Anda di halaman 1dari 41

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MORNING

SICKNESS TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN IBU


HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER 1 DI DESA TAMBUN
KECAMATAN TAMBUN SELATAN

PROPOSAL SKRIPSI

ALDI RIANTO

NPM : 16.156.01.11.118

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (S1)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA


INDONESIA

BEKASI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu, dan ini terjadi bila orang
melakukan pengindraan pada suatu objek tertentu. Pengindraan bisa terjadi
apabila melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, Soekidjo,2019)1.
Morning sickness atau mual muntah adalah suatu gejala awal yang dialami
oleh wanita hamil sekitar 80% wanita hamil dan biasanya terjadi pada
minggu ke-4 kehamilan dan dapat meningkat di antara minggu kelima dan
ke-10 masa kehamilan, serta dapat diikuti dengan penurunan secara stabil
sampai minggu ke-20 (Marshall dan Raynor, 2014; Wylde et al., 2016)2.
Kehamilan adalah suatu anugerah dan istimewa bagi kehidupan
wanita. Pada proses ini, biasanya wanita hamil akan mengalami
perubahan, baik dari segi fisiologi maupun psikologi (Saputri et al.,
2016)2. Kehamilan dapat menyebabkan perubahan fisik, psikis, dan
hormonal pada tubuh ibu. Kejadian ini dapat menimbulkan bermacam-
macam keluhan, contohnya itu mual muntah atau morning sickness yang
biasa terjadi di awal kehamilan (Iriati dalam Putri dkk, 2017). Mual
muntah yaitu suatu gejala paling awal, paling umum pada ibu hamil dan
paling menyebabkan stress yang bisa dikaitkan dengan kehamilan (Tiran
dalam Putri dkk, 2017). Hampir 50– 90% ibu hamil bisa terjadi mual
muntah pada trimester pertama. Pada ibu hamil yang mengalami Mual dan
muntah sering kali mengabaikan karena mereka menganggap sebagai
sebuah konsekuensi diawal kehamilan (Aritonang dalam Putri dkk, 2017)3.
Menurut dari data World Health Organisation (WHO) angka
kejadian ibu hamil primgravida trimester 1 yang terjadi morning sickness
atau emesis gravidarum itu memperkirakan bahwa sedikitnya 14 % dari
semua wanita hamil yang terkena emesis gravidarum (WHO dalam Sari
2015)3.
Menurut WHO sebagai badan perserikatan bangsa-bangsa (PBB)
yang menangani masalah bidang kesehatan, mengatakan bahwa wanita
hamil yang morning sickness di seluruh dunia akan mengalami
hiperemesis gravidarum , di antaranya negara- negara benua Amerika
dengan angka kejadian yang beragam yaitu mulai 0,5-2%, sebanyak 0,3%
di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di Canada, 10,8% di China, 0,9% di
Norwegia, 2,2% di Pakistan, dan 1,9% di Turki. Sedangkan kejadian
hiperemesis gravidarum pada wanita hamil di Indonesia adalah mulai dari
1-3% dari seluruh kehamilan. Perbandingan insidensi secara umumnya
yaitu 4 : 1000 (Atika, Hardians, dkk, 2016)4.
Menurut (Depkes) Indonseia 2010 diperkirakan bahwa 10% ibu
hamil primigravida trimester 1 yang mengalami emesis gravidarum.
Angka yang mengalami emesis gravidarum di Indonesia yang didapatnya
yaitu 2.203 kehamilan dan yang dapat di observasi secara lengkap adalah
543 orang ibu hamil yang terkena emesis gravidarum. Di Jawa Timur pada
tahun 2011 yaitu 67,9% wanita hamil mengalami emesis gravidarum yang
dikenal dengan istilah morning sickness (rasa mual di pagihari) (Sari,
2015)3.
Berdasarkan data Kemenkes Indonesia (2015) yang mengalami
morning sickness atau emesis gravidarum dari hasil data bahwa AKI di
Indonesia pada tahun 2015 mencapai 8.606 kasus. Angka yang sudah
diperoleh sangat jelas masih jauh dari yang diharapkan, dengan angka
persalinan tenaga kesehatan sebanyak 1.671.193 kasus. Dari data tersebut
Provinsi dengan AKI terbanyak yaitu berada didaerah Bengkulu (6.899
kasus) disusul dengan Jawa Tengah, Jawa Barat, JawaTimur, Banten dan
lainya5.
Hasil Data yang didapat dari profil Kesehatan Kabupaten Bandung
tahun 2016 terdapat 31 kecamatan dan 62 puskesmas dengan jumlah ibu
hamil paling banyak terdapat pada puskesmas Soreang dengan jumlah ibu
hamil 1.794 orang, puskesmas Pasir Jambu dengan jumlah ibu hamil 1.123
orang dan puskesmas Ciwidey dengan jumlah ibu hamil 1.091 orang
(Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, 2016). Hasil wawancara dengan
10 ibu hamil, terdapat 8 ibu hamil mengatakan mual dan muntah, ibu-ibu
mengatakan untuk penanganan emesis gravidarum mereka memilih
beristirahat atau memakan buah yang asam tetapi tidak ada pengaruh
apapun dan tidak mengetahui bahwa aromatherapy lemon dapat
menurunkan frekuensi emesis gravidarum6.
Hasil data peneltian yang dilakukan di lokasi kerja Puskesmas
Babelan I Kabupaten Bekasi pada bulan Desember 2018 sampai bulan
Februari 2019. Yang subjeknya dituju pada ibu hamil primigravida
trimester I yang mengalami morning sickness di wilayah kerja Puskesmas
Babelan I Kabupaten Bekasi dengan yang memenuhi kriteria inklusi dan
bersedia menjadi subjek sebuah penelitian setelah dijelaskan secara detail
dan menandatangani lembar persetujuan. Hasil dari Teknik sampling yang
menggunakan non probability sampling dengan rumus simpangan baku
antar kelompok 0,572 didapatkan hasilnya 36 sampel ibu primi gravida.
Untuk mengatasi kejadian subjek yang drop out maka jumlah sampel
ditambah 10% sehingga menjadi 40 ibu primigravida7.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut terkait hubungan pengetahuan tentang
morning sickness terhadap penurunan berat badan ibu hamil primigravida
trimester 1 di Desa Tambun Kecamatan Tambun Selatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi
rumusan masalah adalah “Apakah Ada Hubungan pengetahuan tentang
morning sickness terhadap penurunan berat badan ibu hamil primigravida
trimester 1 di desa tambun kecamatan tambun selatan ?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang morning
sickness terhadap penurunan berat badan ibu hamil primigravida
trimester 1 di Desa Tambun Kecamatan Tambun Selatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan tentang morning sickness pada ibu
hamil primigravida trimester 1 di Desa Tambun Kecamatan
Tambun Selatan.
b. Untuk mengetahui penurunan berat badan pada ibu hamil primi
gravidatrimester 1 ketika mengalami morning sickness.
c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang morning
sickness terhadap penurunan berat badan ibu hamil primigravida
trimester 1 di Desa Tambun Kecamatan Tambun Selatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi data dasar
bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian selanjutnya baik
untuk pembuktian suatu teori dan konsep ataupun untuk membuktikan
suatu intervensi terkait morning sickness terhadap penurunan berat
badan ibu hamil primigravida trimester 1.
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan data dasar bagi penelitian
selanjutnya untuk kepentingan pengembangan ilmu yang berkaitan
dengan ilmu keperawatan khususnya keperawatan maternitas.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan refrensi
perpustakaan dan sebagai sumber bacaan tentang hubungan
pengetahuan tentang morning sickness terhadap penurunan berat
badan ibu hamil primigravida trimester 1.
c. Bagi Wanita Yang Mengalami Moning Sickness
Hasil Penelitian ini dapat memberikan pemahaman
mengenai morning sickness terhadap penurunan berat badan pada
ibu hamil primigravida trimester 1. sehingga para wanita dapat
mengatasi mual muntah yang terjadi pada ibu hamil dengan segera
sehingga bisa mencegah bahaya yang terjadi baik untuk ibu
maupun janinnya.
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian

