Anda di halaman 1dari 14

Makalah Auditing dan Jasa Assurance 2

“Menyelesaikan Pengujian Dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran: Verifikasi Akun


Terpilih”

Dosen Pembimbing :
Ruci Arizanda Rahayu, SE, MSA, Ak, CA
Oleh :
Kelompok 6
Alvira Priti Nadya (172010300013)
Reza Claudya Firdaus (172010300019)
Sintya Andriani Fauzi (172010300026)
Aprimianti Sukma W. (172010300039)
Evinka Wijayanti (172010300048)
Ratna Dewi Puspita (172010300050)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS BISNIS HUKUM DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
MARET 2020
A. Jenis Akuisisi Lain Dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Banyak akun khusus yang terkait dengan transaksi dalam siklus akuisisi dan
pembayaran. Jenis aset, beban, dan kewajiban bagi banyak perusahaan akan berbeda,
terutama yang berkecimpung dalam industri selain ritel, grosir, dan manufaktur. Dalam
bab ini, masalah yang berkaitan dengan beberapa akun kunci lainnya dalam siklus ini
akan dibahas, terutama audit atas:
- Properti, pabrik, dan peralatan
- Beban dibayar dimuka
- Kewajiban lainnya
- Akun laba dan beban
B. Audit Atas Properti, Pabrik, dan Peralatan
Properti, pabrik, dan peralatan adalah aset yang memiliki umur yang diharapkan lebih
dari satu tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak diperoleh untuk dijual kembali.
Tujuan penggunaan aset itu sebagai bagian dari operasi bisnis klien dan umur
diharapkannya yang lebih dari satu tahun merupakan karakteristik yang signifikan yang
membedakan aset tersebut dengan persediaan, beban dibayar dimuka, dan investasi.
Karena audit atas akun properti, pabrik, dan peralatan serupa, salah satu contohnya
(peralatan) akan digunakan untuk mengilustrasikan pendekatan ketikan mengaudit
ketiga jenis akun. Perbedaan yang signifikan dalam verifikasi atas jenis akun lainnya
akan dibahas ketika hal itu muncul.
Tinjauan atas Akun yang Berkaitan dengan Peralatan
Pendebetan ke peralatan berasal dari siklus akuisisi dan pembayaran. Karena sumber
debet akun aset adalah jurnal akuisisi, sistem akuntansi biasanya telah diuji untuk
mencatat penambahan peralatan pada periode berjalan sebagai bagian dari pengujian
atas siklus akuisisi dan pembayaran.
Catatan akuntansi yang utama untuk peralatan serta akun properti, pabrik, dan peralatan
lain umumnya berupa file induk aset tetap (fixed asset master file). File induk ini
meliputi catatan yang terinci atas setiap bagian peralatan dan jenis properti lainnya yang
dimiliki. Setiap catatan yang ada dalam file mencantumkan deskripsi aset, tanggal
akuisisi, biaya awal, penyusutan tahun berjalan, dan akumulasi penyusutan properti.
Total semua catatan dalam file induk sama dengan saldo buku besar umum untuk akun-
akun terkait: peralatan, beban penyusutan, dan akumulasi penyusutan. File induk juga
berisi informasi mengenai properti yang diperoleh dan dibuang selama tahun
bersangkutan.
Auditor membedakan cara memverifikasi peralatan dengan akun aset lancar karena tiga
alasan:
1. Biasanya akuisisi peralatan jarang dilakukan pada periode berjalan, terutama
peralatan berat yang digunakan dalam proses manufaktur.
2. Jumlah setiap akuisisi sering kali material.
3. Peralatan mungkin tetap disimpan dan dicatat dalam catatan akuntansi selama
beberapa tahun.
Karena perbedaan tersebut, audit atas peralatan lebih menekankan pada verifikasi
akuisisi yang dilakukan pada periode berjalan dan bukan saldo akun yang dibawa dari
tahun sebelumnya. Umur ekspektasi dari aset diatas satu tahun memerlukan akun beban
penyusutan dan akumulasi penyusutan yang diverifikasikan sebagai bagian dari audit
atas aset. Terakhir, peralatan dapat dijual atau dibuang, yang akan menimbulkan ayat
jurnal keuntungan atau kerugian yang mungkin perlu diverifikasi oleh auditor.
Walaupaun pendekatan untuk memverifikasi peralatan berbeda dengan yang digunakan
untuk aset lancar, beberapa akun aset lainnya diverifikasi dengan cara yang sama. Hal
tersebut termasuk paten, hak cipta, biaya katalog, serta semua akun properti, pabrik,
peralatan. Dalam audit atas peralatan dan akun-akun terkait, auditor harus memisahkan
pengujian kedalam kategori berikut:
- Melaksanakan prosedur analitis
- Memverifikasi akuisisi tahun berjalan
- Memverifikasi pelepasan atau pembuangan tahun berjalan
- Memverifikasi saldo akhir tahun aset
- Memverifikasi beban penyusutan
- Memverifikasi saldo akhir akumulasi penyusutan
Melaksanakan Prosedur Analitis
Seperti dalam semua bidang audit, jenis prosedur analitis tergantung pada sifat operasi
klien. Sebagian besar prosedur analitis yang tipikal menilai kemungkinan salah saji
yang material dalam beban penyusutan dan akumulasi penyusutan.
Memverifikasi Akuisisi Tahun Berjalan
