan muntah di pagi hari.
e. Minum dan konsumlah suplemen vitamin B6 mencegah dan
mengurangi rasa mual, tetapi tidak diminum dalam dosis tinggi
atau menurut aturan dokter.
11. Konsep Hiperemesis Gravidarum
1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Mual dan muntah jika berlanjut menjadi semakin berat akan
menyebabkan gangguan kehamilan yang disebut hiperemesis
gravidarum yang dialami oleh 1 dalam 1000 wanita hamil, yang
dapat menyebabkan dehidrasi dan asidoketotik (Price & Wilson,
2015)15. Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita
mual dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam, sehingga
pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.
Keadaan ini rata-rata muncul pada usia kehamilan 8-12 minggu
(Susilawati dan Erlina, 2017)4. Hiperemesis gravidarum dapat
mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari- hari, terjadi
gangguan elektrolit ketosis, dehidrasi, penurunan berat badan
sebesar 5% (Manuaba dkk,2016). Dan juga dapat menimbulkan
gangguan fungsi umum alat-alat vital dan menimbulkan kematian
(Manuaba dkk, 2015)16.
2. Epidemologi (Ferri, 2010 )
a. Multiple pregnancy ( kehamilan ganda )
b. Molar pregnancy ( mola kehamilan )
c. Previous history of unsuccesfull pregnancy ( riwayat kehamialn
sebelumnya yang tidak berhasil )
d. Nulliparity ( tidak bisa memberikan keturunan )17
3. physical findings and clinical presentasion ( Temuan Fisik dan
Presentasi Klinisnya ) (Ferri, 2010 )
a. weight loss ( penurunan berat badan )
b. Rapid Heart Rate ( detak jantung yang cepat )
c. Fall in blood pressure ( penurunan tekanan darah )
d. Dry macous membranes ( membrane selaput kering )
e. Loss of skin elasticity ( hilangnya elastisitas kulit )
f. Ketotic odor ( bau ketotis )17
4. Faktor-Faktor Penyebab Hiperemesis Gravidarum
a. Hormonal
Hormonal yang terkandung di dalam tubuh ibu hamil yaitu
hormon estrogen dan HCG. Meningkatnya Hormon Estrogen
dan Hormon HCG dalam tubuh ibu hamil sehingga
terbentuknya fisik tubuh dari ibu hamil dengan cara melakukan
adaptasi, sebagian ibu hami kemungkinan merasakan mual
muntah berlebihan yang terus menerus yang mengakibatkan
respon dari tubuh ibu hamil mengalami peningkatan hormon
estrogen dan HCG dalam tubuh (surya et al, 2019)18.
e. Pola Makan
Pada ibu hamil yang mengalami mual muntah dan tidak
dapat menjaga pola makan atau konsumsi makanan yang baik.
Maka, akan memperburuk kondisi keadaannya khususnya pada
ibu hamil yang mempunyai riwayat penyakit maag karena
dapat meningkatkan asam lambung dan rasa mual muntah yang
samakin memburuk keadaannya. Karena ibu hamil
memerlukan asupan makanan yang terkontrol dengan baik jika
tidak, maka akan menjadi factor terjadinya Hiperemes
Gravidarum (surya et al, 2019)18.
f. KTD (Kehamilan Tidak diinginkan)
Kehamilan tidak di inginkan artinya itu adalah
ketidaksiapan wanita menjadi seorang ibu atau ibu yang
memang belum merencanakan untuk hamil, wanita yang belum
siap menjadi seorang ibu. Maka, ia akan menjalankannya
dengan tertekanan karena menjalankan kehamilannya kurang
menikmatinya, namun, sebagian ibu hamil pula yang awalnya
mengalami kehamilan diluar rencana ada yang memang
menerimanya dengan ikhlas. Kondisi ibu hamil di saat belum
siap mempunyai anak maka akan mengganggu mental dari ibu
hamil tersebut, sebagian ibu hamil yang mual muntah
menyatakan keluhannya karena belum siap mempunyai anak
sehingga disaat kondisi mual muntah di awal kehamilan maka
akan semakin parah di karenakan kondisi psikologis yang
tertekan dengan kehamilannya, di saat psikologis telah tertekan
maka kondisi kehatan fisik dapat terpengaruhi. Hal ini dapat di
ketahui bahwa kondisi tersebut yang membuat terjadinya
Hiperemesis Gravidarum pada ibu hamil yaitu lebih pada
tekanan psikologis ibu hamil (surya et al, 2019)18.