No Nama Peneliti Judul Penelitian Tahun Hasil Penelitian


1. Nursyamsi, Andi Ainul Dispenser Kumur 2020 Hasil data penelitiannya yaitu
Qalbi Mutmainna Sodium dispenser kumur sodium
Ishak2), Alya Hilda Bikarbonat Bikarbonat berhasil mendeteksi
Saifuddin, Muhammad Pencegahan suara muntah dan dapat bekerja
Kahrul Sikande. Karies:Upaya secara otomatis dalam
Penanganan menyiapkan larutan sodium
Morning bikarbonat, mengingatkan ibu
Sickness Ibu hamil berkumur setelah muntah
Hamil dan menyikat gigi 1 jam
kemudian. Oleh karena itu,
dispenser ini dapat digunakan
untuk menjaga
keseimbangan asam-basa
rongga mulut ibu hamil yang
mudah terganggu akibat
morning sickness, sehingga
risiko karies pada ibu hamil
dapat diminimalisir. Namun,
masih diperlukan
pengembangan yang lebih
lanjut dari disepenser kumur ini
agar dapat tercipta alat bersifat
portable dan dapat digunakan
pada berbagai kasus mual dan
muntah.
2. Susanti Hubungan 2020 Berdasarkan hasil yang
Pengetahuan didapatkan peneliti sebagian
Dengan Perilaku besar responden adalah adalah
Ibu Hamil berumur
Tentang Manfaat 20 – 35 tahun yaitu sebanyak
Jahe (Zingiber 55 orang (93,2%) tidak
Officinale) beresiko, sedangkan sebagian
Dalam Mengatasi kecilnya umur responden 20 –
Mual Muntah 35 tahun sebanyak 4 orang
Pada Kehamialan (6,8%) beresiko. Berdasarkan
Trimester 1 Di perilaku ibu hamil dalam
Wilayah Kerja mengatasi mual muntah
Puskesmas didapatkan data sebagian besar
Botania Kota ibu melakukan berperilaku baik
Batam yaitu sebanyak 33 orang
(55,9%) sedangkan sebagian
kecil berperilaku kurang yaitu
sebanyak 26 orang (44,1%)
3. Yayat Suryati1, Rima .Pengaruh 2018 Hasil data penelitiannya yaitu
Nurlatifah, Dwi Hastuti Aromatherapy Rata-rata skor emesis
Lemon Terhadap gravidarum pada ibu hamil
Emesis trimester 1 pre test pada
Gravidarum Pada kelompok intervensi adalah
Ibu Hamil 10,13 dan post test adalah 7,38
Trimester 1 dengan kategori emesis
gravidarum sedang.
Rata-rata skor emesis
gravidarum pada ibu hamil
trimester 1 pre test pada
kelompok kontrol adalah 9,06
dan post test adalah 8,81
dengan kategori emesis
gravidarum sedang

4. Selvi Puspan Sari1 , Udin Perbandingan 2019 Hasil data penelitiannya bisa
Sabarudin2, Siti Sugih Pengaruh dia ambil Simpulan bahwa
Hartiningsih1 , Hidayat Inhalasi inhalasi aromaterapi lemon
Wijayanegara1,3 Herri S Aromaterapi dapat menurunkan frekuensi
Sastramihardja1, Lemon dan emesis gravidarum lebih
Ma’mun Sutisna1,4 Vitamin B6 baik dibanding
Terhadap vitamin B6
Penurunan
Frekuensi Emesis
Gravidarum pada
Ibu Primigravida
Trimester I
Selvi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu, dan ini terjadi bila orang
melakukan pengindraan pada suatu objek tertentu. Pengindraan bisa
terjadi apabila melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo,
Soekidjo,2019)1.
2. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012)
a. Tahu ( Know )
Tahu artinya yaitu sebagai mengingat sebuah materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan
yaitu mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan
seluruh pengetahuan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima (Notoatmodjo, 2012)1.
b. Memahami ( Comprehension )
Memahami artinya itu sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang suatu objek yang diketahui,
dan juga bisa menginterpretasikan sebuah materi secara benar
(Notoatmodjo, 2012)1.
c. Aplikasi (Application )
Aplikasi dapat di artikan sebagai kemampuan untuk
mempergunakan sebuah materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi real ( sebenarnya ) (Notoatmodjo, 2012)1.
d. Analisis ( Analysis )
Analisi merupakan suatu kemampuan yang memaparkan
sebuah materi atau sebuah objek ke dalam komponen –
komponen tertentu, tetapi masih dalam satu struktur organisasi,
dan masih ada kaitannya sutu sama lain (Notoatmodjo, 2012)1.
e. Sintesis ( Synthesis)
Sintesis ini dapat menunjuk kepada suatu kemampuan yang
bertujuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian –
bagian yang di dalamnya suatu bentuk keseluruahn yang baru
(Notoatmodjo, 2012)1.
f. Evaluasi ( Evaluation )
Evaluasi ini kaitannya dengan kemampuan yang bertujuan
untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu
meteri atau objek (Notoatmodjo, 2012)1.
3. Pengukuran Pengetahuan
Untuk mengetahui Pengukuran pengetahuan responden dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang isinya materi yang di
ukur dari subjek penelitiannya terhadap respondenya. Dengan susuai
tingkat-tingkatannya ( Notoamodjo,2010).
Menurut Arikunto (2010) skala dilakukan skor setiap pilihan
berdasarkan tikat sikap pengetahuan8.
a. Pengetahuan kurang = < 56%
b. Pengetahuan cukup = 56%- 75%
c. Pengetahuan baik = 76% - 100%
Rumus :