Perusahaan harus mencatat penambahan selama tahun berjalan dengan benar karena
aset memiliki pengaruh jangka panjang terhadap laporan keuangan. Kegagalan untuk
mengkapitalisasi aset tetap, atau mencatat akuisisi pada jumlah yang salah, akan
mempengaruhi neraca hingga perusahaan melepas atau membuang aset itu. Laporan
laba rugi juga akan terpengaruh hingga aset itu telah sepenuhnya disusutkan. Karena
pentingnya akuisis periode berjalan dalam audit perlatan, auditor menggunakan tujuh
dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo sebagai kerangka referensi bagi
pengujian atas rincial saldo: eksistensi, kelengkapan, keakuratan, klasifikasi, pisah
batas, detail tie-in, serta hak dan kewajiban. Biasanya eksistensi, kelengkapan,
keakuratan, klasifikasi, dan hak merupakan tujuan utama bagi bagian audit ini.
Seperti pada semua bidang audit lainnya, pengujian audit aktual dan ukuran sampel
sangat tergantung pada materialistis kinerja, risiko inheren, dan penilaian risiko
pengendalian. Materialistis kinerja merupakan hal yang penting untuk memverifikasi
penambahan tahun berjalan karena terinteraksi tersebut bervariasi dari jumlah yang
tidak material dalam beberapa tahun hingga sejumlah besar akuisisi yang signifikan
dalam tahun lainnya.
Titik awal untuk memverifikasi akuisisi tahun berjalan umumnya skedul yang diperoleh
dari klien menyangkut semua akuisisi yang dicatat pada akun properti, pabrik dan
peralatan dibuku besar umum selama tahun tersebut. Klien memperoleh informasi ini
dari file induk properti. Skedul yang tipikal memuat daftar setiap penambahan secara
terpisah dan mencantumkan tanggal akuisisi, vendor, deskripsi, notasi apakah barang
tersebut baru atau bekas, umur aset untuk tujuan penyusutan, metode penyusutan, dan
biaya atau harga perolehannya.
Pengujian audit yang paling umum untuk memverifikasi penambahan adalah memeriksa
faktur vendor. Pengujian tambahan, selain yang dilakukan sebagai bagian dari
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, sering kali juga
diperlukan karena kompleksitas dari banyak transaksi peralatan dan materialitas
jumlahnya. Luas pengujian tergantung pada risiko pengendalian yang dinilai auditor
atas akuisisi dan materialitas penambahan tersebut.
Dalam menguji akuisisi, auditor harus memahami standar akuntansi untuk memastikan
bahwa klien mengikuti persyaratan terkait. Auditor juga harus mengetahui kebijakan
kapitalisasi klien untuk menentukan apakah akuisisi telah diperlakukan secara konsisten
dengan tahun-tahun sebelumnya.
Auditor juga harus memverifikasi transaksi yang tercatat menyangkut ketepatan
klasifikasinya. Auditor juga harus memeriksa apakah klien memiliki hak untuk
mencatat peralatan sebagai aset. Auditor sering memeriksa kontrak pembelian atau lease
untuk menentukan apakah kapitalitas peralatan sudah tepat.
AUDIT BEBAN DIBAYAR DIMUKA
Beban dibayar di muka, beban yang ditangguhkan, dan aset tidak berwujud adalah aset
yang umurmya bervariasi dari beberapa bulan hingga beberapa tahun. Hal tersebut
termasuk :
• Merek dagang
• Sewa dibayar dimuka
• Biaya organisasi
• Pajak dibayar dimuka
• Asuransi dibayar dimuka
• Merk dagang
• Beban yang ditangguhkan
• Hak cipta
• Goodwill
Dalam beberapa kasus, akun-akun tersebut sangat material. Akan tetapi, dalam audit
khusus, perusahaan tidak memilika banyak akun semacam itu atau jumlahnya untuk
material.
Prosedur analitis sering kali sudah mencukupi untuk beban dibayar di muka, beban
yang ditangguhkan, dan aset tidak berwujud. Dalam audit tertentu, beberapa dari aset
tersebut dapat menjadi signifikan dan melibatkan pertimbangan yang kompleks.
Sebagai contoh, audit atas barang tak berwujud seperti goodwill sangat bergantung pada
pengetahuan auditor tentang sifat bisnis dan industri klien, serta membutuhkan
pengujian atas asumsi yang signifikan dari manajemen, model Penilaiannya, dan data
dasar yang digunakan sebagal input bagi model itu. Mengingat rumitnya evaluasi
barang tak berwujud, auditor sering melibatkan spesialis penilaian mengalami
penurunan.
Dalam bagian ini, kita akan membahas beberapa pengendalian internal khusus dan
pengujian audit terkait yang biasanya berkaitan dengan beban dibayar di muka. Dlam
pembahasan berikut, contoh audit atas asuransi dibayar di muka akan gunakan sebagai
representatif akun kelompok ini karena:
1. Asuransi dibayar di muka ditemukan pada sebagian besar audit hampir semua
perusahaan memiliki beberapa jenis asuransi.
2. Masalah yang umumnya dihadapi dalam audit asuransi dibayar di muka
merupakan hal yang umum bagi kelas akun ini
3. Taggung jawab auditor untuk mereview cakupan asuransi merupakan
pertimbangan tambahan yang tidak ditemukan pada akun lainnya dalam kategori
ini