g. Psikologis
Psikologis yang di alami ibu hamil yaitu stress. Stress yang
di alami ibu hamil yaitu ia merasa bingung dengan kondisi
mual muntah berlebihan. serta memaksa tetap ingin melakukan
keinginannya tanpa memikirkan kondisi nya. Sehingga,
perasaan bingung terhadp ibu hamil yang mengalami mual
muntah berlebihan tidak semua di rasakan oleh penderita pada
ibu hamil, tetapi, sebagian besar merasa bingung ketika
merasakan pertama kali, namun pada kondisi tertentu di saat
mengalami kehamilan kedua tetap merasakan hal yang sama
bahkan kondisinya lebih parah dengan merasakan perasaan
yang lebih ke khawatir terkondisi kehamilannya (surya et al,
2019)18
h. Manja Atau Rasa Ingin Di Perhatikan Lebih
Wanita hamil bila terjadi hiperemesis gravidarum maka
munculah perasaan rasa ingin di manja dan ingin di perhatikan
lebih. Hal ini yang di rasakan ibu hamil yaitu respon yang
alamiah dan pasti berbeda beda setiap ibu hamil, respon manja
tersebut merupakan luapan atau keinganan dari perasaan stress
pada ibu hamil atau rasa ingin di perhatikan (surya et al,
2019)18.
12. Beberapa Terjadinya mual muntah terhadap Hiperemesis
Gravidarum secara terus menerus dan berlebihan, maka sebagai
berikut :
a. Tidak nafsu makan
b. Muntah ketika di beri makan
c. Badan terasa lemas
d. Tekanan darah menurun
e. Penurunan berat badan
f. Mengganggu aktifitas sehari-hari (surya et al, 2019)18
13. Treatmant ( Pengobatan ) (Ferri, 2010 )
a. Nonpharmacologic therapy
1) Reassurance (jaminan)
2) Pshycologic support (dukungan psikologis)
3) Menghindari makanan yang memicu mual
4) Suplementasi vitamin parenteral
b. Choronic Rx
Jika terapi akut sebelumnya tidak menyelesaikan muntah dan
asupan oral tidak layak hiperalimentasi parental mungkin
diperlukan.
c. Referral
Untuk hiperalimentasi parenteral jika di perlukan 17.
14. Kerangka teori
Bagan kerangka Teori 2.1
Factor yang
Factor yang
mempengaruhi
mempengaruhi penurunan
pengetahuan:
berat badan ibu hamil
a. umur
a. Hormon
b. pendidikan
b. Pola makan
c. pengalaman
c. KTD
d. pekerjaan d. PSIKOLOGIS
Keterngan:
:= di teliti
= tidak diteliti
15. Kerangka Konsep
Bagan Kerangka konsep 2.2
METODELOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Desain atau rancangan penelitian merupakan suatu yang sangat
penting untuk di perlukan dalam sebuah penelitian , yang memungkinkan
untuk pengontrolan maksimal dalam beberapa factor yang dapat
mempengaruhi akurasi suatu hasil. Rancangan ini digunakan saat
peneliti sebagai petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian
yang berfungsi untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu
pertanyaan penelitian(Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali Sodik, M.A.
2015)19 .
Penelitian ini mengarah ke jenis Study Cross Sectional. Yang
bertujuan untuk mengamati hubungan antara faktor resiko dengan akibat
yang terjadi berupa penyakit atau keadaan kesehatan tertentu dalam waktu
yang bersamaan, ditanya masalahnya (akibat) sekaligus penyebabnya
(faktor resikonya). Dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan
data sekaligus pada suatu saat (poin time approach).
B. Populasi, Sample dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah subjek yang memenuhi kuantitas dan kriteria
tertentu yang sudah di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan bisa
di tarik kesimpulannya(Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali Sodik,
M.A. 2015)19 .
Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu hamil primi gravida
trimester 1 yang mengalami morning sickness terhadap penurunan
berat badan.
2. Sample
Sampel adalah suatu bagian dari jumlah dalam karakteristik yang
di miliki oleh populasi tersebut, ataupun sebagian kecil dari anggota
populasi yang bisa di ambil dari prosedur tertentu sehingga dapat
mewakili populasinya (Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali Sodik,
M.A. 2015)19.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah ibu hamil primi
gravida trimester 1 yang mengalami morning sickness terhadap
penurunan berat badan.
3. Teknik Sampling
Teknik sampling yaitu teknik untuk pengambilan sampel dalam
penelitian tersebut (Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali Sodik,
M.A. 2015)19. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah non
probabiliy sampling dengan jenis total sampling yaitu seluruh populasi
diambil untuk dijadikan sebagai sampel.
penelitian ini tidak bisa ikut apabila sampel dalam penelitian jika
tidak termasuk dalam kriteria eksklusi dari penelitian ini. Adapun
kriteria inklusi dan eksklusi dari penelitian ini yaitu,
a. Kriteria inklusi:
1) Ibu hamil yang berada di Desa Tambun Kecamatan
Tambun Selatan
2) Ibu hamil trimester pertama (0-12 minggu) yang
mengalami mual muntah (+)
3) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden
b. Kriteria ekslusi
1) Tidak sedang mengkonsumsi obat anti muntah
2) Tidak ada riwayat abortus
3) Tidak memiliki penyakit komplikasi
C. Ruang Lingkup Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Kp. Kebon kelapa RT 006/03. Desa
Tambun Kecamatan Tambun Selatan.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang diperlukan mulai dari pengajuan judul hingga laporan hasil
penelitian dimulai dari bulan maret sampai dengan juni tahun 2020.