Skor yang di peroleh


P= * 100%
Skor total
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut
Notoatmodjo (2010)
a. Umur
usia individu dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang
mulai dari saat dilahirkan sampai cukup umur berkait dengan
tingkat kematangan dan kekuatan pengertahuan seseorang akan
lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Notoatmodjo, 2010)9.
b. Faktor pendidikan
Pendidikan sangat erat dan penting yang berkaitan dengan
pengetahuan, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan
(Notoatmodjo, 2010)1.
c. Faktor pekerjaan
Factor pekerjaan ini sangat berpengaruh terhadap proses
mengakses informasi yang dibutuhkan terhadap suatu obyek
(Notoatmodjo, 2010)1.
d. Faktor pengalaman
Factor pengalaman ini sangat mempengaruhi pengetahuan,
semakin banyak pengalaman yang di dapatkan tentang suatu
hal, maka akan semakin bertambah pula pengetahuan seseorang
akan hal tersebut (Notoatmodjo, 2010)1.
e. Keyakinan
Keyakinan ini yang di dapatkan dengan seseorang biasanya
bisa didapat secara turun-temurun dan tidak dapat dibuktikan
terlebih dahulu, karena harus mempertimbangkan antara
keyakinan positif dan keyakin negative yang dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2010)1.
f. Sosial budaya
Social budaya yaitu Kebudayaan berserta kebiasaan dalam
keluarga yang dapat mempengaruhi pengetahuan, presepsi, dan
sikap seseorang terhadap sesuatu (Notoatmodjo, 2010)1
B. Konsep Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu anugerah dan istimewa bagi kehidupan
wanita. Pada proses ini, biasanya wanita hamil akan mengalami
perubahan, baik dari segi fisiologi maupun psikologi (Saputri et al.,
2016)2
Kehamilan Terjadi apabila antara ovum dan sperma saling
bertemu didalam ampulatuba, kemudian bernidasi pada
endometriumuterus. Pada ibu hamil selalu mengalami perubahan pada
sistem reproduksi, payudara, sistem endokrin, sistem kekebalan, sistem
perkemihan, sistem pencernaan, sistem musculoskeletal, sistem
kardiovaskuler, sistem integument, metabolisme, darah dan
pembekuan darah, sistem pernapasan dan sistem persarafan(Asrinah,
dkk 2015)10.
2. Patofisiologi Kehamilan (Sulate, Sisilia Ikavianti,2015)
Proses pada kehamilan yaitu sebuah mata rantai yang
berkesinambungan, masa kehamilan itu dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya pada kehamilan normalnya kira-kira 280 hari
(40 minggu) sampai 300 hari (42 minggu) yang dimulai dari haid
terakhir. Kehamilan 40 minggu dinamakan kehamilan cukup bulan,
jika kehamilan lebih dari 42 minggu dinamakan kehamilan post matur.
Pada Kehamilan terbagi menjadi 3 fase, yaitu :
a. Trimester I (antara 0 sampai 12 minggu)
b. Trimester II (antara 12 minggu sampai 28 minggu)
c. Trimester III (antara 28 minggu sampai 40 minggu)
3. Perubahan fisiologi ibu hamil (Sulistyawati, Ari 2015)
a. Sistem reproduksi
1) Uterus
Jika kehamilan sudah cukup bulan maka ukuran uterus
adalah 30x25x20 cm dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc.
kejadian ini akan terjadi bagi adekuatnya akomodasi
pertumbuhan janin. Dengan kejadian seperti itu maka rahim
membesar disebabkan oleh hipertropi dan hiperplasi otot
polos rahim, serabut- serabut kolagennya menjadi
higroskopik, dan endometrium menjadi desidua
(Sulistyawati, Ari 2015)10.
2) Ovarium
Ovulasi mengalami keberentian namun di ovulasi terdapat
korpusleteum graviditas yang akan membentuk plasenta.
Plasenta tersebut akan mengambil alih pengeluaran estrogen
dan progesterone (Sulistyawati, Ari 2015)10.
3) Vagina dan vulva
pengaruh estrogen bagi vagina dan vulva akan terjadi
hipervaskularisasi terhadap vagina dan vulva, sehingga pada
bagian tersebut terlihat memerah atau kebiruan, kejadian ini
disebut dengan tanda chadwick (Sulistyawati, Ari 2015)10.
b. Sistem kardiovaskuler
Selama mengalami kehamilan, jumlah darah yang dipompa
oleh jantung setiap menitnya atau biasa disebut sebagagi curah
jantung (cardiacoutput) meningkat sampai 30-50%. Meningkatnya
darah yang di pompa oleh jantung biasanya terjadi pada usia
kehamilan 6 minggu dan sampai usia kehamilan 16-28 minggu
(Sulistyawati, Ari 2015)10.
c. Sistem urinaria
Selama mengalami kehamilan, organ ginjal bekerja lebih
berat. Ginjal berfungsi sebagai menyaring darah tetapi pada saat
kehamilan volumenya ginjal meningkat (sampai 30-50% atau
lebih) yang terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai
sesaat sebelum persalinan, oleh karena itu wanita hamil selalu
ingin buang air kecil di saat mereka sedang berbaring/tidur
(Sulistyawati, Ari 2015)10.
d. Sistem gasgastrointestinal
Rahim yang bertahan besar terus menerus maka akan
menekan rektum dan usus bagian bawah, sehingga ibu hamil akan
merasa sembelit atau konstipasi. Sembelit terasa berat disebabkan
gerakan otot didalam usus diperlambat oleh tingginya kadar
progesterone (Sulistyawati, Ari 2015)10.
e. Sistem endokrin
Selama mengalami siklus menstruasi normal,
hipofisisanterior memproduksi LH dan follicle stimulating
hormone (FSH). FSH berfungsi merangsang folikel de graaf untuk
menjadi matang dan berpindah kepermukaan ovarium dimana ia
dilepaskan. Folikel yang kosong terkenal sebagai korpusleteum
yang dirangsang oleh LH . LH berfungsi untuk memproduksi
progesteron. Progesteron dan esterogen akan merangsang
proliferasi dari desidua (lapisan dalam uterus) yang didalamnya
untuk upaya mempersiapkan implantasi di saat kehamilan sedang
terjadi. Plasenta akan terlihat terbentuk sempurna dan berfungsi
10 minggu setelah pembuahan terjadi, dan akan mengambil alih
tugas korpusleteum untuk memproduksi esterogen dan
progesterone (Sulistyawati, Ari 2015)10.
f. Sistem pernapasan
Pada ruang abdomen yang membesar disebabkan oleh
meningkatnya ruang rahim dan pembentukan hormon
progesterone yang menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit
berbeda dari biasanya. Wanita hamil akan mengalami
pernapasannya lebih cepat dan lebih dalam dari sebelumnya
karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk
dirinya (Sulistyawati, Ari 2015)10
4. Tanda Dan Gejala Kehanilan ( Marjati, 2011)
a. Tanda Dugaan Hamil
1) Amenorea (Berentinya Menstruasi )
Hal ini tidak terjadi apabila konsepsi dan nidasi tidak
membentuk folikel de graaf dan ovulasi sehingga menstuasi
tidak terjadi ( Marjati, 2011)11.
2) Mual (Nausa) Dan Muntah (Emesis)
Hal ini di pengaruhi oleh ekstrogen dan progesterone yang
mengeluarkan asam lambing berlebihan dan akan menimbulkan
mual muntah terutama di pagi hari ini dinamakan morning
sickness ( Marjati, 2011)11.
3) Ngidam (Menginginkan makanan tertentu)
Biasanya wanita atau ibu hamil sering menginginkan
makanan yang dia ingingkan ini di sebut ngidam ( Marjati,
2011)11.
4) Syncope (Pingsan)
Biasa ini terjadi pada gangguan sirkulasi dari daerah kepala
(sentral) yang di sebabkan oleh iskemia susunan saraf pusat dan
akan menimbulkan syncope atau pingsan ( Marjati, 2011)11.
5) Kelelahan
Hal ini terjadi karena penurunan kecepetan basal
metabolism ( basal metabolism rate-BMR) ( Marjati, 2011)11.
6) Payudara Tegang
Hal ini terjadi karena estogen meningkat perkembangan
system duktus pada payudara, kemudian progetron menstimulasi
perkembangan system alveolar payudara dengan diikuti bersama
oleh somatomamotropin dan hormone-hormon lain ini bisa
menimbulkan pembesaran payudara ( Marjati, 2011)11.
7) Sering Miksi
Ini terjadi akibat adanya desakan Rahim kedepan sehingga
menyebabkan kandung kemih cepet terasa penuh dan sering
miksi ( Marjati, 2011)11.
8) Konstipasi
Hal ini terjadi di pengaruhi oleh progesterone yang menghambat
peristaltic usus (tonus otot menurun) sehingga sulit untuk BAB (
Marjati, 2011)11.
9) Pigmentasi Kulit
Terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Hal ini
di pengaruhi oleh hormon kortikosteroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit ( Marjati, 2011)11.
10) Epulis
Hipertropi papilla ginggive/ gusi ini terjadi di triwulan
pertama ( Marjati, 2011)11.
11) Varises
Hal ini terjadi adanya estrogen dan progesterone yang
menyebabkan pelebaran pembuluh darah biasanya terjadi di
bagian genitalia eksterna, kaki,betis, dan payudara ( Marjati,
2011)11.
b. Tanda kemungkinan (Probability sign)
1) Pembesaran Perut
Hal ini di akibatkan pembesaran uterus dan terjadi di bulan
ke empat kehamilan ( Marjati, 2011)11.
2) Tanda Hegar
Tanda ini merupakan pelunakan dan bisa di tekan di bagian
isthimus uteri ( Marjati, 2011)11.
3) Tanda Goodel
Tanda ini yaitu pelunakan serviks ( Marjati, 2011)11.
4) Tanda Chadwick
Tanda ini adalah perubahan warna menjadi keunguan pada
vulva dan mukosa vagina ( Marjati, 2011)11.
5) Tanda Piscaseck
Pembesaran uterus yang tidak simetris ( Marjati, 2011)11.
6) Kontarksi Braxton Hicks
Ini dapat menyebabkan peregangan sel otot uterus, yang di
akibatkan adanya meningkatnya actomysin dalam otot uterus
( Marjati, 2011)11.
7) Teraba Ballotement
Ini terjadi adanya ketukan yang timbul mendadak pada
uterus disebabkan karena janin bergerak dalam cairan ketuban
dan dapat di rasakan oleh tangan pemeriksa ( Marjati, 2011)11.
8) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
Ini berfungsi untuk mendeteksi adanya human cjorionic
gonadotropin (hcg) yang di produksi oleh sinsiotropoblastik sel
selama kehamilan11.
c. Tanda Pasti (Possitive sign)
1) Gerakan janin dalam Rahim
Gerakan ini bisa di rasakan pada usia 20 minggu kehamilan
( Marjati, 2011)11.
2) Denyut jantung janin
Denyut ini dapat di dengar di usia 12 minggu dan
menggunakan alat fetal electrocardiograf (misalnya dopler)
( Marjati, 2011)11.
3) Bagian-bagian janin
Bagian besar janin seperti kepala dan bokong serta bagian
kecil janin seperti lengan dan kaki dapat diraba sengan jelas.
Hal ini terjadi pada trimester akhir. Bagian janin tersebut bisa
di lihat dengan USG ( Marjati, 2011)11.
5. Hormon-hormon kehamilan (saryono,2010)
1) Estogen
Produksi ekstrogen plasenta terus naik dan kadar akhir
kehamilan 100 kali sebelum hamil (saryono,2010)11.
2) Progesteron
Produksinya leih banyak di banding estrogen, saat di akhir
kehamilan produksinya 250mg/hari (saryono,2010)11.
3) Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
HCG ini mengalami puncak sekrsi kurang lebih 60 hari
setelah konsepsi, yang berfungsi mempertahankan korpus
luteum (saryono,2010)11.
4) Human Plasenta Lactogen (HPL)
Hormon ini terus naik saat aterm mencapai 2 gram/hari. Ini
bersifat diabetogenik, untuk kebutuhan insulin wanita hamil
naik (saryono,2010)11.
5) Pituitary Gonadotropin
FSH dan LH ini sangat rendah pada kehamilan karena di
tekan oleh ekstrogen dan progesterone plasenta
(saryono,2010)11.
6) Prolactin
Produksi ini sangat tinggi akibatnya adanya kenaikan
sekresi ekstrogen (saryono,2010)11.
7) Growth Hormone (STH)
Produksinya sangat rendah karena di tekan oleh HPL
(saryono,2010)11.
8) TSH, ACHT, dan MSH
Hormone ini tidak berpengaruh dalam kehamilan
(saryono,2010)11
9) Titoksin
Kelenjar tyroid yang mengalami hipertropi dan produksi T4
meningkat (saryono,2010)11.
10) Aldosterone, Renin dan Angiotensis
Hormone ini naik akibatnya adanya naiknya volume
intravaskuler (saryono,2010)11.