Tinjauan terhadap Asuransi Dibayar Dimuka


Gambar 19-2 mengilustrasikan akun yang umumnya digunakan untuk asuransi dibayar di
muka serta hubungan antara asuransi dibayar di muka dan siklus akuisisi dan pembayaran
melalui pendebetan ke akun asuransi dibayar di muka. Pembayaran premi asuransi sebagian
telah diuji dengan menggunakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi akuisisi serta pengeluaran kas.
Pengendalian internal
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dapat dengan
mudah dibagi kedalam tiga kategori: pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan
asuransi, pengendalian terhadap register asuransi, dan pengendalan terhadap penghapusan
beban asuransi. Pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi merupakan bagian
dari siklus akuisisi dan pembayaran. Sejalan dengan prosedur yang dibahas dalam siklus
tersebut, otorisasi yang tepat atas polis asuransi yang baru dan pembayaran premi asuransi
merupakan pengendalian yang penting.
Register asuransl (insurance register) adalah catatan polis asuransi yang berlaku dan
tanggal jatuh tempo setiap polis. Auditor menggunakan register asuransi untuk
mengidentifikasi polis yang berlaku terkait dengan akun asuransi dibayar di muka. Syarat
dan jumlah pembayaran polis yang berlaku dicantumkan dalam register. Karena syarat dan
jumlah itu menyediakan dasar untuk menentukan jumlah asuransi dibayar di muka, auditor
secara independen akan memverifikasi tersebut ke polis asuransi atau kontrak yang
mendasari.
Perusahaan sering kali memiliki ayat jurnal bulanan standar untuk mereklasifikasi asuransi
dibayar di muka sebagai beban asuransi. Jika diperlukan ayat jurnal yang signifikan untuk
menyesualkan saldo asuransi dibayar di muka pada akhir tahun ayat jurnal tersebut
menunjukkan salah saji yang potensial ketika mencatat akuisisi asuransi selama tahun
berjalan stau ketika menghitung saldo akhir tahun asuransi dibayar di muka.
Pengajuan Audit
Dalam audit atas asuransi dibayar di muka, auditor memperoleh skedul dari klien yang
mencantumkan setiap polis yang berlaku:
• Informasi tentang polis, termasuk nomor polis, jumlah cakupan, dan premi tahunan.
• Saldo awal asuransi dibayar di muka
• Pembayaran premi polis.
• Jumlah yang dikenakan ke beban asuransi.
• Saldo akhir asuransi dibayar di muka.

