Dosen Pembimbing :
Ruci Arizanda Rahayu, SE, MSA, Ak, CA
Oleh :
Kelompok 6
Alvira Priti Nadya (172010300013)
Reza Claudya Firdaus (172010300019)
Sintya Andriani Fauzi (172010300026)
Aprimianti Sukma W. (172010300039)
Evinka Wijayanti (172010300048)
Ratna Dewi Puspita (172010300050)
(1) Akuisisi premi asuransi berasal dari siklus akuisisi dan pembayaran
Hal ini dapat diamati dengan mempelajari gambar 18-1
Selama proses audit asuransi dibayar di muka dan beban asuransi, auditor barut mengingat
bahwa jumlah beban asuransi merupakan nilai residu. Satu- satuya pengujian atas saldo
akun beban yang umumnya diperlukan mencakup prosedur analitis dan pengujian untuk
memastikan bahwa semua pembebanan ke beban asuransi berasal dari kredit asuransi
dibayar di muka. Karena pembayaran premi diuji sebagai bagian dari pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi serta prosedur analitis, penekanan
dalam pengujian atas rincian saldo tertuju pada asuransi dibayar di muka.
Saldo awal dan akhir asuransi dibayar di muka kadang-kadang tidak material dan sering
kali ada beberapa transaksi yang didebet dan dikredit ke saldo selama tahun bersangkutan,
di mana sebagian berjumlah kecil dan mudah dipahami. Karena itu, auditor biasanya dapat
menghemat waktu untuk memverifikasi saldo atau transaksi. Jika auditor memutuskan
untuk tidak memverifikasi saldo secara terinci, prosedur analitis akan menjadi sangat
penting untuk mengidentifikasi potensi salah saji yang signifikan. Biasanya auditor
melakukan prosedur analitis terikut untuk asuransi dibayar di muka dan beban asuransi:
• Membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan tahun
sebelumnya.
• menghitung rasio asuransi dibayar di muka terhadap beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun sebelumnya.
• Membandingkan setiap cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang diperoleh
dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujian atas eliminasi polis
tertentu atau perubahan cakupan asuransi.
• Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka yang dihitung selama tahun
berjalan atas dasar polis per polis dengan yang ada pada tahun sebelumnya sebagai
pengujian terhadap kesalahan perhitungan.
• Mereview Cakupan asuransi yang tercantum pada skedul asuransi dibayar dimuka
dengan pejabat klien yang berwenang atau broker asuransi menyangkut
kememadaian cakupan. Auditor tidak boleh menjadi pakar asuransi, tetapi
pemahaman auditor mengetahui tentang akuntansi dan penilaian aset sangat
diperlukan untuk memastikan bahwa perusahaan tidak diasuransikan terlalu rendah.
Bagi banyak audit, tidak ada prosedur substantif tambahan yang diperlukan kecuali
resiko pengendalian dinilai tinggi atau pengujian menunjukkan tingginya kemungkinan
adanya salah saji yang signifikan. Prosedur audit lainnya, yang akan dibahas berikutnya,
hanya harus dilakukan apabila ada alasan khusus antuk melakukannya. Pembahasan kita
mengenai pengujian tersebut menggunakan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
untuk melaksanakan pengujian atas rincian saldo aset. (Nilai realisasi tidak dapat
diterapkan).
Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi Dibayar di Muka Memang Ada dan polis yang
Ada Telah Dicantumkan (Eksistensi dan Kelengkapan). Pengujian atas eksistensi dan
pengabaian polis asuransi yang berlaku dapat dilakukan pada skedul asuransi dibayar di
muka klien dengan salah satu dari dua cara berikut:
1. Memeriksa sampel faktur asuransi dan polis yang berlaku untuk dibandingkan
dengan skedul.
2. Memperoleh konfirmasi informasi asuransi dari agen asuransi perusahan.
Auditor umumnya lebih suka mengirimkan konfirmasi kepada agen asuransi
klien, karena pendekatan ini biasanya tidak terlalu menghabiskan banyak waktu
ketimbang pengujian vouching dan menyediakan verifikasi pihak ketiga.
Klien Memiliki Hak atas Semua Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi Dibayar Di
Muka (Hak). Pihak yang akan menerima manfaat jika klaim diajukan adalah mcreka yang
memiliki hak. Biasanya, penerima yang disebutkan dalam polis adalah klien, tetapi apabila
ada hipotik atau hak gadai lainnya, klaim asuransi mungkin dapat dibayarkan kepada
kreditor. Mereview polis asurani untuk penuntut selain klien merupakan pengujian yang
baik atas kewajiban yang belum tercatat dan aset yang digadaikan.