11) Insulin
Hormone ini meningkat karena sebagai akibat ekstrogen,
progesterone, dan HPL (saryono,2010)11.
12) Parathormon.
Hormone ini tidak berpengaruh dalam kehamilan
(saryono,2010)11.
6. Perubahan-perubahan pada ibu hamil
a. Trimester 1
Pada trimester ini peningkatan hormone estrogen dan
progesterone terjadi dalam tubuh.. hal ini dapat timbul
berbagai macam ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu
hamil, misalnya mual muntah, keletihan , dan pembesaran
payudara 11.
b. Trimester 2
Pada trimester ini ibu sudah terbiasa oleh kadar hormone
yang tinggi, serta rasa ketidaknyamanan kehamilan mulai
berkurang. Dan juga pada trimester ini bisa merasakan gerakan
janin yang mulai dating kehadiran janinnya(marjati,2011)11.
c. Trimester 3
Pada trimester ini timbul rasa sakit pinggang karena beban
berat bawa bayi dalam kandungan, pernapasan susah karena
tekanan bayi berada di diafragma yang menekan paru, sering
buang air kecil, kontraksi perut, serta cairan vagina disebabkan
adanya peningkatan cairan vagina11.
7. Factor –faktor yang dapat mengurangi dampak psikologis ibu
hamil trimester 1
a. Support keluarga
1. Suami
2. Keluarga
3. Lingkungan
b. Support tenaga kesehatan
c. Rasa aman nyaman selama kehamilan
d. Persiapan menjadi orang tua11.
8. Tanda-tanda Bahaya pada Ibu Hamil (saryono,2010)
a. Perdarahan pervaginan
b. Sakit kepala yang hebat
c. Penglihatan yang kabur
d. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
e. Keluar cairan vervaginaan
f. Gerakan janin tidak terasa
g. Nyeri abdomen yang hebat11.
9. Pengukuran Indeks massa tubuh pada ibu hamil
Pengukuran ini digunakan untuk menilai status gizi pada ibu hamil .
Rumus :

Berat Badan (Kg)


IMT=
tinggi badan (m)2

Hasil perhitungan IMT dapat di katagorikan yaitu:


( Eka Nurhayati,2016)12.
a. Kurang ( <18,5 )
b. Normal ( 18,5 - 24,9 )
c. Lebih ( 25,0 -29,9 )