Gambar 19-2 (Asuransi dibayar dimuka dan Akun terkait)

Asuransi dibayar dimuka Beban Asuransi


Saldo Awal beban Asuransi periode berjalan
(1) Akuisisi
(premi
Asuransi)
Saldo akhir

(1) Akuisisi premi asuransi berasal dari siklus akuisisi dan pembayaran
Hal ini dapat diamati dengan mempelajari gambar 18-1

Selama proses audit asuransi dibayar di muka dan beban asuransi, auditor barut mengingat
bahwa jumlah beban asuransi merupakan nilai residu. Satu- satuya pengujian atas saldo
akun beban yang umumnya diperlukan mencakup prosedur analitis dan pengujian untuk
memastikan bahwa semua pembebanan ke beban asuransi berasal dari kredit asuransi
dibayar di muka. Karena pembayaran premi diuji sebagai bagian dari pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi serta prosedur analitis, penekanan
dalam pengujian atas rincian saldo tertuju pada asuransi dibayar di muka.
Saldo awal dan akhir asuransi dibayar di muka kadang-kadang tidak material dan sering
kali ada beberapa transaksi yang didebet dan dikredit ke saldo selama tahun bersangkutan,
di mana sebagian berjumlah kecil dan mudah dipahami. Karena itu, auditor biasanya dapat
menghemat waktu untuk memverifikasi saldo atau transaksi. Jika auditor memutuskan
untuk tidak memverifikasi saldo secara terinci, prosedur analitis akan menjadi sangat
penting untuk mengidentifikasi potensi salah saji yang signifikan. Biasanya auditor
melakukan prosedur analitis terikut untuk asuransi dibayar di muka dan beban asuransi:
• Membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan tahun
sebelumnya.
• menghitung rasio asuransi dibayar di muka terhadap beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun sebelumnya.
• Membandingkan setiap cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang diperoleh
dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujian atas eliminasi polis
tertentu atau perubahan cakupan asuransi.
• Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka yang dihitung selama tahun
berjalan atas dasar polis per polis dengan yang ada pada tahun sebelumnya sebagai
pengujian terhadap kesalahan perhitungan.
• Mereview Cakupan asuransi yang tercantum pada skedul asuransi dibayar dimuka
dengan pejabat klien yang berwenang atau broker asuransi menyangkut
kememadaian cakupan. Auditor tidak boleh menjadi pakar asuransi, tetapi
pemahaman auditor mengetahui tentang akuntansi dan penilaian aset sangat
diperlukan untuk memastikan bahwa perusahaan tidak diasuransikan terlalu rendah.
Bagi banyak audit, tidak ada prosedur substantif tambahan yang diperlukan kecuali
resiko pengendalian dinilai tinggi atau pengujian menunjukkan tingginya kemungkinan
adanya salah saji yang signifikan. Prosedur audit lainnya, yang akan dibahas berikutnya,
hanya harus dilakukan apabila ada alasan khusus antuk melakukannya. Pembahasan kita
mengenai pengujian tersebut menggunakan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
untuk melaksanakan pengujian atas rincian saldo aset. (Nilai realisasi tidak dapat
diterapkan).
Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi Dibayar di Muka Memang Ada dan polis yang
Ada Telah Dicantumkan (Eksistensi dan Kelengkapan). Pengujian atas eksistensi dan
pengabaian polis asuransi yang berlaku dapat dilakukan pada skedul asuransi dibayar di
muka klien dengan salah satu dari dua cara berikut:
1. Memeriksa sampel faktur asuransi dan polis yang berlaku untuk dibandingkan
dengan skedul.
2. Memperoleh konfirmasi informasi asuransi dari agen asuransi perusahan.
Auditor umumnya lebih suka mengirimkan konfirmasi kepada agen asuransi
klien, karena pendekatan ini biasanya tidak terlalu menghabiskan banyak waktu
ketimbang pengujian vouching dan menyediakan verifikasi pihak ketiga.
Klien Memiliki Hak atas Semua Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi Dibayar Di
Muka (Hak). Pihak yang akan menerima manfaat jika klaim diajukan adalah mcreka yang
memiliki hak. Biasanya, penerima yang disebutkan dalam polis adalah klien, tetapi apabila
ada hipotik atau hak gadai lainnya, klaim asuransi mungkin dapat dibayarkan kepada
kreditor. Mereview polis asurani untuk penuntut selain klien merupakan pengujian yang
baik atas kewajiban yang belum tercatat dan aset yang digadaikan.
Jumlah Dibayar di Muka pada Skedul Sudah Tepat dan Totalnya Sudah
Dijumlahkan dengan Benar serta Sama dengan Buku Besar Umun (Keakuratan dan
Detail Tie-In). Pengujian audit untuk memverifikasi keakuratan asuransi dibayar di muka
melibatkan verifikasi jumlah premi asuransi, lama periode polis, dan alokasi premi ke
asuransi yang belum jatuh tempo. Jumlah premi untuk polis tertentu dan periode waktunya
dapat diverifikasi pada waktu yang sama dengat pemeriksaan faktur premi atau konfirmasi
dari agen asuransi. Setelah keduanya selesai diverifikasi. perhitungan klien atas asuransi
yang belum jatuh tempo dapat diuji dengan menghitungnya kembali. Skedul asuransi
dibayar di muka tersebut kemadian dapat difooting dan totalnya ditelusuri ke buku besar
umum urak menyelesaikan pengujian detail tie-in
Beban Asuransi yang Berhubungan dengan Asuransi Dibayar di Maka Telah
Diklasifikasikan dengan Benar (Klasifikasi). Klasifikasi yang benar atai pendebetan ke
akun beban asuransi yang berbeda harus direview sebagai pengusan atas laporan laba rugi.
Dalam beberapa kasus, akun beban yang sesuai bersifat nyata karena jenis asuransi, seperti
polis asuransi sebuah peralatan. Dalam kasus lainnya juga diperlukan alokasi. Sebagai
contoh, asuransi kebakaran atas suatu bangunan mungkin memerlukan alokasl ke beberapa
akun, termasuk overhead manufaktur. Membebankan akun yang tepat dan konsistensi
dengan tahun sebelumnya merupukan pertimbangan utama dalam mengevaluasi klasifikasi.
Transaksi Asuransi Telah Dicatat pada Periode yang benar (Pisah Batas). Pisah batas
untuk skuisisi asaranai biasanya bukan merupakan masalah yang signifikan karena jumlah
polisnya kecil dan jumlahnya tidak material. Jika auditor mengecek pisah batas akuisi,
mereka melakukannya sebagai bagian dari pengujian pisah batas utang usaha.