Hasil
A. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi operasional
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah Setelah data terkumpul maka
dilakukan pengolahan data kemudian dianalisis (Febriani, Susi Ph, Yusuf M,
2015)20. Tahap-tahapan
pengelolaan data sebagai berikut:
1. Editing
Editing adalah kegiatan untuk menyeleksi data yang masuk dari
pengumpulan data yang menggunakan kuesioner, setelah kuesioner
dikumpulkan kemudian peneliti melakukan pemeriksaan terhadap
jawaban yang telah diberikan, dan tidak ada kuesioner yang tidak
terisi (Nazier, 2009 ; Febriani, Susi Ph, Yusuf M, 2015 )20.
2. Coding
Coding adalah kegiatan untuk mengklasifikasi data atau jawaban
menurut kategorinya masing-masing.
a. Data umum :
Usia : Umur 19-22= U1
Umur 23-26 = U2
Umur 27-30 = U3
Umur 31-34 = U4
Pendidikan : SD = P1
SMP = P2
SMA/SMK/SMEA = P3
Tamat kuliah = P4
Pekerjaan : IRT = K1
Dagang = K2
PNS = K3
3. Skoring
adalah memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor
(Arikunto, 2012). Pada penelitian ini skala yang digunakan adalah
skala ordinal yaitu merupakan skala berjenjang atau tingkatan, dan
skala nominal yaitu merupakan skala yang mempunyai tingkatan
(Hidayat, 2010)9.
a. Pengukuran pengetahuan
Penelitian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor
jawaban atau skor yang di peroleh dengan skor yang diharapkan
kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa presentase dengan
rumus yang digunakan sebagai berikut :
Kriteria
pengetahuan ibu hamil tentang pelaksanaan kelas ibu hamil
sebagai berikut :
1) Pengetahuan kurang = < 56%
2) Pengetahuan cukup = 56%-75%
3) Pengetahuan baik = 76%-100% ( Arikunta 2010)
b. IMT
Hasil perhitungan IMT dapat di katagorikan yaitu:
( Eka Nurhayati,2016).
1) Kurang ( <18,5 )
2) Normal ( 18,5 - 24,9 )
3) Lebih ( 25,0 -29,9 )
4. Tabulasi
adalah pengorganisasian data sedemikain rupa agar dengan mudah
dapat dijumlahkan, disusun dan ditata untuk disajikan dan dianalisis.
Dimana peneliti memasukkan data yang telah terkumpul ke dalam tabel
distribusi (Sulate, Sisilia Ikavianti,2015)9.
E. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah etika yang mempunyai norma untuk berperilaku
dalam penelitian,kemudian dalam penelitian memisahkan apa yang
seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan
(Febriani, Susi Ph, Yusuf M)20
1. Memberikan Informed Consent
Informed consent yaitu sebuah lembar persetujuan yanga diedarkan
kepada responden. Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu
responden untuk mengetahui maksud dan tujuan dalam penelitian serta
memikirkan dan mengantisipasi dampak yang akan terjadi selama
pengumpulan data. Bila responden bersedia diteliti maka harus
menandatangani lembar persetujuan tersebut, bila tidak bersedia maka
peneliti harus tetap menghormati hak-hak responden ( Febriani, Susi Ph,
Yusuf M)20.
2. Anonymity (tanpa nama)
Anonymity adalah dalam penelitian harus menjaga kerahasiaan
identitas responden peneliti dan nama responden tidak dicantumkan
pada lembar pengumpulan data dan cukup memberikan kode ( Febriani,
Susi Ph, Yusuf M)20.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Confidentiality adalah kerahasiaan informasi yang sudah
dikumpulkan pada saat penelitian dan kerahasiaan dari responden
dijamin peneliti (Febriani, Susi Ph, Yusuf M)20.
F. Keterbatasan
Keterbatasan merupakan kelemahan dan hambatan dalam penelitian dari
keterbatasan penelitian yang dihadapi peneliti adalah:
a. Intrumen/ alat ukur
Instrumen adalah alat ukur penelitian yang berfungsi sebagai alat
bantu dalam pengumpulan data yang dibutuhkan. Bentuk instrumen
ini yang kaitannya dengan metode pengumpulan data, contohnya
yaitu metode wawancara yang instrumennya pedoman wawancara.
Dan juga metode angket atau kuesioner, instrumennya berupa
angket atau kuesioner (Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali
Sodik, M.A. 2015)19.
Untuk kuisoner pengetahuan, pertanyaan jika responden menjawab :
Benar bernilai = 1 Salah Bernilai = 0
DAFTAR PUSTAKA