10. Konsep Morning Sickeness/ Emesis gravidarum (Mual Muntah)


1. Pengertian morning sickness/ emesis gravidarum (mual muntah)
Morning sickness/ emesis gravidarum (mual muntah) adalah
suatu gejala awal yang dialami oleh wanita hamil sekitar 80% wanita
hamil dan biasanya terjadi pada minggu ke-4 kehamilan dan dapat
meningkat di antara minggu kelima dan ke-10 masa kehamilan, serta
dapat diikuti dengan penurunan secara stabil sampai minggu ke-20
(Marshall dan Raynor, 2014; Wylde et al., 2016) 2. Mual dan muntah
pada kehamilan terjadi karena pengaruh hCG, penurunan tonus otot-
otot traktus digestivus sehingga seluruh traktus digestivus mengalami
penurunan kemampuan bergerak (Kusmiyati,2015)13.
2. Penyebab EmesisGravidarum
Pada saat emesisgravidarum kehamilan trimester I mual biasa
terjadi pada pagi hari dan malam hari bahkan setiap saat. Gejala-gejala
emesisgravidarum ini terjadi kurang lebih 6 minggu setelah hari
pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Mual dan muntah atau emesisgravidarum terjadi pada 60-80%
primigravida dan 40-60% multigravida. Timbulnya mual ini
disebabkan karena meningkatnya kadar hormon esterogen dan Hormon
Chorionic Gonadotropin (HCG). Keadaan inilah yang disebut dengan
hiperemesis gravidarum (Dahlan, Andi Kasrida, 2017)14.
3. Cara untuk mengurangi Mual Dan Muntah Pada ibu hamil
a. Terapi Non Farmakologis
Terapi ini sudah membuktikan bahwa mampu menurunkan
derajat mual mual muntah. Dari hasil penelitian sebelumnya
telah membuktikan bahwa konsumsi permen jahe (Astuti,
2016), rebusan jahe merah dan daun mint (Soa, Amelia and
Octaviani, 2018), seduhan jahe (Nugrahani, 2017), konsumsi
pisang kapok (Ratih and Qomariah, 2017), Lemon inhalasi
aromatherapy (Astriana, Putri and Aprilia, 2015) dan
(Maternity, Ariska and Sari, 2017), aromaterapi lavender
(Rahayu and Sugita, 2018), aromaterapi peppermint
(Kartikasari, Ummah and Taqiiyah, 2017) dan self
management module (Latifah, Setiawati and Dwi, 2017)
mampu mengurangi mual muntah pada kehamilan13.
4. Tanda Dan Gejala Emesis Gravidarum (morning sickness )
Rasa mual sampai muntah merupakan tanda gejala awal dari
emesis gravidarum . yang biasa terjadi 1-2 kali sehari, dan juga terjadi
di pagi hari tetapi juga dapat terjadi setiap saat, nafsu makan
berkurang, mudah lelah, emosi yang cenderung tidak stabil. Keadaan
adalah hal yang normal, tetapi dapat berubah menjadi tidak normal jika
mual dan muntah ini terjadi terus-menerus dan mengganggu
keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh (Sulate, Sisilia
Ikavianti,2015)9.
5. Faktor yang Mempengaruhi Emesis Gravidrum
a. Hormonal Mual dan muntah
Selama kehamilan disebabkan oleh perubahan pada sistem
endokrin selama kehamilan. Yang paling utama disebabkan
oleh tingginya fluktasi kadar HCG(human chorionic
ganadotrophin). kejadian mual dan muntah gestasional yang
yang sangat umum adalah pada 12-16 minggu pertama. Di saat
itu HCG sama dengan LH (luteinzing hormone) dan
disekresikan oleh sel-sel troflobas blastosit. HCG selalu
melewati kontrol ovarium di hipofisis yang menyebakan
korpus luteum terus menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron yaitu suatu fungsi yang nantinya diambil alih oleh
lapisan korionik plasenta. HCG dapat dideteksi dalam darah
wanita dari sekitar tiga minggu gestasi (yaitu satu minggu
setelah fertilisasi), suatu fakta yang menjadi dasar bagi
sebagian besar tes kehamilan (Tiran, 2012 ; Sulate, Sisilia
Ikavianti, 2015 ).

b. Faktor psikososial
Masalah pada psikologis bisa memprediksi sebagian
wanita untuk mengalami mual dan muntah dalam kehamilan
atau bisa juga memperburuk gejala yang sudah ada atau
mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala. Kehamilan
yang tidak ada rencana, tidak nyaman dalam kehamilan atau
krhamilan tidak diinginkan atau karena hal tersebut akan
menyebabkan penderitaan batin, syok dan adaptasi yang
dibutuhkan jika kehamilan kembar, atau kehamilan yang terjadi
dalam waktu berdekatan juga dapat menjadi faktor emosional
yang membuat mual dan muntah menjadi lebih berat (Sulate,
Sisilia Ikavianti,2015)9.
c. Pekerjaan
Jika sesorang bekerja dan berjalan ke tempat kerja dengan
terburu-buru di pagi hari tanpa mempumyai waktu yang cukup
untuk sarapan . hal ini dapat menyebabkan mual dan muntah
(Sulate, Sisilia Ikavianti,2015)9.
d. Paritas
Pada sebagian besar ibu hamil yang primigravida dan
belum mampu beradaptasi dengan hormon estrogen dan
koreonik gonadotropin sehingga lebih sering terjadi emesis
gravidarum (Sulate, Sisilia Ikavianti,2015)9.
6. Pengaruh Emesis Gravidarum
Pada Ibu Dan Janin, jika terjadi emesis dalam keadaan normal
maka tidak banyak menimbulkan resiko terhadap ibu dan janin, namun
bila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah menjadi
hipermesis gravidarum yang bisa meningkatkan resiko terajadinya
gangguan pada kehamilan. Ibu hamil dengan gejala emesis gravidarum
yang berlebih dan berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan
cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, bahkan sampai terjadi
robekan kecil pada selaput lendir esofagus dan lambung atau sindroma
Mallary Weiss akibat perdarahan gastrointestinal (Wiknjosastro, 2011 ;
Sulate, Sisilia Ikavianti,2015)9.
7. Penanganan Emesis Gravidarum (Sulate, Sisilia Ikavianti,2015)
a. Makanlah sesering mungkin, dalam porsi kecil. Siang hari
untuk porsi besar, malam hari cukup porsi kecil.
b. Istirahat yang cukup, hal ini akan membantu mengurangi
keletihan yang dapat menimbulkan rasa mual.
c. Simpanlah beberapa makanan kecil (cemilan) seperti coklat
atau cracker untuk dimakan sebelum turun dari tempat tidur di
pagi hari.
d. Berolahraga yang rutin untuk menghirup udara segar, lakukan
olahraga ringan contohnya berjalan kaki atau berlari-lari kecil
akan membantu mengurangi rasa mual dan muntah di pagi hari.
e. Minum dan konsumlah suplemen vitamin B6 mencegah dan
mengurangi rasa mual, tetapi tidak diminum dalam dosis tinggi
atau menurut aturan dokter.
11. Konsep Hiperemesis Gravidarum
1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Mual dan muntah jika berlanjut menjadi semakin berat akan
menyebabkan gangguan kehamilan yang disebut hiperemesis
gravidarum yang dialami oleh 1 dalam 1000 wanita hamil, yang
dapat menyebabkan dehidrasi dan asidoketotik (Price & Wilson,
2015)15. Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita
mual dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam, sehingga
pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.
Keadaan ini rata-rata muncul pada usia kehamilan 8-12 minggu
(Susilawati dan Erlina, 2017)4. Hiperemesis gravidarum dapat
mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari- hari, terjadi
gangguan elektrolit ketosis, dehidrasi, penurunan berat badan
sebesar 5% (Manuaba dkk,2016). Dan juga dapat menimbulkan
gangguan fungsi umum alat-alat vital dan menimbulkan kematian
(Manuaba dkk, 2015)16.
2. Epidemologi (Ferri, 2010 )
a. Multiple pregnancy ( kehamilan ganda )
b. Molar pregnancy ( mola kehamilan )
c. Previous history of unsuccesfull pregnancy ( riwayat kehamialn
sebelumnya yang tidak berhasil )
d. Nulliparity ( tidak bisa memberikan keturunan )17
3. physical findings and clinical presentasion ( Temuan Fisik dan
Presentasi Klinisnya ) (Ferri, 2010 )
a. weight loss ( penurunan berat badan )
b. Rapid Heart Rate ( detak jantung yang cepat )
c. Fall in blood pressure ( penurunan tekanan darah )
d. Dry macous membranes ( membrane selaput kering )
e. Loss of skin elasticity ( hilangnya elastisitas kulit )
f. Ketotic odor ( bau ketotis )17
4. Faktor-Faktor Penyebab Hiperemesis Gravidarum
a. Hormonal
Hormonal yang terkandung di dalam tubuh ibu hamil yaitu
hormon estrogen dan HCG. Meningkatnya Hormon Estrogen
dan Hormon HCG dalam tubuh ibu hamil sehingga
terbentuknya fisik tubuh dari ibu hamil dengan cara melakukan
adaptasi, sebagian ibu hami kemungkinan merasakan mual
muntah berlebihan yang terus menerus yang mengakibatkan
respon dari tubuh ibu hamil mengalami peningkatan hormon
estrogen dan HCG dalam tubuh (surya et al, 2019)18.
e. Pola Makan
Pada ibu hamil yang mengalami mual muntah dan tidak
dapat menjaga pola makan atau konsumsi makanan yang baik.
Maka, akan memperburuk kondisi keadaannya khususnya pada
ibu hamil yang mempunyai riwayat penyakit maag karena
dapat meningkatkan asam lambung dan rasa mual muntah yang
samakin memburuk keadaannya. Karena ibu hamil
memerlukan asupan makanan yang terkontrol dengan baik jika
tidak, maka akan menjadi factor terjadinya Hiperemes
Gravidarum (surya et al, 2019)18.
f. KTD (Kehamilan Tidak diinginkan)
Kehamilan tidak di inginkan artinya itu adalah
ketidaksiapan wanita menjadi seorang ibu atau ibu yang
memang belum merencanakan untuk hamil, wanita yang belum
siap menjadi seorang ibu. Maka, ia akan menjalankannya
dengan tertekanan karena menjalankan kehamilannya kurang
menikmatinya, namun, sebagian ibu hamil pula yang awalnya
mengalami kehamilan diluar rencana ada yang memang
menerimanya dengan ikhlas. Kondisi ibu hamil di saat belum
siap mempunyai anak maka akan mengganggu mental dari ibu
hamil tersebut, sebagian ibu hamil yang mual muntah
menyatakan keluhannya karena belum siap mempunyai anak
sehingga disaat kondisi mual muntah di awal kehamilan maka
akan semakin parah di karenakan kondisi psikologis yang
tertekan dengan kehamilannya, di saat psikologis telah tertekan
maka kondisi kehatan fisik dapat terpengaruhi. Hal ini dapat di
ketahui bahwa kondisi tersebut yang membuat terjadinya
Hiperemesis Gravidarum pada ibu hamil yaitu lebih pada
tekanan psikologis ibu hamil (surya et al, 2019)18.
g. Psikologis
Psikologis yang di alami ibu hamil yaitu stress. Stress yang
di alami ibu hamil yaitu ia merasa bingung dengan kondisi
mual muntah berlebihan. serta memaksa tetap ingin melakukan
keinginannya tanpa memikirkan kondisi nya. Sehingga,
perasaan bingung terhadp ibu hamil yang mengalami mual
muntah berlebihan tidak semua di rasakan oleh penderita pada
ibu hamil, tetapi, sebagian besar merasa bingung ketika
merasakan pertama kali, namun pada kondisi tertentu di saat
mengalami kehamilan kedua tetap merasakan hal yang sama
bahkan kondisinya lebih parah dengan merasakan perasaan
yang lebih ke khawatir terkondisi kehamilannya (surya et al,
2019)18
h. Manja Atau Rasa Ingin Di Perhatikan Lebih
Wanita hamil bila terjadi hiperemesis gravidarum maka
munculah perasaan rasa ingin di manja dan ingin di perhatikan
lebih. Hal ini yang di rasakan ibu hamil yaitu respon yang
alamiah dan pasti berbeda beda setiap ibu hamil, respon manja
tersebut merupakan luapan atau keinganan dari perasaan stress
pada ibu hamil atau rasa ingin di perhatikan (surya et al,
2019)18.
12. Beberapa Terjadinya mual muntah terhadap Hiperemesis
Gravidarum secara terus menerus dan berlebihan, maka sebagai
berikut :
a. Tidak nafsu makan
b. Muntah ketika di beri makan
c. Badan terasa lemas
d. Tekanan darah menurun
e. Penurunan berat badan
f. Mengganggu aktifitas sehari-hari (surya et al, 2019)18
13. Treatmant ( Pengobatan ) (Ferri, 2010 )
a. Nonpharmacologic therapy
1) Reassurance (jaminan)
2) Pshycologic support (dukungan psikologis)
3) Menghindari makanan yang memicu mual
4) Suplementasi vitamin parenteral
b. Choronic Rx
Jika terapi akut sebelumnya tidak menyelesaikan muntah dan
asupan oral tidak layak hiperalimentasi parental mungkin
diperlukan.
c. Referral
Untuk hiperalimentasi parenteral jika di perlukan 17.
14. Kerangka teori
Bagan kerangka Teori 2.1