AUDIT AKUN LABA DAN BEBAN

Untuk menyelesaikan pembahasan kita mengenai akun-akun kunci dalam siklus akuisisi
dan pembayaran, akan diberikan suatu tinjauan menyangkut prosedur yang umumnya
digunakan auditor untuk menentukan apakah akun laba dam beban dalam 1aporan
keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima umum. Auditor harus yakin bahwa setiap total laba dan beban yang dicantumkan
dalam laporan laba rugi, serta laba bersih, tidak mengandung salah saji yang material.
Auditor harus menyadari bahwa sebagian besar pengguna laporan keuangan semakin
bergantung pada laporan laba rugi ketimbang neraca untuk membuat keputusan. Investor
ekuitas, kreditor jangka panjang, representatif serikat kcrja, dan bahkan kreditor jangka
pendek lebih memperhatikan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
ketimbang biaya historis atau nilai buku setiap aktiva. Dua konsep berikut dalam audit atas
akun laba dan beban akan diperlukan ketika mempertimbangkan tujuan laporan Laba Rugi :

1. Penandingan Laba dan Beban Periodik diperlukan untuk menentukan hasil operasi
yang tepat.
2. Aplikasi prinsip-prinsip akuntansi yang konsisten selama periode yang berbeda
diperlukan untuk komparabilitas.

Kedua konsep tersebut harus diterapkan ketika mencatat setiap transaksi dan
mengkombinasikan akun dalam buku besar umum demi penyajian laporan.

Pendekatan untuk Mengaudit Akun Laba dan Beban

Audit atas akun Laba dan Beban berkaitan secara langsung dengan neraca dan bukan
merupakan bagian terpisah dari proses audit. Review ini menunjukkan sifat keterikatan di
antara bagian-bagian audit yang berbeda dengan pengujian akun laba dan beban. Bagian
audit yang mempengaruhi akun-akun tersebut adalah :
1. Prosedur Analitis
2. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
3. Pengujian atas rincian saldo

Prosedur Analitis

Prosedur analitis harus dianggap sebagai bagian dari pengujian atas kewajaran penyajian
baik akun neraca maupun laporan laba rugi. Tabel 20-5 menunjukkan beberapa prosedur
analitis dan salah saji yang mungkin terungkap dalam audit atas akun laba dan beban.