Jumlah Dibayar di Muka pada Skedul Sudah Tepat dan Totalnya Sudah
Dijumlahkan dengan Benar serta Sama dengan Buku Besar Umun (Keakuratan dan
Detail Tie-In). Pengujian audit untuk memverifikasi keakuratan asuransi dibayar di muka
melibatkan verifikasi jumlah premi asuransi, lama periode polis, dan alokasi premi ke
asuransi yang belum jatuh tempo. Jumlah premi untuk polis tertentu dan periode waktunya
dapat diverifikasi pada waktu yang sama dengat pemeriksaan faktur premi atau konfirmasi
dari agen asuransi. Setelah keduanya selesai diverifikasi. perhitungan klien atas asuransi
yang belum jatuh tempo dapat diuji dengan menghitungnya kembali. Skedul asuransi
dibayar di muka tersebut kemadian dapat difooting dan totalnya ditelusuri ke buku besar
umum urak menyelesaikan pengujian detail tie-in
Beban Asuransi yang Berhubungan dengan Asuransi Dibayar di Maka Telah
Diklasifikasikan dengan Benar (Klasifikasi). Klasifikasi yang benar atai pendebetan ke
akun beban asuransi yang berbeda harus direview sebagai pengusan atas laporan laba rugi.
Dalam beberapa kasus, akun beban yang sesuai bersifat nyata karena jenis asuransi, seperti
polis asuransi sebuah peralatan. Dalam kasus lainnya juga diperlukan alokasi. Sebagai
contoh, asuransi kebakaran atas suatu bangunan mungkin memerlukan alokasl ke beberapa
akun, termasuk overhead manufaktur. Membebankan akun yang tepat dan konsistensi
dengan tahun sebelumnya merupukan pertimbangan utama dalam mengevaluasi klasifikasi.
Transaksi Asuransi Telah Dicatat pada Periode yang benar (Pisah Batas). Pisah batas
untuk skuisisi asaranai biasanya bukan merupakan masalah yang signifikan karena jumlah
polisnya kecil dan jumlahnya tidak material. Jika auditor mengecek pisah batas akuisi,
mereka melakukannya sebagai bagian dari pengujian pisah batas utang usaha.
Untuk menyelesaikan pembahasan kita mengenai akun-akun kunci dalam siklus akuisisi
dan pembayaran, akan diberikan suatu tinjauan menyangkut prosedur yang umumnya
digunakan auditor untuk menentukan apakah akun laba dam beban dalam 1aporan
keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima umum. Auditor harus yakin bahwa setiap total laba dan beban yang dicantumkan
dalam laporan laba rugi, serta laba bersih, tidak mengandung salah saji yang material.
Auditor harus menyadari bahwa sebagian besar pengguna laporan keuangan semakin
bergantung pada laporan laba rugi ketimbang neraca untuk membuat keputusan. Investor
ekuitas, kreditor jangka panjang, representatif serikat kcrja, dan bahkan kreditor jangka
pendek lebih memperhatikan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
ketimbang biaya historis atau nilai buku setiap aktiva. Dua konsep berikut dalam audit atas
akun laba dan beban akan diperlukan ketika mempertimbangkan tujuan laporan Laba Rugi :
1. Penandingan Laba dan Beban Periodik diperlukan untuk menentukan hasil operasi
yang tepat.
2. Aplikasi prinsip-prinsip akuntansi yang konsisten selama periode yang berbeda
diperlukan untuk komparabilitas.
Kedua konsep tersebut harus diterapkan ketika mencatat setiap transaksi dan
mengkombinasikan akun dalam buku besar umum demi penyajian laporan.
Audit atas akun Laba dan Beban berkaitan secara langsung dengan neraca dan bukan
merupakan bagian terpisah dari proses audit. Review ini menunjukkan sifat keterikatan di
antara bagian-bagian audit yang berbeda dengan pengujian akun laba dan beban. Bagian
audit yang mempengaruhi akun-akun tersebut adalah :
1. Prosedur Analitis
2. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
3. Pengujian atas rincian saldo
Prosedur Analitis
Prosedur analitis harus dianggap sebagai bagian dari pengujian atas kewajaran penyajian
baik akun neraca maupun laporan laba rugi. Tabel 20-5 menunjukkan beberapa prosedur
analitis dan salah saji yang mungkin terungkap dalam audit atas akun laba dan beban.
Membandingkan setiap beban dengan Lebih saji atau kurang saji saldo akun beban
tahun sebelumnya.