Pengetahuan tentang Morning Penurunan berat badan ibu hamil


sickness primigravida triester 1

Factor yang
Factor yang
mempengaruhi
mempengaruhi penurunan
pengetahuan:
berat badan ibu hamil
a. umur
a. Hormon
b. pendidikan
b. Pola makan
c. pengalaman
c. KTD
d. pekerjaan d. PSIKOLOGIS

Skor pengetahuan Skor IMT pada ibu hamil


Baik : 76-100%
Kurang ( <18,5 )
Cukup: 56-75%
Normal ( 18,5 - 24,9 )
Kurang : <56%
Lebih ( 25,0 -29,9 )

Sumber: (Notoatmodjo, 2010), (surya et al, 2019), (Arikunta,2010)


( Eka Nurhayati,2016).

Keterngan:

:= di teliti

= tidak diteliti
15. Kerangka Konsep
Bagan Kerangka konsep 2.2

Variabel Independen Variabel dependen

Pengetahuan Tentang Penurunan Berat Badan Ibu


Morning Sicknes Hamil

Sumber : Niana, Aniurd,2018

a. Variabel independen dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui


pengetahuan tentang morning sickness pada ibu hamil.
b. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penurunan berat badan
ibu hamil
16. Hipotesis
Tujuan penelitian yaitu menggabungkan hubungan sistematis
antara variabel-variabel. Hubungan ini biasanya di paparkan dalam bentuk
hypothesis. Hipotesis sendiri yaitu sebuah unsur dalam penelitian yang
amat penting. Kemudian, pengertian hipothesa sendiri yaitu kesimpulan
sementara atau proposisi tentantif tentang hubungan antara dua variabel
atau lebih (Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali Sodik, M.A. 2015)19.

HO: Tidak adanya hubungan pengetahuan tentang morning sickness


terhadap penurunan berat badan ibu hamil primi gravida trimester 1 di
Desa Tambun Kecamatan Tambun Selatan

HI: adanya hubungan pengetahuan tentang morning sickness terhadap


penurunan berat badan ibu hamil primigravida trimester 1 di Desa
Tambun Kecamatan Tambun Selatan.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Desain atau rancangan penelitian merupakan suatu yang sangat
penting untuk di perlukan dalam sebuah penelitian , yang memungkinkan
untuk pengontrolan maksimal dalam beberapa factor yang dapat
mempengaruhi akurasi suatu hasil. Rancangan ini digunakan saat
peneliti sebagai petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian
yang berfungsi untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu
pertanyaan penelitian(Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali Sodik, M.A.
2015)19 .
Penelitian ini mengarah ke jenis Study Cross Sectional. Yang
bertujuan untuk mengamati hubungan antara faktor resiko dengan akibat
yang terjadi berupa penyakit atau keadaan kesehatan tertentu dalam waktu
yang bersamaan, ditanya masalahnya (akibat) sekaligus penyebabnya
(faktor resikonya). Dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan
data sekaligus pada suatu saat (poin time approach).
B. Populasi, Sample dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah subjek yang memenuhi kuantitas dan kriteria
tertentu yang sudah di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan bisa
di tarik kesimpulannya(Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali Sodik,
M.A. 2015)19 .
Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu hamil primi gravida
trimester 1 yang mengalami morning sickness terhadap penurunan
berat badan.
2. Sample
Sampel adalah suatu bagian dari jumlah dalam karakteristik yang
di miliki oleh populasi tersebut, ataupun sebagian kecil dari anggota
populasi yang bisa di ambil dari prosedur tertentu sehingga dapat
mewakili populasinya (Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali Sodik,
M.A. 2015)19.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah ibu hamil primi
gravida trimester 1 yang mengalami morning sickness terhadap
penurunan berat badan.
3. Teknik Sampling
Teknik sampling yaitu teknik untuk pengambilan sampel dalam
penelitian tersebut (Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali Sodik,
M.A. 2015)19. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah non
probabiliy sampling dengan jenis total sampling yaitu seluruh populasi
diambil untuk dijadikan sebagai sampel.
penelitian ini tidak bisa ikut apabila sampel dalam penelitian jika
tidak termasuk dalam kriteria eksklusi dari penelitian ini. Adapun
kriteria inklusi dan eksklusi dari penelitian ini yaitu,
a. Kriteria inklusi:
1) Ibu hamil yang berada di Desa Tambun Kecamatan
Tambun Selatan
2) Ibu hamil trimester pertama (0-12 minggu) yang
mengalami mual muntah (+)
3) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden
b. Kriteria ekslusi
1) Tidak sedang mengkonsumsi obat anti muntah
2) Tidak ada riwayat abortus
3) Tidak memiliki penyakit komplikasi
C. Ruang Lingkup Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Kp. Kebon kelapa RT 006/03. Desa
Tambun Kecamatan Tambun Selatan.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang diperlukan mulai dari pengajuan judul hingga laporan hasil
penelitian dimulai dari bulan maret sampai dengan juni tahun 2020.
Hasil