Prosedur Analitis untuk Akun Laba dan Beban (Tabel 20-5)

Prosedur Analitis Salah Saji yang mungkin

Membandingkan setiap beban dengan Lebih saji atau kurang saji saldo akun beban
tahun sebelumnya.

Membandingkan setiap saldo aktiva dan Lebih saji atau kurang saji akun neraca yang
kewajiban dengan tahun sebelumnya juga akan mempengaruhi akun laporan laba
rugi (sebagai contoh, salah saji persediaan
mempengaruhi harga pokok penjualan)

Membandingkan setiap beban dengan Salah saji beban dan akun neraca yang
yang dianggarkan berhubungan

Membandingkan presentase marjin kotor Salah saji harga pokok penjualan dan
dengan tahun sebelumnya persediaan

Membandingkan rasio perputaran Salah saji harga pokok penjualan dan


persediaan dengan tahun sebelumnya persediaan

Membandingan beban asuransi dibayar Salah saji beban asuransi dan asuransi
di muka dengan tahun sebelumnya dibayar dimuka

Membandingkan beban komisi yang Salah saji beban komisi dan komisi akrual
dibagi dengan penjualan dengan tahun
sebelumnya

Membandingkan setiap beban Salah saji setiap beban manufaktur dan akun
manufaktur yang dibagi dengan total neraca yang berhubungan
beban manufaktur dengan tahun
sebelumnya
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi

Baik Pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi memiliki


dampak yang secara simultan memverifikasi akun neraca dan laporan laba rugi. Sebagai
contoh, asumsikan auditor menyimpulkan bahwa pengendalian internal sudah memadai
untuk memberikan kepastian yang layak bahwa transaksi yang terjadi daiam jurnal akuisisi,
telah dicatat secara akurat, diklasifikasikan dengan benar, dan dicatat pada waktu yang
tepat. Dengan melakukan hal tersebut, auditor memperoleh bukti mengenai kebenaran
setiap akun neraca, seperti utang usaha dan aktiva tetap, serta akun laporan laba rugi, seperti
iklan dan reparasi. Sebaliknya. pengendalian yang tidak memadai dan salah saji yang
ditemukan melalui pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi
mcnunjukkan kemungkinan adanya salah saji baik dalam laporan laba rugi maupun neraca.

Sarana yang paling penting untuk memverifikasi banyak akun laporan laba rugi
pada setiap siklus transaksi adalah memahami pengendalian internal dan pengujian
pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi yang berhubungan. Sebagai contoh,
jika auditor menyimpulkan setelah melakukan pengujian yang memadai bahwa risiko
pengendalian dapat dinilai secara layak sebagai rendah untuk transaksi dalam siklus akuisisi
dan pembayaran, satu – satunya verifikasi tambahan terhadap akun laporan laba rugi yang
berhubungan, seperti utilitas, iklan, dan pembelian, akan dilakukan melalui pelakasanaan
prosedur analisis dan pengujian pisah batas. Akan tetapi, akun laba dan beban tertentu sama
sekali tidak diverifikasi oleh pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi,
sementara yang lainya harus diuji secara efektif oleh pengujian substantif lainnya. Hal
tersebut akan dibahas nanti.

Auditor harus menganalisis jumlah yang tercantum dalam laporan laba rugi tertentu
walaupun pengujian yang telah disinggung sebelumnya sudah dilakukan. Kemudian , kita
akan memebahas arti dan metodologi analisis akun sebelum bergerak ke pembahasan
mengenai kapan analisis akun beban dianggap tepat.