Membandingkan setiap saldo aktiva dan Lebih saji atau kurang saji akun neraca yang
kewajiban dengan tahun sebelumnya juga akan mempengaruhi akun laporan laba
rugi (sebagai contoh, salah saji persediaan
mempengaruhi harga pokok penjualan)
Membandingkan setiap beban dengan Salah saji beban dan akun neraca yang
yang dianggarkan berhubungan
Membandingkan presentase marjin kotor Salah saji harga pokok penjualan dan
dengan tahun sebelumnya persediaan
Membandingan beban asuransi dibayar Salah saji beban asuransi dan asuransi
di muka dengan tahun sebelumnya dibayar dimuka
Membandingkan beban komisi yang Salah saji beban komisi dan komisi akrual
dibagi dengan penjualan dengan tahun
sebelumnya
Membandingkan setiap beban Salah saji setiap beban manufaktur dan akun
manufaktur yang dibagi dengan total neraca yang berhubungan
beban manufaktur dengan tahun
sebelumnya
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
Sarana yang paling penting untuk memverifikasi banyak akun laporan laba rugi
pada setiap siklus transaksi adalah memahami pengendalian internal dan pengujian
pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi yang berhubungan. Sebagai contoh,
jika auditor menyimpulkan setelah melakukan pengujian yang memadai bahwa risiko
pengendalian dapat dinilai secara layak sebagai rendah untuk transaksi dalam siklus akuisisi
dan pembayaran, satu – satunya verifikasi tambahan terhadap akun laporan laba rugi yang
berhubungan, seperti utilitas, iklan, dan pembelian, akan dilakukan melalui pelakasanaan
prosedur analisis dan pengujian pisah batas. Akan tetapi, akun laba dan beban tertentu sama
sekali tidak diverifikasi oleh pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi,
sementara yang lainya harus diuji secara efektif oleh pengujian substantif lainnya. Hal
tersebut akan dibahas nanti.
Auditor harus menganalisis jumlah yang tercantum dalam laporan laba rugi tertentu
walaupun pengujian yang telah disinggung sebelumnya sudah dilakukan. Kemudian , kita
akan memebahas arti dan metodologi analisis akun sebelum bergerak ke pembahasan
mengenai kapan analisis akun beban dianggap tepat.
Akun bebas reparasi dan pemeliharaan untuk menentukan apakah mereka telah
salah mencatumkan transaksi property, pabrik, dan peralatan.
Beban sewa dan lease guna menentukan kebutuhan untuk mengkapitalisasi lease.
Beban hokum untuk menetukan apakah ada kewajiban kontinjen yang pontesial,
perselisihan, tindakan illegal, atau masalah hokum lainnya yang dapat
mempengaruhi laporan keuangan.
Akun utilitas, beban perjalananan, dan iklan jarang dianalisis kecuali prosedur analisis
menunjukan tingginya potensi salah saji yang material.
Auditor sering sekali menganalisis transaksi akun beban sebagai bagian dari verifikasi
aset terkait. Sebagai contoh, sudah umum bagi auditor untuk menganalisis
reparasi dan pemeliharaan sebagai bagian dari memverivikasi aset tetap, dan beban asuransi
sebagai bagian dari pengujian asuransi dibayar di muka.
Beberapa akun beban berasal dari alokasi ( allocation ) data akuntansi dan bukan
dari transaksi dikret. Beban semacam itu termasuk penyusutan, deplesi, dan amortisasi hak
cipta dan biaaya katalog. Alokasi biaya overhead manufaktur antara persediaan dan harga
pokok penjualan merupakan contoh jenis alokasi lainnya yang mempengaruhi beban.
Jenis alokasi lainnya yang secara langsung memepengaruhi laporan keuangan akan
muncul karena umur aset yang lebih singkat akan jatuh tempopada tanggal neraca. Hal
tersebut dapat mencakup sewa dan asuransi dibayar di muka. Terakhir standar akuntansi
mengharuskan alokasi biaya antara beban manufaktur periode berjalan dan persediaan
sebagai cara untuk merefleksikan semua biaaya pembuatanproduk.
Dalam mengaudit alokasi pengeluaran seperti asurasi dibyar dimukan dan overhead
manukfactur, dua pertimbangan yang paling penting adalah mengacu pada standart
akuntansi dan kosistensi dengan periode sebelumnya. Dua prosedur audit yang paling
penting untuk mengaudit alokasi adalah pengujian atas kelayakan secara keseluruhan
dengan menggunakan prosedur analisis dan penghitungan ulang hasil klien.
Biasanya auditor melakasanakan pengujian tersebut sebagai bagian audit atas akun
aset atau kewajiban terkait. Hal ini meliputi memverifikasi beban penyusutan sebagai
bagian dari audit property, pabrik, dan pealatan, pengujian amortasi paten sebagai bagian
dari memverifikasi paten baru atau pelepasan paten yang ada, dan memverifikasi alokasi
antara persediaaan serta harga pokok penjualaan sebagai bagian dari audit persediaan.