D. Variable Penelitian Dan Definisi operasional


1. Variabel Penelitian
Variabel yaitu perlengkapan sekaligus objek yang menjadi sebuah
titik perhatian suatu penelitian. Penelitian adalah suatu proses untuk
mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam waktu yang relative lama
yang menggunakan metode ilmiah di ikuti dengan aturan-aturan yang
berlaku. Jadi, variable penelitian adalah suatu komponen pada penelitian
yang memiliki sebuah arti penting yang yang berkaitan pada proses studi
secara komprehensi (Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali Sodik, M.A.
2015)19.
b. Variabel Independen ( bebas )
Variabel bebas sering disebut independent, variabel stimulus,
prediktor, antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat (Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali Sodik, M.A.
2015)19.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan
tentang morning sickness
c. Variabel Dependen ( terikat )
Variabel terikat atau dependen disebut variabel output, kriteria,
konsekuen. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh
adanya variabel bebas sehingga variabel dependen menjadi sebuah
akibat (Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali Sodik, M.A. 2015)19.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penurunan berat
badan ibu hamil.
Hasil

A. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi operasional

Variabel Definisi Alat Hasil Skala


Operasional Ukur

Independen Segala sesuatu Kuesioner Skor Pengetahuan Ordinal


“Pengetahuan yang diketahui ( Arikunta, 2010)
morning ibu hamil
Sickness” tentang Baik : 76-100%
morning Cukup: 56- 75%
sickness Kurang: < 56%

Dependen Penuruan berat Kuisoner Skor IMT pada ibu Ordinal


“penurunan berat badan dari hamil
badan pada ibu sebelum hamil ( Eka Nurhayati,2016).
hamil dan setelah
hamil Kurang ( <18,5 )
Normal ( 18,5 - 24,9 )
Lebih ( 25,0 -29,9 )
B. Jenis Data
1. Data primer
Data ini adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh si peneliti
secara langsung dari sumber datanya. Data primer bisa disebut juga sebagai
data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date (Dr. Sandu Siyoto,
SKM, M.Kes M. Ali Sodik, M.A. 2015)19. Data primer dari penelitian ini
adalah wanita yang mengalami morning sickness terhadap penurunan berat
badan ibu hami primigravida trimester 1.
2. Data Sekunder
Data ini adalah data yang didapat atau dikumpulkan si peneliti dari
berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data
sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik
(BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain (Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes
M. Ali Sodik, M.A. 2015)19. Data sekunder ini berupa dari RT006/03 yang
berupa data wanita yang mengalami morning sickness terhadap penurunan
berat badan ibu hami primigravida trimester 1.
C. Pengumpulan Data Dan Teknik Analisa Data
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah Kegiatan penelitian yang sangat penting
untuk pengambilan data dalam penelitian.Yang perlu dipantau dalam
penelitian agar data yang diperoleh dapat terjaga dengan tingkat validitas
dan reliabilitasnya. Meskipun sudah menggunakan instrumen yang valid
dan reliabel tetapi jika sedang dalam proses penelitian dan penelitian
tersebut tidak diperhatikan maka bisa jadi data yang terkumpul hanya
sebuah sampah (Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali Sodik, M.A.
2015)19.
Teknik pengumpulan data dalam penelelitian ini di ambil dengan
kuesioner dengan cara mengisi subuah pertanyaan tersebut sesuai intruksi
atau keterangan untuk menjawabnya.
2. Pengertian Analisa Data
Kata analysis berasal dari bahasa Greek (Yunani), terdiri dari kata
ana dan lysis. Ana artinya atas (above), lysis artinya memecahkan atau
menghancurkan. Agar data bisa dianalisis maka data tersebut harus dipecah
dahulu menjadi bagian-bagian kecil (menurut element atau struktur),
kemudian menggabungkannya bersama untuk memperoleh pemahaman
yang baru. Analisa data merupakan proses paling vital dalam sebuah
penelitian (Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali Sodik, M.A. 2015)19.
a. Analisis Univariat
Analisa univariat digunakan untuk penelitian satu variabel.
Hal ini dilakukan pada penelitian deskriptif, yang menggunakan
statistik deskriptif. Kemudian hasil penghitungan statistik tersebut
nantinya adalah dasar dari penghitungan selanjutnya (Dr. Sandu
Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali Sodik, M.A. 2015)19.
Dalam penelitian ini analisa univariat digunakan untuk
dapat mengetahui pengetahuan tentang morning sickness pada ibu
hamil yang primi gravida trimester 1.
b. Analisis Bivariat
Analisa bivariate ini digunakan untuk melihat hubungan
dua variabel. Karena kedua variabel tersebut merupakan variabel
pokok yang terdiri dari variabel pengaruh (bebas) dan variabel
terpengaruh (tidak bebas) (Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali
Sodik, M.A. 2015)19.
Dalam penelitian ini analisa bivariat digunakan untuk dapat
hubungan pengetahuan tentang morning sickness terhadap
penurunan berat badan ibu hamil primi gravida trimester 1 di desa
tambun kecamatan tambun selatan.
D. Pengolahan Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah Setelah data terkumpul maka
dilakukan pengolahan data kemudian dianalisis (Febriani, Susi Ph, Yusuf M,
2015)20. Tahap-tahapan
pengelolaan data sebagai berikut:
1. Editing
Editing adalah kegiatan untuk menyeleksi data yang masuk dari
pengumpulan data yang menggunakan kuesioner, setelah kuesioner
dikumpulkan kemudian peneliti melakukan pemeriksaan terhadap
jawaban yang telah diberikan, dan tidak ada kuesioner yang tidak
terisi (Nazier, 2009 ; Febriani, Susi Ph, Yusuf M, 2015 )20.
2. Coding
Coding adalah kegiatan untuk mengklasifikasi data atau jawaban
menurut kategorinya masing-masing.
a. Data umum :
Usia : Umur 19-22= U1
Umur 23-26 = U2
Umur 27-30 = U3
Umur 31-34 = U4
Pendidikan : SD = P1
SMP = P2
SMA/SMK/SMEA = P3
Tamat kuliah = P4
Pekerjaan : IRT = K1
Dagang = K2
PNS = K3