Analisis akun beban ( expense account analysis ) melibatkan pemerikasaan


auditor terhadap pendokumentasian yang mendasari setiap transaksi jumlah yang tediri dari
rincian total akun beban. Dokumen itu sejenis dengan yang digunakan untuk memeriksa
transaksi sebagai bagian dari pengujian transaksi akuisisi, termasuk faktur, laporan
penerimaan, pesanan pembelian, dan kontrak. Gambar 19 – 4 mengilustrasikam skedul
audit khusus yang menujukan analisis beban untuk beban hokum.
Meskipun analisis akun beban berfokus pada transaksi, pengujian tersebut berbeda
dengan pengujian pengendaliaan dan pengujian substsantif atas transaksi ditujukan untuk
menilai risiko pengendalian. Karena itu, pengujian tersebut menguji kelas transaksi seperti
akuissis, sehingga melibatkan banyak akun yang bebrbeda. Dalam analisis beban dan akun
laporan laba rugi lainnya, auditor memverifikasi transaksi pada akun – akun khusus untuk
menentukan apakah transaksi itu dilakukan klien yang sesuai, diklasifikasikan dengan
benar, dan dicatat secara akurat.

Dengan asumsi pengujian pengendalian dan pengujiaan substantif atas transaksi


memberikan hasil yang memuaskan, umumnya auditor membatasi analisis beban pada akun
tersebut dengan kemungkinan adanya salah saji uji material yang tinggi. Sebagai contoh,
auditor sering kali menganalisis :

 Akun bebas reparasi dan pemeliharaan untuk menentukan apakah mereka telah
salah mencatumkan transaksi property, pabrik, dan peralatan.
 Beban sewa dan lease guna menentukan kebutuhan untuk mengkapitalisasi lease.
 Beban hokum untuk menetukan apakah ada kewajiban kontinjen yang pontesial,
perselisihan, tindakan illegal, atau masalah hokum lainnya yang dapat
mempengaruhi laporan keuangan.

Akun utilitas, beban perjalananan, dan iklan jarang dianalisis kecuali prosedur analisis
menunjukan tingginya potensi salah saji yang material.

Auditor sering sekali menganalisis transaksi akun beban sebagai bagian dari verifikasi
aset terkait. Sebagai contoh, sudah umum bagi auditor untuk menganalisis
reparasi dan pemeliharaan sebagai bagian dari memverivikasi aset tetap, dan beban asuransi
sebagai bagian dari pengujian asuransi dibayar di muka.

Beberapa akun beban berasal dari alokasi ( allocation ) data akuntansi dan bukan
dari transaksi dikret. Beban semacam itu termasuk penyusutan, deplesi, dan amortisasi hak
cipta dan biaaya katalog. Alokasi biaya overhead manufaktur antara persediaan dan harga
pokok penjualan merupakan contoh jenis alokasi lainnya yang mempengaruhi beban.

Alokasi sangatlah penting karena menetukan apakah pengeluaran merupakan suatu


aset atau beban periode berjalan. Jika klien tidak mengikuti standart akuntansi atau lalai
menghitung alokasi secara benar. Laporan keuangan dapat menjadi salah saji secara
material. Alokasi beban seperti penyusutam aset tetap dan amortisasi hak cipta akan
diperlukan karena unsur aset lebih lama dari satu tahun. Harga perolehan awal aset akan
diverifikasi pada saat akuisisi, tetapi pembebannan akan dilakukan selama beberapa tahun.

Jenis alokasi lainnya yang secara langsung memepengaruhi laporan keuangan akan
muncul karena umur aset yang lebih singkat akan jatuh tempopada tanggal neraca. Hal
tersebut dapat mencakup sewa dan asuransi dibayar di muka. Terakhir standar akuntansi
mengharuskan alokasi biaya antara beban manufaktur periode berjalan dan persediaan
sebagai cara untuk merefleksikan semua biaaya pembuatanproduk.
Dalam mengaudit alokasi pengeluaran seperti asurasi dibyar dimukan dan overhead
manukfactur, dua pertimbangan yang paling penting adalah mengacu pada standart
akuntansi dan kosistensi dengan periode sebelumnya. Dua prosedur audit yang paling
penting untuk mengaudit alokasi adalah pengujian atas kelayakan secara keseluruhan
dengan menggunakan prosedur analisis dan penghitungan ulang hasil klien.

Biasanya auditor melakasanakan pengujian tersebut sebagai bagian audit atas akun
aset atau kewajiban terkait. Hal ini meliputi memverifikasi beban penyusutan sebagai
bagian dari audit property, pabrik, dan pealatan, pengujian amortasi paten sebagai bagian
dari memverifikasi paten baru atau pelepasan paten yang ada, dan memverifikasi alokasi
antara persediaaan serta harga pokok penjualaan sebagai bagian dari audit persediaan.

Anda mungkin juga menyukai