3. Skoring
adalah memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor
(Arikunto, 2012). Pada penelitian ini skala yang digunakan adalah
skala ordinal yaitu merupakan skala berjenjang atau tingkatan, dan
skala nominal yaitu merupakan skala yang mempunyai tingkatan
(Hidayat, 2010)9.
a. Pengukuran pengetahuan
Penelitian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor
jawaban atau skor yang di peroleh dengan skor yang diharapkan
kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa presentase dengan
rumus yang digunakan sebagai berikut :

Skor yang di peroleh


P= * 100%
Skor total

Kriteria
pengetahuan ibu hamil tentang pelaksanaan kelas ibu hamil
sebagai berikut :
1) Pengetahuan kurang = < 56%
2) Pengetahuan cukup = 56%-75%
3) Pengetahuan baik = 76%-100% ( Arikunta 2010)
b. IMT
Hasil perhitungan IMT dapat di katagorikan yaitu:
( Eka Nurhayati,2016).
1) Kurang ( <18,5 )
2) Normal ( 18,5 - 24,9 )
3) Lebih ( 25,0 -29,9 )

4. Tabulasi
adalah pengorganisasian data sedemikain rupa agar dengan mudah
dapat dijumlahkan, disusun dan ditata untuk disajikan dan dianalisis.
Dimana peneliti memasukkan data yang telah terkumpul ke dalam tabel
distribusi (Sulate, Sisilia Ikavianti,2015)9.
E. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah etika yang mempunyai norma untuk berperilaku
dalam penelitian,kemudian dalam penelitian memisahkan apa yang
seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan
(Febriani, Susi Ph, Yusuf M)20
1. Memberikan Informed Consent
Informed consent yaitu sebuah lembar persetujuan yanga diedarkan
kepada responden. Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu
responden untuk mengetahui maksud dan tujuan dalam penelitian serta
memikirkan dan mengantisipasi dampak yang akan terjadi selama
pengumpulan data. Bila responden bersedia diteliti maka harus
menandatangani lembar persetujuan tersebut, bila tidak bersedia maka
peneliti harus tetap menghormati hak-hak responden ( Febriani, Susi Ph,
Yusuf M)20.
2. Anonymity (tanpa nama)
Anonymity adalah dalam penelitian harus menjaga kerahasiaan
identitas responden peneliti dan nama responden tidak dicantumkan
pada lembar pengumpulan data dan cukup memberikan kode ( Febriani,
Susi Ph, Yusuf M)20.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Confidentiality adalah kerahasiaan informasi yang sudah
dikumpulkan pada saat penelitian dan kerahasiaan dari responden
dijamin peneliti (Febriani, Susi Ph, Yusuf M)20.
F. Keterbatasan
Keterbatasan merupakan kelemahan dan hambatan dalam penelitian dari
keterbatasan penelitian yang dihadapi peneliti adalah:
a. Intrumen/ alat ukur
Instrumen adalah alat ukur penelitian yang berfungsi sebagai alat
bantu dalam pengumpulan data yang dibutuhkan. Bentuk instrumen
ini yang kaitannya dengan metode pengumpulan data, contohnya
yaitu metode wawancara yang instrumennya pedoman wawancara.
Dan juga metode angket atau kuesioner, instrumennya berupa
angket atau kuesioner (Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali
Sodik, M.A. 2015)19.
Untuk kuisoner pengetahuan, pertanyaan jika responden menjawab :
Benar bernilai = 1 Salah Bernilai = 0

DAFTAR PUSTAKA

1. Notoatmodjo, S. buku Pengetahuan dan tingkatan pengetahuan. Penelit.


Ilm. 53, 1689–1699 (2019).
2. Hasanuddin, U., Ainul, A., Mutmainna, Q., Saifuddin, A. H. & Sikande, M.
K. DISPENSER KUMUR SODIUM BIKARBONAT PENCEGAH
KARIES: UPAYA PENANGANAN MORNING SICKNESS IBU HAMIL
Nursyamsi1),. 2, 69–77 (2020).
3. Susanti. HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU
HAMIL TENTANG MANFAAT JAHE (ZINGIBER OFFICINALE)
DALAM MENGATASI MUAL MUNTAH PADA KEHAMILAN
TRIMESTER I DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOTANIA KOTA
BATAM. XIII, 75–80 (2020).
4. Evi Susanti, Firdayanti, N. H. A. Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal
pada Ny “S” dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II di RS TNI
Angkatan Laut Jala Ammari pada Tanggal 27 Mei-18 Juli 2018. 1, 79–91
(2019).
5. Khasanah, P. N. & Kesehatan, F. I. Hubungan Tingkat Stres terhadap
Emesis gravidarum pada ibu hamil trimester 1 Fakultas Ilmu Kesehatan ,
UMP ,2017. 1–10 (2017).
6. Yayat, S., Nurlatifah, R. & Hastuti, D. Pengaruh Aromatherapy Lemon
terhadap Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester I. J. PINLITASAM
1 1, 208–215 (2018).
7. Sari, S. P., Sabarudin, U., Hartiningsih, S. S. & Wijayanegara, H.
Perbandingan Pengaruh Inhalasi Aromaterapi Lemon dan Vitamin B6
Terhadap Penurunan Frekuensi Emesis Gravidarum pada Ibu Primigravida
Trimester I. 5, 8–12 (2019).
8. sri handini, sukesi, H. kanty astuti. buku strategi pemberdayakan
masyarakat . available at : google book. (2019).
9. Sulate, S. I. Hubungan Pengetahuan Tentang Emesis Gravidarum Terhadap
Perilaku Ibu Hamil Pada Saat Mengalami Emesis Gravidarum Di Bpm
Nihayatur Rohma Desa Kuningan Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
Tahun 2015. (2015).
10. Niana, A. Efektifitas Pemberian Permen Jahe Terhadap Mual Muntah Pada
Ibu Hamil Di Klinik Khairunida Sunggal Tahun 2018. (2018).
11. Elisabeth siwi walyani, A. K. buku ASUHAN KEBIDANAN PADA
KEHAMILAN. (2015).
12. Nurhayati, E. Indeks Massa Tubuh (IMT) Pra Hamil dan Kenaikan Berat
Badan Ibu Selama Hamil Berhubungan dengan Berat Badan Bayi Lahir. J.
Ners dan Kebidanan Indones. 4, 1 (2016).
13. Arfiana, Siti Rofi’ah, S. W. Studi Fenomenologi Kejadian Hepermesis
Gravidarum Pada Ibu Trimester 1. 8, 41–52 (2019).
14. Irna Nisaulkhusna Kadir, Sitti Saleha, N. A. Manajemen Asuhan
Kebidanan Antenatal Care pada Ny “N” dengan Hiperemesis Gravidarum
Tingkat III di Rsud Syekh Yusuf Gowa Tanggal 3 Juni-12 Juli 2019 1Irna.
1, 110–128 (2019).
15. Abidah, S. N. & Nisa, F. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL DI RB
ZAKAT SURABAYA. XI, (2019).
16. fitri muriyasari, ranny septiani dan herlina. faktor -faktor yang
berhubungan dengan kejadian hiperemesis gravidrium di rsu
muhammadiyah metro. X, 41–48 (2017).
17. Ferri’s. buku clinical advissor instan diagnosis and treatment 2010.
available at : google book. 485 (2010).
18. Studi, P., Masyarakat, K., Surya, S. & Yogyakarta, G. BIDAN
SUPRIYATI SRIBIT BERBAH SLEMAN. 14, (2019).
19. Dr. Sandu Siyoto, SKM, M. K. & M. Ali Sodik, M. A. buku Dasar
Metodologi Penelitian Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali Sodik, M.A.
1. Dasar Metodol. Penelit. 1–109 (2015).
20. Febriani, S. & Ph, Y. M. buku KESEHATAN 2015. (2015).

Anda mungkin juga menyukai